CARI

Sejarah Unifikasi & Berdirinya Negara Italia



Suasana dalam perayaan unifikasi Italia di tahun 2011. (Sumber)

Italia. Itulah nama dari negara yang terletak di Semenanjung Italia, sebuah semenanjung yang berada di Eropa bagian selatan & memiliki bentuk menyerupai sepatu berlaras panjang. Di masa kini, hampir seluruh wilayah semenanjung tersebut hanya ditempati oleh negara Italia. Namun di masa lalu, semenanjung tersebut lebih "ramai" ketimbang sekarang karena banyaknya negara yang ada di sana. Nah, artikel kali ini akan membahas soal bagaimana negara-negara tersebut disatukan menjadi 1 negara : Italia.

Penyatuan / unifikasi Italia adalah proses peleburan negara-negara yang menghuni Semenanjung Italia hingga bisa menjadi negara Italia modern seperti yang kita kenal sekarang. Adalah Kerajaan Sardinia di Italia barat yang melakukan proses penaklukan demi penaklukan sehingga wilayah mereka kemudian bisa mencakup seluruh semenanjung sebelum kemudian kerajaan tersebut mengganti nama resmi negaranya menjadi Italia. Oleh orang-orang Italia sendiri, proses penyatuan tersebut dikenal dengan nama "Risorgimento" (Kebangkitan).



LATAR BELAKANG

Sebelum abad ke-5, seluruh Semenanjung Italia berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat. Menyusul kehancuran negara kekaisaran raksasa tersebut, Semenanjung Italia pun dipenuhi oleh negara-negara kecil yang diperintah oleh para bangsawan & tuan tanah setempat.

Salah satu negara tersebut adalah Negara Paus (Papal State) yang beribukota di Roma, Italia bagian tengah. Dalam perkembangannya, tidak jarang terjadi konflik antara sesama negara yang mendiami Semenanjung Italia.

Terpecah-pecahnya kondisi Semenanjung Italia memudahkan bangsa-bangsa asing untuk menancapkan pengaruhnya di kawasan tersebut. Akhir abad ke-18, Perancis yang saat itu dikuasai oleh Napoleon menaklukkan wilayah Italia utara & mendirikan negara boneka di sana.

Menyusul kekalahan Perancis yang diikuti dengan tumbangnya rezim Napoleon di tahun 1815, negara-negara Italia utara (Sardinia, Venezia, Lombardy, Parma, Modena, & Tuscany) mendapatkan kembali kemerdekaannya. Namun selain Sardinia, negara-negara tadi harus tunduk pada Kekaisaran Austria, rival dari Perancis sekaligus negara adidaya Eropa saat itu.

Peta Semenanjung Italia pada tahun 1858.

Rasa tidak suka karena harus berada di bawah bayang-bayang bangsa lain lantas membuat semakin banyak orang Italia yang menginginkan pendirian negara sendiri yang mencakup seluruh kawasan semenanjung.

Maka, sejak permulaan abad ke-19, munculah organisasi rahasia bernama Carbonari yang memiliki impian untuk mendirikan negara Italia & membendung kawasan semenanjung dari pengaruh asing. Ketika Carbonari tumbuh semakin besar, pemerintah Austria pun mulai menaruh perhatian lebih terhadap organisasi tersebut & lantas menetapkan mereka sebagai kelompok terlarang.

Secara garis besar, Carbonari terbagi menjadi 2 golongan utama : golongan republikan & golongan konervatif. Golongan republikan adalah golongan yang menginginkan pendirian negara Italia bersatu sebagai republik. Tokoh-tokoh penting dari golongan ini adalah Giussepe Mazzini & Giussepe Garibaldi.

Golongan konservatif atau tradisional di lain pihak menginginkan pendirian negara Italia bersatu sebagai kerajaan. Pendukung utama gagasan ini adalah para bangsawan setempat di mana salah satu tokoh terpentingnya adalah Pangeran Camillo di Cavour.

Batu sandungan bagi para pemimpi negara Italia bersatu bukan hanya datang dari pihak Austria yang memiliki pengaruh kuat atas wilayah Italia utara. Di Italia tengah, ada Negara Paus yang khawatir kalau hilangnya Negara Paus akibat pendirian negara Italia bersatu nantinya akan mengancam nasib para penganut Katolik di semenanjung. Sementara di Italia selatan, ada Kerajaan Dua Sisilia (Due Sicilie) yang saat itu merupakan negara terbesar di Semenanjung Italia.

Tahun 1848 - 1849, muncul gelombang pemberontakan oleh kelompok liberal & republikan di Palermo, Napoli (Dua Sisilia), Roma (Negara Paus), Milan (Lombardy), & Venezia. Awalnya pemberontak di masing-masing wilayah berhasil memaksa para penguasa setempat untuk membuat undang-undang pemerintahan yang baru sesuai keinginan mereka.

Namun, revolusi untuk mengubah sistem pemerintahan negara-negara semenanjung tersebut tidak bertahan lama setelah mereka digempur & dieksekusi massal oleh pasukan Austria di Italia utara, pasukan Perancis di Negara Paus, & pasukan Dua Sisilia di Italia selatan.

Lukisan yang menggambarkan suasana pemberontakan di Palermo. (Sumber)

Para pemberontak sendiri sebenarnya bukan tanpa bantuan pihak luar sepenuhnya. Kerajaan Sardinia yang berlokasi di Italia barat & memiliki kedekatan dengan Perancis menyatakan perang kepada Austria dengan dalih membantu rakyat Lombardy & Venezia. Sardinia berharap kalau mereka menang, mereka bisa memperluas wilayah mereka sekaligus menguasai seluruh semenanjung.

Namun, keinginan Sardinia urung terwujud setelah pasukan mereka berhasil dikalahkan oleh pasukan Austria. Walaupun kalah, Kerajaan Sardinia & kelompok republikan masih belum sepenuhnya menyerah & mencoba mewujudkan kembali cita-cita mereka beberapa tahun kemudian.



BERJALANNYA UNIFIKASI

Sadar bahwa Austria tidak bisa dikalahkan sendirian, Kerajaan Sardinia mencoba mengupayakan bantuan negara lain untuk membantu mewujudkan impian perluasan wilayahnya. Maka pada tahun 1858, Camillo di Cavour selaku anggota Carbonari golongan konservatif yang saat itu menjabat sebagai menteri di Kerajaan Sardinia melakukan pertemuan rahasia dengan kaisar Perancis saat itu, Napoleon III.

Dalam pertemuan rahasia tersebut, Perancis sepakat untuk membantu Sardinia memerangi Austria. Sebagai gantinya, Perancis akan mendapatkan wilayah Nice & Savoy yang terletak di sebelah tenggara Perancis.

Perang antara Sardinia & Perancis melawan Austria akhirnya pecah pada bulan Maret 1859. Berkat kombinasi kekuatan antara keduanya, pasukan Austria berhasil dikalahkan sehingga Austria terpaksa menarik sebagian besar pasukannya yang masih berada di Italia utara.

Perancis enggan terlibat dalam perang berkepanjangan sehingga pada bulan Juli 1859, Perancis & Austria sepakat untuk berhenti melanjutkan perang. Sardinia di lain pihak memilih untuk melanjutkan pertempuran & berhasil menguasai seluruh wilayah Italia utara - kecuali Venezia - pada bulan Desember 1859.

Saat Sardinia berhasil menguasai bagian utara semenanjung, golongan republikan / revolusioner pimpinan Garibaldi memulai aksi pemberontakan di Italia selatan pada bulan Mei 1860 dengan memanfaatkan rasa tidak suka sebagian penduduk Dua Sisilia terhadap kediktatoran raja setempat.

Hasilnya, pada bulan September 1860 seluruh wilayah Kerajaan Dua Sisilia berhasil ditaklukkan oleh pasukan pimpinan Garibaldi & menggabungkan diri dengan Kerajaan Sardinia di bulan Oktober. Bulan Maret 1861, Kerajaan Sardinia yang sudah menguasai hampir seluruh kawasan semenanjung mengganti namanya menjadi Kerajaan Italia & memindahkan ibukotanya dari Turin ke Firenze pada tahun 1865.

Pasukan pro-Sardinia saat memasuki kota Varese, Lombardy. (Sumber)

Walaupun sudah berhasil menguasai sebagian besar kawasan semenanjung, masih tetap ada pihak yang belum puas akan pencapaian tersebut. Giuseppe Mazzini selaku pentolan kubu republikan Italia ingin supaya Kerajaan Italia menyerang Negara Paus supaya Kerajaan Italia nantinya bisa menguasai Italia tengah & menjadikan Roma sebagai ibukotanya.

Keinginan tersebut mengandung sentimen romantisme masa lalu karena dulunya Romawi Kuno memang beribukota di Roma. Namun, raja Italia sendiri enggan menyerang Negara Paus karena pasukan Perancis masih ditempatkan di Roma saat itu.

Obsesi untuk menaklukkan sisa-sisa negara di Semenanjung Italia mulai mendapatkan momentumnya setelah pada bulan Juni 1866, Prusia (cikal bakal negara Jerman) terlibat perang dengan Austria & menjanjikan daerah Venezia bila Italia mau membantu Prusia. Italia tidak menyia-nyiakan tawaran tersebut & langsung mengerahkan pasukannya untuk menggempur pasukan Austria.

Performa pasukan Italia sendiri sebenarnya tidak begitu menjanjikan karena mereka lebih sering mengalami kekalahan di medan perang. Kendati demikian, performa gemilang pasukan Prusia sukses memaksa pihak Austria menyerah & membiarkan Venezia menjadi bagian dari Kerajaan Italia via referendum pada bulan Oktober 1866.

Tahun 1870, Prusia kembali terlibat perang & kali ini yang menjadi lawan mereka adalah Perancis. Saat perang berlangsung semakin sengit, pemerintah Perancis terpaksa memanggil pasukannya yang masih ada di Roma pada bulan Juli.

Situasi tersebut lantas dimanfaatkan oleh Italia untuk menginvasi Negara Paus yang berakhir dengan kesuksesan pihak Italia menduduki kota Roma & sekitarnya pada bulan September. Roma lalu dijadikan ibukota baru Kerajaan Italia pada tahun 1871. Dengan jatuhnya Roma & Venezia ke tangan pihak Italia, seluruh semenanjung pun kini benar-benar bersatu sebagai 1 negara.


Giuseppe Mazzini. (Sumber)


KONDISI PASCA UNIFIKASI

Sesudah berhasil menyatukan seluruh semenanjung, Kerajaan Italia tidak lantas menghentikan keinginannya untuk memperluas wilayah. Memasuki abad ke-20, Italia sempat berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di luar semenanjung seperti Libya, Ethiopia, Tanduk Afrika, & Kroasia barat.

Namun, pasca berakhirnya Perang Dunia II, Italia harus kehilangan wilayah-wilayah tadi kendati mereka nantinya mendapatkan wilayah Trieste yang terletak di Italia timur laut. Pasca Perang Dunia II, bentuk pemerintahan negara Italia juga berubah dari kerajaan menjadi republik.

Italia sendiri sebenarnya bukanlah satu-satunya negara yang berada di kawasan tersebut pasca penyatuan. Jika kita jeli melihat peta semenanjung di masa kini, kita akan tahu bahwa selain Italia, ada 2 negara kecil yang mendiami daerah tersebut. Dua negara yang dimaksud adalah San Marino & Vatikan di mana keduanya kerap disebut-sebut sebagai negara-negara terkecil di Eropa & bahkan dunia.

San Marino mendapatkan kemerdekaan di tahun 1862 sebagai balas jasa karena dulu San Marino mau menampung para republikan saat perang untuk menyatukan Italia tengah berlangsung, sementara Vatikan mendapat kemerdekaan di tahun 1929 untuk memulihkan hubungan pemerintah Italia dengan Paus pasca penaklukkan Roma

Peta lokasi dari San Marino. (Sumber)

Peristiwa penyatuan Semenanjung Italia oleh penduduk setempat sendiri umumnya dianggap sebagai peristiwa sejarah yang positif karena merefleksikan kejayaan & keberhasilan perjuangan bangsa Italia untuk menyatukan diri & mengenyahkan pengaruh bangsa asing.

Tahun-tahun terjadinya perang penaklukkan wilayah-wilayah di semenanjung oleh Kerajaan Sardinia / Italia dianggap sebagai perang kemerdekaan, sementara tanggal 17 Maret dirayakan sbagai "Hari Penyatuan Italia".

Tidak semua pihak menganggap penyatuan Italia sebagai peristiwa sejarah yang membanggakan. Sebagian menganggap proses penyatuan Italia tidak berbeda dengan penjajahan karena dilakukan lewat jalur perang.

Mereka yang menyikapi proses penyatuan Italia secara negatif & menginginkan perubahan dalam cara penulisan sejarah penyatuan ini lantas dikenal sebagai golongan revisionis Risorgimento. Di lain pihak, proses penyatuan Italia yang berbau pemaksaan juga menjadi salah satu penyebab munculnya kelompok-kelompok separatis di beberapa daerah seperti Venezia & Sisilia.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



REFERENSI

Arcaini - The Italian Unification
ThinkQuest - Unification of Italy
Wikipedia - Italian unification
Wikipedia - Kingdom of Italy
- . 2008. "San Marino". Encyclopaedia Britannica, Chicago.
Marino, J.A.. 2008. "Italy". Encyclopaedia Britannica, Chicago.







COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



1 komentar:

  1. baru tahu aku klo ada penyatuan segala

    eh mau kontribusi di sini gak http://orion597.wordpress.com/
    kulihat artikel blog ini banyak hewan2nya

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.