Candyman, Arwah Penasaran Korban Sentimen Rasial



Candyman yang sedang melayang.

Cermin adalah benda yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Pasalnya dengan adanya cermin, maka manusia bisa melihat dirinya sendiri saat tengah berdandan & merapikan diri. Cermin juga berguna bagi pengemudi kendaraan bermotor karena dengan adanya cermin spion, sang pengemudi bisa melihat kondisi di belakangnya tanpa harus menengok ke belakang. Kalau di ranah film horor, cermin bisa diidentikkan dengan kengerian karena benda inilah yang menjadi sarana pemanggil Candyman.

Candyman (Manusia Permen) adalah nama dari karakter hantu pembunuh berantai yang muncul di film "Candyman" keluaran tahun 1992 beserta 2 film lanjutannya. Di dalam filmnya, ia diceritakan akan muncul & membunuh siapapun yang menyebutkan kata "candyman" sebanyak 5 kali di depan cermin. Jika dibandingkan dengan karakter hantu pembunuh lainnya, Candyman terbilang unik karena tujuan utamanya membunuh bukanlah untuk balas dendam, melainkan untuk menghukum orang-orang yang meragukan keberadaannya.



SEJARAH

Sosok utama di balik terciptanya karakter Candyman adalah Clive Barker, seorang novelis genre horor asal Inggris yang juga pernah menciptakan karakter Pinhead. Karakter Candyman sendiri ditampilkan sebagai makhluk supranatural yang muncul dalam cerita pendek berjudul "The Forbidden" (Yang Terlarang). Cerpen tersebut adalah satu dari sekian banyak cerpen buatan Barker yang dikompilasi dalam buku "Books of Blood" (Buku Darah) terbitan tahun 1984.

Karena alur ceritanya yang menarik, kalangan industri film Hollywood kemudian menghubungi Barker untuk mengadaptasi cerpennya tersebut ke media film. Setelah mendapatkan lampu hijau dari Barker, sutradara Bernard Rose yang kebetulan juga berasal dari Inggris kemudian dipercaya untuk menyutradarai film hasil adaptasi ini. Dan film tersebut tidak lain adalah "Candyman".

Clive Barker. (clivebarkercast.com)

Walaupun alur cerita utamanya terinspirasi dari cerpen Barker, ada beberapa hal yang sengaja diubah di versi film supaya filmnya jadi lebih bisa dinikmati oleh penonton. Sebagai contoh, jika cerpennya bersetting di Liverpool (Inggris), maka filmnya mengambil tempat di kawasan apartemen kumuh Chicago (AS). Rose juga menambahkan konsep terowongan rahasia di belakang cermin karena dalam realitanya, sejumlah kasus kejahatan yang terjadi di Chicago diketahui menggunakan modus tersebut.

Perubahan lain dapat dijumpai pada karakter Candyman itu sendiri. Di versi cerpennya, Candyman ditampilkan sebagai pria kulit putih yang berambut pirang & mengenakan pakaian berwarna warni. Namun di versi filmnya, Candyman ditampilkan sebagai sosok pria kulit hitam yang mengenakan jas panjang berwarna kecokelatan.

Aktor Eddie Murphy awalnya hendak direkrut untuk memerankan Candyman. Namun karena Murphy dianggap tidak cukup tinggi, aktor Tony Todd yang tinggi badannya mencapai 190 cm lebih kemudian ditunjuk untuk memerankan Candyman.

Karena Candyman versi film ditampilkan sebagai hantu kulit hitam yang beroperasi di kawasan kumuh yang juga dihuni oleh geng penjahat kulit hitam, produser film "Candyman" awalnya merasa khawatir kalau film ini bakal dicap sebagai film yang rasis begitu sudah dirilis.

Sebagai solusinya, sutradara Bernard Rose kemudian melakukan pertemuan dengan NAACP - organisasi yang menangani masalah-masalah terkait komunitas kulit hitam AS - sambil menyerahkan bocoran naskah "Candyman" & meminta pendapat mereka.

Alih-alih merasa tersinggung, pihak NAACP justru menanggapi kabar pembuatan film ini dengan santai. Menurut mereka, jika aktor kulit putih boleh memerankan karakter pembunuh berantai, maka hal serupa seharusnya juga berlaku untuk aktor kulit hitam.

Namun kendala pembuatan film "Candyman" masih belum berhenti sampai di sana. Saat proses pengambilan gambar benar-benar dilakukan, muncul masalah saat Todd / Candyman harus melakukan adegan di mana tubuh & mulutnya dikerubungi oleh lebah sungguhan.

Poster film "Candyman". (imdb.com)

Sebagai solusi agar Todd mau melanjutkan perannya, Todd lantas dijanjikan bonus uang kompensasi setiap kali ia disengat lebah. Dan supaya sengatan lebahnya tidak terlampau sakit, kru film hanya menggunakan lebah yang usianya belum sampai 12 jam. Setelah semua kendala tadi berhasil diatasi, film "Candyman" akhirnya selesai dibuat & resmi dirilis ke publik pada bulan Oktober 1992.

"Candyman" merupakan film yang tergolong sukses dari segi finansial karena berhasil mengumpulkan pendapatan hingga lebih dari 25 juta dollar. Situs Rotten Tomatoes yang merangkum tanggapan para kritikus film memberikan nilai total 73% untuk film ini. Sementara Drew Diestch dari situs horor Bloody Disgusting menyebut kalau "Candyman" adalah film horor terbaik pada dekade 90-an.

Berkat kesuksesan film "Candyman", 2 film lanjutannya kemudian dibuat & dirilis secara berturut-turut pada tahun 1995 & 1999. Sesudah hampir 2 dekade tidak terdengar lagi gaungnya, film "Candyman" dikabarkan bakal dibuat ulang & bakal dirilis pada tahun 2020. Mengenai apakah film ini nantinya bakal berhasil menyamai atau bahkan melampaui kengerian yang ditunjukkan oleh film perdananya, kita tunggu saja saat filmnya nanti sudah benar-benar tayang.



ALUR CERITA (FILM)

Daniel Robitaille adalah seorang pria kulit hitam kelahiran New Orleans, AS, yang hidup pada masa sesudah Perang Sipil Amerika. Suatu hari, Daniel yang sehari-harinya berprofesi sebagai pelukis diminta oleh seorang tuan tanah untuk melukiskan putrinya, seorang gadis kulit putih yang bernama Caroline Sullivan. Namun yang terjadi kemudian adalah Daniel & Caroline malah saling jatuh cinta hingga Caroline diam-diam mengandung anak hasil hubungan mereka berdua.

Begitu ayah Caroline mengetahui hal tersebut, ia merasa amat murka & kemudian menghasut orang-orang di kotanya untuk mengeroyok Daniel. Setelah berhasil menangkap Daniel, mereka kemudian memotong tangan kanannya & melumuri madu di badannya supaya ia dikeroyok oleh lebah-lebah yang lapar. Saat Daniel tengah disiksa itulah, seorang bocah yang menyaksikan penyiksaan Daniel spontan berkata "Candy Man" (Manusia Permen / Manisan).

Begitu mendengar celetukan bocah tersebut, orang-orang yang mengeroyok Daniel kemudian berteriak mengulang-ulang nama tadi untuk mengejek Daniel. Seolah masih belum puas melihat Daniel yang tengah menderita karena tubuhnya kini penuh dengan bisul sengatan lebah, ayah Caroline mempermalukan Daniel lebih jauh dengan cara memaksanya bercermin. Setelah Daniel meninggal akibat luka-lukanya, ayah Caroline beserta orang-orang tadi kemudian membakar mayat Daniel & menyebar abunya.

Daniel Robitaille (kanan bawah).

Walaupun jasadnya sudah hancur, namun tidak demikian dengan jiwa Daniel. Sekarang jiwanya bereinkarnasi menjadi arwah gentayangan bernama Candyman yang akan menampakkan diri setiap kali ada yang mengucapkan namanya 5 kali di depan cermin.

Lokasi tempat Daniel tewas nantinya menjadi tempat dibangunnya apartemen murah Carbini Green yang dihuni oleh orang-orang kulit hitam. Dan demi menjaga perasaan Candyman, penghuni Carbini Green membuatkan semacam altar pemujaan kepadanya & menggelar ritual pembakaran pada waktu-waktu tertentu.

Tahun 1992, seorang peneliti yang bernama Helen Lyle melakukan riset di Carbini Green untuk membuktikan kalau Candyman aslinya hanyalah cerita khayalan yang dikarang oleh geng penjahat setempat untuk berbuat onar.

Begitu Candyman mengetahui hal tersebut, ia pun langsung menampakkan diri ke hadapan Helen untuk menghukumnya. Namun alih-alih langsung membunuh Helen, ia kini justru mencoba merayu Helen agar menjadi kekasih sekaligus korbannya. Pasalnya penampilan Helen mengingatkannya akan sosok Caroline.

Supaya Helen mau menuruti ajakannya, Candyman membunuh orang-orang yang pernah dijumpai Helen supaya Helen yang disalahkan atas kematian orang-orang tersebut & kemudian bersedia menuruti ajakan Candyman. Candyman juga menculik bayi penghuni Carbini Green & menjadikannya sebagai sandera.

Namun Helen enggan menyerah. Setelah berhasil melarikan diri dari rumah sakit jiwa tempatnya disekap, Helen bergegas kembali ke Carbini Green. Di sana, ia menemukan kalau Candyman tengah bersembunyi di tengah timbunan perabotan yang terbakar bersama dengan bayi yang diculiknya.

Alasan Candyman bersembunyi di dalam timbunan api unggun tersebut adalah karena ia ingin memancing Helen tewas bersamanya, supaya Helen kelak bisa bereinkarnasi sebagai kekasihnya. Namun keinginan Candyman tersebut gagal terwujud setelah Helen berhasil menusuk Candyman yang sedang lengah & kemudian melarikan diri keluar sambil membawa bayi tadi. Candyman tewas terbakar dalam timbunan api unggun tersebut, namun jiwanya masih tetap bergentayangan.

Candyman (kiri) saat muncul di hadapan Helen untuk pertama kalinya.

Tiga tahun berlalu, Candyman kembali menampakkan diri setelah dirinya tanpa sengaja dipanggil oleh Annie Tarrant yang ingin membuktikan kalau Candyman aslinya tidak benar-benar ada. Saat Annie menyadari kesalahannya & mencoba mencari cara untuk menghentikannya, ia akhirnya tahu kalau dirinya sebenarnya adalah keturunan dari Daniel & Caroline.

Ia juga mengetahui kalau rumah keluarganya yang lama aslinya adalah tempat kelahiran Daniel & kekuatan Candyman ada pada cermin yang tersimpan di rumah tersebut. Annie pada akhirnya berhasil menemukan cermin yang dimaksud, namun Candyman secara tiba-tiba kembali menampakkan diri di hadapannya.

Saat Candyman hendak membunuh Annie supaya bisa dibangkitkan kembali menjadi sosok hantu seperti dirinya, Annie secara tiba-tiba menghancurkan cermin sumber kekuatan Candyman. Akibatnya, Candyman seketika berubah menjadi patung kaca & kemudian hancur berkeping-keping.

Hancurnya cermin tersebut ternyata belum berhasil melenyapkan Candyman sepenuhnya. Beberapa tahun berlalu, Candyman bangkit kembali pada malam festival "Day of the Dead", sebuah festival bertema kematian yang dirayakan oleh penduduk Amerika Latin.

Begitu berhasil bangkit kembali ke dunia, Candyman langsung mencari Annie untuk menghukumnya. Setelah berhasil menemukan Annie, ia menggorok lehernya sedemikian rupa supaya Annie terlihat seolah-olah tewas akibat bunuh diri.

Annie sendiri memiliki seorang putri bernama Caroline McKeever yang sekarang sudah tumbuh dewasa & berprofesi sebagai kurator / pengelola museum. Sekarang Candyman membujuk Caroline untuk memasrahkan hidupnya supaya Caroline bisa dibangkitkan kembali sebagai pendamping dirinya.

Keinginan Candyman tersebut pada akhirnya tidak pernah terlaksana setelah Caroline menemukan lukisan buatan Daniel semasa masih hidup & kemudian menghancurkannya. Akibat hancurnya lukisan tersebut, tubuh Candyman terbakar & ia tidak pernah menampakkan diri lagi ke dunia sejak itu.


Candyman saat hendak membunuh korbannya.


KARAKTERISTIK

Candyman dari segi penampilan terlihat menyerupai pria kulit hitam yang berbadan tinggi besar & mengenakan setelan jubah panjang dengan bulu tebal di bagian kerahnya. Karena Candyman tidak menunjukkan ciri-ciri fisik yang lazimnya dimiliki oleh hantu (tubuh setengah transparan, kaki yang tidak menyentuh tanah, & lain-lain), orang yang pertama kali melihat Candyman seringkali tidak akan menyangka kalau sosok yang ada di hadapannya aslinya adalah arwah dari orang yang sudah mati.

Candyman memakai jaket bukan untuk penampilan semata, tetapi juga untuk menyembunyikan badannya yang sudah setengah hancur. Saat jaketnya dibuka, tulang rusuknya dapat terlihat dengan jelas & rongga badannya terlihat dipenuhi oleh kerumunan lebah yang jumlahnya amat banyak. Lebah-lebah tersebut juga bisa dimanfaatkan sebagai semacam senjata karena Candyman bisa mengendalikan mereka untuk menyengat / mengerubungi korbannya.

Lebah sendiri bukanlah satu-satunya senjata Candyman. Senjata utama Candyman saat beraksi adalah kait yang menempel pada tangan kanannya. Metode favorit Candyman saat membunuh adalah menyergap korbannya secara tiba-tiba dari belakang, kemudian menusuk korbannya memakai kait hingga tembus ke bagian perut. Adapun selain dengan metode tersebut, Candyman juga bisa membunuh korbannya dengan cara menggorok lehernya.

Karena Candyman pada dasarnya adalah sejenis hantu, ia memiliki sejumlah kekuatan yang bersifat gaib. Misalnya melayang, menghilang sebelum kemudian muncul lagi di tempat lain (teleportasi), berkomunikasi lewat mimpi, hingga menyembuhkan lukanya sendiri.

Walaupun kuat, Candyman tetap memiliki kelemahan. Jika benda-benda yang menyimpan potongan jiwanya sampai hancur, maka Candyman tidak akan bisa muncul lagi ke dunia. Benda-benda tersebut adalah cermin milik Caroline & lukisan yang dibuat oleh Candyman saat ia masih menjadi manusia.

Lukisan dinding Candyman di dalam ruangan apartemen.

Candyman memiliki sifat arogan menjurus megalomania karena ia kerap mengagung-agungkan dirinya sendiri. Sifat itu pulalah yang menjadi motif utamanya saat melakukan pembunuhan berantai. Candyman sangat tidak suka jika ada orang yang menganggapnya sebagai sosok mitos yang tidak benar-benar ada. Oleh karena itu, setiap kali ada orang yang mengucapkan nama Candyman sebanyak 5 kali di depan cermin, Candyman akan langsung membunuh orang tersebut supaya mereka yang masih hidup tidak lagi meragukan keberadaannya.

Sifat megalomania & psikopat yang dimiliki oleh Candyman mungkin ada kaitannya dengan nasib naas yang menimpanya saat ia masih menjadi manusia dengan nama Daniel. Ketika Daniel dikeroyok hingga tewas, orang-orang yang mengeroyok Daniel mengejeknya dengan nama "Candyman". Jadilah kemudian saat arwah Daniel bangkit kembali dengan nama Candyman, ia menganggap kalau orang yang memanggil-manggil namanya di depan cermin sebagai orang yang sedang ikut menertawakan kematiannya & sudah pantas untuk dibunuh.

Sifat Candyman yang ingin diperlakukan bak dewa lantas menjadi alasan mengapa penduduk kulit hitam di Carbini Green (tempat di mana Daniel tewas) & New Orleans (tempat kelahiran Daniel) memiliki ritual-ritual khusus untuk menghormati dirinya. Misalnya membuatkan semacam ruang pemujaan untuk menaruh permen & manisan, membuat lukisan raksasa yang menggambarkan peristiwa kematian Daniel, hingga menyebar cerita dari mulut ke mulut kalau Candyman adalah sosok yang benar-benar ada.

Candyman juga menunjukkan sifat manipulatif saat beraksi. Setiap kali ia sudah mengincar seseorang untuk dikuasai jiwanya, ia akan membunuh orang-orang di sekitar incarannya sambil mengesankan kalau orang yang diincarnya tersebut adalah pelaku pembunuhannya. Harapannya, ketika orang yang diincar Candyman sudah berada dalam kondisi terpojok & tidak lagi dipercaya oleh orang-orang dekatnya, orang tersebut akan merasa pasrah & kemudian membiarkan Candyman membunuhnya sambil menguasai jiwanya.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



REFERENSI

Dietsch, D.. 2018. "[We Love ’90s Horror] ‘Candyman’ is Arguably the Best ’90s Horror Film of Them All".
(bloody-disgusting.com/editorials/3522491/love-90s-horror-candyman-arguably-best-90s-horror-film/)

Miska, B.. 2018. "Nia DaCosta’s ‘Candyman’ Confirmed and Set for 2020 Release!".
(bloody-disgusting.com/movie/3535123/jordan-peeles-candyman-confirmed-set-2020-release/)

Pellegrini, M.. 2012. "Candyman Vs. The Forbidden".
(aiptcomics.com/2012/10/25/candyman-vs-the-forbidden/)

Rotten Tomatoes. "Candyman".
(www.rottentomatoes.com/m/candyman)

Wikipedia. "Candyman: Day of the Dead".
(en.wikipedia.org/wiki/Candyman:_Day_of_the_Dead)

Wood, J.M.. 2017. "15 Fascinating Facts About Candyman".
(www.mentalfloss.com/article/507217/15-fascinating-facts-about-candyman)

(Film) 1992. Rose, B.. "Candyman".

(Film) 1995. Condon, B.. "Candyman: Farewell to the Flesh".
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.