Sejarah Perang Kemerdekaan Argentina



Pasukan Argentina / Rio de la Plata di tahun 1812. (Cambalachero / wikipedia.org)

Argentina adalah nama dari sebuah negara yang terletak di Amerika Selatan. Ada banyak hal yang membuat negara tersebut begitu terkenal di masa kini. Mulai dari kehebatan tim sepak bolanya, tarian khasnya yang bernama tango, hingga konfliknya dengan Inggris akibat memperebutkan Kepulauan Falkland.

Karena Argentina di masa silam pernah dikuasai oleh Spanyol, penduduk Argentina pun kini menggunakan bahasa Spanyol sebagai bahasa utamanya. Namun seperti halnya sejumlah negara di dunia, Argentina juga harus melalui tahap peperangan terlebih dahulu sebelum bisa menjadi negara merdeka seperti sekarang

Apa yang disebut sebagai perang kemerdekaan Argentina dianggap bermula ketika pada tahun 1810, penduduk ibukota Buenos Aires mendirikan badan pemerintahan tersendiri saat wilayah Spanyol tengah diduduki oleh militer Perancis.

Ketika pendirian badan pemerintahan tersebut ditentang oleh mereka yang ingin mempertahankan sistem yang lama, perang pun pecah & menjalar ke wilayah-wilayah Amerika Selatan yang lain. Seusai perang, Argentina / Rio de la Plata menjadi negara merdeka, namun negara baru tersebut masih harus berjibaku dengan konflik-konflik susulan yang berlangsung di dalam & luar wilayahnya.



LATAR BELAKANG

Wilayah yang sekarang menjadi negara Argentina pada awalnya berstatus sebagai wilayah bawahan Spanyol (virreinato / viceroyalty) dengan nama "Rio de la Plata" (Sungai Perak; River Plate) & beribukota di Buenos Aires. Selain mencakup wilayah Argentina bagian utara, wilayah Rio de la Plata juga mencakup wilayah modern Uruguay, Paraguay, Bolivia, & Chili bagian utara. Wilayah Argentina selatan / Patagonia pada masa itu masih belum dikuasai oleh Spanyol karena tanahnya kurang subur & adanya perlawanan dari suku Indian Mapuche.

Berdasarkan tanah kelahirannya, penduduk Rio de la Plata yang berdarah Eropa bisa dibagi menjadi 2 golongan utama : golongan Peninsular (orang kelahiran Spanyol) & golongan Criollo (orang yang lahir di Benua Amerika). Posisi-posisi penting di sektor pemerintahan Rio de la Plata sendiri banyak diisi oleh orang-orang Peninsular. Hal ini lantas memunculkan kecemburuan dari golongan Criollo yang merasa dianaktirikan di tanah kelahirannya sendiri.

Peta lokasi Rio de la Plata.

Sementara itu di Eropa, pecah Perang Napoleon antara koalisi pimpinan Inggris melawan koalisi pimpinan Perancis. Perang ini akhirnya turut menjalar keluar Eropa setelah pasukan Inggris melakukan invasi ke wilayah Rio de la Plata pada tahun 1806. Invasi itu sendiri terjadi karena pada waktu itu, Spanyol berstatus sebagai negara sekutu Perancis. Awalnya pasukan Inggris berhasil menduduki kota-kota pesisir Rio de la Plata seperti Buenos Aires & Montevideo (sekarang menjadi ibukota negara Uruguay).

Namun berkat kegigihan milisi-milisi lokal yang umumnya berasal dari golongan Criollo, pasukan Inggris pada akhirnya berhasil ditendang keluar pada tahun 1807. Seusai keberhasilan tersebut, golongan Criollo mulai merasa kalau mereka seharusnya bisa menentukan nasibnya sendiri tanpa harus disetir oleh pemerintah pusat Spanyol. Dalam hal perdagangan misalnya, pemerintah pusat Spanyol melarang daerah-daerah bawahannya untuk berdagang dengan negara selain Spanyol sehingga laju pertumbuhan ekonomi Rio de la Plata jadi kurang optimal.

Kondisi di Spanyol sendiri pada waktu itu sedang tidak menentu. Pasalnya di tahun 1808, Perancis & Spanyol sedang terlibat perselisihan karena Perancis secara sepihak menempatkan pasukannya di wilayah utara Spanyol. Saat Charles IV selaku raja Spanyol memprotes tindakan Perancis tersebut, Napoleon selaku kaisar Perancis lantas meresponnya dengan cara menurunkan Charles dari tahtanya. Saudara Napoleon yang bernama Joseph kemudian diangkat menjadi raja baru Spanyol.

Akibat peristiwa tersebut, pecah pemberontakan oleh rakyat Spanyol yang menolak dipimpin oleh orang Perancis. Mereka juga berinsiatif mendirikan pemerintahan tandingan (junta), di mana pemerintahan ini diakui oleh virrey / pemimpin Rio de la Plata sebagai atasan mereka.

Pasukan Spanyol dalam Perang Napoleon. (Joaquin Sorolla y Bastida / pixels.com)

Namun seiring berjalannya waktu, saat pasukan pro-junta menderita kekalahan demi kekalahan & harus memindahkan markasnya berulang kali, seluruh wilayah Spanyol nampaknya akan segera dikuasai oleh Perancis.

Hal ini lantas menimbulkan kegaduhan di Rio de la Plata. Pasalnya jika junta Spanyol nantinya benar-benar tumbang, maka wilayah-wilayah seberang lautan milik Spanyol akan berstatus sebagai wilayah bawahan tanpa pemilik.

Sebagai akibatnya, muncullah inisiatif dari sejumlah tokoh Criollo di Buenos Aires untuk mendirikan pemerintahan baru yang bisa mengelola wilayah Rio de la Plata secara mandiri selama kondisi di Spanyol masih carut marut. Mereka juga melihat momen ini sebagai kesempatan untuk merombak tatanan pemerintahan yang selama ini didominasi oleh orang-orang Peninsular.



BERJALANNYA PERANG

Dimulai oleh Revolusi Mei


Tanggal 14 Mei 1810, kapal Inggris yang bernama HMS Mistletoe tiba di Buenos Aires sambil membawa kabar kalau junta Spanyol sudah dibubarkan & sebagian anggotanya sudah mengungsi ke Pulau Leon, seberang selatan Spanyol.

Begitu kabar tersebut beredar, tokoh-tokoh Criollo di Buenos Aires lantas menuding kalau virrey Rio de la Plata sudah tidak lagi memiliki wewenang karena atasannya adalah junta Spanyol yang sekarang sudah bubar. Mereka juga meminta pemerintah Rio de la Plata segera menggelar rapat terbuka untuk membahas hal tersebut.

Saat warga Buenos Aires merasa semakin tidak sabar dengan pemerintah Rio de la Plata yang dianggap mengulur-ulur waktu, pada tanggal 25 Mei ratusan warga Buenos Aires beramai-ramai mengepung kantor virrey & meminta supaya Baltasar Hidalgo de Cisneros segera meletakkan jabatannya sebagai virrey Rio de la Plata.

Merasa tidak punya pilihan lain, Cisneros pun setuju untuk mundur & membiarkan massa mendirikan badan pemerintahan baru dalam wujud Primera Junta. Peristiwa ini nantinya dikenal sebagai "Revolusi Mei" (Revolucion de Mayo).

Warga Buenos Aires saat berkumpuldi depan kantor virrey. (Cambalachero / wikipedia.org)

Didirikannya Primera Junta ternyata tidak langsung direstui oleh mereka yang bermukim di luar Buenos Aires. Sebagai akibatnya, masyarakat Rio de la Plata pun kini terbelah menjadi 2 kubu utama : kubu patriot yang mendukung Primera Junta (PJ) & berpusat di Buenos Aires, serta kubu royalis yang mendukung Virreinato & berpusat di Montevideo.

Yang menarik, kedua kubu tersebut sebenarnya sama-sama ingin mempertahankan status Rio de la Plata sebagai daerah bawahan Spanyol. Namun karena keduanya tidak sepakat mengenai sistem politik yang sebaiknya digunakan, konflik pun timbul.

Sebagai cara untuk memastikan agar semua daerah di Rio del la Plata berada di bawah kendalinya, PJ kemudian mengirimkan pasukannya ke Paraguay. PJ awalnya mengira kalau kampanye militer ini bakal berjalan mudah karena Paraguay memiliki massa patriot yang berjumlah besar.

Namun yang tidak diduga oleh PJ adalah karena Paraguay memiliki lokasi geografis yang terisolasi, penduduk Paraguay pun memiliki sentimen kemandirian yang lebih tinggi dibandingkan wilayah Rio de la Plata lainnya. Sebagai akibatnya, alih-alih mendukung keberadaan PJ, massa patriot di Paraguay justru lebih suka kalau wilayahnya menjadi negara tersendiri yang merdeka.

Ketika pasukan PJ yang dipimpin oleh Manuel Belgrano akhirnya tiba di sisi timur Sungai Parana, pertempuran pun pecah antara pasukan PJ melawan pasukan Paraguay. Kalah dalam hal jumlah prajurit & tidak menduga kalau Paraguay bakal memberikan perlawanan sengit, Belgrano & sisa-sisa pengikutnya terpaksa mundur keluar dari Paraguay pada bulan Maret 1811. Beberapa minggu seusai peristiwa tersebut, wilayah Paraguay mendeklarasikan kemerdekaannya pada bulan Mei 1811.

Selain Paraguay, PJ juga mengirimkan pasukannya ke wilayah Peru Atas (Bolivia) & Montevideo. Namun seperti halnya nasib pasukan patriot di Paraguay, pasukan patriot yang dikirim ke Peru Atas juga harus menerima nasib yang tidak menggembirakan.

Saat pasukan patriot & royalis terlibat pertempuran di Huaqui, Bolivia barat, pada tanggal 20 Juni 1811, pasukan patriot mengalami kekalahan telak & terpaksa mundur ke Jujuy (sekarang terletak di Argentina utara). Akibat kekalahan di Huaqui pulalah, pasukan patriot yang sedang mengepung Montevideo terpaksa ditarik mundur karena adanya kekhawatiran kalau Buenos Aires nantinya bakal diserbu dari 2 penjuru sekaligus.

Kegagalan dalam kampanye-kampanye militer tadi lantas membuat pamor PJ mulai menurun. Dampaknya, pada bulan September 1811 PJ dibubarkan & diganti dengan badan Triumvirat yang dipimpin oleh trio Feliciano Chiclana, Manuel de Sarratea, & Juan Paso.

Sementara itu di Spanyol, begitu mendengar kabar kalau revolusi kaum Criollo sedang terjadi di tanah airnya, Jose de San Martin & Carlos de Alvear memutuskan untuk kembali ke Rio de la Plata pada bulan Maret 1812 & bergabung dengan kubu patriot. Bergabungnya kedua tokoh tersebut membawa dampak positif yang begitu besar bagi militer kubu patriot karena mereka berdua sudah menimba pengalaman dalam Perang Napoleon.


Peta lokasi San Miguel de Tucuman. (worldatlas.com)


Tumbangnya Montevideo

Sementara itu di medan tempur, nasib baik mulai berpihak pada kubu patriot. Pada bulan Agustus 1812, sisa-sisa pasukan patriot yang masih bermukim di Jujuy terpaksa mundur sambil membumihanguskan kota tersebut supaya pasukan royalis tidak bisa menggunakan kota Jujuy untuk beristirahat & mengumpulkan logistik.

Hasilnya manjur. Ketika pasukan royalis & patriot kembali terlibat pertempuran di kota San Miguel de Tucuman, Argentina utara, pada bulan September 1812, pasukan royalis yang sudah berada dalam kondisi kelelahan harus mengakui keunggulan pasukan patriot & membiarkan stok persenjataan berat mereka diambil oleh kubu patriot.

Di sebelah timur, pasukan patriot kembali memulai invasinya ke kota Montevideo dengan cara melakukan pengepungan di sekitar kota tersebut. Pasukan royalis sempat mencoba menerobos paksa blokade tersebut lewat jalur darat pada akhir Desember 1812, namun gagal. Sesudah itu, yang bisa dilakukan oleh kubu royalis di Montevideo hanyalah bertahan dari balik dinding kota sambil mengandalkan logistik dari laut.

Saat kubu patriot akhirnya membentuk angkatan lautnya sendiri pada tahun 1814, jalur logistik penduduk Montevideo berhasil diputus & kota itupun akhirnya jatuh ke tangan kubu patriot pada bulan Juni di tahun yang sama. Dikuasainya Montevideo sekaligus menandai runtuhnya Virreinato Rio de la Plata.

Peta lokasi Buenos Aires & Montevideo. (bbc.co.uk)

Sementara itu di Eropa, pasukan Perancis yang awalnya begitu perkasa mulai kehilangan taringnya setelah kehilangan begitu banyak prajurit di Rusia & Leipzig (Jerman). Dampaknya, pada tahun 1814 pasukan Perancis terpaksa mundur dari Spanyol & Ferdinand VII berhasil menjadi raja Spanyol yang baru.

Begitu mulai bertahta, Ferdinand memerintahkan penghapusan Konstitusi Cadiz, konstitusi yang dibuat oleh sisa-sisa anggota junta Spanyol pada tahun 1812 & pada intinya menjadikan Spanyol sebagai negara monarki konstitusional.

Dihapuskannya Konstitusi Cadiz ganti menuai rasa tidak suka dari golongan Criollo di Amerika Selatan yang merasa kalau hak politiknya kembali dibungkam oleh raja. Dampaknya, kubu patriot yang awalnya ingin mempertahankan daerahnya sebagai bawahan Spanyol kini mulai mempertimbangkan opsi kemerdekaan.

Namun sebelum bisa mewujudkan hal tersebut, mereka masih harus mengalahkan sisa-sisa kubu royalis yang terkonsentrasi di Peru & Chili. Jika musuh dari luar masih belum cukup, kubu patriot juga dilanda konflik internal antara golongan pendukung sistem pemerintahan terpusat (Serikat Provinsi) dengan pendukung sistem otonomi daerah (Liga Federal).

Salah satu tokoh paling menonjol dari kubu Liga Federal adalah Jose Gervacio Artigas. Ia bahkan sempat mempertimbangkan ide mendirikan pemerintahan tandingan di Montevideo jika wacananya mendirikan negara federal Rio de la Plata tidak berhasil terwujud.

Namun hal yang tidak diduga-duga kemudian terjadi. Pada tahun 1816, pasukan Portugal melakukan invasi ke wilayah Banda Oriental - daerah lokasi Montevideo sekaligus wilayah cikal-bakal negara Uruguay - karena Banda Oriental memiliki lokasi yang strategis dalam jalur transportasi sungai Amerika Selatan.

Invasi Portugal tersebut lantas direspon oleh Artigas dengan cara memimpin perlawanan rakyat Banda Oriental. Saat perhatian Artigas tengah tersita dalam konflik itulah, para perwakilan daerah-daerah penyusun Rio de la Plata melakukan pertemuan di kota Tucuman pada tanggal 8 Juli 1816.

Dalam pertemuan tersebut, mereka mendeklarasikan kemerdekaan Rio de la Plata dengan nama "Serikat Provinsi Amerika Selatan" (Provincias Unidas de Sudamerica). Keluarnya deklarasi tersebut sekaligus menandai lahirnya Rio de la Plata sebagai negara merdeka.


Suasana dalam deklarasi kemerdekaan Rio de la Plata. (worldbook.com)


KONDISI PASCA KEMERDEKAAN

Pasca deklarasi, kondisi Rio de la Plata tidak langsung membaik. Pasalnya mereka masih harus terlibat konflik melawan sisa-sisa kubu royalis di luar Rio de la Plata, khususnya yang bermarkas di Peru. Baru pada tahun 1824, sisa-sisa kubu royalis di Peru berhasil ditumpas sepenuhnya setelah pasukan patriot yang berasal dari seantero Amerika Selatan berhasil mengalahkan pasukan royalis di dataran tinggi Ayacucho, Peru.

Pasca kekalahan tersebut, Spanyol yang awalnya berharap bisa menguasai kembali Amerika Selatan terpaksa membatalkan niatnya. Di lain pihak, kemenangan pasukan patriot ternyata juga membawa dampak negatif bagi keutuhan Rio de la Plata.

Saat masih berstatus sebagai daerah bawahan Spanyol, wilayah cikal bakal Bolivia berstatus sebagai bagian dari wilayah Rio de la Plata. Namun semasa terjadinya perang kemerdekaan, pasukan patriot Rio de la Plata selalu mengalami kekalahan dalam pertempuran di wilayah tersebut. Sebagai akibatnya, ketika kubu royalis berhasil diusir sepenuhnya dari Amerika Selatan, wilayah yang bersangkutan lebih memilih untuk menjadi negara tersendiri pada tahun 1825 dengan nama "Bolivia".

Di sebelah timur, invasi pasukan Portugal ke Banda Oriental berakhir dengan kemenangan pihak Portugal & kaburnya Artigas ke Paraguay. Wilayah Banda Oriental kemudian dilebur ke dalam wilayah Brazil dengan nama "Cisplatina".

Saat Rio de la Plata berusaha menguasai kembali Banda Oriental lewat perantaraan kelompok bersenjata 33 Orientales, perang antara Rio de la Plata & Brazil pun pecah di tahun 1825 hingga 1828. Seusai perang, Banda Oriental tidak jadi digabungkan ke dalam wilayah Rio de la Plata, tetapi dijadikan negara tersendiri dengan nama "Uruguay".

Di dalam Rio de la Plata sendiri, konflik antara kubu pro-sentralistik dengan kubu pro-federal masih tetap berlangsung. Ketika masing-masing pihak tidak berhasil mendapatkan solusi bersama, rentetan konflik bersenjata pun pecah menjadi apa yang dikenal sebagai "Perang Sipil Argentina".

Selama perang berlangsung, Rio de la Plata beberapa kali mengalami perubahan nama & bentuk pemerintahan. Baru pada tahun 1880, perang tersebut berakhir setelah Jenderal Julio Argentino Roca terpilih menjadi presiden baru Argentina pasca keberhasilannya memperluas wilayah Argentina hingga ke ujung selatan Benua Amerika.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



RINGKASAN PERANG

Waktu & Lokasi Pertempuran

-  Waktu : 1810 - 1816
-  Lokasi : Argentina, Uruguay, Bolivia, Paraguay

Pihak yang Bertempur
(Grup)  -  patriot Rio de la Plata
      melawan
(Grup)  -  royalis Rio de la Plata & Peru
      melawan
(Daerah)  -  Paraguay (1811)
      melawan
(Negara)  -  Portugal (1816)

Hasil Akhir
-  Kemenangan kubu patriot
-  Paraguay menjadi negara merdeka pada tahun 1811
-  Rio de la Plata menjadi negara merdeka pada tahun 1816
-  Banda Oriental / Uruguay dikuasai oleh Brazil sejak tahun 1820
-  Konflik susulan di dalam & luar Rio de la Plata berlangsung hingga akhir abad ke-19

Korban Jiwa
Tidak jelas



REFERENSI

 - . 2008. "Ayacucho, Battle of". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

Calvert, P.A.R.. 2008. "Argentina". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

GlobalSecurity.org. "Cisplatine War - 1825-1828".
(www.globalsecurity.org/military/world/war/cisplatine.htm)

GlobalSecurity.org. "Independence and Consolidation, 1810-29".
(www.globalsecurity.org/military/world/argentina/history-2.htm)

GlobalSecurity.org. "The United Provinces of South America".
(www.globalsecurity.org/military/world/argentina/history-2-2.htm)

GlobalSecurity.org. "Unitarians and Federalists".
(www.globalsecurity.org/military/world/argentina/history-2-3.htm)

McFarre, P.J.. 2008. "Bolivia". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

Wikipedia. "Argentine Civil Wars".
(https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Argentine_Civil_Wars&oldid=871435248)

Wikipedia. "Argentine War of Independence".
(https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Argentine_War_of_Independence&oldid=879360192)

Wikipedia. "Battle of Huaqui".
(https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Argentine_War_of_Independence&oldid=879360192)

Wikipedia. "Battle of Tucuman".
(en.wikipedia.org/w/index.php?title=Battle_of_Tucum%C3%A1n&oldid=868206661)

Wikipedia. "May Revolution".
(en.wikipedia.org/w/index.php?title=May_Revolution&oldid=882882312)

Wikipedia. "Paraguay campaign".
(en.wikipedia.org/w/index.php?title=Paraguay_campaign&oldid=879360199)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.