Kutu Beras, Penumpang Gelap Bermulut Tajam



Kutu beras. (pestwiki.com)

Beras adalah sebutan untuk biji padi yang sudah dikupas. Bagi mereka yang tinggal di kawasan Asia Pasifik (termasuk Indonesia), beras merupakan elemen yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Pasalnya di kawasan tersebut, penduduk setempat kerap menjadikan nasi hasil olahan beras sebagai menu utamanya. Menyiapkan beras hingga bisa diolah menjadi nasi sendiri bukanlah pekerjaan yang tanpa kendala. Sebabnya adalah tidak jarang beras yang disimpan kemudian malah disusupi oleh hama, misalnya kutu beras.

Kutu beras / kumbang penggerek beras (rice weevil; Sitophilus oryzae) adalah nama dari sejenis serangga kecil yang kerap ditemukan di antara timbunan beras. Hewan ini sendiri aslinya adalah sejenis kumbang penggerek (weevil), kumbang yang memperoleh nama demikian karena hewan ini memiliki moncong berbentuk panjang & bisa digunakan untuk melubangi kulit luar biji-bijian. Penampilannya tersebut lantas membuat kepala serangga ini jika dilihat nampak seperti kepala gajah.

Meskipun mulut kutu beras cukup kuat untuk melubangi biji-bijian, kutu beras tidaklah berbahaya bagi manusia. Selain dengan melihat bentuk moncongnya yang khas, kutu beras juga dapat dikenali dengan melihat ukurannya yang kecil (kurang dari 3 mm) & tubuhnya yang berwarna cokelat gelap.

Kutu beras memiliki 2 pasang sayap, di mana 2 sayap terdepannya berbentuk kaku, bertekstur keras, & berwarna gelap. Pasangan sayap keras tersebut dalam kajian biologi dikenal dengan nama "sayap elitra" (elytra).

Pasangan sayap belakang kutu beras di lain pihak berwarna transparan, bertekstur rapuh, & berukuran lebih besar dibandingkan sayap elitranya. Saat kutu beras sedang tidak ingin terbang, sayap transparan ini akan terlipat di bawah sayap elitranya.

Berkat lapisan keras yang dimiliki sayap elitra, sayap transparan kutu beras akan senantiasa berada dalam kondisi terlindung ketika sedang tidak digunakan. Saat kutu beras sedang terbang, sayap elitranya akan terentang kaku, sementara sayap transparannya mengepak-ngepak cepat.

Kutu beras di atas timbunan beras. (bugspray.com)

Kutu beras pada awalnya hanya ditemukan di India & Asia Tenggara, namun sekarang hewan ini bisa ditemukan di seluruh dunia akibat menyebar secara tidak sengaja lewat perdagangan beras internasional.

Kutu beras tergolong sebagai serangga yang oportunis & mahir beradaptasi karena hewan ini bisa tetap hidup & berkembang biak meskipun tidak ada beras di habitat barunya. Di Amerika Serikat misalnya, kutu beras hidup sebagai hama dari biji gandum, jagung, sereal, & masih banyak lagi.

Seperti spesies kumbang lainnya, kutu beras menjalami metamorfosis sempurna yang berarti hewan ini menjalani 4 fase dalam siklus hidupnya, yaitu fase telur, larva, kepompong, & dewasa. Baik fase larva maupun fase dewasa sama-sama mengkonsumsi bulir tanaman (utamanya beras) sebagai makanan utamanya.

Kumbang betina yang sudah melakukan perkawinan akan mengebor kulit bulir tanaman & menaruh 1 - 4 butir telur di dalam masing-masing bulir. Sepanjang hidupnya, seekor kutu beras betina bisa mengeluarkan telur hingga 400 butir.

Waktu yang dibutuhkan oleh telur kutu beras untuk menetas hanyalah sekitar 3 hari. Larva kutu beras berbentuk panjang layaknya ulat, berwarna dominan putih, & tidak memiliki kaki. Larva tersebut akan mencukupi kebutuhan pangannya dengan cara menggerogoti daging bulir tanaman dari dalam. Sesudah kurang lebih 3 minggu, larva kemudian akan memasuki fase kepompong.

Waktu yang diperlukan oleh kepompong hingga menetas menjadi kutu beras dewasa adalah sekitar 6 minggu. Sesudah keluar dari kepompongnya, kutu beras dewasa tidak langsung keluar dari bulir tanaman, melainkan tetap tinggal di dalam bulir selama sekitar 4 hari hingga tubuhnya mengeras.

Waktu yang dibutuhkan oleh kutu beras untuk menjalani metamorfosis dari fase telur hingga dewasa bisa mencapai kurang dari 1 bulan. Namun di kawasan yang bersuhu lebih dingin, waktu yang diperlukan untuk menjalani seluruh fase metamorfosis bisa berlangsung lebih panjang. Seekor kutu beras dewasa bisa hidup hingga usia 8 bulan.

Fase-fase metamorfosis kutu beras. (aabatetermiteandpest.com)

Sebagai akibat dari ukurannya yang kecil, kutu beras pun rentan dimakan oleh hewan-hewan yang berukuran lebih besar. Sebagai bentuk pertahanan diri yang paling dasar, kutu beras menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam bulir tanaman & tidak akan keluar hingga cadangan makanan dalam bulir sudah habis.

Jika ia terpaksa keluar & tertangkap oleh musuh, kutu beras bisa berpura-pura mati dengan harapan pemangsanya tidak lagi tertarik untuk memakannya karena mengira kutu beras tersebut sudah membusuk & tidak enak lagi dimakan.

Karena kutu beras memiliki kegemaran memakan beras & biji-bijian yang ditimbun oleh manusia, kutu beras pun dipandang sebagai hama yang merugikan oleh manusia. Membasmi kutu beras pada dasarnya tergolong mudah karena hewan ini bisa dibunuh / diusir dengan memakai salah satu cara berikut : memanaskan biji-bijian dengan suhu tinggi selama 1 jam, menjemur biji-bijian di bawah sinar matahari selama beberapa jam, atau menyimpan biji-bijian dalam suhu nol derajat Celsius selama 1 minggu.

Meskipun kutu beras bisa dibasmi dengan mudah, akan jauh lebih baik jika beras tidak sampai diserang oleh kutu beras sama sekali. Supaya simpanan beras tidak sampai diserang oleh kutu beras, beras idealnya disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat & sama sekali tidak bisa dimasuki oleh serangga kecil. Kutu beras juga cenderung enggan mendekati simpanan beras jika pada simpanan beras tersebut, terdapat benda-benda dengan aroma yang tidak disukainya. Misalnya cabe kering atau daun jeruk.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Curculionidae
Genus : Sitophilus
Spesies : Sitophilus oryzae



REFERENSI

CABI. "Sitophilus oryzae (lesser grain weevil)".
(www.cabi.org/isc/datasheet/10887)

Cleanipedia. "Cara menghilangkan kutu beras".
(www.cleanipedia.com/id/bagian-dalam-rumah/cara-menghilangkan-kutu-beras.html)

Iowa State University. "Rice Weevil and Granary Weevil".
(hortnews.extension.iastate.edu/rice-weevil-and-granary-weevil)

Koehler, P.G.. 2018. "Rice Weevil, Sitophilus oryzae" (Coleoptera: Curculionidae)".
(edis.ifas.ufl.edu/ig120)

KwaZulu-Natal Department of Health. "Rice Weevil".
(www.kznhealth.gov.za/environ/vector/riceweevil.htm)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.