Khmer Merah, Kelompok Penuh Darah dari Kamboja



Bendera Kamboja di masa pemerintahan Khmer Merah.

Kamboja. Itulah nama negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos di Utara, Vietnam di timur, Thailand di barat, & Teluk Thailand di selatan. Di masa kini, Kamboja adalah negara kerajaan yang sumber pemasukan utamanya berasal dari sektor pertanian & pariwisata.

Kalau di masa silam, Kamboja juga terkenal karena di negara inilah, terdapat kelompok Khmer Merah yang sempat menjadi fenomena dunia internasional. Siapa itu Khmer Merah & apa yang membuat kelompok ini menjadi sorotan dunia internasional?

Khmer Merah (Khmer Rouge; Khmer Krahom) adalah nama dari kelompok bersenjata merangkap partai politik berhaluan komunis yang muncul ketika Perang Vietnam sedang sengit-sengitnya berlangsung.

Pasca berakhirnya Perang Vietnam di tahun 1975 dengan kemenangan pihak komunis, Kamboja dikuasai oleh Khmer Merah & negara tersebut kemudian bertransformasi menjadi negara komunis yang menutup diri dari pergaulan internasional. Riwayat Kamboja di bawah rezim Khmer Merah sendiri tidak berlangsung lama pasca berhasilnya invasi Vietnam ke Kamboja pada tahun 1979.

Semasa menjadi penguasa Kamboja, Khmer Merah sangat melegenda karena gaya pemerintahannya yang begitu ekstrim. Selain menghapuskan praktik kepemilikan individu & mengisolasi diri dari dunia internasional, Khmer Merah mencoba mengubah Kamboja menjadi negara pertanian murni dengan cara memaksa jutaan rakyatnya menjadi buruh tani.

Bukan hanya itu, Khmer Merah juga menolak penggunaan teknologi modern dengan dalih agar Kamboja bisa menjadi negara mandiri yang tidak tergantung pada dunia luar. Adapun hal yang paling diingat dari Khmer Merah adalah semasa kelompok ini berkuasa, sekitar 1/5 rakyat Kamboja harus tewas akibat kombinasi dari bencana kelaparan, penyakit, & pembantaian sistematis.


Peta Kamboja yang terbuat dari tengkorak korban pembantaian Khmer Merah. (Geocachernemesis / wikipedia.org)


LATAR BELAKANG & PEMBENTUKAN

Membahas sejarah Khmer Merah, maka mau tidak mau kita harus membahas riwayat hidup dari Pol Pot selaku pendiri & pemimpin kelompok yang bersangkutan. Lahir dengan nama asli Saloth Sar pada tahun 1925, Sar berhasil meraih beasiswa untuk kuliah di Perancis pada tahun 1949.

Saat berada di Perancis inilah, Sar mulai berkenalan dengan orang-orang yang menganut ideologi kiri. Saking terlalu asyiknya Sar berkecimpung di dalam dunia mereka, Sar tidak bisa lagi fokus menyelesaikan studinya tepat waktu sehingga ia terpaksa pulang ke Kamboja pada tahun 1953.

Kamboja pada tahun tersebut baru saja memperoleh kemerdekaannya dari Perancis & berdiri sebagai negara monarki konstitusional dengan haluan politik yang netral. Situasi tersebut lantas mengundang rasa tidak suka dari Partai Revolusi Rakyat Kampuchea (PRRK), partai komunis merangkap kelompok bersenjata yang sudah berdiri di Kamboja sejak tahun 1951 & memiliki hubungan dekat dengan kelompok komunis di Vietnam Utara.

Seperti yang sudah bisa kita duga, Sar langsung bergabung dengan PRRK & bahkan sukses menempati posisi sekretaris jenderal PRRK pada tahun 1962. Tahun 1963, Sar & sejumlah anggota PRRK melarikan diri ke dalam belantara Kamboja karena khawatir akan ditangkap oleh aparat Kerajaan Kamboja. Ketika sedang berada di dalam hutan inilah, Sar melihat penduduk setempat yang pola hidupnya masih primitif.

Sar merasa terkesan dengan keberhasilan mereka mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri walaupun tidak bersentuhan dengan peradaban modern, sehingga ia pun terinspirasi untuk mengubah Kamboja menjadi negara yang mandiri tanpa harus bergantung pada teknologi modern & campur tangan negara-negara luar.

Memasuki tahun 1966, PRRK mengganti nama resminya menjadi "Partai Komunis Kampuchea". Namun kelompok tersebut oleh pihak-pihak luar lebih dikenal dengan sebutan "Khmer Merah".

Peta lokasi Kamboja (Cambodia). (bbc.co.uk)

Tahun 1970, timbul kudeta militer yang dilakukan oleh Jenderal Lon Nol sehingga Kamboja yang awalnya berbentuk kerajaan berubah menjadi republik dengan nama "Republik Khmer". Perubahan tersebut juga diikuti dengan berubahnya sikap Kamboja / Khmer dari yang awalnya netral menjadi pro Blok Barat.

Sebagai wujud dukungannya terhadap Blok Barat, Lon Nol memberi izin kepada pasukan AS & Vietnam Selatan untuk beroperasi di wilayah Khmer supaya bisa menghancurkan markas-markas rahasia kelompok komunis Indocina (utamanya Vietkong) yang berlokasi di Khmer. Pada periode ini pulalah, Sar mengganti namanya menjadi Pol Pot

Kombinasi dari lengsernya raja Kamboja yang dikenal dengan rakyat kecil & banyaknya rakyat Kamboja yang menjadi korban pemboman pesawat-pesawat AS lantas menjadi amunisi baru yang berhasil dimanfaatkan oleh PRRK untuk mencari simpatisan tambahan.

Hasilnya, dalam waktu singkat Khmer Merah berhasil menguasai sebagian besar wilayah Khmer & hanya masalah waktu bagi mereka untuk menguasai ibukota Phnom Penh. Tahun 1975, Khmer Merah akhirnya berhasil menduduki Phnom Penh, sekaligus menegaskan status mereka sebagai penguasa baru Khmer.



KAMBOJA DI BAWAH KHMER MERAH (1975 - 1979)

Tak lama usai berkuasa, negara Khmer diubah namanya menjadi "Kampuchea Demokratik". Tahun di mana Khmer Merah berkuasa ditetapkan sebagai tahun nol. Sementara untuk mewujudkan ambisinya menciptakan negara agraris yang mandiri & tanpa kesenjangan sosial, Khmer Merah merelokasi paksa jutaan penduduk Kampuchea ke lahan-lahan pertanian yang tersebar di seluruh negeri untuk dijadikan buruh tani.

Akibat kebijakan relokasi paksa ini, banyak penduduk Kampuchea yang terpisah dari anggota keluarganya yang lain. Rakyat Kampuchea juga diperintahkan memanggil sesama penduduk dengan sebutan "saudara". Pol Pot selaku pemimpin Kampuchea sendiri menyandang gelar "Saudara Nomor 1".

Pol Pot. (bbc.co.uk)

Kebijakan Khmer Merah belum berhenti sampai di situ. Buku-buku dimusnahkan karena dianggap bisa meracuni pikiran rakyat Kampuchea. Konsep kepemilikan individu & sistem transaksi memakai uang tidak lagi diakui.

Bahkan memetik buah liar juga dianggap sebagai tindakan yang terlarang karena kegiatan tersebut dianggap bertentangan dengan prinsip kepemilikan bersama yang diinginkan Khmer Merah. Penggunaan obat-obatan modern juga dilarang & rakyat Kampuchea yang sakit hanya diperbolehkan menggunakan obat-obatan tradisional.

Selama Khmer Merah berkuasa, banyak penduduk Kampuchea yang ditangkap & disiksa hingga tewas oleh aparat negara mereka sendiri. Salah satu kompleks penjara sekaligus tempat penyiksaan yang paling terkenal adalah Tuol Sleng, Phnom Penh.

Menurut kesaksian dari orang-orang yang pernah ditahan di Tuol Sleng, anggota Khmer Merah akan menempatkan para tahanan di sejumlah sel, lalu kemudian membawa mereka ke ruangan lain untuk disiksa sambil diinterogasi. Ada pula kasus di mana tahanan wanita melahirkan di dalam penjara karena tidak diperbolehkan meninggalkan selnya, lalu kemudian bayinya diambil paksa oleh anggota Khmer Merah & dibanting hingga tewas.

Selain menjadikan sisa-sisa anggota pemerintahan lama & orang-orang yang tidak sejalan dengan mereka sebagai target penangkapan & pemusnahan, Khmer Merah juga menargetkan orang-orang yang berkacamata & bisa berbahasa asing. Pasalnya menurut pandangan Khmer Merah, orang-orang tersebut sudah dicuci otaknya oleh pemikiran bangsa asing.

Bukan hanya itu, Khmer Merah juga melakukan penahanan massal kepada para penganut agama & orang-orang dari etnis minoritas, misalnya etnis Vietnam yang banyak mendiami kawasan perbatasan Kampuchea bagian timur. Maraknya aksi penyiksaan massal, kerja paksa, & tidak tersedianya obat-obatan modern membuat banyak rakyat Kampuchea yang harus kehilangan nyawanya. Jumlah rakyat Kampuchea yang meninggal selama Khmer Merah berkuasa diperkirakan mencapai 2 juta jiwa!

Lukisan mengenai tahanan Tuol Sleng yang sedang disiksa. (mtholyoke.edu)

Hal yang menarik dari negara Kampuchea adalah kendati negara tersebut mengusung ideologi komunisme & menerapkan gaya pemerintahan yang sangat otoriter, Kampuchea ternyata mendapat dukungan dari AS & negara-negara Blok Barat karena AS membutuhkan Khmer Merah untuk melemahkan Vietnam, negara sekutu Uni Soviet di Asia Tenggara.

Dukungan serupa juga datang dari Republik Rakyat Cina yang sejak dekade 60-an memiliki hubungan yang kurang baik dengan Uni Soviet. Kebetulan Khmer Merah juga memendam rasa tidak suka kepada Vietnam karena Khmer Merah curiga kalau Vietnam berusaha menjadikan Kampuchea sebagai negara bawahannya.

Alasan lain di balik buruknya hubungan Kampuchea & Vietnam adalah karena keduanya memiliki masalah sengketa perbatasan. Ketika perselisihan antara keduanya semakin berlarut-larut, pasukan Kampuchea lantas nekat menyerang pemukiman yang ada di wilayah Vietnam barat daya. Vietnam jelas tidak terima sehingga mereka kemudian mengirimkan pasukannya untuk menginvasi Kampuchea & menggulingkan paksa rezim Khmer Merah.

Karena militer Kampuchea tidak sekuat militer Vietnam yang notabene sudah makan asam garam selama Perang Vietnam, pasukan Vietnam berhasil mengalahkan pasukan Kampuchea di sepanjang perjalanan & sukses menduduki Phnom Penh pada bulan November 1978. Sebuah rezim baru yang tunduk pada Vietnam lalu didirikan di Kampuchea tak lama berselang.


Tentara Kampuchea. (sshaneoh.wordpress.com)


KHMER MERAH PASCA INVASI VIETNAM

Sebelum pasukan Vietnam berhasil mencapai Phnom Penh, Pol Pot berhasil melarikan diri terlebih dahulu ke Thailand dengan memakai helikopter. Sementara anggota Khmer Merah yang masih tersisa melarikan diri ke dalam hutan & melakukan perang gerilya dengan harapan bisa mengenyahkan Vietnam & kembali berkuasa.

Selain melawan Khmer Merah, pasukan Vietnam juga harus berhadapan dengana milisi-milisi anti Vietnam & milisi-milisi pendukung Norodom Sihanouk, raja Kamboja yang kehilangan tahtanya pasca kudeta tahun 1960.

Belakangan, Khmer Merah bersama kelompok-kelompok tadi melebur untuk membentuk kelompok bernama "Pemerintahan Koalisi Demokratik Kampuchea" (PKDK) sebagai pemerintahan tandingan bagi rezim Kampuchea bentukan Vietnam & mendapat pengakuan diplomatik dari negara-negara Blok Barat.

Tahun 1989, sebagai akibat dari tekanan dunia internasional & menurunnya dukungan dari Uni Soviet, Vietnam menarik mundur seluruh pasukannya dari Kamboja. Dua tahun kemudian, pemerintah Kamboja & PKDK berhasil merumuskan kesepakatan damai, namun periode damai tersebut sayangnya tidak berlangsung lama karena Khmer Merah nekat kembali melakukan perlawanan bersenjata pada tahun 1993.

Selama periode inilah, terjadi perpecahan internal dalam tubuh Khmer Merah & banyak anggotanya yang menyerahkan diri ke aparat Kamboja. Puncaknya adalah ketika pada tahun 1997, Pol Pot ditahan oleh sesama anggota Khmer Merah yang bernama Ta Mok.

Penjara Tuol Sleng yang sekarang sudah menjadi museum. (Russavia / wikimedia.org)

Tahun 1998, Pol Pot meninggal dunia sehingga dia tidak sempat diadili oleh pemerintah Kamboja. Setahun kemudian, giliran Ta Mok yang ditangkap oleh aparat Kamboja. Sesudah itu, 1 demi 1 para petinggi Khmer Merah ditangkap & diadili atas tuduhan kejahatan kemanusiaan & pembersihan etnis (genosida).

Sekarang, Khmer Merah sudah ditetapkan sebagai kelompok terlarang & dianggap sebagai lembar kelam dalam sejarah Kamboja. Sementara kompleks penjara Tuol Sleng dialihfungsikan menjadi museum, di mana pengunjung bisa melihat lukisan-lukisan yang menampilkan penyiksaan para tahanan oleh anggota Khmer Merah di masa silam.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



BIODATA

Nama resmi : Partai Komunis Kampuchea / Partai Demokratik Kampuchea
Tahun aktif : 1966 - 1998
Area operasi : Kamboja
Ideologi : komunisme Mao (Maoisme), nasionalisme Kamboja



REFERENSI

BBC. 2000. "Pol Pot: Life of a tyrant".
(news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/78988.stm)

BBC. 2018. "Khmer Rouge: Cambodia's years of brutality".
(www.bbc.com/news/world-asia-pacific-10684399)

Cambodian Information Center. "Khmer Rouge Page".
(www.cambodia.org/khmer_rouge/)

PBS. 2011. "Timeline: The History of Cambodia and the Khmer Rouge".
(www.pbs.org/pov/enemies/photo_gallery_timeline.php)

Ross, R.R.. 1987. "The Fall of Democratic Kampuchea".
(countrystudies.us/cambodia/33.htm)

Wikipedia. "Khmer Rouge".
(www.cambodia.org/khmer_rouge/)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



18 komentar:

  1. 2 juta korban jiwa.. entah kenapa jadi ingat indonesia pd masa merah itu..
    tapi perbandingan rakyat indonesia tidak sesedikit kamboja tentu.. tetapsaja genosida adalah hal yang sangat mengerikan..
    semoga para pelaku dapat hukuman setimpal

    BalasHapus
  2. Selalu saja ada pihak asing yang ikut campur dan memperkeruh suasana.. dilawan salah gak dilawan salah

    BalasHapus
  3. Kill to all khamer rouge!!!

    BalasHapus
  4. Indonsia juga pernah mengalami bencana genosida pada orde baru. Lebih besar, dan lebih banyak korban nya. Itu akibat politik kepentingan ; usai satu pihak menyalahkan pihak lain nya pada peristiwa G30s. Hahaha.. Padahal kita dikerjain pihak asing yang sedang perang dingin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pendapat orang lain harus kita hargai. :)

      Hapus
    2. betul, awalnya dilakukan cia dengan menghembuskan propaganda/isu sukarno sakit keras dan tidak bisa memimpin lagi

      Hapus
  5. koruptor lebih sadis.

    BalasHapus
  6. menurutku sih untuk genosida adalah hal yang tak bisa diampuni dan sangatlah bertentangan akan hak asasi manusia.

    BalasHapus
  7. gaya kepemimpinan negara komunis selalu begitu. membantai lawan2 politik nya ga peduli jumlah yg mati berapapun yg penting tujuan mereka tercapai.

    BalasHapus
  8. Setelah baca, kalian harus nonton film : first they kill my father,

    BalasHapus
  9. Apakah dengan demokrasi Negara baik- baik saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apakah dengan kediktatoran justru lebih baik?

      Hapus
  10. Terima kasih sangat menambah wawasan

    BalasHapus
  11. Terima kasih sangat membantu.

    BalasHapus
  12. Lagu Khmer Merah kalau gak salah
    Sat tee touy

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.