Petrel Salju, "Merpati" dari Kutub Selatan



Seekor petrel salju yang sedang mengapung. (Sumber)

Kutub selatan merupakan salah satu tempat yang paling dingin & paling keras di dunia. Tidak banyak hewan yang bisa hidup di tempat ini karena suhu lingkungan yang selalu berada di bawah titik beku & tidak ada tumbuhan hijau yang bisa hidup di sana sehingga populasi hewan-hewannya pun terbatas.

Kebanyakan hewan yang telah teradaptasi untuk hidup di kutub selatan menggantungkan hidupnya dengan memakan hewan-hewan laut. Salah satu dari hewan yang teradaptasi itu adalah burung petrel salju Pagodroma nivea.

Burung petrel salju (snow petrel) sebenarnya adalah 1 dari 16 spesies burung yang termasuk dalam golongan petrel & semuanya termasuk dalam genus Procellariiformes yang memiliki ciri khas berupa hidung berbentuk tabung (tubenose). Semua anggota burung yang disebut petrel adalah burung laut yang tersebar di seluruh dunia, namun kebanyakan dari mereka hanya ditemukan di kutub selatan.

Nama "petrel" pada burung ini berasal dari nama Santo Peter yang konon diceritakan bisa berjalan di atas air. Sementara burung-burung petrel memiliki kebiasaan untuk terbang sambil menyentuhkan kakinya di permukaan air saat mencari makan, sehingga sepintas mereka terlihat seperti sedang "berjalan di atas air".

Burung petrel secara umum memiliki ciri-ciri yang sudah disebutkan di atas, namun mereka memiliki ciri khas berupa bulu polos di seluruh tubuhnya sehingga sepintas penampilannya mirip burung merpati. Mereka hanya ditemukan di kutub selatan & sering menjadi patokan bagi para pelaut yang ingin ke kutub selatan. Caranya adalah jika ada burung petrel salju yang terlihat terbang di atas lautan, maka daratan kutub selatan pasti sudah dekat.

Petrel salju saat terbang. (Sumber)

Mengenai klasifikasinya, burung petrel salju diberi nama ilmiah Pagodroma nivea di mana nama genusnya berasal dari kata Yunani "pagos" yang berarti "es" & "dromos" yang berarti "jalur pelarian" (nampaknya untuk merujuk pada jalur pergerakan gunung es tempat burung ini banyak ditemukan). Sementara "nivea" berasal dari kata Latin "niveus" yang berarti "bersalju".

Burung petrel salju benar-benar teradaptasi untuk hidup di kutub selatan. Lapisan bulu & lemaknya yang tebal membuat burung itu bisa bertahan di tengah udara dingin kutub. Warnanya yang seputih salju membuat ia sulit terlihat oleh predator jika sedang berada di atas permukaan es & bersalju.

Petrel salju juga memiliki semacam kelenjar garam di dekat lubang hidungnya yang berfungsi untuk membuang kelebihan garam sebagai akibat dari seringnya mereka bersentuhan dengan air laut. Selebihnya, burung ini juga teradaptasi untuk terbang & menyergap mangsanya di dekat permukaan laut, mulai dari ikan, cumi-cumi, udang, hingga Crustacea. Burung petrel salju juga mau memakan bangkai hewan kutub & sisa-sisa makanan dari kapal manusia.

Salah satu hal yang menarik mengenai petrel salju adalah caranya mempertahankan diri. Jika sedang berada di darat & merasa terganggu, burung petrel salju akan meludahkan semacam cairan minyak berbau amis ke arah pengganggunya. Cairan berminyak itu sebenarnya adalah cairan hasil pencernaan ikan-ikan makanannya yang berguna untuk meminyaki bulunya sekaligus memberi makan anakan yang masih kecil.

Cairan tersebut berbau sangat menyengat & salah satu peneliti yang pernah terkena cairan minyaknya memaparkan bahwa sekalipun ia sudah mencoba membersihkan diri berkali-kali, bau menyengat dari minyak tersebut tetap tidak berkurang! Adapun hewan-hewan yang menjadi predatornya adalah burung laut lain yang berukuran lebih besar seperti burung petrel raksasa & skua. Sementara saat berada di permukaan laut, mereka rentan diserang paus pembunuh & singa laut.

Induk petrel salju & anaknya. (Sumber)

Burung petrel salju hidup dalam koloni besar yang 1 koloninya bisa berjumlah hingga 700 ekor. Namun mereka - seperti kebanyakan burung kutub selatan - hidup monogami & tidak akan berganti pasangan hingga salah satu dari mereka mati. Telur dari pasangan petrel salju biasanya dikeluarkan pada bulan November & Desember di daerah cekungan pada karang.

Telur selanjutnya akan menetas setelah dierami selama hampir 50 hari. Anakan itu selanjutnya akan dibesarkan bersama-sama & pada usia 7 minggu, sang anakan biasanya sudah bisa terbang. Seekor burung petrel salju bisa tumbuh hingga rentang sayap 80 cm & usia 20 tahun. Namun ada juga yang rentang sayap maksimalnya hanya mencapai 28 cm & mereka dimasukkan dalam subspesies petrel salju minor (Pagodroma nivea minor).  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Procellariiformes
Famili : Procellariidae
Genus : Pagodroma
Spesies : Pagodroma nivea (Forster, 1777)



REFERENSI 

Guillaume Dargaud's website - Antarctic Birds
Ocean Wanderes - Snow Petrel
Wikipedia - Snow Petrel

 





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.