Aardvark, Hewan Berhidung Babi & Bertelinga Kelinci



Seekor aardvark di tengah-tengah padang rumput.

Aardvark (Orycteropus afer) adalah nama dari sejenis hewan yang penampilannya terlihat seperti hasil persilangan antara babi, tikus, & kelinci. Seperti halnya babi, aardvark memiliki tubuh berukuran sedang & hidup berbentuk panjang. Dan seperti halnya tikus, aardvark memiliki ekor panjang berbentuk mengerucut. Namun seperti halnya kelinci, aardvark memiliki daun telinga yang panjang.

Ciri fisiknya yang unik lantas menjadi asal-muasal penamaan hewan ini. Dalam bahasa Afrikaan - bahasa penduduk kulit putih di Afrika Selatan - "aardvark" memiliki arti "babi tanah".

Aardvark sendiri memang hanya ditemukan di Afrika, namun persebarannya terbilang luas karena hewan ini dapat ditemukan di hampir seluruh wilayah yang terletak di sebelah selatan Gurun Sahara. Kendati pada dasarnya bisa hidup di lingkungan apapun selama iklimnya tidak terlampau kering, aadvark menjadikan wilayah yang tanahnya berpasir sebagai habitat favoritnya.

Alasan aardvark menyukai habitat berpasir itu tidak lepas dari pola hidup hariannya. Pada siang hari, aardvark akan membuat lubang dengan cakarnya tajam & tidur di dalamnya. Lubang yang dibuat oleh aardvark panjangnya bisa mencapai 13 meter & memiliki sejumlah cabang serta bilik. Ketika malam tiba, aardvark akan keluar dari liangnya untuk memakan semut & rayap. Tidak jarang liang buatan aardvark yang sudah tidak terpakai digunakan oleh hewan lain sebagai tempat tinggal.

Aardvark dengan lidah yang terjulur. (hluhluwegamereserve.com)

Aardvark mencari sarang serangga makanannya dengan menggunakan indra penciumannya yang tajam. Ketika sudah menemukan sarang serangga yang dimaksud, aardvark akan mengggali sarang serangga tadi dengan cakarnya yang kuat & berbentuk melengkung.

Begitu sarang serangga mangsanya sudah terbuka, aardvark selanjutnya akan menjulurkan lidahnya yang panjang & lengket untuk menangkap serangga-serangga mangsanya. Jumlah serangga yang bisa dimakan oleh aarvard setiap harinya bisa mencapai 50.000 ekor.

Koloni serangga yang sarangnya diserang oleh aardvark jelas bakal melawan. Namun berkat kulitnya yang tebal, gigitan & semprotan zat kimia yang dilepaskan oleh serangga-serangga tadi tidak memiliki efek yang signifikan terhadap aardvark. Aardvark juga bisa menutup lubang hidungnya ketika sedang makan supaya serangga-serangga tadi tidak masuk ke dalam rongga hidungnya.

Aardvark tidak pernah menghabiskan seluruh serangga penghuni sarang. Ketika aardvark sudah merasa kenyang, ia akan pergi. Sementara serangga yang sarangnya diserang aardvark tadi bakal membangun kembali sarangnya.

Kendati memiliki penciuman yang tajam, aardvark memiliki indra penglihatan yang buruk karena matanya hanya memiliki sel batang. Sebagai perbandingan, retina mata manusia memiliki sel kerucut & sel batang.

Dalam kondisi cahaya yang melimpah, sel yang aktif adalah sel kerucut di mana sel ini juga memiliki kemampuan membedakan warna. Namun ketika berada di tempat yang gelap, sel yang aktif adalah sel batang. Aardvark sendiri tidak terlalu memerlukan penglihatan yang tajam karena hewan ini jarang menggunakan matanya untuk mencari makan.


Aardvark yang sedang menyembul dari dalam sarangnya. (Louise Joubert / wikipedia.org)


TELINGA YANG FLEKSIBEL

Kelemahan aardvark dalam hal penglihatan ditutupi oleh kelebihannya dalam hal pendengaran. Aardvark memiliki indra pendengaran yang sangat tajam berkat daun telinganya yang panjang seperti daun telinga kelinci.

Masing-masing daun telinga aardvark bisa digerakkan ke arah yang berbeda supaya aardvark bisa memfokuskan pendengarannya ke arah sumber suara. Ketika sedang bergerak di dalam lorong, aardvark juga bisa melipat daun telinganya supaya debu & kotoran tidak masuk ke dalam liang telinganya.

Aardvark adalah hewan soliter yang sangat waspada sehingga hewan ini jarang terlihat di habitat liarnya. Namun tanda-tanda keberadaan aardvark masih dapat dideteksi dengan melihat jejak kaki & kotoran yang ditinggalkannya. Di tempat-tempat dengan tingkat kepadatan tinggi, satu liang bisa ditempati oleh beberapa ekor aardvark.

Ketika hendak memulai aktivitasnya di malam hari, aardvark akan melompat keluar masuk lubang secara berulang-ulang. Begitu dirinya merasa benar-benar yakin kalau di sekitarnya tidak ada bahaya, barulah aardvark mulai berjalan mencari makan sambil mengendap-endap.

Aardvark memiliki musim kawin & berkembang biak yang berbeda-beda antar habitat. Sebagai contoh, aardvark yang tinggal di wilayah utara lebih sering melahirkan anaknya pada bulan Oktober hingga November. Sementara aardvark yang tinggal di wilayah selatan melahirkan anaknya pada bulan Mei hingga Juli. Aardvark memiliki masa kehamilan selama 7 bulan, di mana 1 induk aardvark normalnya hanya akan mengandung 1 ekor bayi. Bayi aardvark yang baru lahir tidak memiliki rambut, namun sudah langsung bisa melihat.

Bayi aardvark. (zooborns.com)

Kegiatan perawatan bayi dilakukan seorang diri oleh aardvark betina yang melahirkannya. Bayi aardvark sudah bisa berjalan-jalan mengikuti induknya pada usia 2 minggu & tetap hidup dari air susu induknya hingga usia 3 bulan. Sesudah itu, aardvark muda akan mulai belajar mengkonsumsi serangga.

Ketika sudah menginjak usia 6 bulan, aardvark akan meninggalkan induknya & mulai hidup mandiri. Aardvark mengalami kematangan seksual pada usia 3 tahun & diperkirakan bisa hidup hingga usia 18 tahun. Seekor aardvark bisa tumbuh hingga sepanjang 2,2 m dengan panjang ekor mencapai 71 cm.

Musuh utama aardvark di alam liar adalah hewan-hewan karnivora Afrika seperti singa, hyena, & macan tutul. Ketika merasa terancam, aardvark akan mencoba menggali terowongan secepat mungkin sebelum kemudian bersembunyi di dalamnya.

Namun jika dirinya sudah kadung terpojok, aardvark akan mencoba membela diri dengan cara berdiri di atas kaki belakangnya & mencakar memakai kaki depannya. Selain hewan-hewan karnivora, penduduk setempat juga memburu aardvark untuk mengambil daging & kulitnya.

Ancaman bagi aardvark bukan hanya dari perburuan semata. Hewan bermoncong & bertelinga panjang ini juga terancam oleh penyempitan habitat akibat kian banyaknya lahan liar yang diambil alih oleh manusia. Kadang-kadang petani sengaja memburu aardvark karena menganggap lubang yang dibuatnya sebagai gangguan. Lepas dari gangguan-gangguan tersebut, populasi aardvark masih terbilang melimpah hingga sekarang sehingga hewan ini masih belum dikategorikan sebagai hewan yang terancam punah.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Tubulidentata
Famili : Orycteropodidae
Genus : Orycteropus
Spesies : Orycteropus afer



REFERENSI

ARKive. "Aardvark (Orycteropus afer)".
(www.arkive.org/aardvark/orycteropus-afer/)

National Geographic. "Aardvark".
(www.nationalgeographic.com/animals/mammals/a/aardvark/)

Ratzloff, E.. 2011. "Orycteropus afer".
(animaldiversity.org/accounts/Orycteropus_afer/)

Rochester Institute of Technology. "Rods & Cones".
(www.cis.rit.edu/people/faculty/montag/vandplite/pages/chap_9/ch9p1.html)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.