Sherlock Holmes, Detektif Legendaris di Dunia Fiksi



Sherlock Holmes (kanan) beserta sahabatnya, Watson.

Manusia merupakan makhluk yang selalu dipenuhi oleh rasa penasaran. Oleh karena itulah, hal-hal yang sifatnya misterius bakal selalu menarik perhatian manusia. Hal tersebut juga berlaku untuk ranah hiburan, di mana hal-hal yang menonjolkan unsur misteri banyak diangkat dalam karya fiksi yang mengusung genre detektif. Dari sekian banyak cerita bergenre detektif yang sudah banyak dibuat, tidak ada yang lebih terkenal dibandingkan Sherlock Holmes.

Sherlock Holmes adalah nama dari karakter detektif fiktif yang muncul dalam novel & cerpen buatan Inggris yang terbit pada tahun 1887 hingga 1927. Di dalam ceritanya, Holmes ditampilkan sebagai sesosok detektif jenius yang kerap ditemani oleh sahabatnya yang bernama Watson. Holmes juga diceritakan memiliki tingkat kecermatan yang amat tinggi & bisa mereka ulang suatu peristiwa secara akurat hanya dengan membayangkannya.

Total, ada 4 novel & 5 buku kumpulan cerita pendek (cerpen) bertema Sherlock Holmes yang ditulis oleh Sir Arthur Conan Doyle selaku pencipta karakter Sherlock Holmes. Berkat gaya penceritaannya yang menarik sekaligus mudah dipahami oleh pembaca dari generasi manapun, novel & cerpen yang ditulis oleh Doyle memiliki basis penggemar / Sherlockian yang amat banyak. Tak terkecuali hingga sekarang. Jumlah mereka semakin hari hanya semakin bertambah setiap kali ada karya hiburan baru bertema Sherlock Holmes yang dirilis ke publik.



SEJARAH

Kreator dari Sherlock Holmes adalah Sir Arthur Conan Doyle, penulis asal Inggris yang juga terkenal sebagai penulis "The Lost World". Sebelum menulis cerita yang menampilkan karakter Sherlock Holmes, Doyle diketahui pernah menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Edinburgh, Skotlandia.

Menurut catatan Doyle yang diterbitkan pada tahun 1924, kendati bidang studi yang diambilnya adalah kedokteran, ia juga mempelajari aneka macam bidang ilmu lain seperti kimia, fisiologi, & botani (ilmu tanaman) sehingga Doyle pun memiliki sumber ide yang amat luas saat hendak menulis cerita.

Sumber inspirasi utama bagi Doyle saat menciptakan karakter Sherlock Holmes adalah Joseph Bell, dokter sekaligus profesor di Universitas Edinburgh. Layaknya Holmes, Bell merupakan orang yang sangat teliti & bisa mengetahui hal-hal mengenai seseorang hanya dengan mengamatinya.

Sebagai contoh, Bell bisa tahu kalau seseorang berprofesi sebagai tentara atau pelaut hanya dengan melihat cara berjalannya. Bell juga bisa mengetahui tempat asal seseorang hanya dengan mendengarkan logat & gaya bicara orang tersebut.

Joseph Bell. (Materialscientist / wikipedia.org)

Saat menulis cerita-cerita yang menampilkan karakter Sherlock Holmes, Doyle hampir selalu menggunakan sudut pandang orang kedua. Maksudnya adalah di dalam ceritanya, yang bertindak sebagai karakter utama adalah Sherlock Holmes, namun ceritanya dituturkan dari sudut pandang rekan Holmes yang bernama Watson. Dengan melihat hal tersebut, bisa dibilang bahwa karakter Holmes & Watson adalah versi rekaan dari Bell & Doyle.

Karya tulis pertama buatan Doyle yang menampilkan karakter Holmes adalah novel "A Study in Scarlet" (Penelusuran Benang Merah) yang pertama kali terbit pada tahun 1887. Karena cerita yang dibuatnya terbukti disukai oleh banyak orang, Doyle pun sesudah itu menulis aneka novel & cerpen baru yang menampilkan Sherlock Holmes sebagai karakter utamanya. Namun setelah beberapa lama, Doyle akhirnya merasa jenuh & tidak tertarik lagi menulis cerita-cerita bertema Sherlock Holmes.

Dalam cepen berjudul "The Final Problem" (Kisah Penutup) yang pertama kali terbit pada tahun 1893 di majalah The Strand, Holmes diceritakan tewas akibat terjatuh ke dalam jurang saat berkelahi dengan musuhnya yang bernama Profesor Moriarty di dekat air terjun. Doyle sengaja menulis cerpen tersebut supaya sesudah itu, ia tidak perlu lagi menulis cerita-cerita yang menampilkan Sherlock Holmes.

Respon yang ditunjukkan oleh penggemar terhadap tewasnya Holmes di cerita tersebut ternyata sungguh di luar dugaan. Sebanyak lebih dari 20.000 pembaca beramai-ramai berhenti berlangganan majalah The Strand. Seorang penggemar sampai mengirim surat berisi tulisan "you brute" (anda sungguh kejam) kepada Doyle. Akibat menerima tekanan bertubi-tubi seperti itu, Doyle terpaksa mengubah pikirannya.

Sir Arthur Conan Doyle. (Scewing / wikipedia.org)

Pada tahun 1903, Doyle menulis cerpen berjudul "The Adventure of the Empty House" (Petualangan di Rumah Kosong) di mana di dalam cerpen tersebut, Holmes diceritakan selamat usai terjatuh ke dalam jurang.

Para penggemar pun bersuka cita. Sesudah itu, Doyle terus menulis aneka cerita baru yang menampilkan Holmes. Cerita terakhir mengenai Holmes yang ditulis oleh Doyle adalah carpen berjudul "The Adventure of Shoscombe Old Place" (Misteri di Gedung Tua Shoscombe) yang terbit pada tahun 1927.

Popularitas luar biasa yang dimiliki oleh Holmes menyebabkan cerita-cerita Holmes karangan Doyle kemudian diadaptasi ke media hiburan lain seperti film, drama radio, serial, & video game hingga lebih dari seabad berikutnya. Bukan hanya itu, perlengkapan-perlengkapan yang biasa dipakai oleh Holmes seperti kaca pembesar, topi deerstalker, & pipa cangklong sekarang identik sebagai perlengkapan khas detektif.

Di London, Inggris, sebuah museum yang alamatnya sama dengan alamat Holmes di dalam novel juga didirikan khusus untuk mengabadikan segala hal yang berkaitan dengan Holmes. Sejak pertama kali dibuka pada tahun 1990, museum tersebut konon sudah dikunjungi oleh lebih dari 2 juta Sherlockian. Selain di London, museum khusus Holmes juga didirikan di Meiringen, suatu desa di Swiss yang dalam cerpennya menjadi lokasi di mana Holmes terjatuh ke dalam jurang.


Patung Sherlock Holmes di Meiringen, Swiss. (tripadvisor.com)


ALUR CERITA (BUKU)

Sherlock Holmes adalah seorang detektif swasta asal Inggris yang hidup pada akhir abad ke-19 hingga permulaan abad ke-20. Tidak banyak yang diketahui mengenai kehidupan pribadi Holmes sebelum menjadi detektif, termasuk mengenai keluarganya. Satu dari sedikit anggota keluarga Holmes yang sudah diketahui adalah kakaknya yang bernama Mycroft Holmes.

Menurut pengakuan Sherlock, kakaknya tersebut sebenarnya memiliki bakat detektif yang lebih baik dibandingkan dirinya. Namun karena ia bukanlah tipe orang yang gemar melakukan aktivitas fisik di luar ruangan demi menyelesaikan kasus, Mycroft pun memilih untuk bekerja sebagai pegawai pemerintah & lebih suka menghabiskan waktu luangnya di sebuah perkumpulan bernama Diogenes Club.

Sebelum menjalani profesinya sebagai detektif swasta profesional, (Sherlock) Holmes sempat menempuh pendidikan hingga jenjang universitas. Pada masa kuliahnya itu pulalah, Holmes menangani kasus kejahatan pertamanya. Dalam kasus tersebut, teman kuliah Holmes yang bernama Victor Trevor meminta Holmes untuk memecahkan makna rahasia dari surat yang dikirimkan oleh teman lama ayah Victor.

Saat Holmes tinggal di London, ia bertemu dengan seorang mantan dokter militer Inggris yang bernama Watson. Keduanya kemudian memutuskan untuk tinggal bersama-sama di sebuah apartemen yang beralamat di 221B Baker Street karena mereka sama-sama tidak memiliki cukup uang jika harus menanggung biaya sewa apartemennya seorang diri.

Watson & Holmes. (ΛΦΠ / wikipedia.org)

Walaupun awalnya merasa canggung dengan kebiasaan-kebiasaan aneh Holmes, Watson pada akhirnya bisa menyesuaikan diri & bahkan kerap dipercaya oleh Holmes untuk menjadi partnernya saat sedang menangani kasus-kasus kejahatan.

Setiap kali Watson & Holmes baru saja menyelesaikan suatu kasus, Watson akan mencatat pengalamannya tersebut. Kasus-kasus yang pernah mereka tangani sungguh beragam. Mulai dari kasus yang hanya melibatkan orang biasa, hingga yang melibatkan pemimpin negara lain.

Semuanya berjalan lancar-lancar saja hingga pada tahun 1891, Holmes menangani kasus yang melibatkan James Moriarty, seorang profesor matematika yang aslinya merupakan pemimpin organisasi kriminal rahasia. Saking kuatnya peran yang dimiliki oleh Moriarty dalam aksi-aksi kejahatan tingkat tinggi, Holmes sampai menjuluki Moriarty sebagai "Napoleon-nya dunia kejahatan" (the Napoleon of crime).

Selama 3 bulan, Holmes mengumpulkan begitu banyak bukti supaya Moriarty & semua anak buahnya bisa ditangkap. Selama itu pulalah, anak-anak buah Moriarty beberapa kali mencoba membunuh Holmes sambil menyamarkannya sebagai kecelakaan. Saat Holmes merasa kalau bukti-bukti yang dikumpulkannya sudah cukup, ia kemudian mengirimkan pesan kepada polisi sebelum kemudian pergi menyeberang ke Eropa bersama dengan Watson supaya dirinya aman dari ancaman Moriarty.

Meskipun Holmes sudah bersusah payah, Moriarty pada akhirnya tetap berhasil menelusuri jejak Holmes hingga ke Meiringen, Swiss. Sesampainya Moriarty di sana, ia kemudian mengutus anak buahnya untuk mengelabui Watson supaya pergi meninggalkan Holmes seorang diri. Saat Watson sudah pergi, Moriarty kemudian menyerang Holmes di tepi jurang. Perkelahian sengit pun terjadi & keduanya sama-sama terjatuh ke dalam jurang.

Profesor Moriarty. (Guise / wikipedia.org)

Moriarty tewas dalam peristiwa tersebut, namun Holmes dengan sigap berhasil menggunakan tongkatnya untuk berpegangan pada tebing & kemudian memanjat ke atas dengan selamat. Sadar kalau masih ada sisa-sisa anak buah Moriarty yang mengincar nyawanya, Holmes memutuskan untuk mengembara ke Asia & Afrika sambil merahasiakan identitas aslinya. Baru pada tahun 1894, Holmes kembali ke Inggris & bertemu kembali dengan Watson.

Hingga bertahun-tahun berikutnya, Holmes melanjutkan perannya sebagai detektif yang kerap dipercaya untuk menangani kasus-kasus sulit. Saat Holmes akhirnya memutuskan untuk pensiun, ia pindah ke daerah Sussex di Inggris selatan & kemudian melanjutkan hidupnya sebagai peternak lebah. Namun pada tahun 1907, Holmes sempat kembali memanfaatkan keahliannya sebagai detektif saat ia berpapasan dengan Fitzroy McPherson, seorang warga lokal merangkap guru yang tewas dengan punggung penuh luka.



KARAKTERISTIK

Holmes dideskripsikan sebagai pria berpenampilan kurus dengan tinggi 180 cm. Walaupun kurus, Holmes bukanlah sosok yang lemah karena ia gemar melakukan latihan fisik, khususnya saat hendak menyelidiki kasus-kasus tertentu.

Holmes juga mahir bertarung karena ia menguasai aneka macam keterampilan bela diri seperti tinju, anggar, & baritsu / bartitsu (sejenis teknik bela diri yang menggunakan tongkat sebagai senjata utamanya). Holmes juga memiliki minat akan musik & kerap bermain biola saat sedang merasa bosan.

Holmes sehari-harinya bekerja sebagai detektif swasta. Ia menggunakan apartemennya sendiri sebagai laboratorium forensik pribadi, sekaligus sebagai kantor untuk menerima klien & anggota polisi yang hendak menyewa jasanya. Holmes tergolong selektif & hanya bersedia menyelidiki suatu kasus jika menurutnya kasus tersebut benar-benar menantang. Selain bekerja sebagai detektif, Holmes juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai penulis artikel di surat kabar.

Ruangan apartemen Holmes. (smithsonianmag.com)

Ciri khas sekaligus kelebihan utama dari Holmes adalah tingkat kecermatannya yang luar biasa. Ia bisa mengetahui karakteristik seseorang secara akurat hanya dengan melihatnya atau memeriksa jejak yang ditinggalkannya. Sebagai contoh, saat pertama kali bertemu dengan Watson, Holmes langsung tahu kalau Watson pernah bertugas di Afganistan hanya dengan melihat perawakan & kulitnya yang kecokelatan.

Dalam contoh lain, Holmes bisa mengetahui tinggi badan seseorang yang belum pernah ditemuinya hanya dengan melihat jarak antar jejak kaki & posisi tulisan yang ditinggalkan oleh orang tersebut. Holmes selalu membawa kaca pembesar saat melakukan penyelidikan untuk membantunya menemukan jejak kejahatan di tempat kejadian perkara (TKP) yang luput dari mata manusia normal.

Dikombinasikan dengan kemampuan deduksinya yang tinggi & wawasannya yang luas (khususnya di bidang kimia), Holmes bisa membayangkan bagaimana terjadinya suatu peristiwa secara akurat & kemudian menerka-nerka siapa pelaku dalam peristiwa tindak kejahatan tersebut. Selain menggunakan alat bantu & panca indranya sendiri, Holmes kadang-kadang memanfaatkan jasa anjing pudel yang bernama Toby untuk membantunya melacak jejak.

Holmes juga pandai menyamar & bisa bertindak manipulatif jika situasinya mengharuskan demikian. Saat ia diminta oleh raja Bohemia untuk mengambil foto milik seorang wanita yang bernama Irene Adler, Holmes menyewa sejumlah orang untuk berpura-pura memukulinya supaya Holmes bisa berpura-pura sekarat & kemudian dibawa masuk ke dalam rumah Adler. Dalam contoh kasus lain, saat Holmes sedang mencari pembunuh asli Bartholomew Sholto, Holmes mengupah anak-anak jalanan supaya mereka bersedia menjadi mata-mata Holmes.

Holmes saat menggunakan kaca pembesar.

Holmes memiliki sifat penyendiri & tidak memiliki banyak teman. Ia juga membenci ketenaran & tidak tertarik untuk menjalin hubungan romantis. Saat sedang senggang, Holmes lebih suka menghabiskan waktunya untuk mempelajari hal-hal baru di bidang forensik.

Demi memuaskan rasa ingin tahunya, Holmes tidak segan-segan melakukan hal-hal yang dianggap melampaui batas. Sebagai contoh, hanya untuk mengetahui apakah luka memar bisa timbul pada tubuh orang yang sudah meninggal, Holmes nekat memukuli mayat-mayat yang ada di rumah sakit.

Karena Holmes kerap berhasil memecahkan kasus-kasus yang normalnya tidak bisa diselesaikan oleh polisi, Holmes pun begitu dihormati oleh kalangan penegak hukum & golongan menengah ke atas yang pernah menyewa jasanya. Hal tersebut pada gilirannya membuat Holmes kerap menunjukkan sikap sombong & memandang rendah orang-orang yang menurutnya tidak sepintar dirinya.

Meskipun begitu, Holmes juga tidak segan-segan menunjukkan rasa hormat kepada orang-orang yang lebih cerdik dibandingkan dirinya. Misalnya kepada Irene Adler yang berhasil melarikan diri sebelum Holmes berhasil memojokkannya.

Sisi negatif Holmes bukan hanya terbatas pada sifatnya yang arogan. Saat sedang merasa bosan, Holmes akan mengkonsumsi obat bius atau menembakkan pistolnya sendiri ke arah dinding. Lalu meskipun Holmes memiliki wawasan yang luas & tingkat kecerdasan layaknya orang jenius, Holmes bukanlah orang yang tahu akan segala hal. Sebagai contoh, Holmes mengaku tidak tahu apa komposisi dari Tata Surya.

Holmes sendiri mengaku ia sengaja tidak mempelajari hal macam itu karena ia tidak tertarik untuk mengingat hal-hal yang tidak memiliki kaitan dengan pekerjaannya sebagai detektif. Namun Holmes juga sadar kalau ada kalanya ia harus mempelajari hal baru untuk kasus-kasus tertentu yang sedang ia selidiki. Sebagai solusinya, Holmes pun memiliki koleksi ensiklopedia & kliping surat kabar yang bakal ia gunakan setiap kali ia memerlukan sumber informasi tambahan.



DAFTAR BUKU SHERLOCK HOLMES

Untuk membaca / mengunduh masing-masing buku secara gratis dalam versi bahasa Inggris, silakan klik judul buku yang bersangkutan.

Novel

-  (1887)  "A Study in Scarlet"
-  (1890)  "The Sign of the Four"
-  (1902)  "The Hound of the Baskervilles"
-  (1915)  "The Valley of Fear"

Kumpulan Cerpen

-  (1892)  "The Adventures of Sherlock Holmes"
-  (1893)  "The Memoirs of Sherlock Holmes"
-  (1904)  "The Return of Sherlock Holmes"
-  (1917)  "His Last Bow"
-  (1927)  "The Case-Book of Sherlock Holmes"

© Rep. Eusosialis Tawon



REFERENSI

Armstrong, J.K.. 2016. "How Sherlock Holmes changed the world".
(www.bbc.com/culture/article/20160106-how-sherlock-holmes-changed-the-world)

Bekker, H.. 2012. "Visit the Sherlock Holmes Museum in Meiringen, Switzerland".
(www.european-traveler.com/switzerland/visit-the-sherlock-holmes-museum-in-meiringen-switzerland/)

Doyle, A.C.. 1992. "Petualangan Sherlock Holmes". PT Gramedia, Jakarta.

Doyle, A.C.. 1993. "Kembalinya Sherlock Holmes". PT Gramedia, Jakarta.

Doyle, A.C.. 1995. "Memoar Sherlock Holmes". PT Gramedia, Jakarta.

Doyle, A.C.. 2001. "Penelusuran Benang Merah". PT Gramedia, Jakarta.

Doyle, A.C.. 2001. "Salam Terakhir". PT Gramedia, Jakarta.

Doyle, A.C.. 2002. "Empat Pemburu Harta". PT Gramedia, Jakarta.

Doyle, A.C.. 2002. "Koleksi Kasus Sherlock Holmes". PT Gramedia, Jakarta.

Doyle, A.C.. 2002. "Lembah Ketakutan". PT Gramedia, Jakarta.

Doyle, A.C.. 2003. "Anjing Setan". PT Gramedia, Jakarta.

Haston, E.. 2016. "In the footsteps of Sir Arthur Conan Doyle".
(stories.rbge.org.uk/archives/18307)

Perry, M.. "Sherlock Holmes and Dr. Joseph Bell".
(www.conandoyleinfo.com/sherlock-holmes/sherlock-holmes-and-dr-joseph-bell/)

Strawberry Tours. "The Ultimate Guide to visiting the Sherlock Holmes Museum".
(strawberrytours.com/london/museums/sherlock-holmes-museum)

Usborne, S.. 2014. "Sherlock Holmes and the case of copyright".
(www.independent.co.uk/arts-entertainment/books/features/sherlock-holmes-and-case-copyright-9042539.html)

Wikipedia. "Popular culture references to Sherlock Holmes".
(en.wikipedia.org/w/index.php?title=Popular_culture_references_to_Sherlock_Holmes&oldid=937298034)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.