Albania, Negeri Elang Bekas Garis Depan Ottoman



Patung Skanderbeg di depan bendera Albania. (larsbrownworth.com)

Albania adalah nama dari negara yang terletak di Eropa tenggara. Negara tersebut berbatasan dengan Montenegro di sebelah utara, Serbia (Kosovo), Makedonia, & Yunani di sebelah timur, Laut Ionia di sebelah selatan, serta Laut Adriatik di sebelah barat. Nama "Albania" digunakan oleh masyarakat dunia internasional untuk menyebut negara yang bersangkutan.

Penduduk Albania sendiri menyebut negaranya dengan nama "Shqiperise" atau "Shqiperia". Karena Albania menggunakan elang berkepala 2 sebagai lambang nasionalnya & adanya kata "shqipe" yang bermakna "elang" dalam kosakata bahasa Albania, Albania pun menyandang julukan "Tanah Para Elang".

Bersama dengan Bosnia-Herzegovina & Turki (serta Kosovo, jika pembaca mau menganggap daerah tersebut sebagai negara berdaulat), Albania merupakan 1 dari sedikit negara Eropa di mana Islam menjadi agama yang paling banyak dianut oleh penduduknya.

Kondisi itu sendiri bisa tercipta karena di masa silam, Albania sempat menjadi bagian dari wilayah Kesultanan Ottoman selama ratusan tahun. Namun karena sesudah Perang Dunia II Albania sempat dikuasai oleh rezim komunis yang sangat anti terhadap agama, masyarakat Albania pun sekarang memiliki gaya hidup yang sangat liberal.

Bicara soal sejarah Albania sebagai bagian dari Kesultanan Ottoman, maka kita harus mundur ke abad ke-14. Di masa itu, wilayah Albania terdiri dari daerah-daerah kecil yang kerap berkonflik 1 sama lain. Salah satu dari daerah tersebut adalah Durres milik keluarga Thopia. Pada tahun 1385, Karl Thopia meminta bantuan kepada Ottoman supaya mau membantunya mengalahkan keluarga Balsha.

Peta Albania. (operationworld.org)

Ottoman dengan sigap mengirimkan pasukannya untuk membantu keluarga Thopia & proses penaklukan wilayah Albania oleh Ottoman pun sejak itu dimulai. Keluarga-keluarga bangsawan di Albania hasil taklukan Ottoman tetap diperbolehkan berkuasa selama mereka konsisten mengirimkan upeti kepada Ottoman. Mereka juga diharuskan mengirimkan anak-anak lelakinya ke ibukota Ottoman untuk dilatih menjadi prajurit kesultanan.

Salah satu dari anak-anak tersebut adalah Gjergj Kastrioti yang berasal dari daerah Kruje. Pada tahun 1443, Kastrioti yang kini dikenal dengan nama Skanderbeg mengkhianati Ottoman & kembali ke Kruje untuk memimpin pemberontakan orang-orang Albania.

Dengan memanfaatkan kondisi daratan Albania yang bergunung-gunung & pengalamannya semasa menjadi prajurit Ottoman, Skanderbeg sukses memimpin pasukannya mengalahkan pasukan Ottoman dalam serangkaian pertempuran.

Ketika Skanderbeg akhirnya meninggal pada tahun 1468, Albania kehilangan sosok kharismatiknya sehingga upaya Ottoman untuk menaklukkan seluruh Albania pun tak terbendung lagi. Di masa kini, rakyat Albania mengenang Skanderbeg sebagai pahlawan nasional & atribut-atribut yang diusungnya seperti helm berkepala kambing & elang berkepala 2 diadopsi ke dalam lambang negara Albania).

Helm Skanderberg & lambang negara Albania.

Sebagai akibat dari lokasinya yang berada di Eropa daratan & berseberangan langsung dengan Semenanjung Italia, Albania difungsikan oleh Ottoman sebagai wilayah garis depannya di Eropa. Pemerintah Ottoman tidak memaksa penduduk Albania yang saat itu masih didominasi oleh penganut Kristen untuk berpindah agama, kecuali untuk kasus-kasus tertentu seperti anak keluarga Kristen yang bergabung dengan korps militer janissary.

Namun sebagai akibat dari sistem sosial Ottoman pada masa itu yang cenderung membatasi hak-hak non-Muslim (misalnya larangan menempati jabatan tinggi & keharusan membayar pajak jizyah), banyak rakyat Albania yang kemudian berpindah agama ke Islam sehingga populasi Albania pun secara berangsur-angsur didominasi oleh Muslim. Banyak orang Albania yang dalam prosesnya kemudian berhasil menempati posisi-posisi penting dalam pemerintahan & militer Ottoman.

Awal abad ke-20, sebagai respon atas menguatnya sentimen nasionalisme rakyat Albania & timbulnya pemberontakan di wilayah tersebut, Ottoman memberikan hak-hak khusus kepada wilayah Albania seperti hak mengajarkan bahasa Albania & kelonggaran dalam hal pajak serta perekrutan militer. Tidak lama berselang atau tepatnya pada tahun 1912, pecah Perang Balkan Pertama antara Ottoman melawan koalisi negara-negara Balkan yang mencakup Serbia, Yunani, Bulgaria, & Montenegro.

Peta Semenanjung Balkan sebelum pecahnya Perang Balkan. (kingsacademy.com)

Di tengah-tengah berkecamuknya perang, pasukan Serbia menduduki wilayah Albania utara. Sementara wilayah sebelah selatannya diduduki oleh pasukan Yunani. Khawatir kalau wilayah berpenduduk etnis Albania tidak akan menjadi 1 keutuhan lagi karena dipecah oleh negara-negara tadi, pada tanggal 28 November 1912 kelompok nasionalis Albania mendeklarasikan kemerdekaan Albania secara sepihak.

Namun baru pada tahun 1913, deklarasi kemerdekaan Albania diakui oleh negara-negara besar Eropa setelah mereka menempatkan Pangeran Willhelm yang berkebangsaan Jerman sebagai pemimpin Albania.



MENJADI REPUBLIK & KERAJAAN

Tahun 1914, pecah Perang Dunia I & Pangeran Wilhelm kembali ke Jerman untuk bergabung dengan militer negaranya. Perginya Wilhelm membuat riwayat Albania sebagai negara kesatuan kembali terancam setelah negara-negara sekitarnya berencana mencaploki & memecah wilayah Albania.

Tahun 1920 alias 2 tahun sesudah berakhirnya Perang Dunia I contohnya, negara-negara besar Eropa yang mencakup Inggris & Perancis berencana mengabulkan keinginan Yunani, Italia, & Yugoslavia untuk membagi-bagi wilayah Albania di antara mereka.

Namun rencana tersebut ditentang oleh AS yang lebih suka menjadikan wilayah Albania sebagai negara yang berdiri sendiri. Kemauan AS mendukung ide Albania merdeka serta intervensi mereka kelak dalam konflik di Kosovo menjadi penyebab utama mengapa AS & Albania sekarang memiliki hubungan diplomatik yang sangat erat.

Ada 2 sosok politik utama dalam panggung politik domestik Albania sesudah tahun 1920. Sosok pertama adalah Ahmed Zogu yang beragam Islam & berlatar belakang konservatif. Sementara sosok kedua adalah Fan Noli yang beragama Kristen Ortodoks & berhaluan liberal.

Keduanya sebenarnya sempat membentuk pemerintahan koalisi pada tahun 1921. Namun setelah Zogu mencoba menghentikan tradisi penduduk Ortodoks di Albania selatan untuk bepergian sambil membawa senjata, Noli keluar dari badan pemerintahan & kemudian membentuk partai politik tandingan yang anggotanya mencakup orang-orang yang tidak menyukai Zogu.

Ahmed Zogu. (panoramio.com)

Bulan Juli 1924, Noli akhirnya naik menjadi perdana menteri Albania yang baru menyusul timbulnya pemberontakan oleh milisi-milisi petani di ibukota Tirana & kaburnya Zogu ke Yugoslavia. Di Yugoslavia, Zogu membentuk pasukan tentara bayaran & mendapat bantuan persenjataan dari pemerintah Yugoslavia. Dengan modal tersebut, Zogu memimpin pasukannya menginvasi wilayah Albania pada bulan Desember 1924 & sukses menggulingkan paksa rezim Noli.

Pasca invasi, Albania diubah menjadi republik presidensiil & Zogu menjadi presiden pertama negara tersebut. Karena Zogu bisa berkuasa berkat bantuan Yugoslavia, negara kerajaan tersebut pun berharap kalau Zogu bersedia menyerahkan sebagian wilayah Albania ke Yugoslavia.

Ketika Yugoslavia merasa tidak puas kalau wilayah yang didapatnya tidak sebanyak yang diharapkan, rezim Zogu kemudian mendekatkan diri kepada Italia. Albania memperoleh dana pinjaman dari Italia untuk memodernisasi wilayahnya. Sebagai gantinya, Italia memiliki hak menempatkan petinggi militernya di Albania & perusahaannya memiliki hak monopoli di wilayah Albania.

Tahun 1928, Albania bertransformasi menjadi kerajaan setelah Zogu membubarkan parlemen & mengangkat dirinya sendiri menjadi raja dengan gelar "Zog I, Raja dari Albania" (Zogu I, Mbret i Shqiptareve).

Hubungan Italia & Albania sempat memburuk pada periode ini ketika Zog menolak memperbarui perjanjian bilateral antara keduanya pada tahun 1931. Namun setelah Zog gagal memperoleh bantuan finansial dari negara lain & adanya tawaran uang sebesar 3 juta franc dari Italia, Zog terpaksa kembali berpaling kepada Italia sebagai penyokong keuangan negaranya.

Tahun 1939, sebagai bagian dari rencana jangka panjangnya untuk memonopoli Laut Mediterania, Benito Mussolini selaku perdana menteri Italia memerintahkan pasukannya menginvasi Albania. Tanpa kesulitan berarti, Albania berhasil ditaklukkan oleh pasukan Italia, sementara Zog melarikan diri keluar negeri.

Pasukan Balli Kombetar. (ballikombetar.info)

Masuknya pasukan Italia diikuti dengan munculnya perlawanan oleh milisi-milisi setempat. Salah satu dari kelompok tersebut adalah Balli Kombetar (BK; Serikat Nasional) yang berhaluan nasionalis. Sementara kelompok lainnya adalah Levizja Nacional Clirimtare (LNC; Gerakan Pembebasan Nasional) yang berhaluan komunis & memiliki hubungan dengan kelompok Partisan pimpinan Josip Broz Tito yang aktif di wilayah Yugoslavia.

Selain memiliki perbedaan ideologi, keduanya juga mengusung taktik militer yang berbeda. Jika BK menghindari aksi pemberontakan berlebihan karena khawatir akan memancing aksi balasan dari pasukan Italia kepada warga sipil Albania, maka LNC justru menganggap kalau aksi balasan membabi buta yang dilakukan pasukan Italia akan membuat warga sipil Albania menjadi dendam & akhirnya mudah direkrut oleh LNC. Perbedaan-perbedaan tadi lantas membuat BK & LNC kerap terlibat gesekan.

Tahun 1943, wilayah Albania diduduki Jerman setelah Mussolini dipaksa turun dari jabatannya sebagai perdana menteri Italia oleh orang-orang di negerinya sendiri. Setelah Jerman berjanji kalau Kosovo - wilayah Yugoslavia yang berpenduduk mayoritas etnis Albania - akan digabungkan dengan wilayah Albania, sebagian anggota BK setuju untuk meletakkan senjatanya & bekerja sama dengan otoritas Jerman di Albania.

Di pihak yang berseberangan, LNC yang kini mendapat bantuan persenjataan dari Inggris memilih untuk tetap melanjutkan perlawanannya demi mewujudkan kemerdekaan Albania. Hasilnya, pada tahun 1944 seluruh wilayah Albania berhasil dikuasai oleh LNC.

Sebuah republik komunis lalu didirikan di atas Albania tak lama berselang & pemimpin LNC yang bernama Enver Hoxha naik menjadi presiden baru negara tersebut. Hal serupa juga terjadi di Yugoslavia di mana negara tersebut bertransformasi menjadi republik komunis dengan Tito sebagai presidennya.


Enver Hoxha. (nationalreview.com)


DI BAWAH BELENGGU KOMUNISME

Pasca berubahnya Albania menjadi negara komunis, Hoxha langsung melancarkan program-program ambisius. Lahan-lahan pertanian & pabrik dijadikan milik negara. Bangunan-bangunan pelayanan publik seperti sekolah & rumah sakit dibangun secara besar-besaran. Praktik wajib belajar digalakkan untuk memangkas angka buta huruf. Kaum wanita Albania dianjurkan untuk memiliki anak sebanyak mungkin demi mendongrak jumlah populasi rakyat Albania.

Polisi rahasia Sigurimi diterjunkan untuk mengawasi aktivitas rakyat Albania. Partai Komunis Albania menjadi satu-satunya partai politik yang diperbolehkan berdiri. Lalu sejak tahun 1967, pemerintah Albania melarang segala macam aktivitas keagamaan & menutup bangunan-bangunan keagamaan karena menganggap agama sebagai simbol keterbelakangan.

Karena faktor kesamaan ideologi & kerja sama antara keduanya semasa perang, Albania & Yugoslavia pun awalnya memiliki hubungan yang erat. Namun sebagai akibat dari begitu banyaknya sektor-sektor tambang Albania yang dieksploitasi secara sepihak oleh Yugoslavia & adanya keengganan dari Yugoslavia untuk membantu mengembangkan sektor industri Albania, hubungan antara keduanya pun memburuk hingga akhirnya benar-benar terputus pada tahun 1948.

Uni Soviet kemudian menjadi partner Albania yang baru & Albania menjadikan Uni Soviet sebagai model pembangunannya. Namun setelah Nikita Khruschev terpilih menjadi pemimpin Soviet yang baru pada pertengahan dekade 1950-an, Albania memutuskan hubungannya dengan Soviet karena Khruschev enggan melanjutkan kebijakan-kebijakan Stalin semisal menjaga permusuhan dengan negara-negara Blok Barat.

Hoxha khawatir kalau putusnya hubungan Albania dengan Uni Soviet akan diikuti dengan invasi Uni Soviet & sekutunya ke wilayah Albania. Maka, Hoxha pun memerintahkan pembangunan ratusan ribu bunker sebagai antisipasi kalau wilayah Albania nantinya berubah menjadi medan perang.

Bunker di Albania. (Marc Morell / wikipedia.org)

Sementara itu di luar Albania, Cina yang sedang dipimpin oleh Mao Zedong juga menunjukkan rasa tidak suka kepada rezim Khruschev. Hal tersebut lantas membuat Albania menjadikan Cina sebagai sekutu barunya & Cina mulai mengirimkan bantuan finansial serta persenjataan kepada Albania.

Namun ketika Mao Zedong meninggal pada tahun 1976 & penerusnya mengambil kebijakan yang lebih bersahabat kepada negara-negara Blok Barat, hubungan Albania dengan Cina pun terputus & Albania kini menjadi negara komunis yang terisolasi di dunia internasional.

Tahun 1982, Ramiz Alia naik menjadi presiden baru Albania menggantikan Hoxha yang kondisi fisiknya kian menurun. Tujuh tahun kemudian, rezim-rezim komunis di Eropa Timur mulai bertumbangan 1 demi 1 & Albania turut menerima imbasnya ketika rakyat Albania menggelar aksi protes menuntut reformasi pemerintahan.

Sebagai respon atas aksi protes tersebut, rezim Alia mencabut larangan bepergian keluar negeri untuk rakyat Albania, membolehkan rakyat Albania kembali menjalankan praktik agamanya, & mengizinkan pendirian partai-partai politik. Keluarnya kebijakan-kebijakan tersebut sekaligus menjadi titik akhir dari era pemerintahan diktator komunis Albania. Tahun 1992, pemilu multipartai pertama di Albania akhirnya digelar di mana Partai Demokratik pimpinan Sali Berisha berhasil keluar sebagai pemenang.

Puluhan tahun berada di bawah rezim komunis isolasionis membuat rakyat Albania buta terhadap perkembangan dunia luar & awam mengenai sistem ekonomi berbasis pasar bebas. Hal tersebut lalu dimanfaatkan oleh sejumlah pebisnis Albania untuk menyedot uang rakyat Albania via sistem piramida. Rakyat Albania diminta menyetorkan uangnya kepada kelompok pebisnis tadi dengan iming-iming uang yang mereka setorkan akan berlipat ganda.

Albania ketika dilanda kerusuhan pada tahun 1997. (bbc.co.uk)

Ketika sebagian besar rakyat Albania sudah terlanjur menyetorkan uangnya, kelompok pebisnis tadi melarikan diri keluar negeri bersama uang-uang yang sudah mereka dapat.  Akibatnya, Albania pun terjerat krisis ekonomi & kerusuhan berskala nasional pecah pada tahun 1997. Banyak rakyat Albania yang kemudian mengungsi keluar negeri untuk menghindari krisis.

Kerusuhan yang berlangsung di Albania tidak sampai berlangsung lama, namun perekonomian Albania masih tetap berada dalam kondisi tertatih-tatih. Dikombinasikan dengan lambatnya proses modernisasi di Albania selama berabad-abad, Albania pun kini menjadi salah satu negara paling miskin & terbelakang di Eropa. Sementara rakyatnya yang bermukim di luar negeri banyak yang menjadi pekerja serabutan atau terlibat dalam jaringan mafia.

Kendati demikian, hal tersebut tidak lantas membuat Albania menjadi negara yang dipandang sebelah mata sepenuhnya oleh dunia internasional. Tahun 2009 contohnya, Albania diterima menjadi anggota baru NATO dengan peran yang strategis sebagai akibat dari lokasi geografisnya di tepi Laut Mediterania & berbatasan langsung dengan wilayah sengketa Kosovo. Sekarang Albania juga sedang berupaya agar diterima menjadi anggota baru Uni Eropa.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



BIODATA

Nama resmi : Republika e Shqiperise (Republik Albania)
Tahun aktif : 1912 - sekarang
Ibukota : Tirana
Bentuk pemerintahan : republik
Luas wilayah : 28.748 km persegi
Mata uang : lek
Bahasa nasional : Albania



REFERENSI

 - . 2008. "Vlore proclamation". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

BBC. "Albania country profile".
(www.bbc.com/news/world-europe-17679574)

Brook, P.. 2013. "Paranoid Dictator's Communist-Era Bunkers Now a National Nuisance".
(www.wired.com/2013/03/david-galjaard-albanian-bunkers/)

Ghosh, P.. 2012. "Tip Of The Iceberg: French Police Arrest Albanian Heroin Traffickers, But Balkan Criminal Gangs Tighten Grip Across Europe".
(www.ibtimes.com/tip-iceberg-french-police-arrest-albanian-heroin-traffickers-balkan-criminal-gangs-847331)

Jarvis, C.. 2000. "The Rise and Fall of Albania's Pyramid Schemes".
(www.imf.org/external/pubs/ft/fandd/2000/03/jarvis.htm)

Prifti, P. P.. 2008. "Albania". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

R. Zickel & W.R. Iwaskiw. 1994. "Albania".
(countrystudies.us/albania/index.htm)

World Culture Encyclopedia. "Albania".
(www.everyculture.com/A-Bo/Albania.html)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.