Lalat Tsetse, Sang Penyebar Penyakit Tidur



Seekor lalat tsetse di atas kulit manusia.

Lalat tsetse (baca : set-se) adalah nama dari sejenis serangga yang cukup unik. Apa yang unik dari serangga ini? Well, jika jenis lalat lain seperti lalat rumah & lalat botol terkenal sebagai penyebar penyakit yang menyerang pencernaan, maka lalat tsetse bisa populer karena mereka adalah serangga penghisap darah yang menyebarkan penyakit tidur di kawasan Afrika sana.

Walaupun nama penyakitnya terdengar lucu, namun sebenarnya bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit tidur tidak kalah berbahayanya dibandingkan dengan penyakit-penyakit lain semisal malaria!

Sebelum kita membahas soal penyakit tidur yang membuat lalat ini terkenal, kita bahas dulu soal serangganya. Lalat tsetse / lalat tik-tik adalah sejenis lalat yang hanya ditemukan di Benua Afrika, khususnya kawasan Afrika tengah.

Ada sekitar 20 spesies lebih lalat tsetse yang sudah diketahui oleh manusia & semuanya digolongkan ke dalam genus Glossina. Spesies-spesies lalat tsetse tersebut oleh para ilmuwan lebih lanjut digolongkan ke dalam 3 subgenus berdasarkan habitatnya : subgenus Morsitans (padang rumput), Fusca (hutan), & Palpalis (tepi sungai).

Sepintas, lalat tsetse terlihat tidak ada bedanya dengan lalat-lalat pada umumnya. Di bagian kepalanya terdapat sepasang mata majemuk yang besar, sementara di atas punggungnya terdapat sepasang sayap transparan.

Namun jika diamati secara seksama, lalat tsetse memiliki ciri-ciri fisik khusus yang tidak ditemukan pada lalat lain. Ciri-ciri fisik khusus tersebut adalah adanya moncong panjang seperti jarum di kepalanya, tubuh yang berwarna kemerahan, & posisi sayap yang terlipat secara tumpang tindih di atas punggungnya.

Ilustrasi dari siklus hidup lalat tsetse.

Lalat tsetse menjalani metamorfosis sempurna yang terdiri dari 4 fase : fase telur, larva belatung (maggot), kepompong, & lalat dewasa. Jika diamati secara seksama & kemudian dibandingkan dengan siklus hidup lalat lain, siklus hidup dari lalat tsetse bisa dikatakan unik.

Contoh keunikan dari siklus hidup lalat tsetse adalah saat sudah waktunya bertelur, induk lalat tsetse akan tetap menyimpan telur tersebut di dalam tubuhnya hingga menetas menjadi larva. Larva yang baru menetas tersebut tetap berada di dalam tubuh induknya & hidup dengan mengkonsumsi senyawa mirip cairan susu yang dihasilkan oleh kelenjar induknya.

Jika larva sudah memasuki ukuran tertentu, barulah larva lalat tsetse keluar dari tubuh induknya & "lahir" ke dunia. Masa hidup larva di dunia luar relatif singkat karena hanya dalam waktu beberapa jam usai keluar dari tubuh induknya, larva lalat tsetse segera mencari tempat yang terlindung untuk berubah menjadi pupa.

Masa pupa atau kepompong berlangsung selama beberapa hari & sesudah itu, lalat tsetse dewasa akan keluar. Di fase dewasa ini, lalat tsetse hanya hidup dari menghisap darah mamalia & bisa hidup hingga usia 4 bulan.


GIGITAN YANG MENIDURKAN... UNTUK SELAMANYA

Sekarang mari kita bahas soal penyakit yang membuat lalat ini terkenal : penyakit tidur. Penyakit tidur atau osomiasis adalah penyakit yang menyerang sistem syaraf & disebabkan oleh mikroba Trypanosoma.

Sebutan "penyakit tidur" diberikan karena ketika penyakit ini sudah memasuki tahap lanjut, orang yang terjangkit menjadi lemas & mudah tertidur hingga akhirnya meninggal dunia. Setiap tahunnya, sekitar 300 ribu orang dilaporkan tewas akibat terjangkit penyakit tidur!

Selain menyerang manusia, trypanosomiasis juga menyerang hewan ternak, di mana hewan yang terserang akan mengalami penurunan produktivitas & kematian.

Metode penyebaran dari penyakit tidur bisa dikatakan mirip dengan metode penyebaran penyakit-penyakit yang memakai serangga sebagai vektor / perantaranya, misalnya malaria. Ketika lalat tsetse menghisap darah dari orang yang terjangkit penyakit tidur, mikroba Trypasonoma akan ikut terhisap & kemudian tinggal di dalam tubuh lalat tsetse.

Trypanosoma (warna ungu) seperti yang terlihat dalam sampel darah.

Ketika lalat yang sama menghisap darah dari orang yang sehat, mikroba Trypanosoma dalam tubuh lalat tsetse tanpa sengaja ikut masuk ke dalam aliran darah dari orang tersebut sehingga orang yang bersangkutan pun akhirnya jatuh sakit. Karena bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit tidur, maka manusia pun berusaha menekan keberadaan lalat tsetse yang menjadi serangga perantara utama dari penyakit ini.

Beberapa metode pemberantasan yang sudah dilakukan mencakup penyemprotan memakai insektesida, pemusnahan hewan liar yang bisa menjadi mangsa lalat tsetse, pemasangan jebakan, & pelepasan lalat jantan steril ke alam liar agar telur hasil perkawinannya tidak bisa menetas.

Hasilnya cukup berhasil mengurangi angka kasus serangan penyakit tidur, namun pemberantasan lalat tsetse secara total sendiri masih terganjal oleh pertimbangan mengenai dampak lingkungan & sosial budayanya.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Glossinidae (Theobald, 1903)
Genus : Glossina (Wiedemann, 1830)



REFERENSI

Bursell, E.. 1963. "Tsetse-Fly Physiology".
(whqlibdoc.who.int/bulletin/1963/Vol28/Vol28-No5-6/bulletin_1963_28%285-6%29_703-709.pdf)

J. A. Hamon, dkk.. 1965. "Biology and Control of Tsetse Flies".
(www.sleeping-sickness.ird.fr/pdf/10382.pdf)

Wikipedia. "African trypanosomiasis".
(en.wikipedia.org/wiki/African_trypanosomiasis)

Wikipedia. "Tsetse fly".
(en.wikipedia.org/wiki/Tsetse_fly)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



25 komentar:

  1. ada obatnya ga yah kalau kena gigit

    BalasHapus
  2. @ario
    Kalau gigitannya gak mengandung mikroba penyakitnya sih ya ga usah diobati. Tapi kalau pas diperiksa memang positif terkena kuman penyakit tidur, biasanya pengobatannya pakai obat yang namanya Melarsoprol

    BalasHapus
  3. duuuh ini gigitan yang meninabobokan tanpa mimpi dan tanpa bangun kembali.
    mungkin jadi cerita putri salju. dicium dulu baru bangun
    waaaah...

    BalasHapus
  4. Kalau begitu, sebelumnya satu orang awalnya sudah ada yang pernah terjangkit penyakit ini maka lalu digigit lalat tsetse yang selanjutnya disebarkan. Berarti lalat tsetse bukan penyebabnya kan ? hanya dia menyebarkannya. Terima kasih, kebetulan ini berhubungan dengan tugas saya untuk memodelkan penyebaran penyakit tidur

    BalasHapus
  5. @diadanich
    Betul. Penyebab penyakit tidur itu bukan lalat tsetse, tapi mikroba Trypanosoma. Lalat tsetse hanya bertindak sebagai perantara penyebarannya

    BalasHapus

  6. Terimakasih Infonya
    sangat bermanfaat..
    Perkenalkan saya mahasiswa Fakultas Kedokteran di UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Yogyakarta
    :)

    BalasHapus
  7. kebetulan d daerah q skrg ini kok byk lalat yg mghisap darah.rsny sakit d gatal.apa mgkn itu lalat tsetse.?atau da spesies lain..
    Mksh kl da info lainny

    BalasHapus
  8. @anonim

    Lalat tsetse hanya ditemukan di Afrika. Jadi kalau di daerah anda terdapat lalat yang menghisap darah, lalat tersebut kemungkinan adalah lalat kuda / lalat pikat

    BalasHapus
  9. kalau lalat tse tse hanyalah sebuah perantara, apakah ada sebuah kemungkinan serangga penghisap darah lain dapat menjadi perantara penyakit ini juga?

    BalasHapus
  10. @annida

    Kalau untuk Trypanosoma penyebab penyakit tidur, serangga yang bisa menjadi perantaranya hanya lalat tsetse. Kenapa bisa demikian, itu karena Trypanosoma harus berkembang biak dulu dalam usus lalat tsetse sebelum kemudian menuju kelenjar ludah dari lalatnya. Sementara dalam serangga penghisap darah yang lain semisal nyamuk, sistem biologis & pencernaannya tidak menunjang siklus hidup dari Trypanosoma.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mengapa dy berkembang dalam usus bukan di organ pencernaan yg lain. Trimakasih

      Hapus
  11. Ooooohh gitu,,,
    Makasih atas penjelasannya,, saya sudah paham sekarang mengenai vampire pembawa tidur satu ini,, hehehe

    BalasHapus
  12. HMmmmaaf nanya lagi,, memangnya apa yang ada di dalam usus lalat itu sehingga trypanosoma hanya dapat berkembang disana?
    Semacam cairan seperti enzim atau bagaimana,,
    Makasih,,,

    BalasHapus
  13. @annida

    Sayangnya, saya masih kekurangan informasi mendetail mengenai substansi yang ada di usus lalat tsetse & yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan Trypanosoma. Maaf kalau jawaban saya kali ini tidak cukup memuaskan.

    BalasHapus
  14. hmm tidak apa apa, saya sudah sangat puas dengan jawaban sebelumnya dan informasi penting yang saya dapt,
    terimakasih :)

    BalasHapus
  15. Memang ciptaan Allah yang tidak ada duanya !

    BalasHapus
  16. faktor apa yang menyebabkan sehingga lalat tsetse hanya terdapat di afrika ???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Habitat utama lalat tsetse adalah kawasan tropis yang banyak ditempati oleh mamalia besar. Jadi kalau lalat tsetse dibawa ke habitat serupa semisal di hutan Asia Tenggara & Amerika Selatan, lalat tsetse harusnya bisa hidup & berkembang biak. Tapi karena tidak ada yang melakukannya, maka habitat lalat tsetse jadi terbatas hanya di Afrika.

      Hapus
  17. yahhhhh, lalatnya gak bisa dimakan :(

    BalasHapus
  18. Jadi kalau lalat tse tse nya ga ada yg bawa kedaerah serupa afrika kaya ke hutan asia tenggara atau amerika selatan jadi mereka g mungkin pindah dong atau masih ada faktor lain
    Tolong di jawab...
    Makasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak. Karena antara Afrika dengan Asia Tenggara & Amerika Selatan terpisah oleh lautan. Sementara Afrika bagian utara merupakan kawasan padang pasir, sehingga lalat tse-tse tidak mungkin menyebar secara alamiah ke Asia lewat jalur darat.

      Hapus
  19. Bagaimana cara ampuh untuk menekan pertumbuhan lalat tsetse secara efektif??

    BalasHapus
  20. baru tahu ada lalat mematikan seperti ini, untung tidak ada di indonesia ya

    BalasHapus
  21. Wah pengetahuan saya jd bertambah tentang lalat tse tse

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.