Glowworm, Sang Pembangun Jebakan Bercahaya



Glowworm di langit-langit gua. (Makrosenrosen / wikimedia.org)

Glowworm (cacing yang menyala) adalah sebutan untuk hewan menyerupai cacing yang diberi nama demikian berkat kemampuannya memancarkan cahaya. Apa yang disebut sebagai glowworm sendiri aslinya bukanlah cacing, melainkan larva dari sejenis serangga kecil bernama "agas" (gnat).

Ada beberapa spesies hewan yang menyandang sebutan glowworm. Namun dalam artikel kali ini, pihak Republik akan membahas glowworm dari spesies Arachnocampa luminosa.

Glowworm dari spesies A. luminosa hanya dapat ditemukan di Selandia Baru, khususnya di dalam gua & terowongan alamiah. Oleh karena itulah, glowworm dari spesies tersebut juga dikenal dengan nama "glowworm Selandia Baru" (New Zealand glowworm) atau "agas jamur Selandia Baru" (New Zealand fungus gnat).

Suku pribumi Maori sendiri menjuluki glowworm yang bersangkutan dengan nama "titiwai". Kalau di Eropa, nama "glowworm" lebih sering digunakan untuk menjuluki larva kunang-kunang yang sama sekali tidak memiliki kekerabatan dengan A. luminosa.

Dari sekian banyak tempat yang menjadi lokasi ditemukannya glowworm, salah satu habitat glowworm yang paling terkenal adalah Gua Waitomo yang terletak di Pulau Utara Selandia Baru. Pasalnya di langit-langit gua yang berukuran megah ini, ada begitu banyak glowworm yang bersarang di sana sehingga mereka terlihat seolah-olah seperti kumpulan bintang di langit malam.

Selain bisa disaksikan sambil berjalan kaki, pengunjung Gua Waitomo juga bisa memandangi langit-langit sambil menaiki perahu karena gua ini juga memiliki sungai bawah tanah.

Suasana di dalam Gua Waitomo. (waitomo.com)

Kembali ke soal glowworm. Sudah disinggung di paragraf awal kalau glowworm aslinya adalah fase larva dari serangga agas yang penampilannya menyerupai nyamuk berkaki panjang. agas menjalani fase metamorfosis sempurna yang berarti sepanjang hidupnya, agas menjalani tahapan telur, larva, kepompong / pupa, & serangga dewasa.

Waktu yang diperlukan oleh seekor agas untuk menjalani seluruh siklus hidupnya tersebut mencapai hampir 1 tahun. Seekor agas menghabiskan seluruh siklus hidupnya di dalam gua.

Ketika seekor agas betina sudah melakukan perkawinan dengan pejantan, agas betina akan pergi ke langit-langit gua yang penuh dengan lumut untuk menaruh telur-telurnya di sana. Masing-masing telur ukurannya tidak sampai 1 mm. Sesudah kurang lebih 3 minggu, telur-telur tadi akan menetas menjadi larva yang tidak lain adalah glowworm.

Saat baru menetas, glowworm hanya memiliki panjang kurang dari 5 mm. Namun seiring dengan semakin banyaknya makanan yang ia konsumsi, glowworm yang sama nantinya bisa tumbuh hingga sepanjang 3 cm.

Glowworm memiliki tubuh panjang berwarna kecokelatan dengan kulit yang transparan. Oleh karena itulah, organ cahaya glowworm yang terletak di dekat ujung ekornya bisa tetap terlihat kendati organ cahaya tersebut berada di bawah kulit.

Organ cahaya glowworm berasal dari zat luciferin yang dihasilkan oleh organ bernama saluran Malphigi (Malphigi tubules). Tubuh glowworm secara garis besar bertekstur lunak, namun kepalanya bertekstur keras & dilengkapi dengan rahang untuk menggigit hewan mangsanya.

Glowworm membangun sarang di langit-langit gua dengan memakai benang yang dikeluarkan dari tubuhnya. Selain menggunakan benangnya untuk membuat sarang, glowworm juga membuat untaian-untaian benang yang bergantungan di sekitar sarangnya.

Masing-masing untaian benang panjangnya bisa mencapai 40 cm & berjumlah hingga 70 benang. Pada masing-masing untaian benang, terdapat beberapa tetes cairan lengket yang digunakan oleh glowworm untuk menjebak mangsanya.


Ilustrasi glowworm yang sudah berhasil mendapatkan mangsanya. (Siouxsie Wiles / sciblogs.co.nz)


CAHAYA PEMBAWA KEMATIAN

Glowworm adalah hewan pemburu pasif yang menggunakan organ cahayanya untuk memikat mangsa. Semakin lapar seekor glowworm, maka cahayanya yang berwarna kebiruan akan terlihat semakin terang.

Saat terkena cahaya, tetesan cairan lengket yang ada pada benang glowworm akan ikut memantulkan cahaya sehingga untaian benang glowworm terlihat seperti manik-manik yang berkilauan. Ketika ada serangga kecil semisal ngengat yang tertarik akan cahaya tersebut, serangga yang bersangkutan akan menempel pada cairan lengket di benang & terjebak di sana.

Saat serangga malang tersebut mencoba melepaskan diri, getaran yang ditimbulkannya akan menarik perhatian glowworm yang menunggu di dalam sarangnya. Glowworm yang merasakan getaran tadi kemudian akan menarik benangnya ke atas dengan cara memakan benang tersebut hingga mangsanya sudah berada dalam jangkauannya.

Sesudah memakan mangsanya, glowworm akan meredupkan cahayanya untuk sementara waktu. Selain memakan serangga terbang yang tertarik akan cahaya, glowworm juga mau memakan hewan-hewan kecil seperti siput & kelabang kecil.

Jika kondisi makanan sedang langka, glowworm juga mau memakan glowworm lain. Itulah sebabnya sarang yang dibuat oleh glowworm letaknya cenderung berjauhan satu sama lain.

Glowworm hanya bisa hidup di habitat yang gelap & tidak berangin semisal di dalam gua supaya benang-benang lengket yang dibuat oleh glowworm tidak tertiup angin & kemudian malah menjerat glowworm itu sendiri. Alasan lain kenapa glowworm menyukai habitat yang tidak berangin adalah supaya jamur parasit Tolypocladium sp.. yang menjangkiti glowworm tidak mudah menyebar lewat perantaraan angin.

Selama menjalani fase ini, glowworm / larva agas jamur mengalami pergantian kulit sebanyak 4 kali. Saat dirinya sudah berusia 6 - 9 bulan, glowworm akan memasuki fase kepompong. Saat berada dalam fase ini, kepompong agas rentan menjadi korban dari tawon parasit Betyla fulva yang menaruh telur-telurnya pada kepompong agas.

Saat telur tawon menetas, larva tawon akan memakan isi kepompong agas & secara otomatis membunuhnya. Namun jika seekor agas bisa melalui fase kepompong dengan selamat, kepompong tersebut akan menetas menjadi serangga dewasa sesudah 2 minggu.

Fase kepompong & dewasa agas jamur. (George Gibbs / teara.govt.nz)

Hal paling menarik dari agas jamur dewasa adalah mereka tidak pernah makan karena tidak memiliki mulut. Hal itu sendiri bisa terjadi karena tugas agas jamur dewasa hanyalah kawin & berkembang biak.

Agas jamur dewasa bisa memiliki cukup energi untuk terbang & menemukan pasangan kawinnya karena ia mengandalkan cadangan makanan yang ia kumpulkan saat masih dalam fase larva / glowworm. Namun karena ia tidak bisa makan untuk menambah cadangan energinya, agas jamur dewasa hanya memiliki usia maksimum 5 hari.

Agas jamur dewasa menampilkan dimorfisme seksual alias perbedaan fisik antar kelamin. Jika pejantan memiliki abdomen / perut yang ramping & tipis, maka betina memiliki abdomen yang terlihat agak gemuk. Betina juga memiliki ukuran yang sedikit lebih besar dibandingkan pejantan.

Jika pejantan pada umumnya hanya memiliki panjang maksimum 1,1 cm, maka betina bisa tumbuh hingga sepanjang 1,3 cm. Seperti halnya fase larva, agas jamur dewasa juga memancarkan cahaya. Namun cahayanya hanya sesekali muncul.

Perbedaan lain antara agas jamur jantan & betina juga nampak pada fase kepompongnya. Baik kepompong jantan & betina sama-sama memancarkan cahaya biru. Namun di saat cahaya kepompong jantan akan semakin redup seiring berjalannya waktu, maka cahaya kepompong betina justru akan bertambah terang.

Alasan kenapa kepompong betina memancarkan cahaya terang adalah untuk memudahkan pejantan menemukan dirinya. Tidak jarang ketika agas jamur betina baru saja keluar dari kepompongnya, sudah ada beberapa agas jantan yang menunggunya.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Keroplatidae
Genus : Arachnocampa
Spesies : Arachnocampa luminosa



REFERENSI

Frazer, J.. 2012. "The Glowing Spider-Worms of New Zealand".
(blogs.scientificamerican.com/artful-amoeba/the-glowing-spider-worms-of-new-zealand/)

P. Myers, dkk.. "Arachnocampa luminosa".
(animaldiversity.org/accounts/Arachnocampa_luminosa/classification/)

T.E.R.R.A.I.N.. "Gnat (Glowworm) Arachnocampa luminosa".
(www.terrain.net.nz/friends-of-te-henui-group/local-flies/glowworm.html)

Waitomo Caves Discovery Centre. "All About Glowworms".
(www.waitomocaves.com/downloads/Glowworms.pdf)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.