Ngengat Sutra, Si Kecil Penghasil Benang Sutra



Ngengat sutra betina. (lepidoptera.butterflyhouse.com.au)

Sutra adalah nama dari merk kon... eh, nama dari sejenis serat alamiah yang kerap digunakan sebagai bahan pakaian. Kain yang terbuat dari sutra menyandang reputasi sebagai kain berharga mahal berkat teksturnya yang lembut & ketahanannya yang tinggi.

Sebagai akibat dari harganya yang mahal pula, sutra pun identik dengan golongan menengah ke atas. Namun, siapa yang menyangka kalau benang semahal & seterkenal sutra ternyata berasal dari serangga kecil bernama ngengat sutra?

Ngengat sutra (silkmoth; Bombyx mori) adalah nama dari serangga yang terkenal berkat kemampuannya menghasilkan serat sutra. Larva dari ngengat ini juga dikenal dengan sebutan "ulat sutra" (silkworm).

Manusia diperkirakan mulai mendomestikasi & membudidayakan ngengat sutra untuk pertama kalinya sejak 5.000 tahun yang lalu di daratan Cina. Di masa kini, ngengat sutra hanya bisa ditemukan dalam penangkaran manusia & tidak bisa hidup mandiri di alam liar.

Ngengat sutra pada dasarnya tidak berbeda dengan ngengat-ngengat spesies lainnya. Tubuhnya berbentuk panjang & agak gemuk dengan diselubungi bulu tebal berwarna putih kecoklatan. Di bagian punggung terdapat 2 pasang sayap lebar yang panjangnya bisa mencapai 6 cm.

Di bagian kepalanya, terdapat sepasang antena berbentuk menyerupai bulu unggas, sepasang mata majemuk berwarna gelap, & sebuah mulut berbentuk silinder (proboscis). Walaupun memiliki mulut, ngengat sutra dewasa tidak memerlukan makan karena ia mengandalkan cadangan makanan yang dikumpulkannya semasa masih berwujud larva.

Kepala ngengat sutra jantan dilihat dari dekat. (drkaae.com)

Ngengat sutra menampilkan dimorfisme seksual alias perbedaan fisik antar kelamin. Secara sepintas, ngengat jantan & betina terlihat amat mirip satu sama lain. Namun keduanya tetap bisa dibedakan jika diamati secara seksama.

Dibandingkan dengan ngengat jantan, abdomen ngengat betina berbentuk lebih gempal & memiliki ruas-ruas berwarna kekuningan. Kedua ciri fisik tersebut bisa ada karena abdomen ngengat betina terisi oleh telur-telur yang memang berwarna kekuningan.



SIKLUS HIDUP NGENGAT SUTRA

Seperti halnya ngengat-ngengat lainnya, ngengat sutra juga menjalani metamorfosis sempurna yang terdiri dari 4 fase daur hidup : telur, larva (ulat), kepompong, & dewasa. Mula-mula, ngengat jantan & betina akan melakukan perkawinan.

Sesudah kawin, ngengat betina akan menaruh telur-telurnya di daun tanaman murbei (mulberry) supaya larva yang baru menetas tidak perlu susah payah mencari makan. Sesudah mengeluarkan telur-telur yang bentuknya menyerupai cakram berwarna kuning pucat, betina mati.

Telur ngengat sutra memerlukan waktu 10 hari untuk menetas. Ulat sutra yang baru menetas tubuhnya berwarna hitam & dipenuhi bulu. Namun sesudah melakukan pergantian kulit, warnanya berubah menjadi putih & bulunya menipis. Jumlah total pergantian kulit yang dijalani ulat seumur hidupnya adalah 4 kali.

Penyebab ulat berganti kulit sendiri adalah karena ulat sutra bertambah besar, namun kulitnya tidak. Ulat sutra adalah hewan yang rakus & bisa menghabiskan banyak daun murbei seiring dengan pertambahan ukurannya.

Ketika ulat sutra sudah berusia 6 minggu, mereka siap memasuki fase berikut dalam siklus hidupnya : fase kepompong. Mula-mula, ulat sutra akan menghasilkan semacam cairan dari kelenjar di mulutnya. Cairan tersebut akan mengeras menjadi struktur mirip benang yang kemudian bisa digunakan oleh ulat sutra untuk membentuk selongsong yang dikenal dengan sebutan "kokon".

Ulat sutra. (Fastily / wikipedia.org)

Di dalam kokon inilah, ulat sutra berubah menjadi kepompong & tidak bergerak selama 2 minggu. Kokon ngengat sutra berbentuk oval & berwarna putih, namun kadang-kadang kokon berwarna kekuningan juga bisa ditemukan. Selama menjalani fase kepompong, terjadi perubahan fisiologis hingga bagian dalam kepompong memiliki bentuk menyerupai ngengat sutra dewasa.

Jika perubahan tersebut sudah selesai, ngengat akan melubangi cangkang kokon dengan memakai enzim khusus & menyembul keluar. Ngengat sutra yang baru keluar dari kokon sayapnya masih berukuran kecil & tubuhnya berbentuk gemuk.

Sesudah berdiam selama beberapa lama, tubuh ngengat akan menyusut & sayapnya bertambah lebar. Walaupun memiliki sayap, ngengat sutra tidak bisa terbang karena sudah terlalu lama hidup sebagai hewan yang bergantung pada manusia.



DIKORBANKAN UNTUK DIAMBIL BENANGNYA

Praktik membudidayakan ngengat sutra untuk diambil benangnya dikenal dengan nama "serikultur". Benang sutra sendiri didapat dari serat yang menyusun kokon pada fase kepompong. Jika kepompong ngengat sutra dibiarkan hidup, ngengat sutra dewasa akan keluar dari dalam kokonnya sambil meninggalkan lubang pada dinding kokon.

Serat sutra dari cangkang kokon tersebut masih bisa diolah menjadi benang, namun dengan panjang total & kualitas benang yang sudah jauh menurun. Itulah sebabnya dalam kegiatan serikultur komersial, pembudidaya akan membunuh isi dari kokon dengan cara merendam kokonnya dalam air mendidih supaya kualitas benangnya terjaga.

Kokon ngengat sutra yang benangnya sudah terburai sebagian. (Roberta / blog.growingwithscience.com)

Tujuan lain dari proses perendaman memakai air mendidih adalah untuk membuat serat penyusun kokon terburai sehingga lebih mudah diambil. Usai pendidihan, serat dari kokon sutra diuntai menjadi benang panjang dengan memakai alat khusus yang bentuknya menyerupai roda kecil.

Untaian benang sutra tersebut selanjutnya dibersihkan memakai minyak & dijemur, sebelum kemudian disimpan agar bisa dijual & diolah lebih lanjut menjadi bahan pembuat kain. Sekitar 1 pon / 0,45 kg benang sutra memerlukan 3.000 - 5.000 kokon agar bisa diproduksi.

Di daratan Cina Kuno selaku daerah asal serikultur, kain sutra adalah kain yang dimuliakan & awalnya hanya boleh dipakai oleh kaisar beserta orang-orang dekatnya. Seiring berjalannya waktu, kain sutra juga mulai diperdagangkan keluar Cina, namun rahasia pembuatannya dijaga dengan sangat ketat.

Kendati demikian, rahasia mengenai asal-muasal kain sutra akhirnya bocor juga setelah pada abad ke-5, sepasang pendeta Byzantium menyelundupkan bambu berisi cacing sutra & mempersembahkannya ke Kaisar Byzantium. Sejak itu, pengetahuan mengenai cara mendapatkan benang sutra pun tersebar & peternakan-peternakan ngengat sutra kini bisa ditemukan di seluruh dunia.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Bombycidae
Genus : Bombyx
Spesies : Bombyx mori



REFERENSI

Clay, K.. 2001. "Bombyx mori".
(animaldiversity.org/accounts/Bombyx_mori/)

Galle, D.. 2012. "The Silk Production Process".
(www.senature.com/sensemagazine/research-technologies/silk-production-process-1701.html)

Lovasilk. "10 Myths About Silk Sheets".
(lovasilk.com/guide-to-silk-bedding/myths-about-silk-sheets/)

Nagaraju, J.. 2004. "Silkworm Biology".
(www.cdfd.org.in/SILKSAT/index.php?f=silkbio)

Silk Road.com. "Silk history".
(www.silk-road.com/artl/silkhistory.shtml)

WormSpit. "Bombyx mori - the silkworms' blog!".
(www.wormspit.com/bombyxsilkworms.htm)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.