Matamata, Kura-Kura Berwajah Aneh dari Amerika Selatan



(Sumber)

Kura-kura adalah sebutan untuk hewan melata (reptil) yang mudah dikenali dengan melihat adanya semacam cangkang atau tempurung di atas punggungnya. Ada begitu banyak spesies kura-kura yang sudah diketahui manusia di mana masing-masingnya memiliki ciri fisik & perilaku yang berbeda satu sama lain. Di antara sekian banyak spesies kura-kura tersebut, salah satu jenis kura-kura yang cukup menarik & lain daripada yang lain adalah kura-kura matamata. Ingin tahu apa yang menarik dari kura-kura ini? Kalau ya, silakan diteruskan bacanya...

Kura-kura matamata atau mata mata (matamata turtle; Chelus fimbriatus) adalah spesies kura-kura air tawar yang aslinya berasal dari kawasan tropis Amerika Selatan, khususnya daerah Sungai Amazon & Orinoco. Nama "matamata" pada kura-kura ini sendiri menurut salah satu teori berasal dari bahasa Tupi-Guarani - nama suatu suku pribumi Amerika Selatan - yang berarti "membunuh".

Kura-kura matamata mudah dikenali dengan melihat bentuknya yang aneh. Lehernya panjang & bergelambir dengan kepala yang berbentuk seperti segitiga melebar, sementara sekujur kulitnya dipenuhi tonjolan-tonjolan memanjang seperti rumbai. Bagian tubuh yang menyerupai cula juga bisa ditemukan pada bagian moncong atasnya.

Bagian mirip cula itu sendiri sebenarnya adalah saluran hidungnya & biasa digunakan oleh matamata dengan konsep sebagai snorkel. Dengan hanya menyentuhkan bagian ujung hidungnya di atas permukaan, matamata bisa tetap bernapas sambil tetap berada di bawah air.


Kepala matamata. (Sumber)


MAKAN DENGAN CARA MENYEDOT AIR

Bentuk fisik matamata yang aneh bukan tanpa alasan. Bentuk macam itu adalah salah satu metode adaptasinya dalam mencari makan & bertahan hidup. Matamata adalah hewan pemburu pasif yang berarti mereka mencari makan dengan cara berdiam & menunggu hingga ada mangsa yang lewat di dekatnya.

Dengan memanfaatkan fisiknya yang menyerupai tumbuhan mati atau dedaunan kering, matamata bisa berkamuflase dengan perairan tempatnya hidup yang biasanya berupa sungai, kolam, atau rawa berarus tenang & berair keruh. Menariknya, walaupun hidup di air, matamata bukanlah hewan yang pandai berenang. Untuk berpindah tempat, matamata melakukannya dengan cara berjalan di dasar air.

Saat mencari makan, hal yang dilakukan matamata adalah diam tak bergerak di dasar perairan sambil menempelkan ujung hidungnya di permukaan air agar tetap bisa bernapas. Matamata sendiri memiliki penglihatan yang amat buruk sehingga ia memerlukan teknik lain untuk mendeteksi keberadaan mangsanya.

Menurut salah satu teori, matamata menggunakan membran di sisi lehernya untuk mendeteksi getaran di air & lebih lanjut, membantunya mengetahui posisi calon mangsanya. Teori lain menyatakan bahwa tonjolan-tonjolan mirip rumbai di sekujur kulitnya juga peka terhadap getaran & rangsangan-rangsangan lainnya.

Begitu ada hewan air semisal ikan kecil yang melintas di dekatnya, matamata secara mendadak akan mengarahkan kepalanya ke dekat calon mangsanya & membuka mulutnya sehingga air berikut ikan kecil tersebut akan tersedot masuk ke dalam mulut matamata. Proses penyedotan mangsa tersebut sendiri berlangsung amat cepat karena hanya memakan waktu sekitar 1/5 detik. Hal berikutnya yang perlu dilakukan matamata hanyalah menutup mulutnya untuk menelan ikan makanannya tersebut sambil mengalirkan air keluar dari rongga mulutnya secara perlahan-lahan.


Seekor bayi matamata di atas  tangan manusia. (Sumber)


MENETAS DARI SISA-SISA TUMBUHAN BUSUK

Musim kawin & bertelur matamata berlangsung antara bulan Oktober hingga Desember. Matamata jantan & betina memiliki perbedaan jika dilihat dari fisik luarnya di mana pejantan memiliki ekor yang lebih tebal & lebih panjang ketimbang betina. Saat memikat betina, matamata jantan akan merentangkan kakinya & menjulurkan kepalanya sambil membuka mulutnya ke arah betina.

Jika betina menyukainya, barulah keduanya melakukan perkawinan. Matamata betina yang sudah kawin selanjutnya akan mengeluarkan telur-telurnya di mana habitat favorit dari matamata untuk bertelur adalah timbunan sisa-sisa tumbuhan yang sudah membusuk.

Telur-telur yang dikeluarkan matamata jumlahnya bisa mencapai 28 butir & berdiameter sekitar 3,5 cm. Sesudah sekitar 200 hari, telur-telur tersebut kemudian menetas menjadi bayi matamata yang bentuknya mirip matamata dewasa, namun warna tubuhnya lebih pucat. Bayi matamata yang baru menetas tersebut sudah harus hidup mandiri & mencari makan sendiri untuk bisa tetap bertahan hidup.

Jika bisa terus hidup tanpa gangguan berarti, anakan matamata akan memasuki fase kematangan seksual pada usia 5 tahun. Seekor matamata diketahui bisa mencapai usia maksimum 15 tahun & panjang tubuh maksimum 45 cm.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudines
Subordo : Pleurodira
Famili : Chelidae
Subfamili : Chelidinae
Genus : Chelus
Spesies : Chelus fimbriata / Chelus fimbriatus (Schneider, 1783)



REFERENSI

Animal Diversity Web - Chelus fimbriatus : Information
California Turtle & Tortoise Club - Matamata, Chelus fimbriatus....
Wikipedia - Mata mata







COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



2 komentar:

  1. Saya pecinta reptil dan memiliki koleksi kura2, ular, dan kadal. Saya tertarik dg keunikan kura mata2, dan artikel ini cukup lengkap memenuhi informasi yg saya perlukan. Tp dengan harga kura matamata yg masih mahal, saya masih pikir2 dulu utk mengadopsinya. Hehe...

    BalasHapus
  2. Masih kisaran 1jt up 😬

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.