Proyek Babilon, Rencana Pembangunan Meriam Terbesar di Dunia



Pipa meriam Babilon Besar & perbandingan ukurannya dengan manusia. (thebridgelifeinthemix.info)

Babilon adalah nama kota kuno yang terletak di wilayah modern Irak. Kota tersebut diperkirakan sudah berdiri sejak abad ke-23 Sebelum Masehi & menjadi ibukota dari beragam kekaisaran kuno Babilonia. Sekarang Babilon memang sudah tidak berdiri lagi & hanya menyisakan reruntuhan bangunan di dekat Sungai Eufrat.

Namun reputasi Babilon sebagai kota besar dari salah satu peradaban tertua di dunia menjadikan Babilon tetap memiliki nama besar dalam sejarah dunia. Nama besar yang disandang Babilon pulalah kemungkinan yang menjadikan kota tersebut sebagai sumber inspirasi untuk menamai sebuah proyek militer yang dilaksanakan ribuan tahun kemudian.

Proyek militer yang dimaksud di sini adalah Proyek Babilon (Project Babylon) yang dijalankan oleh Irak di bawah pimpinan Saddam Hussein pada tahun 1988 - 1990. Tujuan utama Proyek Babilon adalah menciptakan meriam terbesar yang pernah ada & sanggup menembakkan peluru menembus atmosfer bumi!

Kendati proyek ini disponsori oleh Irak, tokoh utama proyek ini adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Kanada yang bernama Gerald Bull. Ketika Bull meninggal akibat dibunuh secara misterius, proyek ini pun terbengkalai & nasibnya kemudian tidak jauh berbeda dengan kota Babilon yang sekarang hanya tinggal puing-puing.



LATAR BELAKANG

Gerald Bull adalah ilmuwan tamatan Universitas Toronto yang lahir pada tahun 1928 di Ontario, Kanada. Bidang studi yang ditekuninya adalah ilmu fisika penerbangan, tepatnya yang berkaitan dengan meriam. Bull sendiri memiliki cita-cita pribadi menciptakan meriam yang bisa meluncurkan satelit secara langsung ke luar angkasa.

Namun kebutuhan akan dana penelitian memaksa Bull ikut serta dalam proyek-proyek seputar persenjataan. Pada dekade 60-an contohnya, militer AS menggaet Bull untuk terlibat dalam proyek pembuatan meriam raksasa High Altitude Research Project (HARP).

Gerald Bull. (alchetron.com)

Sejak tahun 1977, Bull terlibat perjanjian dengan pemerintah Afrika Selatan (Afsel) untuk membuatkan meriam artileri GC-45. Afsel sendiri pada waktu itu sedang terlibat perang melawan Angola serta kelompok milisi SWAPO di Namibia. Namun adanya sanksi embargo dari PBB akibat politik apartheid & sengketa Namibia membuat perjanjian antara Bull dengan Afsel harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Ketika perjanjian antara keduanya terbongkar pada tahun 1980, Bull pun dihukum penjara 6 bulan.

Bull keluar dari penjara dengan reputasi yang tercemar. Namun rekam jejaknya sebagai pakar meriam membuat tetap ada pihak yang melirik bakatnya. Dan pihak tersebut adalah Irak, negeri pimpinan Saddam Hussein yang berambisi menjadi negara adidaya Timur Tengah. Kebetulan sejak tahun 1980, Irak terlibat perang dengan negara tetangganya Iran.

Dalam perang tersebut, awalnya Irak berhasil mencaplok sebagian wilayah Iran. Namun setelah Iran menerjunkan jutaan rakyatnya untuk menjadi pasukan berani mati, pasukan Irak kewalahan & mencoba beralih ke senjata artileri canggih yang bisa membunuh banyak personil sekaligus supaya bisa membendung gelombang serangan pasukan Iran.

Irak pertama kali menghubungi Bull pada tahun 1981. Berkat bantuan intelijen AS yang ingin memanfaatkan Irak sebagai pion untuk melemahkan rezim anti-Barat yang baru saja berdiri di Iran, kontak antara keduanya berlanjut tanpa kendala ke tahap kontrak pembuatan senjata. Dengan bantuan perusahaan alutsista Voest-Alpine yang bermarkas di Austria, Bull berhasil menciptakan desain meriam artileri GC-45. Tahun 1985, 200 unit meriam tersebut diekspor ke Irak.

Meriam GC-45. (zonwar.ru)

Kesuksesan transaksi tersebut membuat Bull berhasil mendapatkan kepercayaan dari pemerintah Irak. Maka, Bull pun melobi Menteri Industri Irak supaya bersedia mendukung idenya untuk menciptakan meriam raksasa yang bisa berfungsi sebagai senjata sekaligus peluncur satelit ke luar angkasa.

Gayung bersambut karena pemerintah Irak merasa puas dengan hasil kerja Bull. Maka, di akhir Perang Irak-Iran pada tahun 1988, Bull yang sedang tinggal di Swiss diterbangkan ke Baghdad, Irak. Sejak inilah, proyek pembuatan meriam raksasa dengan nama sandi "Proyek Babilon" dimulai.



BERJALANNYA PROYEK BABILON

Proyek Babilon dimulai pada bulan Maret 1988. Ada 3 meriam yang dibangun dalam proyek ini, yaitu 2 meriam Babilon Besar & 1 meriam Bayi Babilon yang berukuran lebih kecil. Irak memanfaatkan jasa pabrik-pabrik yang tersebar di sejumlah negara Eropa - salah satunya Inggris - untuk membuatkan komponen-komponen meriam Proyek Babilon. Supaya Irak bisa mengimpor komponen-komponen tadi tanpa dicegat oleh aparat negara-negara terkait, Proyek Babilon disamarkan sebagai proyek pemesanan pipa minyak.

Babilon Besar direncanakan memiliki diameter laras / kaliber 1 m, panjang 156 m, & berat 1.500 ton lebih. Jika sudah jadi, meriam ini diperkirakan bakal sanggup menembakkan proyektil seberat 600 kg dengan jarak tembak mencapai 1.000 km! Jarak tembaknya tersebut menjadikan meriam ini sanggup menembakkan proyektilnya ke wilayah Kuwait atau Iran.

Namun kehebatan Babilon Besar masih belum sampai di sana. Jika proyektil yang ditembakannya menghantam tanah, getaran yang ditimbulkannya bakal menimbulkan guncangan hebat layaknya gempa bumi.

Ilustrasi ukuran Babilon Besar & perbandingannya dengan meriam-meriam yang pernah dibangun.

Babilon Besar sendiri bukanlah tanpa kelemahan. Bobot & ukurannya yang luar biasa besar membuat meriam ini tidak bisa dipindahkan dalam kondisi utuh. Sekali didirikan, meriam Babilon Besar juga tidak akan bisa digerakkan untuk menembakkan peluru ke arah yang berbeda.

Di luar efek destruktif yang ditimbulkannya, Babilon Besar sendiri secara teoritis adalah sasaran empuk di medan perang. Karena begitu meriam ini menembakkan pelurunya, pihak musuh bisa langsung mengetahui lokasi asal tembakan & mengerahkan pesawat tempurnya untuk menghancurkan Babilon Besar di tempat.

Menurut salah satu jenderal pembelot Irak yang bernama Hussein Kamel Al-Majid, meriam Babilon Besar rencananya bakal memiliki fungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai meriam artileri konvensional yang bisa meluncurkan peluru bermuatan nuklir atau antraks.

Fungsi kedua adalah sebagai senjata anti satelit mata-mata. Untuk keperluan yang satu ini, peluru meriam Babilon Besar akan dilengkapi dengan semacam roket supaya bisa mencapai luar angkasa. Begitu peluru tersebut diluncurkan, peluru yang sama akan meledak & kemudian melepaskan zat lengket yang membutakan penglihatan satelit di dekatnya.

Bulan Mei 1989, meriam Bayi Babilon selesai dibangun & dipasang di Jabal Hamrayn yang terletak 145 km di sebelah utara Baghdad. Nama "Bayi Babilon" diberikan karena meriam ini memang berukuran lebih kecil dibandingkan meriam Babilon Besar & difungsikan sebagai meriam uji coba. Layaknya bayi yang nantinya tumbuh menjadi sosok gagah perkasa.

Bayi Babilon dilaporkan memiliki panjang 45 m, berat 102 ton, & kaliber 3,5 cm. Sesudah menjalani uji coba pertamanya, meriam ini kemudian dimodifikasi supaya memiliki sudut kemiringan 45 derajat & jarak tembak maksimum 750 km.


Ilustrasi meriam Babilon Besar yang sudah dipasang. (alchetron.com)


TERHENTINYA PROYEK BABILON

Pembangunan meriam Babilon Besar pada akhirnya tidak pernah terwujud setelah Bull tewas ditembak pada tanggal 22 Maret 1990 di apartemennya yang terletak di Brussels, Belgia. Identitas pembunuh Bull tidak pernah terungkap hingga sekarang.

Namun putra Bull yang bernama Michael Bull percaya kalau pembunuhan Bull dilakukan oleh anggota Mossad, badan intelijen Israel. Sebabnya adalah karena Michael sempat menerima pesan peringatan dari seorang anggota intelijen yang tidak dikenal kalau Mossad sedang mengincar nyawa Gerald Bull.

Israel sendiri tidak menganggap Proyek Babilon sebagai ancaman bagi negaranya karena meriam tersebut dianggap terlalu merepotkan untuk digunakan sebagai senjata. Namun jika pembunuhan tersebut memang dilakukan oleh Mossad, motif pembunuhannya diduga adalah karena Bull terlibat dalam proyek lain yang melibatkan teknologi misil Irak.

Selain Mossad, pihak-pihak lain yang dicurigai sebagai pelaku pembunuhan Bull akibat keterkaitan antara mereka dengan Bull di masa silam adalah AS, Inggris, Afsel, & bahkan orang dalam Irak sendiri. Lepas dari kontroversi mengenai identitas pembunuh asli Bull, tewasnya Bull secara otomatis membuat Proyek Babilon terhenti.

Kematian Bull yang tidak wajar & tidak diikuti dengan hilangnya barang-barang berharga lantas memunculkan spekulasi kalau Bull sedang terlibat dalam kegiatan rahasia. Proyek Babilon pun perlahan-lahan tersingkap & komponen-komponen meriam Proyek Babilon yang sedang ada di Eropa disita 1 demi 1 oleh aparat setempat.

Di Inggris contohnya, pada bulan April 1990 aparat Inggris di Middlesbrough menyita 8 pipa raksasa yang hendak dikirim ke Irak. Komponen-komponen meriam hasil sitaan tersebut kemudian dipamerkan di museum kemiliteran Inggris.

Komponen meriam Babilon Besar di museum Portsmouth, Inggris. (Tim Jones / communicatescience.com)

Tahun 1990, Irak menginvasi Kuwait & pecahlah Perang Teluk. Setahun kemudian, pasukan Irak dipaksa mengibarkan bendera putih usai dibombardir pasukan koalisi. Tim penyelidik PBB kemudian dikirim ke Irak untuk melucuti proyek-proyek militer Irak, termasuk Proyek Babilon. Di tahun yang sama, PBB menghancurkan meriam Bayi Babilon, 44 komponen meriam Babilon Besar, & 1 ton bahan bakar pendorong meriam.

Tahun 1995, PBB juga mendapatkan bocoran desain yang menunjukkan kalau selain 3 meriam Babilon tadi, Irak juga memiliki rencana membangun meriam raksasa tambahan dengan kaliber 60 cm. Rencana yang pada akhirnya tidak pernah terwujud akibat kematian mendadak Bull & kecerobohan Irak yang gegabah menyerang Kuwait.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



REFERENSI

BBC. "1990: Customs seize 'supergun'".
(news.bbc.co.uk/onthisday/hi/dates/stories/april/11/newsid_2477000/2477023.stm)

Park, W.. 2016. "The tragic tale of Saddam Hussein's 'supergun'".
(www.bbc.com/future/story/20160317-the-man-who-tried-to-make-a-supergun-for-saddam-hussein)

Saggs, H. W. F.. 2008. "Babylon". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

Sherman, R.. 2000. "Project Babylon Supergun / PC-2".
(nuke.fas.org/guide/iraq/other/supergun.htm)

Toolis, K.. 1990. "The Man Behind Iraq's Supergun".
(www.nytimes.com/1990/08/26/magazine/the-man-behind-iraq-s-supergun.html?pagewanted=all)

Wade, M.. "Babylon Gun".
(www.astronautix.com/b/babylongun.html)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



3 komentar:

  1. Kenapa kalau dilihat melalui versi mobile, kotak komentar tidak ada... Saya menggunakan browser dari uc browser di hp,,

    BalasHapus
  2. Seharusnya Indonesia harus sudah bisa mengembangkan teknologi meriam supaya tidak beli dari negara eropa, apalagi meriam juga merupakan artileri yang mudah teknologi nya,,

    BalasHapus
  3. kesian si bull, hoby nya membawa bencana

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.