CARI

Perang India-Pakistan (1965), Ketika Asia Selatan Kembali Bergolak



(Sumber)

India & Pakistan adalah 2 negara yang masing-masing terletak di wilayah Asia Selatan & Barat.  Karena sama-sama memiliki wilayah luas serta SDM & SDA melimpah, kedua negara tersebut dianggap sebagai calon negara yang bakal berpengaruh besar bagi dunia, terutama India yang belakangan ini digadang-gadang sebagai calon adidaya (superpower) di Asia. Sayang, kelebihan serta ambisi yang dimiliki kedua negara tersebut sering memancing keduanya untuk saling bersaing & berkonflik. Salah satu dari sekian banyak konflik tersebut adalah Perang India-Pakistan tahun 1965.

Perang India-Pakistan tahun 1965 - sesuai namanya - adalah perang antara India & Pakistan yang terjadi pada tahun 1965. Karena perang tersebut berawal di wilayah Kashmir, maka perang tersebut dikenal juga sebagai Perang Kashmir Ke-2. Pada awalnya perang terjadi ketika Pakistan pada bulan Agustus 1965 menyerang wilayah Kashmir milik India, namun serangan tersebut berhasil dipukul mundur oleh India.

Perang akhirnya usai melalui gencatan senjata pada tanggal 23 September yang difasilitasi oleh PBB melalui negara-negara adidaya. Meskipun hanya berlangsung sebentar, jumlah korban tewas dari kedua belah pihak mencapai 6.000 orang lebih ditambah hilangnya ratusan pesawat udara & kendaraan lapis baja.



LATAR BELAKANG

1. Sengketa atas Tanah Kashmir

Bicara soal konflik India-Pakistan, mau tidak mau kita harus bicara juga soal Kashmir. Kashmir adalah nama daerah yang terletak di Asia, tepatnya di sebelah barat laut India & timur laut Pakistan. Secara demografis, wilayah tersebut berpenduduk 10 juta jiwa lebih di mana mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Sekarang, wilayah Kashmir terbagi menjadi bagian dari 3 negara : India, Pakistan, & Cina.

Tahun 1947, Inggris memutuskan untuk memerdekakan wilayah koloninya, Kekaisaran India, sambil membaginya menjadi 2 wilayah berbeda : Dominion Pakistan di barat yang didominasi Islam & Persatuan India di timur yang mayoritasnya Hindu. Dalam pembagian itu, wilayah Kashmir diberi kebebasan apakah mau bergabung ke salah satu negara atau memerdekakan diri mengingat posisi geografisnya yang terletak di antara India & Pakistan.

Peta wilayah Kashmir. (Sumber)

Bulan Oktober 1947, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh milisi-milisi Muslim di Kashmir Barat & suku-suku dari Pakistan. Pemberontakan tersebut lalu direspon dengan pengiriman pasukan India ke sejumlah wilayah Kashmir atas permintaan dari pemimpin lokal Kashmir. Pakistan yang melihat bahwa pengiriman pasukan India merupakan bentuk intervensi militer akhirnya ikut serta mengirimkan pasukannya ke Kashmir & meletuslah Perang Kashmir Pertama. Perang akhirnya berakhir pada akhir tahun 1948 dengan difasilitasi PBB, namun waktu menunjukkan bahwa perang tersebut hanyalah permulaan dari rentetan konflik antara India & Pakistan atas tanah Kashmir...


2. Sengketa di Wilayah Perbatasan

Selain wilayah Kashmir, Pakistan & India juga bersengketa seputar wilayah lain di perbatasan, salah satunya daerah Rann of Kutch yang saat itu merupakan bagian dari Gujarat, India. Konflik terbuka atas wilayah tersebut akhirnya meletus pada bulan Maret 1965 setelah India mengklaim Pakistan melakukan provokasi terlebih dahulu.

Konflik atas wilayah Rann of Kutch berakhir pada bulan Juni 1965 melalui perundingan yang difasilitasi PM Inggris, Harold Wilson. Dalam perundingan itu, Pakistan mendapat wilayah bagian dari Rann of Kutch sebesar 900 km persegi. Jumlah tersebut jauh dari klaim Pakistan di mana mereka merasa berhak atas wilayah Rann of Kutch seluas 9.100 km persegi. Meskipun demikian, Pakistan menganggap militer mereka berhasil karena pasca perang, Pakistan mendapatkan sebagian wilayah yang sebelumnya dimiliki India.


Tentara India dalam perang melawan Cina pada tahun 1962.


3. Klaim Superioritas Pakistan atas India

Tahun 1962, terjadi perang antara Cina melawan India yang berakhir dengan kemenangan Cina. Kekalahan India membuat Pakistan beranggapan bahwa India bisa dikalahkan melalui serangan-serangan cepat. Pakistan juga menganggap bahwa mayoritas rakyat Kashmir tidak menyukai pemerintah India & gerakan perlawanan bisa digerakkan hanya dengan melakukan sejumlah aksi sabotase di Kashmir. Lebih lanjut, Pakistan merasa bahwa tentaranya lebih tangguh daripada India meskipun Pakistan kalah jumlah personil total karena Pakistan berasumsi 1 orang tentara mereka bisa mengalahkan 4 tentara India.

Dilihat dari dukungan internasional, Pakistan sejak permulaan perang juga mendapat dukungan banyak negara seperti Cina & negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim (termasuk Indonesia). Situasi berbeda terjadi di pihak India yang menganut paham non blok karena negara-negara anggota gerakan non blok hanya menunjukkan sedikit dukungan terhadap India. Uni Soviet & AS sebagai pihak-pihak adidaya sendiri bersikap netral saat perang terjadi.



BERJALANNYA PERANG

Tanggal 5 Agustus 1965 di bawah kode sandi Operasi Gibraltar, antara 26.000 - 35.000 tentara Pakistan yang berpakaian seperti penduduk lokal Kashmir menerobos Garis Kontrol - garis yang memisahkan wilayah klaim kedua negara - menuju sejumlah area dalam Kashmir. Tujuan dari operasi militer tersebut adalah untuk menyabotase sejumlah titik penting di wilayah Kashmir milik India. Pakistan berharap hal tersebut bisa memancing rakyat Kashmir untuk memberontak melawan India.

Perkiraan Pakistan tentang rakyat Kashmir nyatanya tidak terbukti. Justru rakyat Kashmir memberitahu otoritas India di sana mengenai akitivitas tentara-tentara Pakistan yang menyamar. Informasi tersebut lalu direspon dengan pengiriman tentara India ke wilayah perbatasan di selatan pada tanggal 15 Agustus. Akibatnya, Pakistan tidak bisa mengirim pasukan bantuan ke Kashmir karena harus menahan pergerakan pasukan India di selatan.

Mobil jip militer Pakistan. (Sumber)

Tanggal 1 September 1965, Pakistan melancarkan serangan balik di bawah kode sandi Operasi Hantaman Besar (Operation Grand Slam) ke kota Akhmoor yang terletak di barat laut Jammu, India. Tujuan dari operasi tersebut adalah memutus komunikasi & jalur logistik pasukan India ke Kashmir karena posisi strategis kota tersebut. Dalam penyerbuan itu, Pakistan mengerahkan personil dalam jumlah besar yang didukung tank-tank. Pasukan Pakistan dengan mudah mengalahkan pasukan India yang saat itu memang kalah kekuatan & persiapan.

India membalas serangan Pakistan tersebut dengan serangan udara yang dibalas sehari kemudian oleh pasukan udara Pakistan. Perang akhirnya menjalar ke daerah Punjab sehingga Pakistan terpaksa mengalihkan pasukannya ke wilayah tersebut & Operasi Hantaman Besar berakhir dengan kegagalan. Sejumlah pengamat militer Pakistan menyalahkan Jenderal Ayub Khan atas gagalnya operasi militer tersebut karena melakukan pergantian komandan operasi militer di tengah-tengah perang sehingga pasukan India di Akhnoor bisa menata ulang pasukannya untuk kemudian menahan laju pasukan Pakistan.

Kegagalan Operasi Hantaman Besar di sisi lain menjadi titik balik perang karena sesudah itu, India berbalik menjadi pihak penyerbu. Tanggal 6 September, pasukan India menerobos perbatasan kedua negara yang kemudian menjadi permulaan perang secara resmi. Di bawah komando veteran Perang Dunia II Mayjen Passad, pasukan India menyerbu Kanal Ichogil yang menjadi batas de facto kedua negara. Penyerbuan pertama India gagal karena serangan balik besar-besaran yang dilakukan militer Pakistan, namun dalam penyerbuan kedua pasukan India berhasil melewati Kanal Ichogil sehingga mereka semakin dekat ke Lahore, salah satu kota besar Pakistan.

Tentara India. (Sumber)

Tanggal 8 hingga 10 September merupakan salah satu titik puncak dalam perang di mana dalam periode itu, India & pakistan terlibat dalam salah satu perang tank terbesar sejak Perang Dunia II, Pertempuran Asal Uttar. Pertempuran tersebut dimulai ketika pasukan Pakistan yang mengerahkan ratusan tank & ribuan infantrinya melakukan serangan balik ke tanah India. Serangan balik tersebut berbuah keberhasilan mereka menguasai kota Khem Karan. Khem Karan sekaligus menjadi pencapaian terjauh pasukan Pakistan di wilayah India.

Pendudukan Pakistan atas kota Khem Karan direspon India dengan melakukan serangan balik besar-besaran di wilayah Asal Uttar, Punjab. Dalam serangan balik tersebut, pasukan India yang unggul dalam jumlah personil membanjiri medan perang & mengepung pasukan Pakistan dengan formasi tapal kuda. Keberhasilan pasukan India mengepung pasukan Pakistan membuat pasukan Pakistan tidak bisa bergerak lebih jauh & terpaksa mundur.

Kemenangan India dalam pertempuran Asal Uttar tidak lepas dari taktik brilian India dalam memanfaatkan kondisi medan tempur sehingga Pakistan bisa dipukul mundur meskipun Pakistan memiliki armada tank lebih besar. Akibat Pertempuran Asal Uttar, pasukan Pakistan kehilangan 100 lebih tank sehingga tempat di mana tank-tank yang masih tertinggal dikenal sebagai "kota Patton" (Patton adalah jenis tank yang banyak dipakai pasukan Pakistan dalam perang). Meskipun demikian, pasukan India tetap gagal menguasai kembali kota Khem Karan yang diduduki pasukan Pakistan.

Pesawat F-86 Sabre milik Pakistan. (Sumber)

Hingga pertengahan bulan September 1965, perang antara kedua negara masih tetap berlangsung di mana masing-masing pihak saling menguasai wilayah teritorial lawannya. Perang India-Pakistan tahun 1965 juga menjadi arena perang pertama di mana pasukan udara kedua negara unjuk gigi. Pesawat-pesawat tempur India kebanyakan merupakan buatan Uni Soviet & Eropa seperti MiG-21, Hawker Hunter, serta EE Canberra. Di lain pihak, pesawat Pakistan kebanyakan merupakan buatan AS di mana beberapa di antaranya adalah F-86 Sabre & F-104 Starfighter. Secara kuantitas, pasukan udara India mengungguli pasukan Pakistan di mana perbandingan jumlah pesawat tempur antara keduanya adalah 5 : 1.



GENCATAN SENJATA & PASCA PERANG

Perang India-Pakistan tahun 1965 akhirnya berakhir pada tanggal 22 September setelah AS & Uni Soviet berhasil melobi keduanya untuk berunding di Tashkent. Menjelang gencatan senjata, India berada dalam posisi unggul di mana India sedang menguasai sekitar 700 km persegi wilayah teritorial Pakistan, sementara Pakistan hanya menguasai sekitar 200 km persegi wilayah teritorial India. Perundingan antara keduanya berhasil melahirkan perjanjian damai yang dikenal sebagai Perjanjian Tashkent & sehari kemudian, perang secara resmi berakhir.

Kemauan India untuk menerima gencatan senjata meskipun sedang unggul dalam peperangan cukup menarik untuk disimak. Saat Perdana Menteri India bertanya kepada jenderalnya apakah pihaknya masih mungkin memenangan peperangan, sang jenderal menjawab bahwa sebagian besar amunisi India di garis depan sudah habis & India juga sudah kehilangan banyak tank. Jawaban dari sang jenderal kemudian diikuti keputusan sang perdana menteri untuk menerima gencatan senjata.

Suasana pasca perundingan damai di Tashkent. (Sumber)

Jawaban dari jenderal India mengenai kerugian yang dialami pasukan India menjelang gencatan senjata belakangan diketahui merupakan hasil dari kesalahan perhitungan intelijen India. Faktanya, menjelang akhir gencatan senjata, militer India masih lebih unggul dibanding Pakistan. Mereka baru menghabiskan 14 % dari total amunisinya (Pakistan sudah menghabiskan 80 % dari persediaan total) & jumlah tank India yang masih bisa dioperasikan masih 2 kali lebih banyak dibandingkan jumlah tank milik Pakistan. Di lain pihak, Pakistan menyadari keunggulan militer India di medan perang sehingga Pakistan langsung menyetujui tawaran perundingan gencatan senjata.

Perang India-Pakistan tahun 1965 juga menjadi salah satu momentum penting dalam hubungan luar negeri Pakistan. AS yang selama ini menjadi penyuplai utama persenjataan Pakistan (dan juga India) memutuskan untuk menghentikan suplai persenjataannya ke kedua negara. AS beralasan mereka menyuplai persenjataan ke kedua negara untuk menghentikan tersebarnya paham komunisme di Asia Selatan, bukannya untuk berperang satu sama lain. Keputusan AS tersebut langsung mengundang amarah Pakistan yang menganggap AS telah mengkhianati mereka. Sejak itu, hubungan Pakistan dengan AS meregang & Pakistan mulai mendekatkan dirinya ke negara-negara Blok Timur seperti Cina & Uni Soviet.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



RINGKASAN PERANG

Waktu & Lokasi Pertempuran
- Waktu : Agustus - September 1965
- Lokasi : India, Pakistan

Pihak yang Bertempur
(Negara)  -  India
       melawan
(Negara)  -  Pakistan

Hasil Akhir
Perang berakhir tanpa pemenang

Korban Jiwa
Sekitar 6.000 jiwa lebih



REFERENSI

GlobalSecurity.org - Indo-Pakistani Conflict of 1947-48
GlobalSecurity.org - Indo-Pakistan War of 1965
Wikipedia - Indo-Pakistani War of 1965
Wikipedia - Kashmir conflict

  




COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



8 komentar:

  1. kenapa ngak bisa di copy , penting ini mau di buat tgas min

    BalasHapus
  2. @anonim

    Kalau anda pakai browser Mozilla, klik "Save Page as...". Lalu di bagian bawah kotak dialognya, pilih "Save as type" >> "Text only". Habis itu baru klik tombol "Save"

    Semoga bisa membantu...

    BalasHapus
  3. keren bgt artikel2 disini, sdh byk sy baca
    kalau saya lihat perang2 tersebut timbul krn ada kepentingan lain yg kemudian disusupi paham ideologi sbg bemper nya

    BalasHapus
  4. bagus sekali infonya.....

    BalasHapus
  5. Artikel yang sangat bangs. Ulas juga sejarah perang India vs China min

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.