Gavial, Reptil Raksasa Bermoncong Sempit



(Atas-bawah) Gavial jantan & betina. (factzoo.com)

Gavial / gharial (Gavialis gangeticus) adalah nama dari sejenis reptil yang masih berkerabat dengan buaya. Jika dilihat sepintas, gavial memang memiliki penampilan yang mirip dengan buaya. Tubuhnya berbentuk lebar & diselubungi sisik berwarna kecokelatan yang berbentuk oval serta segi empat.

Di punggung gavial, terdapat barisan tonjolan sisik yang memanjang dari bagian pangkal kepala hingga ujung ekor. Sementara dari segi perilaku, gavial bukanlah hewan yang agresif & berbahaya bagi manusia karena makanan utama gavial adalah ikan.

Ciri khas gavial yang membedakannya dari spesies-spesies buaya lainnya adalah moncongnya yang pipih & sempit. Sebagai akibat dari bentuk moncongnya tersebut, gavial bisa menggerakkan moncongnya di dalam air secara luwes sehingga gavial bisa lebih mudah mencaplok ikan makanannya.

Gigi gavial yang berbentuk seperti jarum membuat ikan yang sudah dicaplok tidak bisa melarikan diri. Gavial jantan & betina memiliki penampakan moncong yang berbeda. Jika gavial jantan memiliki bulatan bernama "ghara" di ujung moncongnya, maka gavial betina tidak memilikinya.

Gavial hanya ditemukan di sungai-sungai besar yang terletak di Asia Selatan & Myanmar. Habitat favoritnya adalah sungai yang berukuran dalam & berarus lambat. Tidak seperti spesies buaya lainnya, gavial memiliki kaki yang relatif lemah sehingga gavial tidak bisa bergerak cepat di darat & hanya naik ke darat jika ingin beristirahat serta berjemur.

Gavial adalah hewan penyendiri (soliter), namun beberapa ekor gavial bisa menggunakan tempat berjemur yang sama secara bersama-sama. Jika hari sedang panas-panasnya, gavial bisa tidak naik ke darat sama sekali & hanya berenang lambat sambil menyembulkan kepalanya di permukaan.

Gavial yang sedang berada di darat. (youtube.com)

Gavial memiliki fisik yang tercipta untuk hidup di dalam air. Tubuhnya berbentuk memanjang dengan kaki-kaki yang pendek & berselaput, sehingga gavial bisa bergerak secara lincah di dalam air.

Lubang hidung gavial berada di bagian atas moncong, sehingga hewan tersebut bisa bernapas sambil tetap merendam sebagian besar tubuhnya. Sisiknya memiliki organ-organ sensor kecil yang membantu gavial mendeteksi perubahan tekanan air & mengetahui posisi makhluk lain di dekatnya.

Lubang telinga gavial dilengkapi dengan semacam katup untuk mencegah air masuk ke dalam saluran telinga ketika gavial sedang menyelam. Untuk urusan penglihatan, mata gavial dilengkapi dengan lapisan membran yang melindungi mata gavial dari percikan dengan air & lapisan pemantul cahaya sehingga gavial bisa tetap melihat dengan baik ketika hari sedang gelap.



KAWIN DI AIR, BERSARANG DI DARAT

Musim kawin gavial bervariasi antar daerah, namun umumnya berlangsung antara bulan November hingga Februari. Ketika musim kawin tiba, betina akan berkeliling mencari wilayah pejantan yang cocok dengan seleranya. Gavial jantan akan memikat betina dengan cara memukul-mukulkan rahangnya ke permukaan air.

Jika betina tertarik dengan pejantan, betina akan mendongakkan moncongnya ke atas & keduanya kemudian melakukan perkawinan. Sesudah melakukan perkawinan yang bisa memakan waktu hingga setengah jam, betina akan naik ke darat untuk membuat sarang.

Sarang gavial betina aslinya adalah lubang hasil galian di pasir yang kedalamannya bisa mencapai 50 cm. Lubang itulah yang digunakan oleh gavial betina untuk menaruh telur-telurnya. Gavial betina yang berukuran besar bisa mengeluarkan telur hingga 100 butir, namun umumnya jumlah telur yang dihasilkan gavial berkisar antara 28 - 60 butir.

Sesudah itu, betina akan kembali ke air pada siang hari & naik ke darat untuk menjaga liangnya pada malam hari. Telur-telur gavial memerlukan waktu kurang dari 3 bulan untuk menetas. Betina selanjutnya akan menjaga & merawat anak-anaknya hingga usia 3 minggu. Gavial muda menjadikan serangga & hewan-hewan air kecil sebagai makanannya.

Bayi gavial yang baru menetas dari telur. (genesispark.com)

Gavial jantan berukuran lebih besar daripada betina sehingga gavial jantan pun memiliki laju pertumbuhan yang berbeda dibandingkan betina. Jika pejantan mengalami kematangan seksual pada usia 15 tahun, maka usia kematangan seksual gavial betina adalah 8 tahun.

Seekor gavial jantan bisa tumbuh hingga sepanjang 6 m, sementara ukuran maksimum betina adalah sekitar 4 m. Ukuran tersebut sekaligus menjadikan gavial sebagai salah satu hewan anggota ordo Crocodilia terbesar di dunia. Tidak diketahui usia maksimum gavial, namun hewan yang bersangkutan diperkirakan bisa hidup hingga usia 100 tahun!

Sebagai akibat dari ukurannya yang besar, gavial dewasa tidak memiliki musuh di alam liar. Namun telur-telur gavial rentan dimakan oleh tikus, babi liar, biawak, musang, & jackal jika kebetulan gavial betina sedang tidak ada. Sementara gavial yang masih berukuran kecil juga rentan dimangsa oleh hewan-hewan predator air yang berukuran lebih besar.

Dari sekian banyak ancaman yang mengintai gavial di alam liar, makhluk yang paling mengancam gavial adalah manusia sebagai akibat dari seringnya manusia memburu gavial untuk mengambil sisik, daging, ghara, & telurnya. Akibatnya, gavial pun mengalami penurunan populasi yang tajam & populasi gavial dewasa di alam liar pada tahun 2006 diperkirakan hanya tinggal 200 ekor.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Crocodylia
Famili : Gavialidae
Genus : Gavialis
Spesies : Gavialis gangeticus



REFERENSI

ARKive. "Gharial (Gavialis gangeticus)".
(www.arkive.org/gharial/gavialis-gangeticus/)

Bouchard, K. 2009. "Gavialis gangeticus".
(animaldiversity.org/accounts/Gavialis_gangeticus/)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.