Semut Madu, Serangga Kecil Berperut Besar



Semut madu dengan perut yang membengkak. (steemit.com)

Semut memiliki banyak kemiripan dengan manusia. Sebagai contoh, baik semut maupun manusia sama-sama memiliki pola hidup sosial & membangun komunitasnya sendiri. Kemudian seperti halnya manusia, semut juga memiliki kebiasaan mengumpulkan makanan untuk ditampung di tempat tinggal alias sarangnya. Tujuannya tidak lain supaya ketika makanan sedang sulit didapat, semut-semut penghuni sarang tinggal memanfaatkan persedian makanan tersebut untuk bertahan hidup.

Normalnya semut menyimpan persediaan makanannya dalam bilik / rongga yang sudah disiapkan khusus di dalam sarangnya. Namun jenis semut yang satu ini memiliki cara berbeda dalam menyimpan makanannya. Pasalnya semut yang bersangkutan justru menggunakan perutnya sendiri sebagai tempat untuk menyimpan makanan.

Semut yang sama bisa menggunakan perutnya sendiri sebagai tempat untuk menyimpan makanan karena perut semut ini memang bisa memuai begitu besar hingga berukuran kurang lebih sebesar buah anggur. Semut dengan kemampuan unik tersebut adalah semut madu (honey ant) atau lengkapnya semut botol madu (honeypot ant).

Dengan melihat penjelasan di paragraf sebelumnya, pengunjung tentu sudah bisa mengira-ngira kenapa semut ini memperoleh nama demikian. Benar, semut madu diberi nama demikian karena perut semut ini bisa digunakan sebagai tempat menyimpan makanan layaknya botol madu.

Alasan lainnya adalah karena biasanya makanan yang disimpan oleh semut madu adalah cairan manis semisal nektar. Saat perutnya membengkak akibat terisi makanan, perut semut madu nampak berwarna kekuningan.

Ada beberapa spesies semut madu yang sudah diketahui manusia & mereka tersebar di berbagai belahan dunia. Mulai dari Benua Amerika hingga Benua Australia. Artikel ini sendiri akan fokus membahas semut madu dari spesies Myrmecocystus mexicanus, spesies semut madu yang habitat aslinya berada di Gurun Sonora yang terletak di AS & Meksiko.

Kemampuan semut madu dalam menyimpan makanan dalam jumlah besar di perutnya pada dasarnya merupakan bentuk adaptasi semut ini supaya bisa bertahan hidup di kawasan gurun yang notabene langka akan makanan & memiliki curah hujan minim.


Peta lokasi Gurun Sonora. (enviro-map.com)


BOTOL MADU BERJALAN

Layaknya koloni semut pada umumnya, semut madu juga memiliki kasta pekerja dalam koloninya yang salah satu tugasnya adalah mencari makan. Namun tidak seperti koloni semut biasa, semut madu menerapkan sistem pembagian tugas dalam mencari makan.

Secara garis besar, semut madu pekerja bisa dibagi ke dalam semut pekerja biasa & semut penyimpan makanan (replete). Pada awalnya, semut-semut pekerja akan pergi ke tempat yang banyak menyediakan cairan manis semisal koloni kutu daun atau tonjolan dari pohon oak.

Sesampainya di lokasi, semut pekerja yang bertugas sebagai penyimpan makanan akan menelan makanan & menyimpannya dalam perutnya. Sekedar info, semut madu memiliki 2 buah lambung. Lambung pertama berfungsi sebagai tempat menampung makanan untuk sementara, sementara lambung yang kedua berfungsi untuk mencerna makanan. Saat semut ingin membagi makanan dalam perutnya kepada semut lain, semut yang bersangkutan akan memuntahkan makanan yang ada pada lambung penampungnya.

Semut yang sudah menyimpan makanan dalam perutnya tadi kemudian akan kembali ke sarangnya. Di sana, semut tadi kemudian akan memuntahkan makanannya ke dalam mulut semut penyimpan makanan.

Saat semut penyimpan makanan sudah menerima begitu banyak makanan dari semut-semut pekerja yang baru saja kembali dari luar, perut semut penyimpan makanan akan membengkak hingga terlihat seperti bola. Supaya perutnya tidak terluka akibat bergesekan dengan dinding sarang, semut penyimpan makanan akan menempel pada langit-langit sarang.

Perbandingan semut madu yang perutnya terisi penuh & yang tidak. (Greg Hume / wikipedia.org)

Semua spesies semut memiliki 2 buah lambung sehingga mereka semua pada dasarnya memiliki kemampuan untuk menyimpan makanan & membaginya kepada semut lain. Namun hanya semut madu yang memiliki kemampuan untuk menampung makanan dalam jumlah yang amat banyak. Saat lambung semut madu terisi penuh oleh persediaan makanan, semut ini bisa memiliki berat hingga 300 kali lebih banyak dibandingkan semut madu dalam kondisi biasa.

Tidak sembarang semut madu bisa bertugas sebagai penyimpan makanan. Hanya semut-semut pekerja dengan ukuran terbesar yang bisa bertugas sebagai penyimpan makanan. Dengan begitu, koloni semut yang bersangkutan bisa memiliki persediaan makanan sebanyak mungkin, namun jumlah semut pekerja yang diberdayakan untuk menyimpan makanan jadi tidak terlampau banyak sehingga koloni semut yang bersangkutan tidak sampai mengalami masalah kekurangan tenaga kerja.



MUSIM KAWIN YANG BASAH

Semut madu membangun sarangnya di bawah tanah. Sarang semut ini terdiri dari jaringan terowongan yang terhubung ke aneka ruangan, misalnya ruangan untuk menyimpan telur & ruangan tempat semut-semut bersayap beristirahat.

Di bagian paling bawah sarang, terdapat ruangan besar yang dihuni oleh ratu semut & semut penyimpan makanan. Ruangan tersebut diperkirakan sengaja dibangun di lokasi terbawah supaya penghuninya aman dari predator & cuaca ekstrim.

Musim kawin semut madu dari spesies M. mexicanus biasanya terjadi pada akhir Juli yang juga merupakan musim penghujan waktu setempat. Saat musim kawin tiba, semut-semut jantan & betina yang memiliki sayap akan beramai-ramai pergi meninggalkan sarangnya untuk terbang & kawin di udara.

Sesudah kawin, semut jantan akan mati, sementara semut betina akan kembali ke sarangnya atau membuat sarang baru. Tidak jarang semut betina yang kembali ke sarangnya gagal melakukan perkawinan.

Setiap koloni semut terdiri dari 1 ekor ratu yang sayapnya sudah hilang & beberapa ekor semut betina yang sayapnya masih utuh. Semut pekerja secara biologis tergolong sebagai semut betina, namun ia tidak bisa berkembang biak karena organ kelaminnya mandul.

Tugas semut ratu adalah bertelur & ia biasanya baru mulai bertelur sekitar 1 minggu sesudah ia melakukan penerbangan perkawinan. Ratu semut memiliki usia rata-rata kurang dari 9 bulan. Jika ia mati, posisinya akan digantikan oleh semut betina yang sudah kawin.

Telur-telur yang dikeluarkan oleh ratu akan dirawat oleh semut pekerja & semut betina. Semut madu mengalami metamorfosis sempurna yang berarti semut ini mengalami 4 fase dalam siklus hidupnya : fase telur, larva, kepompong, & dewasa.

Telur yang dikeluarkan oleh ratu akan menetas menjadi larva sesudah kurang lebih 3 minggu. Larva tersebut kemudian akan bermetamorfosis menjadi kepompong / pupa pada usia 6 hingga 9 bulan. Sesudah 23 hari, kepompong tersebut akan pecah & semut dewasa keluar dari dalamnya.

Kawanan semut madu di atas tangan manusia. (buketsoyylmaz / medium.com)

Karena semut madu yang perutnya membengkak penuh dengan cairan yang manis & bergizi, semut ini pun menjadi sasaran empuk dari hewan-hewan tertentu semisal coyote & musang. Menariknya, di Australia semut madu juga banyak dikonsumsi oleh penduduk Aborigin setempat, di mana semut yang dikonsumsi adalah semut dari genus Camponotus.

Menurut mereka yang pernah mengkonsumsinya, semut madu memiliki rasa yang manis sekaligus masam. Pencarian semut madu biasanya dilakukan pada musim hujan karena pada periode tersebut, semut madu dengan perut yang membengkak berada lebih dekat dengan permukaan sarangnya karena menghindari banjir dalam sarang.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Formicidae
Genus : Myrmecocystus, Camponotus



REFERENSI

AntArk. "Ants have two stomachs, one to hold food for themselves, and one for others".
(antark.net/ant-facts/ants-have-two-stomaches/)

AntWiki. "Myrmecocystus mexicanus".
(www.antwiki.org/wiki/Myrmecocystus_mexicanus)

D. Lubertazzi & G. Alpert. "Myrmecocystus mexicanus Wesmael".
(www.navajonature.org/ants/formicinae/myrmecocystus-mexicanus.html)

E. Kujala & K. Goodreau. "Adaptation".
(bioweb.uwlax.edu/bio203/f2013/kujala_elis/adaptation.htm)

E. Kujala & K. Goodreau. "Habitat".
(bioweb.uwlax.edu/bio203/f2013/kujala_elis/habitat.htm)

E. Kujala & K. Goodreau. "Reproduction".
(bioweb.uwlax.edu/bio203/f2013/kujala_elis/reproduction.htm)

MAD. 2015. "Nordic Food Lab: On the Hunt for Honey Ants in the Australian Outback".
(madfeed.co/2015/nordic-food-lab-on-the-hunt-for-honey-ants-in-the-australian-outback/)

Slow Food Foundation. "Honeypot Ants".
(www.fondazioneslowfood.com/en/ark-of-taste-slow-food/honeypot-ants/)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.