Rhea, Burung Raksasa dari Benua Amerika



Burung rhea dari spesies Rhea americana. (Sumber)

Kalau kita mendengar kata burung, maka pasti hampir semua dari kita akan membayangkan hewan berbulu & berparuh yang bisa terbang. Well, bayangan tersebut tidak sepenuhnya salah karena memang seperti itulah karakteristik dari sebagian besar burung yang dikenal oleh manusia. Kendati demikian, ada juga burung-burung yang tidak bisa terbang kendati memiliki sayap. Salah satu dari contoh burung tersebut adalah burung rhea, topik pembahasan dari artikel kali ini.

Rhea adalah nama yang diberikan untuk jenis burung yang tidak bisa terbang (istilah ilmiahnya adalah "ratite") & aslinya berasal dari kawasan Amerika Selatan. Secara fisik, rhea memiliki kemiripan dengan burung unta, namun rhea memiliki pewarnaan yang didominasi oleh warna coklat kelabu & rhea juga hanya memiliki 3 jari pada kakinya (burung unta memiliki 4 jari). Nama "rhea" berasal dari nama dewi mitologi Yunani "Rhea", namun alasan pemakaian nama dewi Yunani untuk menyebut jenis burung yang bersangkutan sendiri tidak begitu diketahui.



PERBEDAAN & PERSAMAAN ANTAR SPESIES

Ada 2 spesies rhea yang sudah diketahui manusia, yaitu rhea Amerika (Rhea americana) & rhea Darwin (Rhea pennata). Penampilan kedua spesies tersebut secara sepintas tidak berbeda, namun rhea Darwin berukuran sedikit lebih kecil dibandingkan rhea Amerika. Bila rhea Amerika bisa mencapai tinggi maksimal 1,5 m, rhea Darwin tinggi maksimalnya hanya sekitar 1 m kurang. Perbedaan lainnya, habitat asli dari rhea Amerika mencakup wilayah Amerika Selatan bagian timur & tenggara, sementara rhea Darwin habitat aslinya berada di wilayah Amerika Selatan bagian selatan & barat daya.

Walaupun memiliki persebaran yang berbeda, masing-masing spesies rhea pada dasarnya memiliki habitat kesukaan yang serupa : padang terbuka di kawasan dataran tinggi dengan rerumputan yang tinggi & kadang-kadang disertai beberapa pohon besar. Bukan tanpa alasan rhea memilih habitat seperti itu. Selain karena habitat tersebut memiliki makanan yang melimpah, rerumputan yang tinggi juga membantu rhea menyamarkan diri dengan lingkungan sekitarnya. Tak hanya itu, habitat berupa padang terbuka membantu rhea memaksimalkan indra penglihatannya yang tajam & kemampuannya berlari cepat di mana rhea diketahui bisa berlari hingga mencapai kecepatan maksimal 60 km/jam.

Peta dari Amerika Selatan, habitat asli dari burung rhea. (Sumber)

Rhea pada dasarnya adalah hewan herbivora di mana makanannya terdiri dari buah, daun, & biji-bijian. Namun jika ia tidak bisa menemukan material tumbuhan makanannya, rhea juga diketahui mau memakan serangga & hewan-hewan kecil. Layaknya burung-burung pemakan biji lainnya, rhea juga menelan benda-benda keras berukuran kecil semisal kerikil untuk membantunya mencerna makanan.

Saat mencari makan, rhea biasanya membentuk kelompok kecil yang jumlahnya berkisar antara 5 - 30 ekor. Menariknya, rhea juga diketahui mau hidup berkelompok dengan hewan-hewan herbivora lainnya di mana kedua jenis hewan tersebut saling melindungi & memperingatkan bila mendeteksi keberadaan pemangsa.



PEJANTAN YANG PENUH KASIH SAYANG

Ketika musim kawin tiba di mana periode musim kawinnya cenderung bervariasi - pada rhea Amerika, musim kawin terjadi antara bulan Agustus hingga Januari - rhea akan berkumpul di dekat mata air, misalnya di danau atau sungai. Pada musim kawin ini pula, perilaku rhea jantan akan berubah menjadi lebih penyendiri di mana masing-masing rhea jantan akan mendirikan wilayah kekuasaannya sendiri-sendiri.

Rhea jantan lain yang memasuki wilayahnya akan diusir, namun rhea betina akan dibiarkan masuk. Bila jantan sudah berhasil mengumpulkan beberapa ekor betina, rhea jantan akan memulai ritual kawinnya. Pejantan akan menari sambil mengepak-ngepakkan sayapnya di sekitar rhea-rhea betina, lalu mulai mengawini mereka satu demi satu. Rhea-rhea betina yang sudah kawin lalu akan pergi, sementara pejantan menunggu di wilayahnya untuk menanti betina lain yang mau kawin denganya.

Beberapa minggu setelah melakukan perkawinan, rhea-rhea betina akan kembali ke wilayah pejantan tempatnya kawin untuk bertelur di sana, lalu pergi kembali untuk kawin dengan pejantan lain. Pejantan pemilik wilayah selanjutnya bertanggung jawab dalam menjaga & mengerami telur tersebut di mana masa pengeraman biasanya berlangsung selama sekitar 1 bulan lebih.

Burung rhea jantan beserta anak-anaknya. (Sumber)

Menariknya, selama mengerami telur pejantan juga akan berperilaku lebih agresif, kepada rhea betina sekalipun. Tidak hanya itu, bayi rhea yang akan menetas juga sudah bisa bersuara memanggil-manggil induknya sekalipun masih berada dalam telur sehingga rhea jantan yang mengerami telurnya bisa mengkoordinasikan waktu penetasan antar telur. Waktu penetasan antar telur rhea sendiri adalah sekitar 36 jam.

Bila semua telur sudah menetas, pejantan akan merawat anak-anaknya sambil mengajak mereka berjalan-jalan untuk mendapatkan makanan. Hal yang menarik adalah bila ada anak rhea yang terpisah dari induknya & berpapasan dengan indukan rhea jantan yang lain, rhea jantan tersebut mau menerima & merawat "anak hilang" tersebut.

Sebagai akibatnya, jumlah & rentang umur anakan yang dipelihara oleh seekor indukan rhea jantan pun bisa sangat bervariasi. Normalnya, anak rhea dirawat oleh pejantan hingga umur 6 bulan, namun dia akan tetap berada di dekat induk jantannya hingga usia 2 tahun di mana usia tersebut adalah usia di mana ia mencapai kematangan seksual.



RHEA & MANUSIA

Rhea adalah salah satu hewan yang banyak diburu oleh penduduk setempat karena begitu banyaknya bagian-bagian dari hewan ini yang bisa dimanfaatkan. Daging & telurnya bisa dijadikan makanan, bulunya bisa dibuat menjadi sapu bulu ayam, sementara kulitnya bisa diolah menjadi bahan pakaian.

Alasan lain manusia memburu rhea adalah karena di beberapa tempat, rhea menjadi hama yang memakan tanaman di ladang. Faktanya, walaupun rhea memang memakan biji-bijian, rhea ternyata juga memakan serangga-serangga hama pertanian. Namun lepas dari fakta tersebut, sebagai akibat dari perburuan yang tidak terkendali & habitat liarnya yang makin menyempit, rhea pun kini menjadi salah satu hewan yang terancam punah.

Daging burung rhea. (Sumber)

Sejumlah cara sudah dilakukan untuk mencegah kepunahan rhea, salah satunya dengan mengeluarkan aturan yang melarang perdagangan rhea hasil tangkapan di alam liar. Kendati demikian, pengawasan & penerapan aturan tersebut di lapangan dianggap masih memerlukan usaha yang lebih serius.

Selama puluhan tahun terakhir, rhea juga sudah mulai dipelihara secara massal sebagai hewan ternak, termasuk di Amerika Utara & Eropa. Harapannya, ketika manusia bisa mencukupi kebutuhannya akan material-material dari rhea lewat aktivitas peternakan, aktivitas perburuan di alam liar bisa ditekan & populasi rhea bakal pulih secara alamiah. Selain itu, aktivitas peternakan juga diharapkan bisa menghasilkan rhea-rhea yang bisa dilepas ke alam liar untuk membuat populasinya di alam liar pulih lebih cepat.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Superordo : Paleognathae
Ordo : Rheiformes
Famili : Rheidae (Bonaparte, 1849)
Genus : Rhea (Brisson, 1760)



REFERENSI

Animal Diversity Web - Pterocnemia pennata : Information
Animal Diversity Web - Rhea americana : Information
ARkive - Greater rhea videos, photos, and facts
IUCN Red list - Rhea americana
Wikipedia - Rhea (bird)
Wikipedia - Rhea americana
Wikipedia - Rhea pennata

   




COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



1 komentar:

  1. Semua sama ya, pas kecilnya imut, lucu, pas udah besar jadi sangar. :D

    Serius, saya pengen makan daging kalkun atau burung unta. Yah, yang sejenisnya lah! :)

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.