Babi Celeng, Si Pemakan Segala yang Gemar Menggali



(Sumber)

Babi celeng / babi liar (wild boar; Sus scrofa) adalah nama dari spesies babi yang - sesuai namanya - memiliki habitat asli di alam liar. Di Amerika Utara, celeng juga dikenal dengan nama "babi liar Eurasia" karena habitat asli hewan ini berada di Benua Asia & Eropa (serta Afrika). Sementara celeng yang ditemukan di Amerika Utara merupakan celeng yang didatangkan dari Eropa & lepas ke alam liar setempat. Dengan cara yang sama, celeng sekarang juga bisa ditemukan di Australia, Selandia Baru, & Pulau Guinea Baru (Papua).

Celeng pada dasarnya bisa hidup di segala macam habitat, kecuali di tempat yang terlampau dingin & dipenuhi oleh timbunan salju tebal sepanjang tahun. Adapun habitat favorit dari celeng adalah tempat yang dipenuhi pepohonan & semak rimbun supaya celeng bisa memiliki tempat untuk bersembunyi & berteduh. Untuk tempat beristirahat, celeng akan membuat semacam cekungan di tanah & kemudian mengisinya dengan ranting serta rumput kering. Celeng juga menyukai tempat yang banyak airnya & bahkan bisa berenang menyeberangi selat sempit jika diperlukan.

Karena celeng pada dasarnya merupakan sejenis babi, maka celeng memiliki ciri-ciri fisik yang umum ditemukan pada babi. Moncong hidungnya berbentuk panjang seperti silinder dengan bagian depan yang berbentuk rata. Tubuhnya dipenuhi rambut lebar yang berwarna cokelat kehitaman. Telapak kakinya berbentuk lonjong & dilengkapi dengan 2 bilah kuku yang tebal & lancip. Daun telinganya berbentuk segitiga & ekornya berbentuk seperti cambuk dengan rambut yang terurai di bagian ujungnya. Di habitat tertentu semisal di India, celeng memiliki rambut tebal yang berbentuk seperti sikat di bagian punggungnya.

Celeng adalah hewan omnivora alias pemakan segala. Makanannya bervariasi mulai dari umbi, tanaman hijau, akar tanaman, buah-buahan, telur unggas, serangga, bangkai hewan besar, & bahkan hewan ternak berukuran kecil. Supaya aman dari pemangsa & terhindar dari panas terik, celeng biasanya mulai mencari makan ketika matahari terbenam. Celeng memiliki indera penciuman & pendengaran yang tajam. Saking tajamnya, celeng bisa mengetahui lokasi makanannya meskipun terkubur di dalam tanah. Celeng lalu menggunakan moncongnya untuk menggali & menyibak tanah hingga ia mendapatkan makanan yang dicarinya.


Seekor celeng yang sedang memakan bangkai rusa. (Sumber)


BETINA MENYUKAI KERAMAIAN

Celeng betina hidup membentuk kelompok yang jumlah anggotanya bisa mencapai 100 ekor, sementara celeng jantan dewasa hidup menyendiri. Musim kawin celeng berlangsung antara bulan November hingga Januari. Ketika musim kawin tiba, celeng jantan akan berkelana mencari betina. Tidak jarang terjadi pertarungan antara sesama celeng jantan ketika keduanya memperebutkan betina yang sama. Pejantan merayu betina dengan cara menyenggolnya.

Jika betina tidak menunjukkan reaksi apa-apa atau bergerak menjauh, pejantan akan pergi mencari betina lain. Namun jika betina tertarik dengan pejantan, betina akan merespon dengan cara mengeluarkan air seni. Celeng betina yang sudah melakukan perkawinan akan memasuki periode kehamilan selama 4 bulan. Jumlah bayi yang bisa dikeluarkan oleh celeng betina sekali melahirkan bisa mencapai 6 ekor. Pejantan tidak ikut terlibat dalam kegiatan mengasuh bayi.

Jika celeng betina mati ketika melahirkan anaknya, anak-anak celeng yang ditinggalkan induknya kadang-kadang akan dirawat oleh celeng betina lain di dalam kelompok yang sama. Ketika kelompok celeng bepergian, kelompok celeng akan membentuk semacam formasi di mana anak-anak celeng berada di bagian tengah, sementara celeng dewasa berada di sekelilingnya. Tujuannya jelas untuk melindungi anak-anak celeng & mencegah mereka terpisah dari kelompoknya.

Bayi celeng hidup dari air susu induknya hingga usia 3 bulan. Celeng mengalami kematangan seksual pada usia antara 5 - 10 bulan. Celeng betina akan tetap tinggal dalam kelompoknya, namun celeng jantan akan meninggalkan kelompoknya pada usia 1 tahun. Seekor celeng diketahui bisa hidup dalam penangkaran hingga usia 27 tahun, namun celeng yang hidup di alam liar usianya diperkirakan tidak sampai 2 tahun. Panjang tubuh celeng bisa mencapai 2,4 m, sementara beratnya bisa mencapai 272 kg. Celeng betina berukuran sedikit lebih kecil daripada celeng jantan.

Induk celeng bersama anak- anaknya. (Sumber)

Musuh utama celeng di alam liar adalah hewan-hewan karnivora berukuran besar semisal harimau, beruang, & koyote. Sebagai bentuk pertahanan diri yang paling dasar, celeng menggunakan warna rambutnya yang gelap untuk bisa menyamar di tengah kerimbunan hutan. Celeng juga memiliki indra pendengaran yang tajam sehingga celeng bisa melarikan jika terlebih dahulu begitu mendengar suara mencurigakan di dekatnya.

Selain hewan predator, ancaman lain bagi celeng di liar berasal dari organisme-organisme parasit karena keberadaan organisme tersebut bisa membuat celeng jatuh sakit, sulit mencari makan, & akhirnya mati. Organisme parasit yang menyerang celeng umumnya berasal dari golongan cacing & kutu penghisap darah.



DISUKAI PEMBURU, DIBENCI PETANI

Celeng sudah sejak lama menjadi target buruan manusia karena celeng memiliki daging yang lezat & tingkat kesulitannya yang menantang untuk diburu. Walaupun celeng bukan hewan predator, celeng bisa menyerang manusia dengan gigih jika merasa marah. Perilaku celeng tersebut lantas diduga menjadi awal mula munculnya kosakata "membabi buta". Di masa silam, perburuan celeng dilakukan dengan bantuan anjing & senjata tradisional seperti tombak & panah. Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan senjata tradisional kemudian digantikan oleh senjata api.

Selain untuk olah raga & diambil dagingnya, celeng juga diburu secara besar-besaran karena celeng memiliki kebiasaan untuk menyerang lahan pertanian & memakan tanaman yang ada di dalamnya. Membasmi celeng yang menyerang lahan pertanian adalah hal yang sangat sulit karena celeng memiliki kemampuan berkembang biak dengan sangat cepat.

Sebagai tindakan pencegahan, petani akan melindungi lahannya dengan cara memasang jebakan, membangun pagar berduri, memelihara anjing penjaga, & melakukan patroli rutin. Di kawasan pemukiman manusia yang dekat dengan hutan, celeng tidak jarang terlihat mencari makan di tempat penampungan sampah.

Babi ternak. (Sumber)

Karena celeng yang hidup di alam liar memiliki populasi yang terbatas & perilaku yang agresif, manusia kemudian membiakkan celeng dalam peternakan (domestikasi) supaya bisa mendapatkan daging celeng dengan lebih mudah. Praktik budidaya celeng dilaporkan sudah mulai dilakukan oleh manusia sejak abad ke-12 sebelum Masehi.

Dibandingkan dengan celeng yang hidup di alam liar, celeng / babi yang diternakkan manusia memiliki kulit berwarna merah muda, tubuh yang lebih gempal, & perilaku yang lebih jinak. Sekarang, babi merupakan salah satu hewan mamalia yang paling banyak diternakkan oleh manusia di seluruh dunia di mana Cina menjadi negara dengan jumlah babi ternak terbanyak.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Suidae
Genus : Sus
Spesies : Sus scrofa



REFERENSI

Animal Diversity Web - Sus Scrofa : Information
ICWDM - Wild Pig Sus scrofa biology and damage....
Modern Farmer- How China Became the World's....
Wikipedia - Wild boar







COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



5 komentar:

  1. Terimakasih. Artikel bagus yang sanggat bermanfaat. Menarik untuk dipelajari, mengingat begitu beragamnya fauna yg dimiliki bumi indonesia. Semoga penulis berkenan menyunting lagi untuk jenis2 fauna lain di indonesia. Salam,

    BalasHapus
  2. Kenapa babi yg diternakkan warnanya bisa berubah menjadi merah muda?

    BalasHapus
  3. Inilah dia! hewan paling di benci umat petani jagung di desa saya

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.