Merak Kongo, Burung Penuh Rahasia dari Jantung Afrika



Burung merak Kongo jantan (kiri) & betina. (Sumber)

Merak. Itulah nama dari salah satu burung yang terkenal akan keindahannya. Bila membicarakan burung merak, maka orang biasanya akan langsung membayangkan burung merak dari Asia yang tubuhnya berwarna cerah & memiliki bulu ekor panjang yang bisa dikembangkan seperti kipas. Namun, tahukah para pengunjung bahwa selain jenis burung merak di Asia, ada juga jenis burung merak dari Afrika? Kalau belum, jangan khawatir karena di artikel ini kita akan bicara soal burung merak Kongo yang hanya ditemukan di Afrika.

Burung merak Kongo (Congo peacock; Afropavo congensis) adalah spesies burung merak yang hanya ditemukan di hutan Republik Demokratik Kongo (RD Kongo), sebuah negara besar yang terletak di tengah-tengah Benua Afrika. Karena habitatnya di daerah hutan belantara yang notabene sulit ditembus, maka pengetahuan manusia soal hewan ini pun masih terbatas. Dan karena alasan yang sama pula, burung ini baru dikenal & diidentifikasi oleh manusia pada tahun 1930-an.

Secara fisik, burung merak Kongo memiliki penampilan yang terlihat seperti campuran antara burung merak & burung guinea, sejenis ayam hutan dari Afrika. Jika kepala & leher ramping dari burung merak Kongo terlihat seperti burung merak pada umumnya, maka tubuhnya berbentuk gemuk seperti ayam guinea.

Burung merak Kongo jantan juga tidak memiliki bulu mahkota ekor yang panjang seperti burung merak Asia. Karena fisiknya yang unik tersebut, para ahli berteori bahwa burung merak Kongo adalah "spesies penghubung" dalam tangga klasifikasi ilmiah antara burung merak biasa dengan ayam guinea.

Kepala merak Kongo jantan. (Sumber)

Tadi sudah disinggung bahwa burung ini memiliki habitat liar yang sulit dijangkau oleh manusia. Kendati demikian, manusia sudah mengetahui sedikit-sedikit mengenai cara hidup burung ini dengan mengamati burung merak Kongo yang hidup dalam penangkaran.

Burung merak Kongo adalah hewan omnivora yang hidup dari memakan buah, biji, sayuran liar, & hewan-hewan kecil. Para ahli memperkirakan bahwa di alam liar, burung merak Kongo biasa hidup dalam kelompok kecil yang terdiri dari pejantan, betina, & anak-anaknya di mana kelompok kecil tersebut memiliki wilayah kekuasaannya sendiri.



SIKLUS HIDUP DARI SANG BURUNG PEMALU

Seperti halnya burung merak yang hidup di Asia, burung merak jantan & betina juga menampilkan seksual dimofisme alias perbedaan fisik antara kelamin. Pejantan memiliki jambul di atas kepalanya, tubuh yang diselubungi bulu berwarna biru hitam, & bulu ekor yang bisa dikembangkan seperti kipas.

Burung betina di lain pihak warna bulunya tidak seindah burung jantan karena bulu-bulunya berwarna coklat. Bukan tanpa alasan burung betina memiliki bulu dengan warna demikian. Warna bulunya yg kecoklatan serupa dengan suasana lingkungan sekitarnya sehingga betina bisa mengerami telurnya sambil berkamuflase sehingga sulit ditemukan oleh pemangsanya.

Saat masa kawin tiba, burung merak Kongo jantan akan memikat betina dengan cara mengembangkan bulu ekor & sayapnya, lalu menawarkan mas kawin berupa makanan kepada betina. Jika betina menyukainya, keduanya akan kawin, lalu betina akan bertelur di lubang tanah yang ada di wilayah milik pejantan.

Jumlah telur yang dikeluarkan oleh betina bisa mencapai 4 butir di mana telur-telur tersebut perlu dierami selama 28 hari agar bisa menetas. Aktivitas pengeraman telur dilakukan sepenuhnya oleh betina yang sesekali meninggalkan sarang untuk mencari makan.

Anak burung merak Kongo. (Sumber)

Ketika telur-telur tadi menetas, tugas untuk merawat & membesarkan anak merak dilakukan oleh merak jantan & betina bersama-sama. Saat mencapai umur 2 tahun, anakan merak tadi mulai menampakkan bulu-bulu yang menyerupai bulu merak dewasa. Merak Kongo betina baru mencapai kematangan seksual pada usia 1 tahun, sementara jantan pada usia nyaris 2 tahun. Seekor merak Kongo sendiri bisa tumbuh hingga panjang maksimal 70 cm di mana pejantan berukuran sedikit lebih besar ketimbang betina.

Karena begitu terpencilnya habitat dari burung merak Kongo & perilaku hewan tersebut yang cenderung pemalu, para ahli kesulitan mengetahui populasi asli dari merak Kongo di alam liar. Kendati demikian, para ahli khawatir bahwa aktivitas perusakan habitat & perburuan liar - khususnya di daerah yang masih diliputi konflik - akan mendorong populasi burung ini ke arah kepunahan.

Sebagai solusi untuk menjaga kelestarian burung ini, area-area yang berfungsi sebagai hutan lindung pun didirikan. Namun pada akhirnya, masa depan dari burung khas Afrika ini sangat bergantung pada kondisi keamanan & kemakmuran RD Kongo selaku negara asalnya.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Subfamili : Phasianinae
Genus : Afropavo
Spesies : Afropavo congensis (Chapin, 1936)



REFERENSI

ARkive - Congo peafowl videos, photos, and facts
gbwf.org - Congo Peafowl, Afropavo congensis
Wikipedia - Congo Peacock
Wikipedia - Guineafowl

 




COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.