Boto, Lumba-Lumba Penghuni Sungai Amazon



Seekor boto yang sedang menyelam. (joachim_s_mueller / flickr.com)

Sungai Amazon adalah nama dari sungai terbesar di Amerika Selatan yang bemuara di Samudera Atlantik. Saking besarnya sungai ini, kawasan hutan di sekitarnya kerap digenangi air setinggi beberapa meter setiap kali musim hujan tiba.

Berkat ukurannya yang besar pula, Sungai Amazon pun memiliki keberagaman hayati yang tinggi & dihuni oleh beragam hewan eksotis. Mulai dari ikan piranha, ular raksasa anaconda, hingga lumba-lumba air tawar yang bakal jadi fokus pembahasan dalam artikel kali ini.

Lumba-lumba Sungai Amazon (Amazon river dolphin; Inia geoffrensis) adalah nama dari sejenis lumba-lumba bermoncong panjang yang hanya dapat ditemukan di Sungai Amazon & sungai-sungai kecil yang terhubung dengannya. Adapun selain moncongnya, lumba-lumba sungai Amazon juga memiliki ciri-ciri lain seperti kulit berwarna pucat kemerahan & adanya punuk di bagian punggungnya.

Karena ciri fisiknya itu pula, lumba-lumba sungai Amazon juga dikenal dengan nama lain "lumba-lumba sungai merah muda" (pink river dolphin). Di habitat aslinya, lumba-lumba ini oleh penduduk setempat dikenal dengan nama "boto".

Boto bukanlah satu-satunya spesies lumba-lumba yang menghuni air tawar. Namun dibandingkan spesies lumba-lumba air tawar lainnya, boto adalah yang terbesar. Panjangnya mencapai 2,5 m lebih dengan berat mencapai 207 kg. Betina ukurannya sedikit lebih kecil di mana panjang maksimumnya tidak sampai 2,2 m.

Boto yang sedang melompat keluar air. (factzoo.com)

Selain berbeda dari segi ukuran, masing-masing jenis kelamin juga memiliki perbedaan dari segi perilaku. Jika pejantan tidak segan-segan berkelana di badan sungai pada saat musim hujan masih berlangsung, betina lebih sering bernaung di genangan hasil luapan sungai & baru kembali ke badan sungai jika genangannya sudah semakin dangkal.

Kendati terlihat kikuk, boto merupakan perenang yang sangat lincah. Lehernya sangat fleksibel sehingga boto bisa meliuk-liuk di perairan dangkal & di antara kerimbunan pepohonan yang terendam air dengan mudah.

Boto juga memiliki sirip dada yang panjang untuk ukuran lumba-lumba sehingga boto bisa mengayunkan sirip dadanya secara melingkar & memudahkannya bermanuver di perairan sempit. Namun di sisi lain, fisiknya tersebut menyebabkan boto lebih sering bergerak lambat dengan kecepatan rata-rata hanya 2 km/jam. Boto juga tidak pernah menyelam terlalu dalam & harus muncul ke permukaan air secara berkala untuk bernapas.

Boto merupakan hewan karnivora alias pemakan daging. Hampir semua jenis ikan & Crustacea yang menghuni Sungai Amazon menjadi santapan mamalia ini. Untuk menemukan posisi mangsanya di perairan Sungai Amazon yang keruh, boto menggunakan metode pantulan suara sonar (ekolokasi).

Mula-mula, boto akan melepaskan suara dari organ bernama "melon" yang terletak di bagian keningnya. Bunyi yang terpantul kemudian akan tertangkap oleh organ telinganya yang terletak di bagian rahang bawah sehingga boto bisa mengetahui kondisi di sekitarnya.


Boto yang sedang menyelam. (dolphins-world.com)


PEMAKAN IKAN YANG BANYAK AKAL

Boto merupakan hewan pemburu yang cerdik & serba bisa. Mereka sengaja mencari mangsanya di air terjun & mulut sungai karena di lokasi-lokasi tersebut, boto lebih mudah memojokkan mangsanya.

Boto secara tidak langsung juga memanfaatkan cipratan yang ditimbulkan oleh dayung perahu penduduk setempat untuk menangkap ikan yang terganggu oleh getaran air dari dayung tadi. Boto juga bisa bekerja sama dengan sesama boto & lumba-lumba tucuxi dari spesies Sotalia fluviatilis untuk menggiring & menangkap kawanan ikan secara bersama-sama.

Boto merupakan hewan soliter sekaligus sosial di mana sekelompok boto yang beranggotakan lebih dari 15 ekor dilaporkan pernah terlihat. Ketika sudah tiba waktunya kawin, boto jantan menjadi lebih agresif & tidak segan-segan berkelahi dengan pejantan lain untuk mendapatkan pasangan kawin.

Betina yang sudah melakukan perkawinan dengan pejantan selanjutnya akan memasuki periode kehamilan selama 11 bulan. Seekor boto betina hanya bisa mengandung seekor bayi & bayi tersebut biasanya baru akan dilahirkan antara bulan Juni hingga Agustus.

Begitu bayi boto lahir, induknya akan membimbing bayinya tersebut ke permukaan air untuk menghirup udara & belajar berenang. Bayi boto hidup dari air susu induknya hingga usia 1 tahun, mulai hidup mandiri pada usia antara 2 sampai 3 tahun, & mengalami kematangan seksual pada usia 5 tahun.

Boto yang masih muda lebih sering beraktivitas di genangan hasil luapan sungai supaya aman dari serangan boto jantan dewasa yang agresif. Tidak diketahui usia maksimum boto di alam liar. Boto yang hidup di dalam tangkapan juga memiliki angka kematian tinggi & jarang berumur panjang. Namun jika sukses bertahan hidup di dalam tangkapan, seekor boto bisa hidup hingga usia 30 tahun.

Boto yang sedang disuapi.

Boto merupakan hewan yang akrab bagi penduduk di sekitar Sungai Amazon. Pasalnya boto memiliki rasa ingin tahu yang tinggi & tidak segan-segan menyentuhkan moncongnya ke dayung atau badan perahu yang digunakan oleh penduduk setempat.

Boto juga membantu nelayan tradisional setempat dengan cara menggiring ikan-ikan ke arah jaring yang dibentangkan oleh nelayan. Namun oleh nelayan modern, boto lebih sering dianggap sebagai gangguan karena mereka dianggap sebagai pesaing untuk mendapatkan ikan sebanyak mungkin.

Boto memiliki reputasi yang cukup dihormati oleh suku-suku Indian Amazon. Menurut kepercayaan mereka, memakan daging boto bisa membawa nasib buruk bagi pelakunya. Namun hal tersebut tidak lantas membuat kelestarian boto di alam liar terjamin sepenuhnya karena mereka juga menerima dampak negatif dari pencemaran air.

Belakangan, boto juga dibunuh supaya dagingnya bisa dimanfaatkan sebagai umpan ikan lele Amazon. Tidak sedikit pula boto yang tewas akibat tersangkut pada jaring nelayan modern & bertabrakan dengan mesin serta badan kapal motor.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Cetartiodactyla
Famili : Iniidea
Genus : Inia
Spesies : Inia geoffrensis



REFERENSI

ARKive. "Boto (Inia geoffrensis)".
(www.arkive.org/boto/inia-geoffrensis/)

Bebej, R.. 2006. "Inia geoffrensis".
(animaldiversity.org/accounts/Inia_geoffrensis/)

Leibowitz, E.. 2010. "Five Myths about Amazon River Dolphins".
(www.worldwildlife.org/blogs/good-nature-travel/posts/five-myths-about-amazon-river-dolphins)

Messenger, S.. 2011. "Amazon River Dolphin Populations in Rapid Decline".
(www.treehugger.com/natural-sciences/amazon-river-dolphin-populations-in-rapid-decline.html)

Woods Hole Oceanographic Institution. "How does a dolphin echolocate?".
(www.whoi.edu/science/B/people/kamaral/echolocation.html)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.