Sejarah Timbulnya Wabah Penyakit Sifilis



Rombongan pimpinan Christopher Columbus saat mendarat di Pulau Hispaniola. (worldhistory.us)

Sifilis / sipilis (syphilis) adalah kata yang membuat siapapun bakal merinding ngeri. Pasalnya itu adalah nama dari penyakit kelamin yang menyebabkan sekujur tubuh penderita dipenuhi oleh ruam & bisul yang terasa perih. Namun bahaya yang ditimbulkan oleh sifilis belum berhenti sampai di sana.

Jika penderita sifilis tidak menerima pengobatan yang layak, penyakitnya bisa bertambah parah & menimbulkan aneka komplikasi seperti kebutaan, gangguan mental, & bahkan kematian. Bagi yang selamat sekalipun, sifilis bisa mengubah penampilan korban secara permanen akibat bekas yang ditinggalkannya pada wajah.

Sifilis / raja singa ditimbulkan oleh bakteri Treponema pallidum yang bentuknya menyerupai spiral. Bakteri tersebut menyebar antar manusia melalui hubungan seksual. Bayi yang belum lahir juga bisa terjangkit oleh sifilis jika ibunya hamil dalam kondisi mengidap sifilis.

Di masa kini, walaupun sifilis tetap memiliki resiko menimbulkan kematian bagi korbannya, keberadaan antibiotik & kian majunya teknologi pengobatan menyebabkan penyakit ini tidak sampai meledak menjadi wabah berkepanjangan. Namun tidak demikian halnya jika kita mundur ke masa lampau.

Di Eropa sejak masa Renaissance hingga abad ke-20, sifilis merupakan penyakit yang amat ditakuti. Kendati jumlah korban tewas yang ditimbulkan oleh sifilis tidak sebanyak jumlah korban yang ditimbulkan oleh wabah pes, penyakit ini tetap menjadi momok karena penderitanya bakal merasakan perih di sejumlah bagian tubuhnya.

Untuk mengobati sifilis, metode yang paling lazim digunakan pada masa itu adalah dengan menggunakan obat berbahan logam cair merkuri. Namun metode pengobatan ini juga membawa bahaya terselubung karena jika dikonsumsi terlalu sering, pasien yang menggunakan obatnya justru bisa tewas akibat keracunan logam.



ASAL-USUL YANG SIMPANG SIUR

Ada 3 teori mengenai awal mula kemunculan sifilis di Eropa, yaitu teori Amerika, teori non-Amerika, & teori campuran. Menurut teori pertama, sifilis awalnya merupakan penyakit yang hanya ditemukan di kalangan penduduk pribumi Amerika (Indian). Saat rombongan pelaut pimpinan Christopher Columbus melakukan penjelajahan ke Amerika, mereka bukan hanya menularkan penyakit cacar secara tidak sengaja kepada penduduk setempat.

Ketika Columbus & rombongannya kembali ke Eropa, mereka tanpa sadar juga turut membawa bibit penyakit sifilis ke Eropa. Teori ini merupakan teori yang paling banyak diyakini oleh ilmuwan karena teori ini bisa menjelaskan mengapa kasus penyakit sifilis mendadak banyak terjadi di Eropa sejak abad ke-15.

Alasan lain mengapa teori ini dianggap sebagai teori paling meyakinkan adalah karena penyakit dengan ciri-ciri yang serupa sifilis sudah ada di Pulau Hispaniola - pulau yang sekarang menjadi lokasi negara Haiti & Republik Dominika - sejak beberapa abad sebelum kedatangan bangsa Eropa. Kemudian berdasarkan temuan fosil, suku Indian di Amerika Utara diketahui sudah pernah terserang penyakit dengan ciri-ciri serupa sifilis sejak 8.000 tahun yang lalu.

Menurut teori kedua (teori non-Amerika) yang pertama kali dicetuskan pada tahun 1934, penyakit sifilis sebenarnya sudah ada di Eropa jauh sebelum Columbus & rombongannya melakukan pelayaran ke Amerika.

Dasar dari teori ini adalah karena tokoh-tokoh dari Yunani Kuno seperti  Aurelius Cornelius Celsus (abad ke-2) & Paul dari Aegina (abad ke-7) dalam catatannya pernah menjelaskan suatu penyakit yang gejala-gejalanya serupa dengan gejala penyakit sifilis. Namun teori ini tidak bisa menjelaskan kenapa wabah sifilis berskala besar baru terjadi pada abad ke-15.

Treponema pallidum. bakteri penyebab penyakit sifilis. (raps.org)

Teori ketiga merupakan teori alternatif yang menggabungkan teori Amerika & non-Amerika. Menurut teori ini, bakteri penyebab penyakit sifilis aslinya terdiri dari beberapa varian dengan tingkat keganasan yang berbeda-beda.

Bakteri yang pernah ditemukan jauh sebelum bangsa Eropa melakukan pelayaran ke Amerika mungkin merupakan varian yang tidak begitu ganas. Namun varian yang dibawa oleh rombongan pimpinan Columbus ke Eropa merupakan varian yang jauh lebih ganas & mudah menular, sehingga kemudian timbullah wabah penyakit yang menyebar luas hingga ke seantero Eropa.

Rombongan pimpinan Columbus kembali ke Spanyol dari Amerika pada tahun 1493. Dari sana, bibit penyakit sifilis kemudian menjangkiti orang-orang Spanyol & menyebar semakin luas ketika mereka yang sudah terjangkit sifilis melakukan perjalanan keluar Spanyol.

Kota Napoli di Italia adalah salah satu kota pertama di luar Spanyol yang terkena wabah sifilis karena kota ini banyak dihuni oleh imigran & tentara bayaran asal Spanyol. Karena gejala sifilis sepintas mirip dengan gejala cacar (smallpox), penyakit sifilis sempat dikenal dengan nama "cacar besar" (great pox).

Tahun 1494, pasukan Kerajaan Perancis yang turut diperkuat oleh pasukan tentara bayaran dari Swiss, Belanda, Italia, & Spanyol melakukan penyerbuan ke kota Napoli. Selain membawa tentara, pasukan gabungan tersebut juga turut ditemani oleh ratusan orang juru masak, dokter, & pelacur.

Setahun kemudian, kota Napoli akhirnya berhasil ditaklukkan & diduduki oleh pasukan Perancis. Selama menduduki Napoli, para tentara Perancis sempat melakukan perayaan besar-besaran. Namun mereka tidak sadar kalau pesta tersebut bakal menjadi awal mula dari bencana besar yang siap menerjang mereka.

Chales VIII selaku raja Perancis kemudian memerintahkan pasukan Perancis yang ada di Napoli untuk pergi menuju Emilia, Italia utara, supaya bisa ikut terlibat dalam pertempuran di sana. Namun sesampainya di sana, pasukan tadi tidak bisa ikut berperang akibat penyakit sifilis yang menggerogoti kesehatan mereka.

Charles pun lantas memerintahkan para tentara yang sakit untuk kembali ke kampung halamannya masing-masing. Tanpa tahu bahwa para tentara tersebut turut ditemani oleh penyakit misterius yang siap menerkam korban baru.



MENYEBAR TANPA DIUNDANG

Memasuki akhir tahun 1495, wabah sifilis sudah mencengkeram Perancis, Swiss, & Jerman. Lima tahun berselang, wabah sifilis sudah menyebar hingga Skandinavia (Eropa Utara), Inggris, Polandia, Rusia, Hongaria, & Yunani. Eropa sendiri bukanlah satu-satunya benua yang menjadi korban amukan wabah sifilis.

Terjalinnya hubungan dagang langsung antara pedagang Eropa dengan negara-negara Asia menyebabkan penyakit ini kemudian turut menyebar hingga ke Timur Jauh. Tahun 1498, penyakit sifilis dilaporkan sudah mulai mencapai Kalkutta (India). Lalu memasuki tahun 1520, penyakit ini sudah menjangkau Asia Barat & Asia Pasifik.

Gambar ilustrasi penderita sifilis yang sedang diobati. (onedio.co)

Karena sifilis disebarkan melalui hubungan seksual & penderita sifilis nampak memiliki badan penuh bisul yang menjijikan, penyakit sifilis pun dicitrakan sebagai perwujudan dari hal-hal yang bersifat hina. Pemimpin Kekaisaran Romawi Suci pada tahun 1495 menyebut sifilis sebagai hukuman dari Tuhan.

Mereka yang pernah terserang sifilis kerap dikucilkan oleh masyarakat karena dipandang sebagai pecandu gaya hidup yang menyimpang & amoral. Kemudian masing-masing negara menggunakan nama dari bangsa lain untuk menjuluki penyakit sifilis sebagai cara untuk menyalahkan bangsa tersebut sebagai biang kerok munculnya wabah sifilis.

Bangsa Perancis contohnya, mereka sempat menjuluki sifilis dengan nama "penyakit Napoli" atau "penyakit Spanyol". Bangsa Inggris menjuluki sifilis dengan nama "morbus Gallicus" (cacar Perancis). Bangsa Jerman menjuluki sifilis dengan nama "penyakit jahat Perancis". Bangsa Rusia menyebut sifilis sebagai "penyakit Polandia".

Bangsa Polandia & Iran menyebut sifilis dengan nama "penyakit Turki". Bangsa Turki di lain pihak menjuluki penyakit ini sebagai "penyakit Kristen". Di India, penyakit sifilis sempat dikenal sebagai "penyakit Portugis". Kalau di Jepang, penyakit ini dijuluki sebagai "penyakit Cina".

Sudah disinggung sebelumnya kalau obat berbahan logam merkuri merupakan metode pengobatan yang paling lazim digunakan untuk menangani sifilis. Merkuri sendiri dikonsumsi dengan cara diminum atau dioleskan pada kulit. Selain merkuri, metode pengobatan lain yang pernah digunakan untuk menangani sifilis adalah dengan memakai kulit kayu pohon guiacum yang hanya tumbuh di Karibia & Amerika Selatan.

Guiacum sendiri sebenarnya dianggap masih kalah efektif jika dibandingkan dengan merkuri. Namun karena penggunaan merkuri secara berlebihan memiliki dampak negatif yang mematikan bagi tubuh, pengobatan memakai guiacum pun tetap banyak dipraktikkan.

Sifilis juga bisa menyebabkan bagian hidung penderita terlihat rata atau tidak normal akibat rusaknya jaringan pada hidung. Jika anda pernah melihat karakter Voldemort di seri film "Harry Potter", kira-kira seperti itulah wajah bekas penderita sifilis yang mengalami kerusakan pada hidungnya. Untuk mengatasinya, mantan pengidap sifilis yang hidungnya mengalami kerusakan akan memakai hidung palsu supaya wajahnya nampak serupa dengan wajah orang normal.

Hidung palsu seperti yang biasa dikenakan oleh mantan penderita sifilis. (sciencemuseum.org.uk)

Jika wabah sifilis menyebar ke Eropa secara tidak sengaja, maka obat yang menjadi solusi manjur untuk mengatasi sifilis ternyata juga ditemukan secara kebetulan. Semuanya bermula ketika pada tahun 1928, pakar mikrobiologi Alexander Fleming melakukan penelitian terhadap koloni bakteri Staphylococcus di dalam piringan. Saat Fleming meninggalkan piringan tadi dalam kondisi terbuka selama 2 minggu, spora jamur Penicillium tanpa sengaja masuk ke dalam piringan koloni bakteri tadi.

Ketika Fleming kembali ke laboratoriumnya seusai menjalani masa liburannya, Fleming merasa takjub begitu melihat kalau daerah di sekeliling jamur sama sekali tidak ditumbuhi oleh bakteri. Fleming pun berkesimpulan kalau jamur Penicillium (khususnya spesies Penicillium notatum) menghasilkan senyawa pembunuh bakteri yang kemudian ia beri nama "penisilin" (penicillin).

Meskipun penisilin sudah ditemukan sejak tahun 1928, baru pada tahun 1940 penisilin diakui sebagai senyawa antibiotik yang efektif untuk menanggulangi berbagai macam infeksi bakteri, termasuk bakteri penyebab sifilis. Seusai Perang Dunia II, antibiotik penisilin mulai diproduksi secara besar-besaran. Hasilnya, wabah sifilis yang pada awalnya menjadi momok selama berabad-abad kini sudah bisa ditangkal oleh manusia.

Kasus infeksi sifilis memang tidak benar-benar menghilang sepenuhnya seusai Perang Dunia II akibat masih maraknya praktik seks yang kurang sehat. Namun kini jika ada orang yang dinyatakan positif terjangkit sifilis, orang tersebut akan langsung menerima pengobatan yang tepat sehingga penyakitnya tidak sampai menyebar terlampau luas.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



REFERENSI

Calderone, J.. 2015. "Christopher Columbus brought a host of terrible new diseases to the New World".
(www.businessinsider.com/diseases-columbus-brought-to-americas-2015-10?IR=T)

CDC. "Syphilis – CDC Fact Sheet".
(www.cdc.gov/std/syphilis/stdfact-syphilis.htm)

Frith, J.. 2012. "Syphilis – Its early history and Treatment until Penicillin and the Debate on its Origins".
(jmvh.org/article/syphilis-its-early-history-and-treatment-until-penicillin-and-the-debate-on-its-origins/)

Science History Institute. 2017. "Alexander Fleming".
(www.sciencehistory.org/historical-profile/alexander-fleming)

Science Museum Group. "Artificial nose, Europe, 1601-1800".
(collection.sciencemuseumgroup.org.uk/objects/co126952/artificial-nose-europe-1601-1800-artifical-nose)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



1 komentar:

  1. ternyata seks bebas udah marak dari jaman dulu di eropa, mungkin akibat perang dengan ottoman banyak janda jadi pelacur.
    sepertinya ini gegara oral seks, hidung sampe rata begitu kena bakteri hahaa
    dan lucu juga istilah2 biang keroknya, udah tau dia yg seks bebas, nyalahin bangsa lain hahaa

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.