Samoa, Kepulauan Kecil yang Diperebutkan Negara-Negara Besar



Kapal-kapal perang AS di lepas pantai Apia, Samoa. (weaponsandwarfare.com)

Samoa adalah nama dari gugus kepulauan kecil yang terletak di Oseania, Samudera Pasifik. Jika kita melihat Samoa di peta, maka kita akan tahu bahwa ada 2 entitas politik yang mendiami kepulauan tersebut : Samoa yang terletak di sebelah barat & Samoa Amerika yang terletak di sebelah timur.

Samoa adalah negara merdeka yang dulunya pernah dikuasai oleh Jerman & Selandia Baru, sementara tetangganya Samoa Amerika termasuk ke dalam daerah seberang lautan milik Amerika Serikat (AS). Adalah Jerman & AS pulalah yang menyebabkan wilayah Samoa bisa terbagi menjadi 2 seperti sekarang.

Jerman & AS (beserta Inggris) membagi wilayah Samoa ke dalam 2 entitas politik sebagai respon sekaligus solusi atas perang sipil yang terjadi di Samoa. Perang sipil / perang saudara Samoa adalah konflik bersenjata antara sesama penduduk lokal Samoa akibat memperebutkan tahta kerajaan di daerah kepulauan tersebut.

Berdasarkan waktu kejadian & pihak yang terlibat, perang sipil Samoa bisa dibedakan menjadi 2 macam : perang sipil pertama (1887 - 1889) & perang sipil kedua (1898 - 1898). Dalam perang ini, AS (beserta Inggris pada perang sipil kedua) mendukung Malietoa & keturunannya, sementara Jerman mendukung kelompok-kelompok anti-Malietoa.



LATAR BELAKANG

Samoa pertama kali ditemukan oleh orang Eropa pada tahun 1722, tepatnya oleh pelaut Belanda yang bernama Jacob Roggeveen. Pasca penemuan tersebut, semakin banyak orang Barat yang datang ke Samoa. Awalnya tujuan kedatangan mereka ke Samoa hanya untuk melakukan penelitian & penyebaran agama Kristen.

Namun seiring dengan semakin banyaknya pengetahuan yang didapatkan orang Barat mengenai daerah Samoa & semakin meningkatnya persaingan antara negara-negara Barat untuk memperluas wilayahnya di benua lain, keinginan untuk menjadikan Samoa berada di bawah pengaruh negara-negara yang bersangkutan pun mulai timbul.

Samoa menjadi target perebutan dari negara-negara Barat karena lokasinya yang ideal untuk menjadi tempat pengisian bahan bakar bagi kapal-kapal laut di Pasifik yang pada masa itu masih menggunakan batubara. Sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan dengan penduduk asli Samoa & menancapkan pengaruhnya di kawasan tersebut, pada tahun 1847 Inggris mendirikan kantor konsuler di Apia, Pulau Upolu, Samoa bagian tengah.

Enam tahun kemudian, giliran AS yang mendirikan kantor konsuler di Apia. Seolah tidak ingin ketinggalan, pada tahun 1861 Jerman juga ikut mendirikan kantor konsuler di Apia. Jerman dalam perkembangannya berhasil memperkuat kedudukannya di Samoa setelah pada tahun 1879, Samoa memberikan izin kepada Jerman untuk mendirikan pelabuhan militer di Saluafata.

Peta lokasi Samoa. (worldtimeserver.com)

Keinginan negara-negara Barat untuk menjadikan Samoa berada di bawah pengaruhnya sedikit banyak terbantu oleh konflik yang menimpa sesama penduduk pribumi Samoa. Supaya bisa memenangkan konflik yang umumnya bermotifkan perebutan tahta & kekuasaan, pihak-pihak yang bertikai kerap meminta bantuan negara-negara Barat.

Tahun 1877 contohnya, terjadi perang sipil di mana pemerintah berkuasa Samoa meminta bantuan kepada pihak Inggris, sementara pihak pemberontaknya mendapat bantuan dari AS. Bulan November 1884, Malietoa Laupepa selaku raja Samoa mengajukan permohonan kepada pemerintah Inggris supaya Samoa dijadikan daerah koloni Inggris.

Keinginan Malietoa tersebut langsung mengundang kekhawatiran dari Jerman - negara rival Inggris di Eropa - karena jika keinginan Malietoa terwujud, maka upaya Jerman untuk menjadikan Samoa berada di bawah pengaruhnya akan kandas. Sebagai tindakan awal untuk menunjukkan penolakannya, pada bulan Januari 1885 Jerman mengibarkan bendera nasionalnya di Mulinuu. Jerman juga mulai menjalin kontak dengan penduduk setempat yang tidak mau dipimpin oleh Malietoa.



BERJALANNYA PERANG

Perang Sipil Pertama (1887 - 1889)

Tahun 1887, pecah perang sipil di Samoa antara kelompok pendukung Malietoa dengan kelompok pendukung Tamasese yang berakhir dengan kemenangan Tamasese. Maka pada bulan September di tahun yang sama, Tamasese naik menjadi raja baru Samoa dengan Eugen Brandeis - seorang berkebangsaan Jerman - sebagai penasihatnya. Malietoa sendiri ditangkap & kemudian diasingkan keluar negeri.

Karena tidak semua penduduk Samoa menyetujui Tamasese sebagai raja baru mereka, konflik susulan pun meletus tak lama kemudian. Jerman lantas merespon situasi tersebut dengan cara mengirimkan kapal perangnya ke Samoa & memerintahkan konsulernya di Samoa untuk menjalankan hukum darurat perang pada tahun 1888.

Peristiwa tergulingnya Malietoa & dukungan terang-terangan yang diberikan Jerman kepada penerus Malietoa lantas mengudang kecaman dari negara-negara Barat lain yang juga memiliki konsuler di Samoa. AS mengancam akan melakukan intervensi langsung jika Jerman tidak mau mengubah kebijakannya di Samoa.

Raja Malietoa Laupepa. (wikipedia.org)

Untuk menunjukkan keseriusannya, AS bahkan langsung mengerahkan kapal perangnya ke lepas pantai Apia sehingga aksi saling ancam antara kapal-kapal perang AS dengan Jerman pun tak terelakkan. Inggris juga tidak setuju dengan tindakan Jerman di Samoa, namun tindakan yang mereka lakukan hanya sebatas mengirimkan kapal perangnya untuk mengawasi perkembangan situasi di Samoa dari kejauhan.

Ketegangan antara Jerman & AS akhirnya terhenti setelah alam menunjukkan kemarahannya. Pada bulan Maret 1889, Samoa dilanda angin topan yang menenggelamkan kapal-kapal perang kedua negara. Di tahun yang sama, posisi Tamasese sebagai raja juga mulai melemah setelah dukungan yang didapatnya berkurang drastis. Maka, negara-negara Barat yang memiliki konsuler di Samoa pun melakukan perundingan untuk menentukan tindakan berikutnya yang perlu dilakukan atas Samoa.

Perundingan tersebut berhasil menelurkan poin-poin kesepakatan berikut : wilayah barat Samoa menjadi daerah operasi Jerman, wilayah timur Samoa menjadi daerah operasi AS, & penduduk lokal Samoa mendapatkan kembali haknya untuk menentukan rajanya sendiri. Pasca perundingan, Jerman juga memulangkan Malietoa ke Samoa di mana Malietoa akhirnya kembali menjadi raja pada bulan Desember 1889.


Perang Sipil Kedua (1898 - 1899)

Tahun 1898, Raja Malioeta menghembuskan nafas terakhirnya. Konflik & perbedaan pendapat mengenai penerus Maliteoa pun langsung menyembul ke permukaan. Ada 3 orang yang mengklaim dirinya sebagai penerus Malietoa : Malietoa Tanu yang merupakan putra dari raja yang mangkat, Tamasese, & Mataafa.

Baik Tanu maupun Mataafa sama-sama memiliki pengikut berjumlah besar yang dilengkapi dengan persenjataan, sehingga Tamasese memilih untuk menarik diri dari perebutan tahta Samoa. Konflik antara pendukung Tanu dengan pendukung Mataafa akhirnya benar-benar pecah setelah pada tanggal 31 Desember 1898, kepala hukum Samoa menyatakan Tanu sebagai raja baru Samoa. Kota Apia berubah menjadi medan tempur yang penuh dengan puing-puing bangunan yang hangus akibat terbakar.

Milisi pro-Malietoa & pasukan AS yang sedang berparade di jalanan kota Apia. (powerhousemuseum.com)

Negara-negara Barat yang memiliki konsuler di Samoa sekali lagi terpecah menjadi 2 kubu. Jika Jerman menyatakan dukungannya pada Mataafa, maka AS & Inggris lebih condong mendukung Tanu. Awalnya pasukan loyalis Mataafa berada di atas angin, namun situasinya dengan cepat berbalik setelah pada bulan Maret 1899 kapal-kapal perang AS & Inggris membombardir pesisir Apia.

Pasukan gabungan AS & Inggris lalu mendarat di Apia tak lama berselang untuk membasmi pasukan loyalis Mataafa yang masih tersisa. Walaupun terdesak, pasukan loyalis Mataafa ternyata masih sanggup memberikan perlawanan sengit sehingga pasukan AS & Inggris pun tak bisa menguasai bagian pelosok Apia.

Konflik bersenjata yang kembali mencabik Samoa memaksa AS, Jerman, & Inggris berpikir keras untuk mencarikan solusi akhir yang bisa membawa kestabilan jangka panjang di Samoa. Maka setelah melakukan perundingan pada bulan Mei 1899, dicapailah keputusan untuk membubarkan kerajaan di Samoa supaya tidak ada lagi konflik bersenjata yang dilatarbelakangi perebutan tahta. Sebagai gantinya, wilayah Samoa bagian barat akan dikuasai oleh Jerman, sementara wilayah timur akan dikelola oleh AS.

Inggris tidak mendapatkan jatah wilayah apapun di Samoa, namun Inggris tidak benar-benar rugi karena dalam perundingan yang sama, Inggris mendapatkan wilayah Tonga, Kepulauan Savage, & Kepulauan Solomon yang juga berlokasi di Pasifik. Dengan dicapainya kesepakatan dalam perundingan di bulan Mei, perang sipil kedua di Samoa pun berakhir & proses pelucutan senjata dari penduduk lokal dilakukan.


Peta Kepulauan Samoa yang sudah terbagi. (richardwillisuk.wordpress.com)


KONDISI PASCA PERANG

Wilayah Samoa timur masih menjadi milik AS hingga sekarang dengan nama "Samoa Amerika". Wilayah Samoa barat di lain pihak berada di bawah kekuasaan Jerman dengan nama "Samoa Jerman".

Menyusul pecahnya Perang Dunia I, wilayah Samoa Jerman diinvasi & diduduki oleh pasukan Selandia Baru pada tahun 1914. Sejak tahun itu pula, Samoa Jerman dikelola oleh Selandia Baru & namanya kemudian diubah menjadi "Samoa Barat". Samoa Barat akhirnya menjadi negara sendiri setelah wilayah tersebut mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1962.

Tahun 1997, pemerintah Samoa Barat memutuskan untuk menghilangkan embel-embel kata "Barat" pada nama negaranya sehingga negara tersebut kini dikenal hanya dengan nama "Samoa". Pemerintah Samoa (Barat) beralasan, penggantian nama tersebut dilakukan karena di PBB, negaranya sudah sering disebut hanya dengan nama singkat "Samoa".

Namun, kebijakan penggantian nama tersebut mendapat protes & penolakan dari pemerintah daerah Samoa Amerika. Menurut pemerintah Samoa Amerika, penggantian nama tersebut akan menggerus identitas Samoa yang dimiliki oleh daerahnya. Sebagai akibatnya, pemerintah & masyarakat Samoa Amerika pun hingga sekarang lebih suka menyebut negara tetangganya dengan nama "Samoa Barat" alih-alih dengan nama "Samoa".  -  © Rep. Eusosialis Tawon



RINGKASAN PERANG

Waktu & Lokasi Pertempuran
-  Waktu : 1887 - 1889, 1898 - 1899
-  Lokasi : Samoa

Pihak yang Bertempur
(Grup)  -  milisi pro-Malietoa
(Negara)  -  Amerika Serikat, Inggris (1898 - 1899)
         melawan
(Grup)  -  milisi pro-Tamasese (1887 - 1889), milisi pro-Mataafa (1898 - 1899)
(Negara)  -  Jerman

Hasil Akhir
-  Perang berakhir tanpa pemenang
-  Kerajaan Samoa dibubarkan
-  Samoa dipecah menjadi 2 daerah koloni : Samoa Amerika & Samoa Jerman

Korban Jiwa
Tidak jelas



REFERENSI

BBC. 2012. "Samoa profile - Timeline".
(www.bbc.co.uk/news/world-asia-15673462)

Cross, B.. 2010. "Samoan Crisis - Western Powers Compete for Pacific Island Group".
(suite101.com/article/samoan-crisis---western-powers-compete-for-pacific-islands-group-a225794)

Embassy of United States Samoa. "Samoan History".
(samoa.usembassy.gov/samoan_history.html)

Jane's Oceania. 2010. "Chronological History of Samoa".
(www.janesoceania.com/samoa_chron_history/)

OnWar.com. "Samoan Civil War 1898-1899".
(onwar.com/aced/chrono/c1800s/yr95/fsamoa1898.htm)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



9 komentar:

  1. keren, mampir juga ya gan

    BalasHapus
  2. tulisan dari blog yang tidak memihak pihak apapun memang dibutuhkan..itu yang saya suka.

    BalasHapus
  3. Sorry boleh tau ini sumbernya dari mana gak ya??
    Mau buat bahan tugasss
    ASAP ya infonya
    Makasihh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silakan anda cek di bagian "Referensi". Di situ ada sumber-sumber yang saya gunakan untuk membuat artikelnya.

      Hapus
  4. 5 bintang buat penulisnya
    ⭐⭐⭐⭐⭐

    BalasHapus
  5. Blog terbaik yg pernah saya lihat

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.