Ubur-Ubur Telur Ceplok, Si Bundar dari Selatan Eropa



Ubur-ubur telur ceplok di permukaan laut. (Stuart Crump Visuals / featuredcreature.com)

Ubur-ubur telur ceplok (fried egg jellyfish; Cotylorhiza tuberculata) adalah nama dari sejenis ubur-ubur yang memperoleh nama demikian berkat penampilannya yang khas. Melihat penampilannya sepintas, pengunjung pasti tahu dari mana ubur-ubur ini mendapatkan nama demikian.

Tudung bagian atas ubur-ubur ini terlihat seperti telur ceplok / telur goreng. Sementara di bagian bawah tudungnya, terdapat tentakel berwarna-warni yang bentuknya menyerupai gumpalan & dilengkapi dengan sejumlah struktur menyerupai rambut tipis.

C. tuberculata sendiri bukanlah satu-satunya spesies ubur-ubur yang tudungnya berbentuk menyerupai telur ceplok. Spesies ubur-ubur Phacellophora camtschatica juga memiliki penampilan serupa ketika tudungnya dilihat dari atas.

Namun selain kemiripan dalam hal bentuk tudung, kedua spesies ubur-ubur tadi bisa dibedakan dengan melihat bentuk tentakelnya. Jika tentakel C. tuberculata berukuran lebih pendek & berwarna-warni, maka tentakel yang ada pada P. camtschatica berukuran lebih panjang & terlihat seperti rambut pucat yang lebat.

Ubur-ubur telur ceplok hanya ditemukan di kawasan pesisir Laut Mediterania yang terletak di antara Benua Eropa & Afrika. Seperti halnya spesies ubur-ubur lain, ubur-ubur telur ceplok juga memiliki racun pada tentakelnya. Namun racun tersebut tidak berbahaya & tidak memiliki efek apa-apa bagi manusia.

Perbandingan ukuran ubur-ubur telur ceplok dengan manusia. (thedodo.com)

Makanan utama ubur-ubur telur ceplok adalah zooplankton yang berukuran kecil & hidup terombang-ambing di lautan. Selain dari plankton, tentakel ubur-ubur ini juga dihuni oleh ganggang kecil Zooxanthellae yang membantu menyediakan makanan tambahan bagi ubur-ubur telur ceplok melalui proses fotosintesis. Zooxanthellae pulalah yang memberikan warna biru & ungu pada tentakel ubur-ubur ini.

Ubur-ubur telur ceplok berenang secara lambat dengan cara mengembang kempiskan tudungnya. Hempasan air yang dihasilkan oleh bagian bawah tudungnya ketika mengembang memberikan daya dorong bagi ubur-ubur ini untuk bergerak ke arah yang berlawanan.

Karena ubur-ubur ini hanya bisa berenang lambat, ubur-ubur telur ceplok pun rentan menjadi mangsa hewan lain yang berukuran besar semisal penyu. Beberapa spesies anak ikan kerap terlihat menggerombol di sekitar tentakel ubur-ubur telur ceplok karena mereka menjadikan tentakel ubur-ubur ini sebagai tempat berlindung.

Ubur-ubur telur ceplok adalah hewan berumah 2 yang berarti masing-masing individu terdiri dari hewan jantan atau betina. Perkawinan terjadi ketika ubur-ubur yang berbeda jenis kelamin melepaskan sel telur & spermanya ke laut lepas.

Begitu sel-sel tersebut bertemu, terjadilah pembuahan & sel telur yang sudah dibuahi selanjutnya berkembang menjadi larva planula yang tubuhnya dipenuhi oleh rambut getar. Planula yang awalnya hidup terombang ambing kemudian akan jatuh ke dasar laut & memasuki fase polip yang hidup menempel di dasar laut.

Fase efira ubur-ubur. (journals.plos.org)

Jika suhu di lautan cukup hangat (antara 20 - 25 derajat Celcius), polip akan membentuk ruas-ruas di mana beberapa ruas teratas akan memisahkan diri dari polipnya. Organisme hasil pemisahan tersebut dikenal dengan nama efira (ephyra) & memiliki pola hidup yang serupa dengan ubur-ubur dewasa. Efira secara berangsur-angsur mengalami pertambahan ukuran & perubahan bentuk hingga menyerupai ubur-ubur dewasa.

Seekor ubur-ubur telur ceplok bisa tumbuh hingga diameter maksimum 50 cm walaupun pada umumnya ubur-ubur ini hanya mencapai diameter separuhnya. Ubur-ubur telur ceplok adalah hewan berumur pendek yang usia maksimumnya hanya mencapai 6 bulan. Tepatnya antara musim panas hingga musim dingin waktu setempat.

Ada kalanya ubur-ubur telur ceplok mengalami ledakan populasi sehingga perairan setempat dipenuhi oleh ubur-ubur ini. Menurut para ahli, ledakan populasi tersebut mungkin ada kaitannya dengan limbah organik yang meresap ke dalam tanah & kemudian merembes ke laut sehingga makanan yang bisa dikonsumsi oleh ubur-ubur ini jadi meningkat.

Untungnya, karena ubur-ubur ini tidak berbahaya bagi manusia, ledakan populasi ubur-ubur ini justru dianggap sebagai berkah bagi penduduk setempat & para wisatawan yang ingin melihat gerombolan hewan indah ini dari dekat.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Scyphozoa
Ordo : Rhizostomeae
Famili : Cepheidae
Genus : Cotylorhiza
Spesies : Cotylorhiza tuberculata



REFERENSI

L. Prieto, dkk.. 2010. "Environmental Control of Phase Transition and Polyp Survival of a Massive-Outbreaker Jellyfish".
(journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0013793)

Monterey Bay Aquarium. "Mediterranean jelly".
(www.montereybayaquarium.org/animal-guide/invertebrates/mediterranean-jelly)

Portes Magazine. 2014. "The Greek Jellyfish – Cotylorhiza C. Tuberculata".
(www.portesmagazine.com/2014/04/11/the-greek-jellyfish-cotylorhiza-c-tuberculata/)

Reclos, G.J.. 2003. "Cotylorhiza tuberculata (Macri, 1778)".
(www.malawicichlidhomepage.com/other/cotylorhiza_tuberculata.html)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.