CARI

Smutnoe Vremia, Anarki & Intrik Berantai di Tanah Rusia



Lukisan mengenai Pertempuran Moskow di tahun 1612. (Sumber)

Rusia. Itulah nama dari negara terbesar di dunia dengan Moskow sebagai ibukotanya. Sebagai akibat dari wilayahnya yang luas, sumber dayanya yang melimpah, & militernya yang kuat, Rusia pun kini digadang-gadang sebagai salah satu negara terkuat di dunia. Namun jika kita mundur ke beberapa abad sebelumnya, Rusia lebih dikenal sebagai negara Eropa Timur yang lemah & kondisi domestiknya kacau balau. Hal yang lantas membuat periode tersebut dalam sejarah Rusia dikenal dengan istilah "Smutnoe Vremia" (Masa Kekacauan; Time of Troubles).

Smutnoe Vremia adalah sebutan untuk periode yang berlangsung di Muscovy (negara cikal-bakal Rusia modern) pada tahun 1598 hingga 1613. Istilah "Masa Kekacauan" diberikan sebagai akibat dari begitu tidak stabilnya kondisi internal Muscovy pada masa itu.

Berawal dari meninggalnya pemimpin Muscovy di tahun 1598 tanpa sempat meninggalkan keturunan biologis, Muscovy kemudian terjerumus ke dalam perang saudara & intrik politik berkepanjangan yang juga diwarnai dengan ikut campurnya negara-negara tetangga Muscovy seperti Polandia-Lithuania & Swedia. Baru setelah Mikhail Romanov diangkat menjadi Tsar baru Muscovy di tahun 1613, kondisi sosial politik Muscovy mengalami perbaikan signifikan.



BERAWAL DARI WAFATNYA TSAR

Tahun 1598, Tsar / Kaisar Muscovy yang bernama Fyodor I meninggal tanpa sempat meninggalkan keturunan. Wafatnya Fyodor lalu diikuti dengan naiknya Boris Godunov selaku saudara ipar Fyodor ke kursi tahta Muscovy. Namun, naiknya Godunov ternyata tidak direstui oleh para boyar (bangsawan Muscovy dengan pengaruh politik yang besar) yang berharap bisa menempatkan sekutunya menjadi Tsar baru Muscovy supaya Tsar yang baru bisa mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang memihak kepentingan para boyar.

Tantangan untuk Godunov bukan hanya datang dari para boyar, tapi juga dari golongan petani Muscovy. Ketika naik tahta, Godunov memberlakukan kembali kebijakan penarikan pajak untuk para tuan tanah & petani pemilik lahan. Akibatnya sudah bisa ditebak. Rasa tidak suka kepada rezim Godunov mulai timbul di antara para petani. Situasi makin runyam setelah pada tahun 1601 - 1603, Muscovy dilanda bencana kelaparan akibat gagal panen massal yang dipicu oleh turunnya suhu iklim Eropa pada periode tersebut.

Peta Muscovy di abad ke-16. (Sumber)

Pukulan telak untuk rezim Godunov datang bukan dari dalam Muscovy, melainkan dari Polandia-Lithuania. Di tahun 1601, seorang rahib misterius muncul di Polandia-Lithuania & mengklaim dirinya sebagai Dmitry Ivanovich, saudara Fyodor I yang sebenarnya sudah meninggal di tahun 1591. Sang "Dmitry Palsu" tersebut meminta bantuan pasukan kepada Polandia-Lithuania supaya bisa menggulingkan Godunov & mendapatkan kembali "tahta"nya.

Permintaan Dmitry Palsu disetujui oleh Polandia-Lithuania yang berpikir kalau Dmitry Palsu nantinya bisa menjadi sekutu merangkap boneka Polandia-Lithuania di Muscovy. Di tengah-tengah perjalanan menuju Moskow, suku Cossack & para petani yang mengungsi dari Muscovy selatan bergabung dengan rombongan Dmitry Palsu karena mereka tidak suka dengan kebijakan Godunov.

Di pihak yang berseberangan, kabar mengenai iring-iringan pengikut Dmitry Palsu direspon Godunov dengan menerjunkan pasukannya untuk menggagalkan rencana Dmitry Palsu. Muscovy kini siap menjadi medan perang & perebutan tahta.



DARI SEKUTU MENJADI MUSUH

Tahun 1604, pertempuran antara pasukan Dmitry Palsu & pasukan Godunov akhirnya pecah. Pasukan Godunov sebenarnya memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan pertempuran. Namun meninggalnya Godunov secara tiba-tiba di tahun 1605 membuat pasukan Muscovy yang awalnya mendukung Godunov berbalik mendukung Dmitry Palsu.

Dengan hilangnya Godunov, upaya Dmitry Palsu untuk menjadi Tsar pun kini tak terhalang lagi. Ia beserta rombongan pengikutnya memasuki kota Moskow pada bulan Juni 1605 & kemudian dinobatkan menjadi Tsar tak lama kemudian. Pasca naik tahtanya Dmitry Palsu, keretakan antara Dmitry Palsu & para boyar mulai timbul karena Dmitry Palsu dianggap lebih mengutamakan kepentingan para bangsawan Polandia-Lithuania alih-alih Muscovy.

Sebagai contoh, Dmitry Palsu jarang menghadiri acara-acara Gereja Ortodoks Muscovy & lebih sering mencitrakan dirinya sebagai Katolik. Dmitry Palsu juga berencana melibatkan Muscovy dalam aliansi Katolik untuk memerangi Ottoman. Kombinasi dari hal-hal tadi lantas membuat salah seorang boyar yang bernama Vasily Shuisky merancang konspirasi untuk menyingkirkan Dmitry Palsu.


Dmitry Palsu & istrinya. Marina Mniszech. (Sumber)

Bulan Mei 1606, para pengikut Shuisky membunuh Dmitry Palsu di istana Kremlin. Shuisky juga meniupkan isu kalau Dmitry Palsu dibunuh oleh para bangsawan Polandia, sehingga rakyat Muscovy yang dilanda kemarahan beramai-ramai membunuh ratusan orang Polandia. Dengan tewasnya Dmitry Palsu, posisi Tsar pun kembali lowong.

Adalah Shuisky yang kemudian mengisi kekosongan tersebut setelah dirinya dilantik menjadi Tsar baru Muscovy pada bulan Juni 1606 dengan gelar Tsar Vasili IV. Untuk menghilangkan isu kalau Dmitry Palsu masih hidup, Shuisky memerintahkan agar mayat Dmitry Palsu yang sudah dalam kondisi terpotong-potong dipamerkan di halaman depan istana Kremlin selama 3 hari.

Shuisky memiliki basis dukungan yang kuat di kalangan pedagang kaya & boyar sekutunya, namun ia tidak populer di mata golongan petani kelas bawah Muscovy. Hal tersebut lantas mendorong bekas budak merangkap loyalis Dmitry Palsu yang bernama Ivan Bolotnikov untuk mengumpulkan sisa-sisa loyalis Dmitry Palsu serta penentang rezim Shuisky & memulai pemberontakan. Sementara itu di sebelah selatan, mereka yang tidak puas dengan rezim Shuisky juga berkumpul membentuk pasukan dengan Istoma Paskov sebagai pemimpinnya. Muscovy pun kembali menjadi arena perang saudara.



"DMITRY" KEMBALI DARI KEMATIAN?

Pasukan pemberontak yang tidak lain merupakan pasukan gabungan Bolotnikov & Paskov awalnya berada di atas angin & bahkan berhasil mencapai tepi Moskow pada bulan Oktober 1606. Namun keberhasilan Shuisky menyogok komandan-komandan pasukan pemberontak untuk membelot membuat kekuatan pasukan pemberontak mengalami penurunan signifikan.

Buntutnya, pada bulan Desember mereka dipaksa mundur dari Moskow & arah perang sejak itu berbalik. Sebenarnya pasukan pemberontak sempat mendapat bala bantuan dari pasukan Cossack di Kaukasus yang dipimpin oleh seseorang yang mengklaim dirinya sebagai Peter, putra dari mendiang Tsar Fyodor I. Namun bala bantuan tersebut nyatanya tidaklah cukup untuk menghentikan dominasi pasukan Muscovy sepanjang tahun 1607.

Vasily Shuisky / Tsar Vasili IV. (Sumber)

Bulan Oktober 1607, kota Tula di Muscovy barat yang selama ini menjadi markas pasukan pemberontak akhirnya jatuh ke tangan pasukan Muscovy. Penangkapan Peter Palsu & Bolotnikov terjadi tak lama berselang. Peter Palsu dihukum gantung setelah dirinya disiksa dalam tahanan & mengeluarkan pengakuan kalau kabar mengenai dirinya sebagai keturunan Fyodor aslinya adalah karangan belaka.

Nasib Bolotnikov juga tak kalah tragis. Setelah divonis harus menjalani hukuman dalam pengasingan, matanya dibutakan & dirinya kemudian ditenggelamkan oleh pasukan yang membawanya. Tidak diketahui secara jelas bagaimana nasib Paskov, namun ia diperkirakan juga meninggal pasca berakhirnya pemberontakan.

Pemberontakan oleh Bolotnikov & para sekutunya ternyata hanyalah permulaan dari rentetan masalah yang menimpa rezim Shuisky. Bulan Agustus 1607, rekan Dmitry Palsu yang bernama Mikhail Molchanov muncul di Polandia-Lithuania & mengklaim dirinya sebagai Dmitry yang lolos dari upaya pembunuhan. "Dmitry Palsu Ke-2" sebenarnya tidak memiliki kemiripan fisik dengan Dmitry Palsu.

Namun dengan cerdik, Dmitry Palsu Ke-2 membatasi penampilannya di muka umum & memanfaatkan orang-orang berpengaruh di sekitarnya untuk memperkuat klaim kalau dirinya memang Dmitry. Sebagai contoh, Marina Mniszech - bangsawati Polandia merangkap istri almarhum Dmitry Palsu - menyatakan kalau Dmitry Palsu Ke-2 memang merupakan suaminya.

Tahun 1608, dengan ditemani oleh pasukan Polandia-Lithuania, Dmitry Palsu Ke-2 bertolak ke Muscovy untuk mendirikan markas sementara di Tushino, sebelah utara Moskow. Di sepanjang perjalanan, jumlah anggota rombongan Dmitry Palsu Ke-2 semakin bertambah setelah sisa-sisa loyalis Dmitry Palsu & para boyar penentang rezim Shuisky ikut bergabung dengan Dmitry Palsu Ke-2.

Pasukan Rusia saat melindungi Biara St. Sergius, timur laut Moskow. (Sumber)

Muscovy pun untuk kesekian kalinya menjadi arena perang yang bermotifkan perebutan tahta. Dalam perkembangannya, pasukan pendukung Dmitry Palsu Ke-2 berhasil menguasai wilayah utara Muscovy. Merasa kewalahan dengan sepak terjang pasukan Dmitry Palsu Ke-2, Tsar Shuisky lalu melakukan perundingan dengan Kerajaan Swedia - negara yang pada waktu itu sedang terlibat perang dengan Polandia-Lithuania - pada bulan Februari 1609.

Hasilnya, dicapailah kesepakatan kalau Swedia akan mengirimkan pasukan untuk membantu Muscovy. Sebagai gantinya, Swedia memperoleh wilayah Muscovy di tepi Laut Baltik. Kesepakatan tersebut berbuah manis. Pasukan gabungan Muscovy-Swedia berhasil memaksa Dmitry Palsu Ke-2 melarikan diri dari Tushino, sekaligus membuat rombongan pengikutnya tercerai berai.



BERJUANG UNTUK KEMERDEKAAN TANAH AIR

Sementara itu di luar Muscovy, masuknya bala bantuan dari Swedia lantas direspon oleh raja Polandia, Sigismund III, dengan cara memerintahkan invasi besar-besaran ke wilayah Muscovy pada bulan September 1609. Perang pun berlanjut, namun kali ini hasil akhirnya tidak memihak Shuisky setelah pasukannya dikalahkan pasukan Polandia-Lithuania pada bulan Juni 1610.

Kekalahan tersebut membuat popularitas Shuisky anjlok sehingga buntutnya, penduduk Moskow menyerbu istana Kremlin & memaksa Shuisky turun dari tahtanya. Shuisky menurut & posisinya kemudian digantikan oleh putra Sigismund III, Wladyslaw. Naiknya Wladyslaw didukung oleh para boyar karena mereka khawatir naiknya Dmitry Palsu Ke-2 akan diikuti dengan reformasi sosial politik secara besar-besaran & hilangnya hak-hak istimewa yang selama ini mereka miliki.

Krisis berkepanjangan yang menimpa Muscovy sebenarnya sudah bisa berakhir pada titik ini. Apa daya, Sigismund III ternyata memiliki rencana lain. Ia enggan mengakui Wladyslaw sebagai Tsar baru Muscovy & berencana melebur Muscovy dengan Polandia-Lithuania supaya dirinya memiliki kontrol langsung atas daerah tersebut.

Raja Sigismund III.

Sudah jatuh tertimpa tangga, Dmitry Palsu Ke-2 yang sebenarnya bisa menjadi sosok pemersatu & inspirator rakyat Muscovy tewas dibunuh oleh pengawalnya sendiri pada bulan Desember 1610. Rakyat Muscovy yang kini dibakar oleh sentimen anti-asing mencoba bangkit melawan, namun upaya mereka berhasil dibungkam oleh pasukan Polandia-Lithuania. Situasi makin runyam setelah Swedia memanfaatkan kacaunya situasi Muscovy untuk mencaplok Novgorod, Muscovy barat laut.

Bulan Maret 1611, di saat moral golongan nasionalis Muscovy sedang berada pada titik terendahnya, seseorang yang mengklaim dirinya sebagai Dmitry juga kembali muncul ke ranah publik. Namun tidak seperti 2 Dmitry Palsu terdahulu, kemunculannya gagal menarik perhatian rakyat Muscovy secara luas.

Baru pada bulan Maret 1612, gerombolan Cossack yang kerap melakukan penyerbuan sporadis ke Moskow mengakuinya sebagai Tsar Muscovy versi mereka. Sepak terjang Dmitry Palsu Ke-3 sayangnya tidak berlangsung lama setelah ia dikhianati oleh pengikutnya sendiri, diserahkan ke Moskow, & kemudian dieksekusi di sana.

Ada pepatah yang menyatakan kalau malam akan selalu kelam sebelum fajar tiba. Bagi rakyat Muscovy, fajar tersebut adalah munculnya 2 sosok bernama Kuzma Minin & Pangeran Pozharsky sebagai pemimpin baru perlawanan rakyat Muscovy pada bulan Oktober 1611. Jika Minin yang berlatar belakang pedagang sangat lihai mengelola keuangan & logisik untuk pasukan Muscovy, Pozharsky memiliki kharisma untuk memimpin pasukan Muschovy di medan konflik.

Pozharsky & Kuzma Minin. (Sumber)

Hasilnya, walaupun kalah dari segi persenjataan, pasukan Muscovy berhasil memukul mundur pasukan Polandia-Lithuania selangkah demi selangkah sebelum akhirnya berhasil merebut kembali Moskow pada bulan Oktober 1612. Jatuhnya kembali Moskow ke tangan pasukan Muscovy sekaligus membuka jalan untuk mendirikan kembali pemerintahan Muscovy yang berdaulat & independen.

Sebagai langkah awal, sebuah komite dibentuk untuk memilih Tsar yang baru. Hasilnya, pada bulan Februari 1613 mereka memilih Mikhail Fyodorovich Romanov sebagai Tsar baru Muscovy. Mikhail dipilih karena buyutnya, Roman Yurievich, merupakan kakek mendiang Tsar Fyodor I.

Dengan terpilihnya Mikhal, berakhir pulalah periode Smutnoe Vremia yang penuh dengan pergolakan. Naiknya Mikhail sebagai Tsar Muscovy yang baru juga menjadi awal dari berkuasanya Dinasti Romanov hingga runtuhnya Kekaisaran Rusia di abad ke-20 akibat revolusi & perang saudara.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



REFERENSI

GlobalSecurity.org - The Time of Troubles....
North-West - Polish-Muscovite War (1605-1618)
University of Wisconsin - J. P. Sommerville - Russia's Time of Troubles
 - . 2008. "Dmitry, False". Encyclopaedia Britanica, Chicago, AS.
 - . 2008. "Troubles, Time of". Encyclopaedia Britanica, Chicago, AS.







COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



2 komentar:

  1. gan maaf,pada saat konflik ini,Muscovy bukanya sudah menjadi kekaisaran Rusia (Tsardom Of Russia),secara Ketsaran Rusia (Tsardom Of Russia)berdiri tahun 1547 (konflik ini berawal dari wafatnya Tsar tahun 1598 dan berarti sudah sekitar 50 tahun setelah berdiri Tsardom Of Russia) dan Fyodor I adalah anak dari Ivan IV (The Terrible) yang mendirikan Tsardom Of Russia ??
    kevinharahap05

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tsardom Rusia dengan Muscovy sebenarnya sama saja. Kalau di luar Rusia (khususnya Eropa barat), nama Muscovy itu lebih sering digunakan karena nama Rusia / Rus itu mulai muncul ketika Kievan Rus berdiri di Eropa Timur. Ketika Kievan Rus runtuh, bekas wilayahnya ada yang menjadi bagian Polandia & ada yang menjadi bagian Muscovy. Jadi untuk membedakan mana wilayah Rus secara keseluruhan & mana wilayah Rus yang sedang dikuasai oleh Rusia / Muscovy, jadilah nama Muscovy masih sering digunakan di luar Rusia

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.