Burung Hantu Peri, Burung Hantu Terkecil di Dunia



Burung hantu peri yang sedang bertengger. (animalspot.net)

Burung hantu. Itulah nama dari sejenis burung yang memperoleh nama demikian berkat kebiasaannya untuk aktif pada malam hari & mengeluarkan suara yang terkesan angker. Meskipun begitu, burung hantu sama sekali bukan hewan yang berbahaya bagi manusia karena hewan ini hanya mengincar hewan-hewan kecil semisal tikus.

Ada begitu banyak jenis burung hantu yang sudah teridentifikasi oleh manusia, di mana spesies burung hantu peri diketahui sebagai spesies burung hantu terkecil di dunia. Burung hantu peri (elf owl; Micrathene whitneyi) adalah nama dari spesies burung hantu yang terkenal berkat ukurannya yang mungil. Bagaimana tidak, burung hantu ini panjang & berat tubuh maksimumnya secara berturut-turut hanya mencapai 14 cm & 55 gram.

Selain ukurannya yang kecil, burung hantu peri juga dapat dikenali dengan melihat kepalanya yang bundar tanpa bulu tonjolan kuping, adanya bulu berwarna putih di bagian atas matanya yang bundar, serta punggungnya yang berwarna cokelat keabuan dengan totol-totol berwarna keputihan.

Habitat asli burung hantu peri berada di sekitar perbatasan AS & Meksiko, khususnya di kawasan yang banyak memiliki pohon saguaro (sejenis pohon kaktus yang tingginya bisa mencapai belasan meter). Pasalnya burung hantu ini memiliki kebiasaan menjadikan lubang pohon saguaro sebagai sarangnya.

Lubang itu sendiri tidak dibuat sendiri oleh burung hantu, tetapi aslinya merupakan lubang yang dibuat oleh burung pelatuk & sudah tidak digunakan oleh pemilik lamanya. Selain di pohon saguaro (beserta pohon-pohon lain yang juga digunakan oleh burung pelatuk untuk membuat sarang), burung hantu peri juga bisa memanfaatkan lubang pada tebing & bahkan tiang pagar sebagai sarangnya.

Burung hantu peri di dalam lubang kaktus sarangnya. (whyevolutionistrue.wordpress.com)

Meskipun burung hantu peri banyak ditemukan di kawasan kering yang banyak ditumbuhi kaktus saguaro (misalnya di Gurun Sonora), hewan ini dipercaya tidak menjadikan gurun pasir sebagai habitat utamanya. Pasalnya burung hantu peri tidak bisa hidup di lingkungan yang terlampau panas & kering.

Setiap kali burung ini merasa kepanasan, ia akan merentangkan sayapnya sambil menutup mata & menghembuskan nafasnya berulang-ulang. Dengan cara ini, burung hantu peri bisa menjaga supaya suhu tubuhnya tidak terlampau tinggi mengingat burung tidak bisa berkeringat.

Seperti halnya burung hantu lain, burung hantu peri adalah hewan nokturnal yang baru aktif pada malam hari. Karena burung ini berukuran kecil, maka makanannya pun juga terdiri dari hewan-hewan kecil seperti serangga & hewan merayap.

Dalam kasus yang lebih jarang, burung ini juga mau memakan reptil & mamalia berukuran kecil. Saat mencari makan, burung ini akan bertengger di atas pohon sambil memanfaatkan indra pendengaran & penglihatannya yang tajam.

Begitu burung hantu peri sudah menemukan sasarannya, ia segera melompat sambil terbang menukik ke arah mangsanya. Karena bulu sayap burung hantu peri begitu lembut, ia bisa terbang mendekati korbannya tanpa menimbulkan suara & kemudian menangkapnya dengan memakai cengkeraman kakinya.

Jika yang ditangkap adalah kalajengking, burung hantu peri akan memotong ekornya terlebih dahulu supaya racunnya tidak ikut tertelan. Selain mahir menangkap hewan yang ada di atas tanah & di ranting tanaman, burung ini juga lihai menangkap serangga yang sedang terbang.

Burung hantu peri juga memiliki kebiasaan menyimpan makanan di sarangnya jika hewan yang ditangkapnya kebetulan berukuran besar & tidak bisa langsung dihabiskan. Setiap musim dingin tiba, burung hantu peri yang tinggal di AS akan bermigrasi ke Meksiko karena pada musim dingin, hewan-hewan kecil yang menjadi mangsa dari burung hantu peri menjadi lebih sulit untuk ditemukan.


Burung hantu peri di atas tangan manusia. (smithsonianmag.com)


BERSAMA MENGASUH ANAK

Musim reproduksi burung hantu peri berlangsung antara bulan April hingga Juli. Setiap kali musim kawin tiba, burung hantu jantan & betina tidak akan berganti pasangan kawin hingga musim kawin berikutnya, atau bahkan tetap bersama hingga salah satunya mati.

Burung hantu jantan memiliki perilaku teritorial yang berarti mereka memiliki kebiasaan mengklaim wilayah tertentu sebagai miliknya. Untuk menandai wilayahnya sambil memikat betina agar mau kawin dengannya, burung hantu jantan memiliki kebiasaan untuk bernyanyi.

Jika ada betina yang mendekat, pejantan akan tetap bernyanyi sambil menunjukkan lubang yang bisa digunakan oleh betina untuk bersarang. Seekor pejantan bisa memiliki beberapa liang sarang sekaligus. Betina yang sudah kawin dengan pejantan bisa menghasilkan telur yang jumlahnya mencapai 5 butir. Telur-telur tersebut selanjutnya akan dierami oleh betina hingga menetas 24 hari kemudian.

Bayi burung hantu yang baru menetas sudah memiliki bulu yang warnanya putih, namun ia baru bisa melihat pada usia 6 hari. Urusan membesarkan anak dilakukan oleh pejantan & betina bersama-sama. Awalnya tugas mencari makan akan dilakukan oleh pejantan. Namun setelah anak burung hantu sudah berusia antara 2 - 3 minggu, betina mulai ikut membantu mencarikan makan.

Anak burung hantu peri sudah mulai bisa terbang pada usia 1 bulan & memiliki motif bulu yang serupa dengan burung hantu dewasa pada usia 4 bulan. Namun kedua orang tuanya akan tetap mencarikan makan untuk anaknya & baru berhenti mencarikan makan jika mereka ingin memaksa anaknya mulai hidup mandiri. Seekor burung hantu peri bisa hidup hingga usia 14 tahun dalam tangkapan. Namun di alam liar, usia mereka biasanya tidak sampai setengahnya.

Burung hantu peri yang sedang memakan kalajengking. (jimburnsphotos.com)

Sebagai akibat dari ukurannya yang kecil, burung hantu peri memiliki cukup banyak pemangsa. Burung hantu dewasa rentan diserang oleh elang & burung hantu spesies lain yang berukuran lebih besar. Sementara telur & bayi burung hantu rentan dimangsa oleh ular.

Untuk melindungi diri, burung hantu peri dewasa akan diam tak bergerak di dekat batang pohon supaya sulit ditemukan oleh musuhnya. Jika penyamarannya terbongkar, burung ini masih bisa terbang menjauhi musuhnya.

Kalaupun burung hantu peri sudah berada dalam kondisi terpojok, ia masih bisa melindungi diri dengan cara berpura-pura mati. Harapannya, sang pemangsa tidak lagi tertarik untuk memakannya karena mengira daging sang burung hantu sudah tidak lagi berada dalam kondisi segar.

Burung hantu peri juga bisa bekerja sama saat melindungi diri. Jika ada beberapa pasang burung hantu yang lokasi sarangnya kebetulan berdekatan satu sama lain, mereka akan mengusir musuhnya dengan cara bersama-sama menyerang bagian kepala sang hewan pengganggu.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Strigiformes
Famili : Strigidae
Genus : Micrathene
Spesies : Micrathene whitneyi



REFERENSI

Arizona-Sonora Desert Museum. 2008. "Animal Fact Sheet: Elf Owl".
(www.desertmuseum.org/kids/oz/long-fact-sheets/elf owl.php)

BioExpedition.com. 2014. "Elf Owl".
(www.owlworlds.com/elf-owl/)

Kaufman, K.. "Elf Owl".
(www.audubon.org/field-guide/bird/elf-owl)

Sterling, K. 2002. "Micrathene whitneyi".
(animaldiversity.org/accounts/Micrathene_whitneyi/)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.