Perang Argentina-Brazil yang Melahirkan Negara Uruguay



Armada kapal perang Rio de la Plata / Argentina. (Jose Murature)

Argentina & Brazil adalah nama dari 2 negara terbesar di Amerika Selatan. Jika Argentina dulunya merupakan koloni Spanyol, maka Brazil merupakan bekas jajahan Portugal. Sebagai negara besar yang saling bertetangga, Argentina & Brazil sekarang dikenal memiliki hubungan yang harmonis sambil bersaing secara sehat.

Namun jika kita mundur hingga kurang lebih 2 abad sebelumnya, kondisinya berbeda karena di masa itu, Argentina & Brazil sempat terlibat perang akibat masalah perebutan wilayah. Perang Argentina-Brazil (Argentine-Brazilian War; Guerra Argentino-Brasilena) adalah sebutan untuk konflik bersenjata antara Kekaisaran Brazil melawan Serikat Provinsi Rio de la Plata (nama resmi negara Argentina pada masa itu) pada tahun 1825 - 1828.

Selain dengan nama Perang Argentina-Brazil, perang yang sama juga dikenal dengan nama "Perang Cisplatina" (Cisplatine War; Guerra del Cisplatina) karena penyebab utama perang ini adalah akibat memperebutkan wilayah Cisplatina yang saat itu merupakan bagian dari Brazil. Seusai perang, Cisplatina dijadikan negara tersendiri & kita sekarang mengenalnya dengan nama "Uruguay".



LATAR BELAKANG

Daerah yang sekarang dikenal dengan nama Uruguay awalnya dikenal dengan nama "Banda Oriental" (Tepi Timur; Eastern Bank) & merupakan bagian dari koloni Spanyol yang bernama "Rio de la Plata" sejak abad ke-18.

Walaupun kecil, Banda Oriental merupakan daerah yang strategis karena terletak di muara Rio de la Plata & terhubung langsung ke Sungai Uruguay yang cukup lebar untuk dapat dilayari. Bukan hanya itu, Banda Oriental juga memiliki tanah yang subur & banyak ditanami tanaman pangan.

Peta lokasi Uruguay & muara Rio de la Plata (River Plate). (Sumber)

Kombinasi dari hal-hal tadi lantas menarik Portugal untuk menguasai Banda Oriental. Tahun 1816, Portugal akhirnya benar-benar menginvasi Banda Oriental & berhasil menguasai daerah tersebut pada tahun 1820.

Oleh Portugal, nama "Banda Oriental" diganti menjadi "Cisplatina" & digabungkan ke wilayah Brazil. Bergabungnya Banda Oriental / Cisplatina ke Portugal juga diikuti dengan bermigrasinya belasan ribu penduduk Banda Oriental ke wilayah Rio de la Plata karena sebagai keturunan imigran Spanyol, mereka tidak ingin dipimpin oleh orang Portugis.

Status Cisplatina sebagai wilayah milik Portugal tidak berlangsung lama setelah pada tahun 1822, Brazil melepaskan diri dari Portugal. Merdekanya Brazil lantas diikuti dengan mengapungnya kembali masalah mengenai sengketa Cisplatina.

Rio de Plata ingin menjadikan Cisplatina sebagai bagian dari wilayahnya, namun niat pemerintah Rio de la Plata terganjal oleh fakta kalau militer mereka masih belum padu & kondisi domestik Rio de la Plata sendiri sedang bermasalah akibat adanya konflik antara kubu pro-sentralisasi (unitaris) pemerintahan melawan kubu pro-otonomi daerah (federalis).

Sudah disinggung di 2 paragraf sebelumnya kalau ditaklukannya Cisplatina oleh Portugal juga diikuti oleh mengungsinya sejumlah penduduk Cisplatina ke wilayah Rio de la Plata. Sebagian dari para pengungsi ini kemudian membentuk kelompok bernama "33 Orientales" dengan harapan bisa membebaskan Cisplatina lewat jalur militer & kemudian menggabungkannya dengan wilayah Rio de la Plata. P

emerintah Rio de la Plata memberikan dukungan material & politik kepada 33 Orientales dengan harapan bisa mengakhiri kekuasaan Brazil atas Cisplatina tanpa harus menerjunkan pasukan secara langsung di medan perangnya.



BERJALANNYA PERANG

Bulan April 1825, pasukan 33 Orientales menyerbu wilayah Cisplatina dari arah Rio de la Plata. Di sana, mereka berhasil menarik penduduk setempat yang tidak menyukai kepemimpinan Brazil untuk turut bergabung bersama mereka & berhasil mengalahkan pasukan Brazil di sepanjang rute yang mereka temui.

Ketika 33 Orientales merasa sudah berhasil memantapkan kedudukannya di Cisplatina, pada tanggal 25 Agustus para anggota 33 Orientales memproklamasikan bergabungnya Cisplatina ke Rio de la Plata. Proklamasi tersebut jelas ditolak oleh Brazil. Bahkan pada bulan Desember 1825, Brazil langsung menyatakan perang kepada Rio de la Plata.

Kelompok 33 Orientales. (dxnews.com)

Keluarnya pernyataan perang dari Brazil membuat pemerintah Rio de la Plata kelabakan karena militer mereka di atas kertas lebih lemah dibandingkan militer Brazil. Angkatan lautnya baru dibentuk menjelang keluarnya pernyataan perang dari Brazil. Jumlah kapal yang mereka milik pun tidak sebanyak kapal milik Brazil.

Hampir separuh tentara Rio de la Plata aslinya adalah rakyat biasa yang direkrut secara paksa & hanya menerima pelatihan seadanya. Kondisi persenjataan militer Rio de la Plata juga tidak kalah mengenaskan. Dari 1.331 buah senapan yang tersedia, hanya kurang dari 60 buah senapan yang masih layak pakai.

Di pihak Brazil, tidak lama setelah mengeluarkan pernyataan perang, Pedro selaku pemimpin Brazil memerintahkan armada lautnya untuk melakukan blokade ke muara Rio de la Plata karena kota-kota penting seperti Buenos Aires & Montevideo menjadikan muara tersebut sebagai jalur utama bagi kapal-kapalnya untuk keluar masuk menuju Samudera Atlantik.

Di darat, awalnya pasukan Rio de la Plata kewalahan meladeni pasukan Brazil yang lebih disiplin. Namun setelah pemerintah Rio de la Plata melakukan penarikan uang secara massal dari rakyatnya, militer Rio de la Plata mendapatkan bantuan logistik yang mereka butuhkan untuk mengimbangi pasukan Brazil. Bukan hanya itu, setiap kali mereka berhasil mengalahkan pasukan Brazil dalam suatu pertempuran, mereka bisa memanfaatkan stok persenjatan yang ditinggalkan pasukan Brazil.

Bulan Februari 1827 merupakan titik balik dalam Perang Argentina-Brazil di front laut. Di dekat Pulau Juncal yang terletak di sebelah utara muara Rio de la Plata, armada Brazil yang datang dari arah utara terlibat pertempuran dengan armada Rio de la Plata.

Karena kapal-kapal Rio de la Plata lebih mahir dalam melakukan manuver sambil menjaga formasi tempurnya, pertempuran tersebut berakhir dengan kekalahan telak armada Brazil & kegagalan Brazil memperoleh kendali penuh atas muara Rio de la Plata & Sungai Uruguay. Sudah jatuh tertimpa tangga, 12 dari 17 kapal perang Brazil yang terlibat dalam pertempuran tersebut juga berpindah tangan ke pihak Rio de la Plata.

Kemenangan dalam Pertempuran Juncal jelas melambungkan kepercayaan diri pasukan Rio de la Plata, namun tidak lantas membuat armada mereka menjadi superior & tak terkalahkan. Bulan April 1827, armada Rio de Plata harus menelan pil pahit setelah mereka berhasil dikalahkan oleh armada Brazil dalam Pertempuran Monte Santiago di dekat Buenos Aires karena armada Brazil unggul jauh dalam hal jumlah kapal.

Peta mengenai Pertempuran Monte Santiago. Garis utuh menunjukkan rute armada Brazil, sementara garis putus-putus merupakan rute armada Rio de la Plata. (histarmar.com.ar)

Pasca pertempuran ini, kondisi di front laut bisa dikatakan berimbang. Armada Rio de Plata menguasai wilayah Sungai Uruguay & sisi utara muara Rio de la Plata, sementara armada Brazil menguasai kawasan laut lepas di sekitar muara Rio de la Plata.

Di Rio de la Plata sendiri, kombinasi dari tersedotnya anggaran negara untuk membiayai perang & memburuknya perekonomian negara akibat blokade armada Brazil membuat presiden Bernardino Rivadavia terpaksa meletakkan jabatannya pada bulan Juli 1827. Turunnya Rivadavia lantas diikuti dengan berubahnya Rio de Plata dari yang awalnya negara kesatuan menjadi konfederasi banyak provinsi dengan gubernur provinsi Buenos Aires sebagai pemimpin tertingginya.

Posisi gubernur Buenos Aires sendiri saat itu dipegang oleh Manuel Dorrego. Dalam menyikapi Perang Argentina-Brazil ini, langkah pertama yang ditempuh Dorrego pasca lengsernya Rivadavia adalah melakukan perundingan damai dengan Brazil.



KONDISI PASCA PERANG

Perundingan damai antara Brazil & Rio de la Plata turut melibatkan perwakilan Inggris sebagai fasilitator karena Inggris memiliki kepentingan komersial atas pelabuhan-pelabuhan dagang di muara Rio de la Plata. Hasilnya, pada bulan tanggal 27 Agustus 1828, dicapailah Traktat Montevideo sebagai kesepakatan damai antara keduanya.

Berdasarkan traktat tersebut, Cisplatina akan dijadikan negara merdeka dengan nama "Republik Oriental Uruguay". Namun baik Brazil maupun Rio de la Plata / Argentina memiliki hak untuk ikut terlibat dalam proses pengesahan konstitusi Uruguay & tetap memiliki pengaruh atas politik domestik Uruguay hingga akhir abad ke-19.

Tujuan 33 Orientales memerangi Brazil bukanlah untuk menjadikan Cisplatina sebagai merdeka, tapi untuk menyatukan Cisplatina dengan Rio de la Plata. Kendati demikian, karena pemberontakan yang dilakukan 33 Orientales menjadi titik awal dari perang yang akhirnya melahirkan kemerdekaan Uruguay, rakyat Uruguay di masa kini tetap mengenang 33 Orientales sebagai pahlawan nasional pejuang kemerdekaan negaranya.

Di Argentina, tokoh-tokoh yang terlibat dalam front laut Perang Argentina-Brazil menjadi sumber inspirasi untuk menamai kapal-kapal milik militer Argentina sekarang ini. Di Brazil sendiri, perang ini bukanlah perang yang populer & pamornya masih kalah dibandingkan dengan perang kemerdekaan serta Perang Tiga Aliansi.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



RINGKASAN PERANG

Waktu & Lokasi Pertempuran
-  Waktu : 1825 - 1828
-  Lokasi : Cisplatina (Uruguay), muara Rio de la Plata

Pihak yang Bertempur
(Negara)  -  Rio de la Plata
(Grup)  - 33 Orientales
      melawan
(Negara)  -  Brazil

Hasil Akhir
-  Perang berakhir tanpa pemenang yang jelas
-  Cisplatina dijadikan negara merdeka dengan nama "Uruguay"

Korban Jiwa
Lebih dari 1.000 jiwa



REFERENSI

Calvert, P. A. R.. 2008. "Argentina". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

GlobalSecurity.org. "Cisplatine War - 1825-1828".
(www.globalsecurity.org/military/world/war/cisplatine.htm)

R.A. Hudson & S.W. Meditz. 1990. "From Insurrection to State Organization, 1820-30".
(countrystudies.us/uruguay/4.htm)

Weinstein, M.. 2008. "Uruguay". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

Wikipedia. "Battle of Juncal".
(en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Juncal)

Wikipedia. "Battle of Monte Santiago".
(en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Monte_Santiago)

Wikipedia. "Cisplatine War".
(en.wikipedia.org/wiki/Cisplatine_War)

Wikipedia. "Thirty-Three Orientals".
(en.wikipedia.org/wiki/Thirty-Three_Orientals)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



9 komentar:

  1. Pernah baca sekilas tentang sejarah uruguay pecahan brazil. Sempet heran kok negara mayoritas berbahasa spanish satu koloni sama brazil yang berbahasa dan koloni portugis hehe oke, terus menulis ditunggu artikel selanjutnya

    BalasHapus
  2. Viva Argentina viva Argentina. Saya yakin jika saat itu pihak 33 orientales keluar sebagai pemenang perekonomian Argentina akan sudah jauh lebih baik,namun itu semua kembali ke kehendak Allah.

    BalasHapus
  3. Walo tetep ada yg ngganjel.. tetapi tulisan ini bagus membuka wawasan... Trimakaih untuk itu....

    BalasHapus
  4. Baru tau lho sejarah uruguay

    BalasHapus
  5. Thanks, baru tahu saya ttg hal ini, menarik sekali uraiannya

    BalasHapus
  6. mantap lagi nyari sejarah uruguay buat MUN ternyata nemu di sini buat referensi

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.