Sejarah Penaklukan Aztec oleh Pasukan Spanyol & Tlaxcala



Pasukan Spanyol saat membantai orang-orang Aztec. (J. Redondo / topwar.ru)

Meksiko adalah nama dari negara yang terletak di sebelah selatan Amerika Serikat. Di negara inilah, pernah berdiri negara kekaisaran yang bernama Aztec / Aztek. Saat masih berdiri, Aztec begitu disegani oleh bangsa-bangsa di sekitarnya karena penduduk Aztec terkenal gemar berperang & melakukan upacara persembahan dengan memakai tumbal manusia.

Kekaisaran Aztec mengalami keruntuhan pada tahun 1521 akibat penaklukan yang dilakukan oleh rombongan penjelajah asal Spanyol yang dipimpin oleh Hernan Cortes. Hebatnya, rombongan tersebut berhasil meruntuhkan Aztec kendati mereka hanya beranggotakan ratusan orang. Keberhasilan Cortes dalam melobi suku-suku setempat untuk bersatu memerangi Aztec menjadi kunci di balik kesuksesan Cortes & rombongannya.



LATAR BELAKANG

1. Ambisi Pribadi Hernan Cortes

Tahun 1492, rombongan pelaut pimpinan Christopher Columbus melakukan pelayaran dari Spanyol ke arah barat dengan maksud menemukan jalur baru menuju Benua Asia. Columbus pada akhirnya memang gagal mencapai Asia. Namun lewat pelayaran tersebut, penduduk Eropa kini tahu kalau ada daratan misterius yang terbentang di sebelah barat benua mereka.

Karena merasa tertarik akan daratan baru yang tidak lain adalah Benua Amerika tersebut, kaum penjelajah Eropa pun berduyun-duyun pergi ke sana. Mereka mencoba menjadi orang pertama yang mengklaim tanah tersebut untuk negara asalnya dengan harapan bisa mendapatkan imbalan & kehormatan sekembalinya mereka ke Eropa.

Hernan Cortes adalah tokoh penjelajah sekaligus penakluk (conquistador) yang sejak tahun 1511 bermukim di Pulau Kuba. Selama berada di pulau tersebut, Cortes berhasil mengumpulkan pengikut-pengikut baru yang merasa terkesan akan kharisma & ambisinya. Meroketnya pamor Cortes pada gilirannya mengundang rasa tidak suka dari gubernur Kuba, Diego Velazquez.

Hernan Cortes. (nypost.com)

Saat hubungan antara Cortes & Velazquez semakin memburuk, Cortes sempat dijebloskan ke dalam penjara atas dugaan mencoba menggulingkan Velazquez. Cortes pada akhirnya memang dibebaskan tak lama kemudian. Namun peristiwa tersebut tak pelak membuat hubungan antara Cortes & Velazquez menjadi semakin renggang.

Tahun 1518, Velazquez meminta Cortes pergi ke kawasan pantai Meksiko untuk mensurvei lokasi yang bersangkutan. Cortes menyanggupi permintaan tersebut. Namun diam-diam, Cortes aslinya juga memiliki niat untuk melakukan penyelidikan hingga ke kawasan pedalaman Meksiko.

Cortes ingin tahu apakah di kawasan pedalaman Meksiko terdapat harta karun atau benda bernilai tinggi lainnya. Jika Cortes berhasil menemukan sesuatu yang bernilai tinggi di sana, Cortes berharap kalau ia bakal ditunjuk menjadi pemimpin baru di wilayah tersebut & bakal ikut menikmati jatah kekayaan wilayah yang bersangkutan.

Niat terselubung Cortes ternyata berhasil diketahui oleh Velazquez. Maka, ia pun mencabut wewenang yang dimiliki oleh Cortes untuk melakukan pelayaran ke pantai Meksiko. Namun Cortes tidak mau kalah. Ia nekat melakukan pelayaran ke pantai utara Meksiko tanpa seizin Velazquez pada bulan Februari 1519.

Cortes tidak sendirian dalam pelayaran tersebut. Ia memimpin armada berjumlah 11 buah kapal, 508 orang tentara, 100 orang prajurit, serta beberapa ekor kuda tunggangan. Di lain pihak, begitu Velazquez mendengar kabar kalau Cortes pergi berlayar tanpa seizinnya, Velazquez merasa murka & kemudian menyiapkan pasukannya untuk menangkap Cortes.


Peta lokasi Meksiko & Kuba. (freeworldmaps.net)


2. Adanya Kerajaan-Kerajaan Lokal yang Bermusuhan dengan Aztec

Di abad ke-16, Kekaisaran Aztec memiliki wilayah kekuasaan yang membentang mulai dari pantai utara Meksiko hingga pantai selatan Meksiko. Pusat pemerintahan Aztec sendiri terletak di kota Tenochtitlan yang dibangun di tengah-tengah Danau Texcoco (sekarang menjadi lokasi Mexico City).

Meskipun Aztec merupakan negara pribumi terkuat di kawasan tersebut, Aztec bukanlah satu-satunya negara pribumi yang menempati wilayah Meksiko. Di sebelah timur Tenochtitlan, terdapat negara bernama Tlaxcala yang lokasinya dikelilingi oleh wilayah Kekaisaran Aztec.

Tlaxcala memiliki hubungan yang buruk dengan Aztec karena pasukan Aztec kerap menyerang wilayah Tlaxcala untuk menculik penduduknya. Seringnya pasukan Aztec menculik penduduk Tlaxcala tidak lepas dari keyakinan yang dianut oleh bangsa Aztec pada masa itu.

Menurut kepercayaan bangsa Aztec, dewa mereka harus diberi makan dengan tumbal manusia secara berkala supaya matahari bisa tetap bersinar. Untuk keperluan tersebut, orang-orang Aztec pun kerap membunuh tawanan perang secara massal dalam ritual persembahan di kuil-kuil pemujaan mereka.

Penduduk Tlaxcala jelas tidak suka diperlakukan layaknya hewan ternak oleh bangsa Aztec. Namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena pasukan Aztec jauh lebih kuat dibandingkan pasukan Tlaxcala.

Peta Aztec & Tlaxcala.

Hal tersebut seketika berubah ketika rombongan penjelajah Spanyol menampakkan diri di wilayah Aztec. Karena merasa terkesan dengan teknologi persenjataan yang mereka bawa, Tlaxcala pun kemudian menjalin persekutuan dengan rombongan penjelajah tersebut.

Tlaxcala bukanlah satu-satunya golongan pribumi setempat yang tidak menyukai Aztec. Suku-suku Indian yang kebetulan bermukim di wilayah kekuasaan Aztec secara diam-diam juga memendam sentimen kebencian serupa. Namun mereka baru berani melawan secara terang-terangan saat rombongan penjelajah Spanyol menampakkan diri.



TERBENTUKNYA ALIANSI ANTI-AZTEC

Bulan April 1519, rombongan pimpinan Hernan Cortes akhirnya mendarat di pantai utara Meksiko. Di sana, mereka berpapasan dengan suku Indian Totonac yang pada waktu itu masih berstatus sebagai suku bawahan Aztec.

Dalam rombongan yang dipimpin oleh Hernan Cortes, terdapat seorang budak perempuan bernama Marina / La Malinche yang aslinya berasal dari suku Indian setempat, namun sudah memahami bahasa Spanyol maupun bahasa lokal. Cortes lantas memanfaatkan Marina sebagai penerjemah pribadinya supaya ia bisa berkomunikasi dengan kepala suku Totonac.

Dalam komunikasi tersebut, Cortes berhasil mengetahui kalau kepala suku Totonac tidak mau lagi berada di bawah kendali bangsa Aztec. Pasalnya wilayah Totonac harus sering-sering mengirimkan ratusan orang anak ke ibukota Aztec untuk dijadikan korban ritual persembahan manusia.

Cortes lantas menyimpulkan kalau Totonac bisa dijadikan sekutu untuk meruntuhkan Aztec supaya bekas wilayah Aztec nantinya bisa diklaim sebagai wilayah kekuasaan Spanyol yang baru. Maka, pada bulan Juni 1519 rombongan Cortes yang dibantu oleh orang-orang Totonac mendirikan kota pelabuhan baru yang bernama La Villa Rica de la Vera Cruz (biasa disingkat Veracruz).

Bulan Agustus 1519, Cortes & rombongannya melanjutkan perjalanan ke arah barat menuju wilayah Tlaxcala dengan maksud menjadikan Tlaxcala sebagai sekutu baru mereka. Namun sebelum berhasil memasuki wilayah Tlaxcala, rombongan pimpinan Cortes keburu dicegat duluan pasukan Tlaxcala yang jumlahnya mencapai 30.000 personil.

Rombongan Cortes di lain pihak hanya diperkuat oleh 400 prajurit Spanyol & 1.300 prajurit pribumi. Namun hal tersebut tidak lantas membuat pasukan Cortes bakal menjadi sasaran empuk karena pasukan Cortes juga dilengkapi dengan meriam, kuda tunggangan, & anjing-anjing yang sudah dilatih untuk bertarung.

Pertempuran antara pasukan Tlaxcala & pasukan pimpinan Cortes akhirnya meletus pada tanggal 31 Agustus. Karena pasukan Tlaxcala sebelum ini tidak pernah menghadapi pasukan berkuda, pasukan Cortes yang kalah jauh dalam hal jumlah berhasil memukul mundur pasukan Tlaxcala. Banyak prajurit Tlaxcala yang bergelimpangan akibat ditabrak oleh kuda-kuda pasukan Spanyol.

Sukses memukul mundur pasukan Tlaxcala, pasukan pimpinan Cortes kemudian ganti melakukan serangan ke kota-kota di wilayah Tlaxcala di awal September. Akibatnya, sejumlah kota Tlaxcala harus porak poranda akibat dibakar pasukan pimpinan Cortes. Warga sipil Tlaxcala berhamburan menyelamatkan diri. Sementara mereka yang tidak cukup beruntung harus kehilangan nyawanya.

Sadar kalau melanjutkan perlawanan hanya akan menimbulkan korban jiwa lebih banyak, pemimpin Tlaxcala akhirnya mengalah & bersedia membiarkan rombongan pimpinan Cortes memasuki ibukota Tlaxcala. Tanggal 18 September, Cortes & rombongannya akhirnya tiba di ibukota Tlaxcala. Di sana, mereka dijamu & disambut langsung oleh pemimpin Tlaxcala, Xicotenga.

Tokoh-tokoh Tlaxcala (kiri) saat bertemu dengan rombongan penjelajah Spanyol. (Desiderio Hernández Xochitiotzin / thoughtco.com)

Dalam pertemuan tersebut, Cortes berjanji akan membantu Tlaxcala meruntuhkan Aztec. Sebagai gantinya, Tlaxcala bakal mendapatkan hak-hak istimewa saat bekas wilayah Aztec nantinya sudah dikuasai oleh Spanyol. Tawaran tersebut disetujui oleh Tlaxcala sehingga sejak itu, mereka pun menjadi sekutu baru Cortes.

Tanggal 1 November, Cortes & rombongannya melanjutkan perjalanan ke arah barat menuju Danau Texcoco, lokasi dari ibukota Aztec. Dalam rombongan tersebut, ada 6.000 prajurit Tlaxcala yang ikut serta.



MASUKNYA SPANYOL & TLAXCALA KE IBUKOTA AZTEC

Saat Cortes & rombongannya tiba di sisi timur Danau Texcoco, mereka bertemu dengan raja Texcoco. Karena merasa terkesan dengan teknologi yang dimiliki oleh rombongan pimpinan Cortes, raja & penduduk Texcoco setuju untuk berpindah agama ke Kristen.

Sementara itu tidak jauh dari sana, kabar mengenai kedatangan Cortes & rombongannya akhirnya terdengar oleh Montezuma II / Moctezuma II, pemimpin Aztec. Moctezuma lantas mengirimkan sejumlah utusan untuk menyambut rombongan Cortes & mengundang mereka untuk memasuki di Tenochtitlan.

Cortes & rombongannya merasa begitu takjub selama berjalan-jalan di Tenochtitlan. Pasalnya kota tersebut terletak di tengah-tengah danau & dipenuhi oleh bangunan-bangunan megah, khususnya kuil piramida raksasa. Orang-orang Tlaxcala yang notabene amat memusuhi Aztec juga tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya saat mereka melihat langsung kemegahan kota Tenochtitlan dari dekat.

Pemandangan bagian dalam kota Tenochtitlan. (Diego Rivera / todahistoria.com)

Selama berada di Tenochtitlan, Moctezuma juga memberikan begitu banyak hadiah & persembahan kepada Cortes beserta rombongannya. Moctezuma melakukan hal tersebut karena ia pada awalnya mengira kalau Cortes & rombongannya adalah jelmaan Quetzalcoatl, dewa dalam kepercayaan bangsa Aztec.

Moctezuma pada akhirnya tahu kalau Cortes & rombongannya aslinya bukanlah jelmaan dewa. Namun ia tetap memperlakukan Cortes & rombongannya secara meriah karena Moctezuma menganggap mereka sebagai tamu kehormatan. Dengan memperlakukan tamunya semewah mungkin, Moctezuma ingin sekalian menunjukkan kekayaan melimpah yang dimiliki oleh negaranya.

Namun bak peribahasa "menggunting dalam lipatan", perlakuan baik yang ditunjukkan oleh Moctezuma malah dimanfaatkan oleh Cortes & rombongannya untuk menunjukkan niat asli mereka. Saat Moctezuma sedang lengah, Cortes & rombongannya nekat menyandera Moctezuma di istananya sendiri.

Cortes & rombongannya kemudian meminta kepada Moctezuma supaya semua emas & perak yang ada di Tenochtitlan dikumpulkan di 1 tempat.  Karena merasa khawatir akan keselamatannya sendiri, Moctezuma terpaksa menuruti perintah tersebut. Ia memberi instruksi kepada para pengikutnya untuk mengumpulkan emas & perak yang ada di seantero kota.



KONFLIK SPANYOL VERSUS SPANYOL

Saat Moctezuma masih disandera di kotanya sendiri, Cortes & sebagian pengikutnya pergi meninggalkan Tenochtitlan untuk pergi menuju pantai utara Meksiko pada bulan April 1520. Cortes mendapat kabar kalau pasukan yang dikirim oleh Diego Velazquez sudah tiba di wilayah Meksiko untuk menangkap Cortes atas tuduhan pembangkangan.

Pasukan utusan Velazquez tersebut dipimpin oleh Panfilo de Narvaez. Saat Narvaez & pasukannya sedang bermalam di Cempoala, Meksiko utara, Cortes yang dibantu oleh ribuan prajurit Indian melakukan serangan tiba-tiba pada bulan Mei 1520. Akibatnya, pasukan pimpinan Narvaez mengalami kekalahan telak, sementara Narvaez sendiri terluka parah di bagian matanya.

Alih-alih membunuh Narvaez beserta para prajuritnya, Cortes membujuk mereka untuk membelot & membantunya menaklukkan Aztec. Karena merasa tertarik akan iming-iming kekayaan yang ada di ibukota Aztec, banyak dari mereka yang setuju untuk bergabung dengan rombongan Cortes. Dengan tambahan prajurit baru ini, Cortes & rombongannya kemudian bertolak kembali ke Tenochtitlan.

Saat Cortes & rombongannya sudah tiba kembali di Tenochtitlan, situasi di kota tersebut ternyata sedang genting. Penduduk Tenochtitlan merasa geram dengan rombongan penjelajah Spanyol yang dianggap bertindak semaunya sendiri di kota orang. Pasalnya demi mendapatkan emas & perak sebanyak mungkin, sejumlah benda sakral di Tenochtitlan sampai dihancurkan supaya emasnya bisa diambil.

Rombongan penjelajah Spanyol saat menyandera Moctezuma. (histclo.com)

Atas sebab itulah, sejumlah penduduk Tenochtitlan menyusun rencana untuk melakukan pemberontakan pada hari pelaksanaan festival keagamaaan Huitzilopochtli di Kuil Agung Tenochtitlan (Templo Mayor). Namun rencana mereka berhasil diketahui oleh Pedro de Alvarado, anak buah Cortes yang diutus untuk memimpin rombongan penjelajah Spanyol di Tenochtitlan saat Cortes sedang absen.

Pada hari festival Huitzilopochtli, sebanyak 600 orang bangsawan & tokoh adat Aztec tewas dibunuh di kompleks kuil. Akibatnya, penduduk Tenochtitlan beramai-ramai mengepung rombongan penjelajah Spanyol & pasukan Tlaxcala di istana kediaman Moctezuma.

Rombongan penjelajah Spanyol kemudian meminta kepada Moctezuma supaya ia berpidato menenangkan warganya. Namun amarah penduduk Tenochtitlan sudah tidak lagi terbendung. Mereka beramai-ramai melempari Moctezuma dengan batu hingga tewas. Pasca tewasnya Moctezuma, Cuitlahuac kemudian dilantik menjadi kaisar baru Aztec.



MUNDURNYA SPANYOL & TLAXCALA DARI IBUKOTA AZTEC

Naiknya Cuitlahuac ganti mengundang kekhawatiran dari Cortes karena Cuitlahuac memiliki niat untuk melenyapkan semua penjelajah Spanyol yang masih ada di Tenochtitlan. Maka, pada tanggal 1 Juli 1520, sebanyak 1.250 penjelajah Spanyol & 5.000 prajurit Tlaxcala secara diam-diam menyelinap keluar dari Tenochtitlan pada malam hari.

Upaya mereka untuk melarikan diri dengan memanfaatkan pekatnya malam nyatanya tidak berjalan sesuai rencana. Tindakan mereka berhasil dipergoki oleh penduduk Tenochtitlan sehingga mereka pun beramai-ramai diserang oleh pasukan Aztec.

Rombongan penjelajah Spanyol saat mencoba melarikan diri keluar Tenochtitlan. (timetoast.com)

Cortes & rombongannya pada akhirnya memang berhasil meninggalkan Tenochtitlan dalam kondisi hidup-hidup. Namun dalam upaya pelarian tersebut, sebanyak 450 penjelajah Spanyol & 4.000 prajurit Tlaxcala harus kehilangan nyawanya. Sebagai akibatnya, peristiwa pelarian ini oleh bangsa Spanyol dikenal dengan sebutan "La Noche Triste" (Malam Kesedihan).

Sukses keluar dari Tenochtitlan, Cortes & rombongannya bergegas pergi ke arah timur supaya bisa segera berlindung di wilayah Tlaxcala. Sial bagi Cortes, di tengah jalan mereka malah berpapasan dengan pasukan Aztec yang diperkuat oleh 200.000 prajurit.

Pertempuran berat sebelah antara pasukan Aztec & pasukan pimpinan Cortes pun akhirnya meletus di Otumba pada tanggal 8 Juli 1520. Namun Cortes lagi-lagi menunjukkan kelihaiannya sebagai pemimpin yang mahir beradaptasi.

Karena di Benua Amerika tidak ada kuda, pasukan Aztec tidak memiliki pengalaman menghadapi pasukan berkuda. Cortes lantas memanfaatkan hal tersebut dengan cara memerintahkan pasukan berkuda untuk menerjang formasi pasukan Aztec secara berulang-ulang.

Cortes juga meminta kepada prajuritnya untuk fokus menyerang prajurit Aztec yang mengenakan kostum & helm perang dengan dandanan meriah. Pasalnya Cortes meyakini bahwa prajurit Aztec yang mengenakan dandanan macam itu berstatus sebagai komandan. Jika komandannya gugur, maka para prajurit bawahannya diharapkan akan menyerah dengan sendirinya.

Pasukan berkuda Spanyol (kanan) dalam Pertempuran Otumba. (reddit.com)

Siasat Cortes tersebut terbukti jitu. Saat makin banyak komandan prajurit Aztec yang bertumbangan, makin banyak pula prajurit Aztec yang kehilangan semangat tempurnya. Hasilnya, Pertempuran Otumba pun secara berakhir dengan kemenangan pasukan Spanyol & Tlaxcala. Pasca pertempuran, pasukan Spanyol & Tlaxcala kini bisa melanjutkan perjalanannya ke wilayah Tlaxcala dengan aman.

Bagi Aztec, kekalahan di Otumba ternyata hanyalah puncak gunung es dari rentetan bencana lebih besar yang siap menerpa mereka. Saat rombongan penjelajah Spanyol memasuki Tenochtitlan, mereka tanpa sengaja turut membawa virus penyakit cacar bersama mereka.

Saat rombongan penjelajah Spanyol berhasil diusir keluar dari Tenochtitlan, banyak penduduk Tenochtitlan yang mulai jatuh sakit akibat terkena cacar. Karena penduduk Tenochtitlan memiliki kebiasaan mandi secara beramai-ramai di tempat pemandian yang sama, virus tersebut menyebar dengan amat cepat bak api yang membakar jerami.

Satu dari sekian banyak penghuni Tenochtitlan yang harus meninggal akibat cacar adalah kaisar Aztec, Cuitlahuac. Pasca wafatnya Cuitlahuac, keponakan Cuitlahuac yang bernama Cuauhtemoc kemudian dilantik menjadi kaisar baru Aztec pada bulan Oktober 1520.



TAMATNYA RIWAYAT KEKAISARAN AZTEC

Munculnya wabah cacar di Tenochtitlan menyebabkan rombongan penjelajah Spanyol di Tlaxcala bisa fokus membangun kekuatan & merekrut prajurit tambahan sebanyak mungkin dari kalangan penduduk lokal yang tidak mau lagi diperintah oleh Aztec. Hasilnya, Cortes kini memiliki pasukan baru yang terdiri dari 600 penjelajah Spanyol & 110.000 prajurit dari kalangan suku Indian.

Bulan Desember 1520, pasukan tersebut memulai serangannya ke kota-kota di sekitar Tenochtitlan. Saat makin banyak kota-kota di wilayah kekuasaan Aztec yang berhasil ditaklukkan oleh Cortes & pasukannya, semakin banyak pula penduduk pribumi setempat yang bergabung dengan pasukan pimpinan Cortes.

Tenochtitlan beserta danau yang mengelilinginya. (thinglink.com)

Memasuki bulan Mei 1521, pasukan pimpinan Cortes yang berkekuatan 150.000 prajurit sudah tiba di luar Tenochtitlan. Pasukan tersebut kemudian melakukan pengepungan di sekeliling Tenochtitlan supaya penduduk Tenochtitlan terisolasi dari dunia luar. Supaya pasukan yang menjaga Tenochtitlan merasa semakin tertekan, pasukan pimpinan Cortes juga menembakkan meriam artileri ke arah kota.

Waktu berlalu, persediaan makanan yang dimiliki oleh penduduk Tenochtitlan semakin lama semakin menipis. Banyak dari mereka yang terpaksa harus bertahan hidup dengan cara memakan larva serangga & kulit kayu. Jumlah penduduk Tenochtitlan yang meninggal akibat blokade pasukan pimpinan Cortes diperkirakan mencapai 240.000 orang.

Saat kondisi pasukan yang menjaga Tenochtitlan sudah demikian melemah, Cortes memutuskan kalau sudah waktunya pasukannya melancarkan serangan langsung. Pada bulan Agustus 1521, pasukan pimpinan Cortes beramai-ramai memasuki Tenochtitlan. Peristiwa tersebut sekaligus menandai tamatnya riwayat Kekaisaran Aztec.



KONDISI PASCA RUNTUHNYA AZTEC

Takluknya Tenochtitlan turut diikuti dengan keberhasilan pasukan Cortes menangkap Cuauhtemoc. Cortes kemudian menyiksa Cuauhtemoc dengan cara membakar kakinya supaya ia bersedia memberitahu di mana lokasi penyimpanan emas bangsa Aztec. Karena Cuauhtemoc menolak untuk bicara, Cuauhtemoc kemudian diasingkan ke luar Meksiko sebelum kemudian dihukum mati pada tahun 1522.

Cuauhtemoc saat disiksa oleh Hernan Cortes. (Leandro Izaguirre)

Pasca runtuhnya Kekaisaran Aztec, bekas wilayah kekaisaran tersebut kini berada di bawah kendali Cortes. Sejumlah bangunan & kuil keagamaan di Tenochtitlan dihancurkan supaya bahan bangunannya bisa digunakan untuk mendirikan bangunan baru, misalnya gereja & gedung pemerintahan. Cortes juga memerintahkan supaya praktik pengorbanan manusia di era Aztec tidak lagi dilanjutkan.

Keberhasilan Cortes meruntuhkan Aztec tidak bisa dilepaskan dari peran penting Tlaxcala. Sebagai imbalan atas bantuan mereka, Tlaxcala pun memperoleh banyak hak istimewa. Wilayah Tlaxcala tidak perlu membayar pajak kepada pemerintah kolonial Spanyol. Penduduk Tlaxcala tetap diperbolehkan menjalankan pola hidup lamanya.

Orang-orang Tlaxcala juga diperbolehkan menaiki kuda & membawa senjata apinya sendiri. Saat rombongan penjelajah Spanyol melanjutkan ekspedisinya ke wilayah lain di Amerika untuk memperluas wilayah kekuasaannya, orang-orang Tlaxcala ikut terlibat dalam ekspedisi tersebut.

Tahun 1535, wilayah Amerika Tengah - termasuk bekas wilayah Aztec - dijadikan koloni baru dengan nama "Nueva Espana" (Spanyol Baru; New Spain). Alih-alih menunjuk Cortes sebagai gubernur baru wilayah tersebut, pemerintah Spanyol justru menunjuk Antonio de Mendoza sebagai gubernur pertama Nueva Espana.

Banyaknya tokoh-tokoh di pemerintahan Spanyol yang memusuhi Cortes menjadi penyebab mengapa Cortes gagal memperoleh jabatan tinggi di koloni baru tersebut. Situasi makin runyam bagi Cortes karena menjelang akhir hayatnya, ia terlilit hutang & dituduh menyalahgunakan wewenangnya saat masih berkuasa di Amerika. Saat Cortes akhirnya meninggal dunia pada tahun 1547, reputasi kontroversial yang dimilikinya tetap tidak memudar hingga sekarang.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



RINGKASAN PERANG

Waktu & Lokasi Pertempuran
-  Waktu : 1519 - 1521
-  Lokasi : Meksiko

Pihak yang Bertempur
(Negara)  -  Aztec
       melawan
(Grup)  -  penjelajah Spanyol pimpinan Hernan Cortes, milisi Indian anti-Aztec
(Negara)  -  Tlaxcala
(Daerah)  -  Totonac, Texcoco
       melawan
(Daerah)  -  Kuba Spanyol

Hasil Akhir
-  Kemenangan kelompok Hernan Cortes & sekutunya
-  Kekaisaran Aztec mengalami keruntuhan
-  Bekas wilayah Aztec menjadi wilayah Spanyol

Korban Jiwa
Lebih dari 290.000 jiwa



REFERENSI

 - . 2008. "Cuauhtémoc". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

 - . 2008. "New Spain, Viceroyalty of". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

Dodds, C.. 2019. "Cortés and Montezuma: the conquering of Tenochtitlan".
(www.historyextra.com/period/tudor/hernan-cortes-montezuma-tenochtitlan-aztec-conquest-conquistadors/)

Innes, R.H.. 2008. "Cortés, Hernán, marqués del Valle de Oaxaca". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

Learn, J.R.. 2021. "The Fall of the Aztec Empire: What Really Happened in the Battle of Tenochtitlan?".
(www.discovermagazine.com/planet-earth/the-fall-of-the-aztec-empire-what-really-happened-in-the-battle-of)

Minster, C.. 2019. "The Conquest of the Aztec Empire".
(www.thoughtco.com/the-conquest-of-the-aztec-empire-2136528)

Minster, C.. 2019. "Treasure of the Ancient Aztecs".
(www.thoughtco.com/the-treasure-of-the-aztecs-2136532)

Schmal, J.P.. 2019. "Indigenous Tlaxcala: The Allies of the Spaniards".
(indigenousmexico.org/tlaxcala/indigenous-tlaxcala-the-allies-of-the-spaniards/)

Wikipedia. "Battle of Otumba".
(en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Otumba)
  






COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.