Siput Kerucut, Pemanah Mematikan dari Lautan



Siput kerucut dari spesies Conus geographus. (Sumber)

Hehehe, karena semua orang bicara soal keong racun, saya pikir tidak ada salahnya membuat artikel yang ada hubungannya sedikit soal keong. Bukan, kita bukan mau bicara soal lagu dangdut "keong racun", tapi keong racun aslinya. Penasaran? Oke, silakan lanjut ke bagian berikutnya sambil bersama-sama menyanyikan lagu keong rac...  emm, lupakan saran yang terakhir. Daripada berlama-lama, langsung saja kita lanjut ke paragraf berikutnya.

Keong racun yang dimaksud di sini adalah sejenis siput laut dari famili Conidae. Nama "conidae" diberikan karena cangkang hewan ini yang berbentuk seperti kerucut simetris (cone). Ada lebih dari 500 spesies hewan yang bisa digolongkan sebagai keong racun kerucut. Ukuran mereka bervariasi di mana yang terbesar ukurannya bisa mencapai 20 cm lebih. Spesies yang besar umumnya ditemukan di perairan hangat yang dangkal dengan topografi berpasir atau berbaru-batu, termasuk di Indonesia. Sejumlah literatur berbahasa Indonesia menyebut keong racun ini sebagai keong laut Conidae, siput dengkek, atau siput kerucut.

Siput kerucut merupakan hewan yang populer di kalangan kolektor cangkang siput karena hewan ini memiliki cangkang yang unik & khas. Cangkang siput kerucut berbentuk lonjong panjang dengan bagian belakang berbentuk spiral pendek & celah panjang di bawahnya sebagai penghubung tubuh siput yang lunak dengan cangkang. Selain itu, beberapa spesies dari laut tropis juga memiliki cangkang yang indah & berwarna warni sehingga semakin menarik minat orang untuk mengoleksinya & lebih lanjut, menaikkan harga jualnya.

Macam-macam cangkang dari siput kerucut. (Sumber)

Berkebalikan dengan penampilannya yang kelihatan tidak berbahaya, siput kerucut adalah pemburu yang ganas. Mayoritas hidup dengan memakan cacing & siput laut, sementara sebagian kecilnya yang berukuran besar & banyak ditemukan di perairan hangat Indo-Pasifik hidup dengan berburu ikan. Karena cara bergeraknya yang lambat, kita mungkin bingung bagaimana hewan ini menangkap mangsa seperti ikan yang bisa bergerak cepat & bebas. Jawabannya adalah, siput ini bisa melumpuhkan mangsa dengan memakai racunnya.

Ada 2 organ dalam yang penting bagi siput ini untuk berburu : kelenjar racun & kantung penghasil radula, semacam jarum kecil yang dipakai sebagai anak panah berburu. Mula-mula, radula dari siput akan dialirkan ke semacam belalai di depan kerongkongannya sambil dilumuri dengan racun dari kelenjarnya. Hal selanjutnya yang perlu dilakukan siput adalah mencari mangsanya dengan mendeteksi zat-zat kimia terlarut dalam air. Belalai penembaknya selalu berada dalam keadaan terisi radula sehingga saat sedang tidak berburu sekalipun, siput ini selalu siap memakai radulanya untuk mempertahankan diri.

Ketika siput kerucut merasakan keberadaan mangsanya, siput kerucut akan segera mengulurkan keluar belalainya. Oh ya, hampir lupa, siput ini bisa menarik belalai penembak radulanya itu keluar masuk & bisa membengkokannya ke mana saja, bahkan ke belakang. Ketika mangsa sudah berada dalam jangkauan tembaknya, siput kerucut akan menembakkan radula beracunnya ke arah musuh. Racunnya begitu kuat sehingga ikan yang tertembak akan lumpuh seketika. Siput kerucut selanjutnya hanya perlu mendekati ikan yang sudah pingsan itu & menelannya bulat-bulat.


Siput kerucut yang sedang makan. (Sumber)


RACUN YANG DITAKUTI & DICARI MANUSIA

Racun dari siput kerucut (disebut conotoxin) yang berukuran kecil umumnya tidak berbahaya bagi manusia karena sengatannya tidak lebih kuat dari sengatan tawon. Namun untuk spesies yang berukuran besar & hidup dari berburu ikan, itu lain soal. Hingga sekarang, tercatat 33 orang di seluruh dunia meninggal akibat racun dari siput kerucut.

Kasus yang sering terjadi adalah penyelam yang tidak tahu memegang siput kerucut di dasar laut & kemudian tersengat. Radula dari beberapa spesies bahkan diketahui bisa menembus pakaian penyelam! Efek yang umum tercipta akibat terkena conotoxin adalah kesulitan bernapas, mata berkunang-kunang, tekanan darah turun, & dalam kasus yang jarang, kematian dalam jangka waktu beberapa jam sejak tersengat.

Karena conotoxin memiliki struktur molekul yang kompleks, hingga sekarang tidak ada penawar untuk racun itu. Penanganan yang biasa diberikan umumnya hanyalah pemberian bantuan penunjang kehidupan semisal suplai oksigen & tubuh selanjutnya akan menetralisir sendiri racun yang masuk hingga hilang. Suatu proses yang bisa memakan waktu antara beberapa jam hingga berminggu-minggu, bergantung dari seberapa kuat ketahanan tubuh korban.

Siput kerucut ketika "menembak" ikan mangsanya. (Sumber)

Ada beberapa spesies siput kerucut yang diketahui mematikan bagi manusia di mana 2 di antaranya (Conus geographus & Conus textile) ditemukan di Indonesia & sempat membuat kegemparan. Tahun 1705 di Maluku misalnya, seorang pakar dari Belanda bernama G. E. Rumphus memberitakan bahwa ada bencana penyakit misterius yang menimpa 16 orang & 1 orang wanita di antara mereka meninggal dunia. Belakangan diketahui, kematian wanita itu terjadi akibat disengat siput kerucut di laut.

Walaupun berbahaya, nyatanya orang-orang tetap tertarik untuk "mengoleksi" racun siput kerucut. Sebabnya adalah komponen kimiawi dari conotoxin yang kompleks memungkinkannya untuk diolah menjadi obat-obatan, terutama obat-obatan saraf. Salah satu contohnya adalah produk penghilang rasa sakit (painkiller) dengan nama Prialt atau Ziconotide yang ditemukan oleh peneliti AS pada tahun 2004. Potensi pengembangan lain dari conotoxin adalah sebagai pengganti morfin, obat epilepsi, Parkinson, & mempercepat penyembuhan organ saraf pasca operasi.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Superfamili : Conoidea
Famili : Conidae
Subfamili : Coninae
Genus : Conus (Linnaeus, 1758)



REFERENSI

Sir Thomas Browne - Conus geographus Linnaeus 1758
Wikipedia - Conus
Mudjiono. "Jenis-Jenis Keong Laut Berbisa dari ... Biologinya".

 





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



5 komentar:

  1. PERTAMAX!! muahahahahaha...
    *baca dulu* :P

    BalasHapus
  2. gila.. syerem banget tuh keong... :o
    nyengat kayak tawon.. :o

    BalasHapus
  3. wea idem ama mas ARI, harus hati-hati nick ke pantai, salam kenal suwun

    BalasHapus
  4. Pertamax .. !! haha
    jde Lgu Keong Racun Yg asli tuch Ini barang na (?)
    ckckc xP

    BalasHapus
  5. podium sikat abisss, buakaaarrrr....

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.