Ngengat Kepala Maut, Serangga Angker Pencuri Madu



Ngengat kepala maut dari spesies Acherontia atropos. (BetacommandBot / wikimedia.org))

Bagi para penggemar film bergenre thriller dunia kriminal, maka nama "The Silence of the Lambs" harusnya bukanlah nama yang asing. Ya, itu adalah judul dari film Hollywood keluaran tahun 1991 yang bercerita tentang seorang polisi yang berusaha menangkap pembunuh berantai dengan meminta bantuan pembunuh berantai lainnya yang bernama Hannibal Lecter. Usai dirilis, film tersebut berhasil meraih respon positif dari para penonton serta kritikus & dikenang sebagai salah satu film horor terbaik hingga sekarang.

Oke, mungkin ada pengunjung yang mulai kebingungan. Judul dari artikel ini adalah soal ngengat, tapi kenapa paragraf pertamanya malah membahas soal film? Well, di dalam film yang disinggung pihak Republik tadi, tokoh utama dalam film tersebut sempat menemukan kepompong sejenis ngengat yang kemudian digunakanya untuk menelusuri jejak pembunuh yang dicarinya.

Ngengat yang sama juga bisa dilihat pada poster film yang bersangkutan & tampak sedang menutupi mulut dari tokoh utama filmnya. Nah, ngengat tersebut adalah ngengat kepala maut, topik pembahasan utama dalam artikel kali ini.

Poster film "The Silence of the Lamb" yang menampilkan ngengat kepala maut.

Ngengat kepala maut atau lengkapnya ngengat rajawali kepala maut (death's-head hawkmoth) adalah nama dari sejenis ngengat yang mendapatkan nama demikian karena adanya pola mirip wajah tengkorak di punggungnya. Bukan hanya itu, ngengat kepala maut juga bisa mengeluarkan suara mengerik yang keras bila merasa terancam.

Dikombinasikan dengan pola hidupnya yang hanya aktif di malam hari (nokturnal), ngengat kepala maut pun mendapatkan reputasi sebagai serangga yang menyeramkan. Namun faktanya, ngengat kepala maut bukanlah hewan yang berbahaya bagi manusia.

Ada 3 spesies ngengat kepala maut & semuanya termasuk ke dalam genus Acherontia. Ketiga spesies tersebut adalah Acherontia atropos, A. styx, & A. lachesis. Jika spesies yang pertama bisa ditemukan di Eropa & Afrika, maka 2 spesies lainnya hanya bisa ditemukan di Asia.

Jika diukur, ngengat kepala maut memiliki rentang sayap antara 9 cm hingga 13 cm. Masing-masing spesies memiliki pewarnaan yang bervariasi, namun umumnya motif warna yang dominan adalah warna-warna gelap & kusam dengan motif warna yang lebih terang di bagian sayap belakang & abdomen.


Ngengat kepala maut dari spesies A. styx & A. lachelis. (tpittaway.tripod.com) (karlshuker.blogspot.com)


PENCURI YANG DICARI PARASIT

Ngengat kepala maut bukan hanya terkenal lewat penampilannya yang terkesan angker. Di kalangan peternak lebah madu, ngengat kepala maut terkenal sebagai hama minor karena kebiasaannya untuk menyelinap masuk ke dalam sarang lebah madu & memakan persediaan madu yang tersimpan di dalamnya.

Pertanyaannya adalah, bagaimana ngengat kepala maut melakukan hal tersebut? Padahal kita tentunya tahu kalau sarang lebah madu selalu dipenuhi oleh lebah-lebah yang dilengkapi dengan sengat beracun & selalu siap untuk mengusir hewan-hewan yang berani mengusik sarangnya.

Saat ngengat kepala maut hendak masuk ke dalam sarang, ngengat yang bersangkutan sudah pasti dicegat oleh lebah madu yang menjaga pintu sarang. Namun cangkang luarnya yang tebal & ketahanannya terhadap racun sengat lebah membuatnya bisa tetap menerobos masuk ke dalam sarang.

Begitu sampai di dalam sarang yang gelap, ngengat kepala maut menghasilkan bau yang menyerupai bau lebah-lebah di sekitarnya sehingga ngengat tersebut bisa mondar-mandir & mencuri madu di dalam sarang lebah tanpa terganggu! Ada pula teori yang menyatakan bahwa ngengat kepala maut bisa menghasilkan suara yang menyerupai suara lebah ratu untuk memanipulasi lebah-lebah di sekitarnya. Namun teori itu sendiri masih memerlukan pembuktian.

Layaknya kupu-kupu & ngengat lainnya, ngengat kepala maut menjalani metamorfosis sempurna. Ada 4 tahapan yang dilalui ngengat kepala maut dalam hidupnya : telur, larva (ulat), kepompong, & ngengat dewasa. Ngengat betina yang sudah melakukan perkawinan akan meletakkan telur-telurnya di bagian bawah daun yang kelak menjadi makanan ulat.

Ulat ngengat kepala maut. (Irshadpp / wikimedia.org)

Ulat yang baru menetas ukurannya hanya sekitar 1 mm, namun ulat tersebut lambat laun akan terus tumbuh hingga bisa mencapai panjang 13 cm. Ciri khas dari ulat ngengat kepala maut adalah memiliki semacam tonjolan panjang & kecil di dekat ujung ekornya.

Ulat ngengat kepala maut rentan menjadi sasaran tawon & lalat parasit yang bertelur pada tubuhnya. Jika itu terjadi, telur-telur dalam tubuh ulat nantinya menetas menjadi larva yang memakan daging ulat dari dalam. Akibatnya ulat yang menjadi inang pun sekarat & mati, sementara larva serangga parasit tadi terus tumbuh hingga menjadi serangga dewasa.

Jika ulat ngengat kepala maut berhasil mencapai tahap terakhir pertumbuhannya dengan selamat, ulat tersebut akan berhenti makan & pergi meninggalkan tumbuhan tempatnya hidup selama ini untuk membuat liang bawah tanah. Di sana, si ulat akan berubah menjadi kepompong yang setelah beberapa lama menetas menjadi ngengat dewasa.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Sphingidae
Genus : Acherontia



REFERENSI

Kitching, I.. "Acherontia atropos (death's-head hawkmoth)".
(www.nhm.ac.uk/nature-online/species-of-the-day/evolution/acherontia-atropos/index.html)

Pittaway, A.R.. "Acherontia [Laspeyres], 1809".
(tpittaway.tripod.com/sphinx/a_atr.htm)

Pittaway, A.R.. "Acherontia lachesis (Fabricius, 1798) -- Greater death's head hawkmoth".
(tpittaway.tripod.com/china/a_lac.htm)

Pittaway, A.R.. "Acherontia styx (Westwood, 1847)".
(tpittaway.tripod.com/sphinx/a_sty.htm)

Reshanov, A.. 2012. "Lifeform of the week: Death’s-head hawkmoth is stranger than fiction".
(earthsky.org/earth/lifeform-of-the-week-deaths-head-hawkmoth-is-stranger-than-fiction/)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.