Sejarah Penaklukan Siberia & Alaska oleh Rusia



Lukisan mengenai pertempuran antara pasukan Cossack Rusia (kiri) melawan pasukan Khanat Sibir. (Vasiliy Surikov / wikipedia.org)

Siberia adalah nama dari sebuah daratan luas yang terletak di bagian utara Benua Asia. Daratan ini berbatasan langsung dengan 2 samudera sekaligus : Samudera Arktik di sebelah utara & Samudera Pasifik di timur. Sebagai akibat dari lokasinya yang dekat dengan Kutub Utara, Siberia pun memiliki iklim yang dingin.

Namun hal tersebut tidak lantas membuat Siberia tidak diminati sama sekali. Pasalnya kawasan ini memiliki kandungan sumber daya alam yang bernilai tinggi seperti minyak bumi, batubara, bijih besi, hingga logam mulia.

Siberia sekarang berstatus sebagai bagian dari wilayah Rusia. Proses masuknya Siberia sebagai bagian dari Rusia berjalan cukup panjang, namun relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan upaya perluasan wilayah yang dilakukan oleh Rusia di Asia Tengah & Eropa. Pasalnya tidak seperti kedua kawasan yang disebut terakhir, Siberia merupakan kawasan dengan tingkat kepadatan penduduk yang rendah & komposisi penduduknya terdiri dari kelompok-kelompok suku kecil yang masing-masingnya hidup secara independen.

Meskipun begitu, bukan berarti upaya Rusia memperluas wilayahnya hingga ke Siberia sama sekali tidak menemui batu sandungan. Pasalnya sebelum bisa mencapai Siberia, Rusia masih harus terlibat konflik dengan kerajaan-kerajaan yang lokasinya kebetulan terletak di antara Kerajaan Rusia & Siberia. Kerajaan-kerajaan tersebut adalah Khanat Kazan yang terletak di sebelah utara Laut / Danau Kaspia, serta Khanat Sibir yang terletak di sebelah timur Pegunungan Ural (khanat adalah sebutan untuk negara yang dipimpin oleh khan).

Konflik antara Rusia dengan Kazan sendiri pada awalnya terjadi bukan karena Rusia ingin mencari wilayah baru. Tetapi karena Rusia yang pada waktu itu hanyalah kerajaan kecil di Eropa Timur kerap menjadi sasaran penyerangan oleh pasukan Kazan yang salah satu sumber pemasukan utamanya berasal dari perdagangan budak asal Rusia. Sebagai akibatnya, Rusia & Kazan pun beberapa kali terlibat perang sejak tahun 1438.


Ivan yang Bengis. (thevintagenews.com)


IVAN VERSUS KAZAN

Tahun 1547, Ivan Vasilyevich dilantik menjadi raja / tsar Rusia yang baru, di mana kelak ia juga dikenal dengan nama julukan "Ivan yang Bengis" (Ivan the Terrible). Sejak mulai bertahta, prioritasnya adalah melenyapkan Khanat Kazan selaku ancaman terbesar dari arah timur. Maka, pada akhir tahun yang sama, ia memerintahkan pasukannya untuk menyerbu ibukota Kazan.

Awalnya upaya tersebut tidak berjalan sesuai harapan akibat terpaan cuaca buruk & tidak adanya benteng di dekat kota Kazan yang bisa dimanfaatkan oleh pasukan Rusia.Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 1551 pasukan Cossack Rusia lantas diterjunkan untuk melakukan serangan ke jalur-jalur transportasi semisal sungai yang tersebar di wilayah Kazan.

Saat perhatian pasukan Kazan tengah teralihkan, Rusia secara diam-diam menyelundupkan bahan bangunan ke hilir Sunga Sviyaga yang lokasinya tidak jauh dari ibukota Kazan. Hanya dalam rentang waktu sebulan, Rusia selesai membangun benteng di lokasi tersebut.

Karena benteng tersebut berlokasi tidak jauh dari Sungai Volga yang melintasi kota Kazan, keberadaan benteng tadi turut memutus jalur logistik utama penduduk kota Kazan. Berada dalam kondisi terpojok, Khanat Kazan akhirnya melunak & bersedia menjadikan Shah Ali yang pro-Rusia sebagai khan barunya. Namun karena mayoritas rakyat Kazan menolak dipimpin olehnya, Shah Ali terpaksa meninggalkan kota Kazan pada tahun 1552.

Peta lokasi Kazan & Sungai Volga. (katiesmimi / pinterest.com)

Begitu mendengar kabar tersebut, pasukan Rusia yang dilengkapi dengan ratusan unit meriam langsung dikirim ke ibukota Kazan. Hasilnya, pada bulan Oktober 1552 kota tersebut berhasil ditaklukkan oleh Rusia & berakhirlah riwayat Khanat Kazan. Pasca peristiwa tersebut, perkampungan-perkampungan baru terus bermunculan di sepanjang Sungai Volga. Penduduk Rusia secara perlahan semakin banyak yang bermigrasi ke arah timur.

Tahun 1558, Tsar Ivan memberikan hak pengelolaan lahan di sekitar Sungai Chusovaya & Kama - keduanya terletak di sisi barat Pegunungan Ural - kepada pebisnis Grigory Stroganov. Stroganov kemudian memanfaatkan wilayah tersebut untuk melakukan kegiatan penambangan bijih besi & perdagangan kulit hewan dengan penduduk asli Siberia. Namun di saat yang sama, ia juga harus melindungi lahannya dari kawanan perampok & begal yang berkeliaran di pelosok Siberia.

Stroganov lantas meminta bantuan kepada kelompok Cossack pimpinan Yermak Timofeyevich untuk melindungi lahannya pada tahun 1579. Karena kawanan perampok tersebut datang dari wilayah kekuasaan Khanat Sibir, Yermak / Ermak kemudian melakukan misi pengintaian ke wilayah Sibir pada tahun 1581. Pasukan Ermak yang berjumlah 840 personil dalam perjalanannya berpapasan dengan pasukan Sibir yang jumlahnya mencapai 10.000 personil.

Kendati kalah jauh dalam hal jumlah pasukan, pasukan Ermak unggul dalam hal persenjataan karena sudah dilengkapi dengan senjata api. Hasilnya, mereka berhasil mengalahkan pasukan Sibir & bahkan menduduki ibukota Sibir di tepi Sungai Irthys. Namun kemenangan tersebut tidak sampai mengakhiri riwayat Khanat Sibir karena Kuchum selaku khan Sibir masih sempat berhasil melarikan diri keluar ibukota.

Tahun 1585, pasukan Kuchum secara tiba-tiba melakukan serangan mendadak ke tepi Sungai Irthys pada malam hari. Ermak tewas dalam peristiwa tersebut akibat tenggelam, namun sisa-sisa pengikutnya berhasil melarikan diri untuk mencari bala bantuan. Setahun kemudian, pasukan Cossack kembali lagi dalam jumlah yang jauh lebih besar untuk membalas dendam. Pasukan Sibir berhasil dikalahkan, namun Kuchum sekali lagi berhasil meloloskan diri.


Peta Siberia & Pegunungan Ural (Urals). (Dimitri Scholz / quora.com)


MENUJU PASIFIK & MELAMPAUINYA

Kuchum & sisa-sisa pengikutnya kemudian beralih ke taktik perang gerilya, namun perlawanan yang dipimpinnya akhirnya tamat setelah ia meninggal pada tahun 1601. Sementara itu di pihak Rusia, untuk memperkuat kedudukannya di Siberia, Rusia membangun benteng-benteng baru sambil menarik upeti dari penduduk asli setempat. Benteng-benteng tersebut kelak menjadi cikal bakal munculnya kota-kota baru di kawasan Siberia seperti Tiumen (1585), Tomsk (1604), Krasnoyarsk (1628), & Irkutsk (1652).

Memasuki akhir abad ke-17, wilayah Siberia yang sudah dijamah oleh Rusia sudah mencapai pesisir Samudera Pasifik. Saat pasukan Cossack mencapai Sungai Amur di tahun 1649, mereka mencoba menguasai wilayah tersebut dengan cara menghancurkan kota-kota setempat yang dihuni oleh penduduk etnis Daur.

Penduduk Daur lantas meminta bantuan perlindungan kepada Dinasti Qing Cina sehingga pecahlah konflik di sekitar Sungai Amur antara pasukan Rusia melawan Qing. Konflik tersebut pada akhirnya tidak sampai membesar setelah kedua belah pihak menandatangani perjanjian damai Nerchinsk di tahun 1689.

Berdasarkan perjanjian ini, wilayah sekitar Sungai Amur diakui sebagai wilayah milik Qing. Namun di tahun 1860, menyusul terbongkarnya kelemahan militer Qing dalam Perang Candu, Rusia berhasil memaksa Qing untuk menyerahkan wilayah di sebelah utara & tenggara Sungai Amur. Rusia lantas memanfaatkan kesepakatan baru tersebut untuk mendirikan kota-kota baru yang strategis seperti Vladivostok & Khabarovsk.

Peta Sungai Amur & kota-kota di sekitarnya. (geologypage.com)

Keberhasilan menguasai seantero Siberia ternyata tidak membuat pemerintah Rusia merasa puas. Pada tahun 1724, Tsar Peter I mengutus penjelajah Denmark yang bernama Vitus Bering untuk melakukan ekspedisi ke sebelah timur Siberia. Tsar ingin tahu apakah daratan Siberia & Amerika Utara terhubung satu sama lain.

Saat Bering melakukan pelayaran dari Semenanjung Kamchatka di Siberia timur pada tahun 1738, ia tidak berhasil mendarat di Amerika Utara sehingga ia pun berkesimpulan kalau daratan Siberia & Amerika Utara terpisah oleh lautan. Laut itu sendiri kemudian diberi nama Selat Bering.

Tahun 1741, Bering kembali melakukan ekspedisi ke Amerika Utara. Ia meninggal dalam ekspedisi tersebut setelah kapalnya mengalami kecelakaan, namun anak buahnya berhasil kembali ke Rusia dengan selamat sambil membawa kabar kalau Alaska banyak dihuni oleh berang-berang laut yang bulunya bernilai tinggi.

Namun baru pada tahun 1784, orang-orang Rusia mendirikan pemukiman permanen pertamanya di Alaska selatan, sekaligus menandai dimulainya kekuasaan Rusia atas Alaska. Wilayah Rusia sekarang terbentang di atas 3 benua!

Peta lokasi Alaska. (bbc.co.uk)

Seiring berjalannya waktu, bukan hanya orang Rusia yang berburu berang-berang laut di Alaska, tetapi juga orang-orang yang berasal dari Eropa Barat & AS. Akibat diburu secara besar-besaran, populasi berang-berang laut di Alaska mengalami penurunan tajam sehingga daerah tersebut nampaknya tidak lagi bermanfaat dari segi ekonomi.

Seolah itu belum cukup, pada tahun 1856 Rusia harus menderita kekalahan dalam Perang Crimea kendati sudah mengeluarkan anggaran militer yang tidak sedikit. Sebagai jalan pintas untuk memulihkan perekonomiannya secepat mungkin, Rusia pun kemudian menjual Alaska kepada AS pada tahun 1867 sehingga wilayah Rusia sejak itu tidak lagi menjangkau Benua Amerika.

Meskipun begitu, Rusia masih menguasai daratan Siberia & wilayah intinya di Eropa Timur, sehingga status Rusia sebagai salah satu negara terbesar di dunia tetap tidak tergoyahkan, bahkan hingga sekarang.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



REFERENSI

 - . 2008. "Bering, Vitus". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

 - . 2008. "Kazan". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

 - . 2008. "Siberia". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

 - . 2008. "Stroganov Family". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

 - . 2008. "Unequal Treaty". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

 - . 2008. "Yermak Timofeyevich". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

Black, J.. 2013. "War and Technology" (hal. 76-77). IU Press, AS.

Bokhanovsky, E.. 2016. "The Pages of the History, 13. The Conquest of Siberia".
(www.lingq.com/el/lesson/13-the-conquest-of-siberia-772317/)

GlobalSecurity.org. "Russian Expansion in Asia".
(www.globalsecurity.org/military/world/russia/czar-expansion-asia.htm)

Meeting of Frontiers. "Timeline for the Russian Discovery of Siberia".
(frontiers.loc.gov/intldl/mtfhtml/mfdiscvry/igddiscsibtl.html)

Miller, M.M.. "Alaska". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

войны столетий. "The Russian-Kazan War of 1437-1552".
(history-is.jimdo.com/something-from-the-history-of-russia/the-russian-kazan-war-of-1437-1552/)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



5 komentar:

  1. Semangat terus postingnya, gan!

    BalasHapus
  2. Dan pada akhirnya rusia menyesal karena menjual ALASKA

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, pada akhirnya Rusia menyesalkan kenapa dahulu terburu-buru menjual ALASKA ke Amerika Serikat.

      Hapus
    2. Gak nyesal kok. Soalnya dulu kan jual Alaska itu habis kalah pas Perang Krimea. Daripada nanti Alaska diambil Inggris (Alaska sama British Columbia berbatasan) mending dijual aja ke Amerika Serikat.

      Kalau nyesal, mungkin Russia nyesal karena harus memulai Perang Krimea, soalnya gegara perang Krimea, hilang deh Alaska.

      Hapus
  3. Artikel bagus gan, sangat menambah wawasan.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.