![]() |
Seorang prajurit wanita Nepal dengan pemandangan Pegunungan Himalaya di belakangnya. (Sumber) |
Nepal. Itulah nama dari sebuah negara pegunungan di Asia yang wilayahnya diapit oleh Cina & India. Nepal juga kerap disebut sebagai "atap dunia" (roof of the world) karena lokasinya yang terletak ribuan meter di atas permukaan laut sebagai akibat dari wilayahnya yang berada di Pegunungan Himalaya, barisan pegunungan tertinggi di dunia. Tidak hanya itu, Gunung Everest yang merupakan gunung tertinggi di dunia juga berada di wilayah Nepal. Sebagai akibat dari wilayahnya yang didominasi oleh gunung-gunung tinggi, Nepal pun menjadi salah satu daerah tujuan wisata favorit para pendaki gunung & petualang.
Oke, itu tadi sekilas soal Nepal. Sekarang mari kita bicara soal sejarah dari negara asal etnis Gurkha ini. Tidak banyak yang tahu bahwa di balik keindahan alam khas pegunungan yang dimilikinya, Nepal juga memiliki sejarah modern yang kelam karena negara tersebut pernah dilanda oleh perang saudara antara pihak kerajaan & kelompok pemberontak komunis yang anti-kerajaan. Perang sipil tersebut berlangsung selama sekitar 10 tahun, tepatnya antara tahun 1996 hingga tahun 2006. Tidak lama setelah perang berakhir, rezim Kerajaan Nepal yang sudah berkuasa sejak abad ke-18 dibubarkan & digantikan oleh sistem pemerintahan republik sosialis federal.
LATAR BELAKANG
1. Faktor Sosial Ekonomi
Nepal dalam sejarahnya terkenal sebagai salah satu negara Asia yang paling miskin - tidak hanya di Asia, tapi juga dunia. Kemiskinan yang melanda Nepal tidak lepas dari kebijakan politik dari negara kerajaan tersebut yang selama berabad-abad menutup diri dari dunia luar & menggantungkan dirinya pada sektor pertanian semata. Sektor pertanian di Nepal sendiri sebenarnya bisa dikatakan tidak terlalu maju karena minimnya lahan pertanian yang bisa ditanami di negara tersebut & terbatasnya fasilitas serta teknologi modern penunjangnya.
![]() |
Contoh potret kemiskinan yang menampilkan para penduduk di daerah pelosok Nepal. (Sumber) |
Nepal juga memiliki masalah soal kesenjangan sosial & diskriminasi berbasis kasta. Sebagai contoh, sekitar 35 % penduduk Nepal berasal dari kasta Dalit - kasta yang dianggap sebagai kasta tingkat bawah dalam struktur sosial masyarakat Nepal - yang umumnya mendiami kawasan perbukitan. Dalam kehidupan sosial masyarakat Nepal, kasta Dalit hanya diperbolehkan melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar semisal pandai besi, penjahit, serta pembuat sepatu. Di lain pihak, lebih dari 90 % posisi-posisi penting di sektor layanan publik didominasi oleh kasta-kasta atas seperti kasta Brahma & Newar.
Faktor geografis juga turut berperan dalam kemiskinan & keterbelakangan yang melanda Nepal. Sebagai akibat dari kondisi Nepal yang bergunung-gunung, beberapa daerah di pelosok Nepal menjadi sulit diakses & pembangunan fasilitas-fasilitas penghubung di darat semisal jalan raya juga sulit dilakukan. Buntutnya, daerah-daerah yang bersangkutan pun jadi tidak tersentuh oleh pembangunan nasional & para penduduknya dipaksa hidup mandiri dalam kondisi serba terbatas. Saat perang sipil meletus, daerah-daerah pedesaan yang terisolasi inilah yang kelak menjadi basis utama bagi kelompok pemberontak untuk melakukan aktivitas perlawanannya.
2. Faktor Politik
![]() |
Peta dari Nepal. (Sumber) |
Upaya mereformasi sistem politik Nepal sendiri awalnya mendapat penolakan keras dari pihak Kerajaan Nepal. Namun memasuki tahun 1959, kondisinya mulai berubah setelah Raja Mahendra yang baru berkuasa di tahun tersebut mengizinkan digelarnya pemilu untuk menentukan susunan badan parlemen Nepal. Pemilu tersebut berhasil dimenangkan oleh Partai Kongres Nepal (PKN) yang beraliran sosialis. Sayang, usia dari parlemen Nepal tidaklah panjang menyusul keputusan dari Raja Mahendra untuk membubarkan parlemen di tahun 1962 pasca munculnya gesekan antara pihak Kerajaan dengan pihak parlemen. Sebagai akibatnya, Nepal pun kembali menjadi monarki absolut di mana raja Nepal memiliki kuasa penuh atas negaranya.
Meskipun parlemen Nepal sudah dibubarkan, partai-partai politik yang ada di Nepal tetap bertahan kendati kini mereka harus melakukan aksinya secara sembunyi-sembunyi. Partai-partai politik tersebut awalnya bekerja sendiri-sendiri. Namun memasuki dekade 90-an, situasinya berubah setelah partai-partai politik yang beraliran kiri melebur menjadi partai politik baru yang bernama Partai Komunis Nepal (PKN). Pasca pendiriannya, PKN lalu bekerja sama dengan partai-partai politik lain yang berbeda ideologi & menggelar demonstrasi besar-besaran untuk menuntut Kerajaan Nepal memberlakukan kembali sistem parlementer.
![]() |
Bendera dari PKN. (Sumber) |
Menyusul semakin berlarut-larutnya kondisi sosial politik di Nepal, sejumlah anggota PKN yang merasa tidak puas dengan sikap petinggi partai mereka lantas mengundurkan diri & mendirikan kelompok baru bernama Partai Komunis Nepal Bersatu (Maois) (PKNB (M)). Tak lama usai pendiriannya, PKNB (M) mengajukan sejumlah permintaan ke pihak Kerajaan di mana pada intinya, PKNB (M) meminta agar sistem diskriminasi berbasis kasta dihapuskan & campur tangan India - negara tetangga sekaligus salah satu penyokong utama perekonomian Nepal - atas Nepal dibatasi. Ketika permintaan pihak PKNB (M) tidak digubris oleh pemerintah Nepal, di bulan Februari 1996 PKNB (M) pun menyatakan bahwa mereka akan berusaha menumbangkan Kerajaan & menggantinya dengan sistem republik lewat jalur perlawanan bersenjata.
BERJALANNYA PERANG
Gerakan Rahasia yang Semakin Berbahaya
Pasca keluarnya pernyataan dari PKNB (M) mengenai cita-cita mereka untuk menumbangkan Kerajaan Nepal lewat jalur perjuangan bersenjata - dikenal juga sebagai "perang rakyat" di mata para simpatisan PKNB (M) - perang sipil Nepal pun dimulai. Dalam perjuangannya, PKNB (M) terinsipirasi dari aktivitas yang dilakukan oleh Naxalite, kelompok bersenjata beraliran komunis Maois yang sejak akhir dekade 60-an aktif melakukan pemberontakan di pelosok timur India. Pada masa-masa awal perjuangannya, taktik PKNB (M) umumnya berupa aksi-aksi vandalisme berskala kecil yang ditujukan pada fasilitas milik pemerintah & properti milik perusahaan asing.
![]() |
Para anggota PKNB (M) yang sedang berpatroli. (Sumber) |
Semakin meningkatkanya aktivitas pemberontakan yang dilakukan PKNB (M) lantas membuat pemerintah Nepal mulai berpikir untuk ikut menerjunkan tentara nasional demi menumpas PKNB (M). Namun, rencana tersebut gagal direalisasikan setelah petinggi tentara nasional Nepal menyatakan bahwa mereka baru mau ikut campur kalau mendapat persetujuan dari seluruh anggota parlemen. Suatu hal yang sangat sulit terwujud saat itu mengingat kentalnya aroma persaingan antar partai. Meningkatnya aktivitas PKNB (M) juga diikuti dengan munculnya dugaan bahwa ada sebagian mantan tentara Inggris dari etnis Gurkha yang ikut membantu aktivitas perjuangan PKNB (M).
Gagalnya Perundingan Damai
Memasuki tahun 2000, perang sipil di Nepal yang awalnya hanya terpusat di wilayah timur & tengah negara tersebut akhirnya merambat ke wilayah timur. Semakin meluasnya area perang sipil & menguatnya pengaruh PKNB (M) di seantero Nepal lantas diikuti dengan munculnya tawaran dari PKNB (M) untuk berunding. Dalam tawaran tersebut, PKNB (M) meminta pemerintah Nepal membebaskan para anggota PKNB (M) yang ditahan & menghentikan aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh polisi untuk mengekang sepak terjang PKNB (M).
![]() |
Istana Kathmandu, lokasi terjadinya pembantaian para anggota Kerajaan Nepal. (Sumber) |
Tahun 2001 juga merupakan salah satu tahun terpenting dalam perang sipil di Nepal karena pada bulan Juni di tahun yang sama, terjadi peristiwa pembantaian para anggota istana Kerajaan Nepal oleh Putra Mahkota Dipendra yang kemudian menembak dirinya sendiri usai melakukan pembantaian. Pasca peristiwa pembantaian yang juga menewaskan raja Nepal tersebut, Gyanendra selaku putra dari raja Nepal & saudara dari Dipendra lalu diangkat menjadi raja baru Nepal. Sebulan kemudian, pemerintah Nepal & PKNB (M) sempat berhenti berperang untuk sementara waktu untuk melakukan perundingan damai. Sayang, proses perundingan damai tersebut harus berakhir dengan jalan buntu setelah PKNB (M) & pemerintah Nepal gagal mencapai kesepakatan bersama.
Tak lama usai gagalnya perundingan damai, PKNB (M) melancarkan serangan besar-besaran ke kantor-kantor polisi & pos-pos militer di seantero Nepal pada bulan November 2001. Merasa murka dengan tindakan PKNB (M) tersebut, di bulan yang sama pemerintah Nepal memberlakukan masa darurat nasional & mulai menerjunkan tentara nasional untuk membantu memerangi PKNB (M). Suatu tindakan yang oleh pengamat luar negeri dianggap terlambat karena saat tentara Nepal mulai diterjunkan, PKNB (M) sudah terlanjur mendapatkan pengalaman perang gerilya sejak beberapa tahun sebelumnya - tepatnya sejak tahun 1996 yang juga merupakan awal dari perang sipil Nepal.
Konflik antara Kerajaan & Parlemen
![]() |
Tentara nasional Nepal yang sedang bersiaga. (Sumber) |
Walaupun berada dalam posisi yang kian tertekan, PKNB (M) masih mampu meplerihatkan tajinya sebagai momok bagi pemerintah Nepal. Sebagai contoh, pada bulan September 2003, PKNB (M) meledakkan 5 buah bom & melakukan penembakan ke pos-pos polisi. Setahun kemudian, para anggota PKNB (M) yang sudah menguasai kawasan pedesaan di seantero Nepal mulai melakukan blokade untuk mengisolasi Kathmandu, ibukota Nepal. Pada periode yang kurang lebih bersamaan, para simpatisan PKNB (M) juga beberapa kali menggelar aksi demonstrasi & mogok masal untuk menggoyang kekuasaan Kerajaan Nepal.
Menyusul semakin panasnya kondisi Nepal, muncul upaya dari Raja Gyanendra untuk membubarkan parlemen & mengambil alih kontrol atas Nepal seutuhnya. Partai-partai politik Nepal jelas menolak, namun mereka tak berkutik setelah Raja Gyanendra menerjunkan tentara & polisi untuk menangkap para anggota senior partai di bulan Februari 2005. Terhitung sejak bulan yang sama, Raja Gyanendra juga membredel kantor-kantor media lokal & mematikan jaringan telpon serta internet. Suatu tindakan yang belakangan menjadi bumerang karena usai menjalankan kebijakan tersebut, partai-partai politik Nepal yang awalnya tidak kompak mulai bersatu padu & bahkan mau bekerja sama dengan PKNB (M) untuk menggoyang kekuasaan Raja Gyanendra.
![]() |
Para pendukung PKNB (M) yang sedang berdemonstrasi. (Sumber) |
KONDISI PASCA PERANG
Perang sipil Nepal yang berlangsung selama 10 tahun mengakibatkan sekitar 12.000 orang lebih kehilangan nyawanya. Perang tersebut juga mengakibatkan sektor pariwisata - salah satu sektor ekonomi terpenting di Nepal - mengalami kelumpuhan sebagai akibat dari kondisi keamanan yang tidak menentu. Tidak hanya itu, banyak pemuda Nepal yang melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari perang & mencari nafkah. Selama perang berlangsung, mereka secara konsisten menyumbangkan sebagian pendapatannya ke Nepal sehingga pemerintah Nepal bisa menghindari kebangkrutan ekonomi dengan mengandalkan uang dari para perantauan tersebut.
Berdasarkan pemilu konstituen yang digelar pada bulan Desember 2007, parlemen Nepal menyatakan bahwa Kerajaan Nepal akan dibubarkan. Pembubaran tersebut akhirnya benar-benar terwujud pada bulan Mei 2008 sehingga terhitung sejak bulan yang sama, riwayat Kerajaan Nepal berakhir & Nepal kini berubah menjadi negara republik federal beraliran sayap kiri (sosialis). Sebulan sebelumnya, PKNB (M) yang kini menjadi partai politik legal juga berhasil menjadi partai paling dominan di parlemen setelah berhasil meraih suara mayoritas dalam pemilu parlemen.
![]() |
Suasana kota Kathmandu, 6 tahun sesudah berakhirnya perang sipil. (Sumber) |
RINGKASAN PERANG
1. Waktu & Lokasi Pertempuran
- Waktu : 1996 - 2006
- Lokasi : Nepal
2. Pihak yang Bertempur
(Negara) - Nepal
melawan
(Grup) - PKNB (M)
3. Hasil Akhir
- Perang berakhir tanpa pemenang
- PKNB (M) menjadi partai politik legal
- Pembubaran Kerajaan Nepal & pembentukan republik federal di tahun 2008
4. Korban Jiwa
Sekitar 12.700 jiwa
REFERENSI
BBC News - Nepalese monarchy to be abolished
BBC News - Peace deal ends Nepal's civil war
Wikipedia - Economy of Nepal
Wikipedia - History of Nepal
Wikipedia - Nepal
Wikipedia - Nepalese Civil War
Wikipedia - Unified Communist Party of Nepal (Maoist)
Basu, Sukumar. 2003. "People's War : Threat to Nepal's National Security". (file PDF)
Kareem, P. Abdul. "Growth, Development and Poverty in India and Nepal". (file PDF)
COBA JUGA HINGGAP KE SINI...

artikelnya keren...lengkap banget... ceritanya ini kunjungan balik... salam kenal....
BalasHapusThank you for the information that you've provided to us. It helps me to do my final project and I finally understand the political system of Nepal clearly. Once again, Thank you.
BalasHapus