Sotong Raksasa Australia, Sotong Terbesar di Dunia



(Sumber)

Sotong adalah nama sejenis hewan laut dari kelas Cephalopoda di mana hewan-hewan yang merupakan anggota dari kelas tersebut dicirikan dengan tubuhnya yang lunak & kepalanya yang berlengan. Selain sotong, hewan-hewan yang merupakan anggota kelas Cephalopoda adalah cumi-cumi, gurita, & nautilus. Secara garis besar, sotong memiliki ciri khas berupa adanya sirip yang memanjang dari pangkal leher sampai ujung ekor, tubuh yang tambun tapi cenderung runcing, & adanya cangkang dalam yang bentuknya pipih melebar.

Ada begitu banyak jenis sotong yang tersebar di berbagai penjuru lautan. Namun, artikel kali ini akan fokus membahas soal sotong raksasa Australia. Sotong raksasa Australia (Australian giant cuttlefish; Sepia apama) - sesuai namanya - hanya ditemukan di perairan laut Australia & Tasmania. Embel-embel nama "raksasa" sendiri diberikan karena ukuran sotong ini yang bisa mencapai 50 cm. Kendati tubuhnya memang tidak sebesar cumi-cumi atau gurita raksasa yang panjangnya bisa mencapai beberapa meter, ukuran tubuh sotong raksasa Australia sudah cukup untuk membuatnya menjadi spesies sotong terbesar di dunia.

Layaknya anggota Cephalopoda yang lain, sotong juga mampu mengubah warna & teksur kulitnya dengan cepat. Begitu lihainya kemampuan sotong dalam mengubah-ubah warna & teksur kulitnya sehingga mereka kerap dijuluki sebagai "bunglon dari laut". Kemampuan sotong untuk mengubah-ubah warna kulitnya dengan cepat tersebut tidak lepas dari keberadaan sel-sel pigmen berwarna-warni yang bernama kromatofor pada kulitnya di mana dalam 1 mm persegi, terdapat sekitar 200 sel pigmen kromatofor.

Seekor sotong raksasa Australia di dekat seoranag penyelam. (Sumber)

Bila sotong ingin mengubah warna kulitnya menjadi warna tertentu, maka ia akan mengerutkan otot-otot tertentu agar pigmen kromatofor dengan warna yang diinginkannya langsung aktif.  Tujuan utama sotong mengubah-ubah warna kulitnya adalah untuk keperluan penyamaran & berkomunikasi dengan sotong lainnya.

Namun, sotong tidak hanya mengandalkan kamuflase untuk melindungi dirinya. Sotong juga mampu menyemprotkan tinta ke arah musuh melalui kantong tinta yang terletak di dalam saluran sifon, dekat pangkal kepala. Sementara musuhnya menjadi terkejut & sulit melihat dengan jelas akibat terhalang oleh tinta, sotong akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melarikan diri.



PERILAKU & CARA HIDUP

Sotong raksasa Australia bukanlah hewan yang banyak bergerak. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan berdiam diri sambil berkamuflase atau berenang lambat-lambat dengan menggelombangkan sirip di samping tubuhnya. Namun jika diperlukan, sotong juga bisa bergerak lebih cepat dengan cara menyemprotkan air bertekanan tinggi dari saluran sifonnya & mendorong tubuhnya ke arah yang berlawanan dengan arah keluarnya air dari sifon. Saluran sifon tersebut juga bisa diubah-ubah arahnya sehingga sotong bisa bergerak dengan cepat ke arah depan, belakang, samping, atau bahkan ke atas.

Telur-telur sotong. (Sumber)

Seperti halnya kerabatnya sesama hewan Cephalopoda seperti cumi-cumi & gurita, sotong raksasa Australia adalah hewan karnivora yang berarti ia hidup dari memangsa hewan laut lainnya. Makanannya sendiri mencakup hewan-hewan seperti udang, kepiting, & ikan kecil. Dalam berburu, sotong banyak mengandalkan kemampuannya berkamuflase untuk mendekati mangsanya tanpa ketahuan. Jika mangsanya sudah berada dalam jangkauannya, sotong secara mendadak akan menjulurkan sepasang tentakelnya yang panjang, menariknya ke arah mulut, & kemudian mencabiknya dengan mulutnya yang berbentuk seperti paruh keras.

Musim kawin sotong berlangsung antara bulan April hingga Juli di mana pada periode itu, ribuan ekor sotong akan berkumpul di tempat yang sama, yaitu di kawasan Teluk Spencer. Saat musim kawin ini pula, warna kulit sotong juga menjadi lebih berwarna-warni - kontras dengan warna kulitnya yang cenderung redup saat berkamuflase. Sotong-sotong yang berkumpul di musim kawin cenderung beraktivitas lebih dekat ke permukaan laut sehingga periode migrasi massal sotong raksasa Australia saat kawin pun selalu menjadi kesenangan & atraksi tersendiri bagi para penyelam yang melihatnya.

Ritual kawin antara jantan & betina berlangsung ketika keduanya saling merangkaikan lengannya. Hal berikutnya yang terjadi adalah betina mengeluarkan telur-telur yang sudah dibuahi ke permukaan karang, sementara pejantan menjaga wilayah sekitar tempat telur-telur tersebut diletakkan. Entah karena terlalu lemah usai bertelur atau alasan lainnya, sotong betina akan selalu mati setelah mengeluarkan telur-telurnya. Namun kematiannya tidak akan sia-sia karena dari telur-telur yang dikeluarkan inilah, generasi penerusnya siap dilahirkan. Telur-telur dari sotong raksasa sendiri memerlukan waktu antara 3-5 bulan untuk menetas.


Peta lokasi Teluk Spencer di Australia selatan (lingkaran merah). (Sumber)


ANCAMAN TERBESAR : MANUSIA

Sejak dekade 90-an, sotong raksasa Australia mulai menjadi salah satu target perikanan komersial setempat di mana jumlah sotong Australia raksasa yang ditangkap dari alam mencapai hampir 500 ton per tahunnya. Aktivitas perikanan terutama mulai memunculkan kekhawatiran karena para nelayan umumnya menargetkan sotong-sotong yang sedang berkumpul saat musim kawin sehingga ketika ditangkap, sotong-sotong tersebut tidak sempat menghasilkan keturunan lagi sehingga mereka tidak memiliki generasi penerus & populasi mereka di alam pun mengalami penurunan tajam.

Aneka upaya sudah dilakukan untuk mencegah kepunahan sotong raksasa Australia di alam, salah satunya adalah dengan melarang para nelayan menangkap sotong raksasa Australia di Teluk Spencer, lokasi di mana sotong-sotong Australia berkumpul dalam jumlah besar saat musim kawin. Sebuah usulan untuk menjadikan perairan selatan Australia sebagai cagar alam yang bebas dari aktivitas manusia juga telah diajukan. Di tahun 2010, muncul juga usulan untuk menjadikan spesies sotong raksasa Australia sebagai hewan yang terancam punah, namun usulan itu ditolak karena populasi sotong raksasa Australia di luar kawasan Teluk Spencer masih dianggap cukup melimpah.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Sepiida
Famili : Sepiidae
Genus : Sepia
Spesies : Sepia apama (Gray, 1849)



REFERENSI

ARkive - Giant cuttlefish videos, photos, and facts
Unique Australian Animals - Giant Australian Cuttlefish
Wikipedia - Cuttlefish
Wikipedia - Sepia apama

 




COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



1 komentar:

  1. Nice artikel. Baru tahu aku ada hewan laut namanya sotong dan melihat dari jumlahnya sedikit, sudah semestinya kita sebagai manusia juga turut menjaganya agar tidak punah.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.