Ngengat Bulan Sulawesi, Serangga Indah Berekor Panjang



Ngengat bulan Sulawesi yang sedang hinggap di atas tembok. (mothmyspace.tumblr.com)

Ngengat bulan Sulawesi (Sulawesi moon moth; Actias isis) adalah nama dari sejenis ngengat yang hanya dapat ditemukan di Pulau Sulawesi, Indonesia. Nama "bulan" pada ngengat ini diberikan karena pada bagian atas sayapnya, terdapat pola yang bentuknya menyerupai bulan sabit.

Selain pola berbentuk bulan pada sayapnya, ngengat bulan Sulawesi juga dapat dikenali dengan melihat rentang sayapnya yang besar (sekitar 12 cm lebih) & ekor pada sayap belakangnya yang berukuran amat panjang.

Ngengat bulan Sulawesi memiliki penampilan yang serupa dengan ngengat luna (Actias luna). Hal yang wajar karena dalam klasifikasi ilmiah, ngengat bulan Sulawesi & ngengat luna sama-sama tergabung dalam genus Actias.

Ngengat anggota genus Actias memiliki ekor panjang pada sayapnya supaya ngengat ini bisa mengelabui kelelawar saat terbang pada malam hari. Sedikit informasi, kelelawar berburu dengan cara terbang sambil mengeluarkan suara ultrasonik dari moncongnya.

Ilustrasi kelelawar yang sedang mengeluarkan suara ke arah ngengat mangsanya. (peec.org)

Begitu suaranya mengenai sesuatu, maka suara tersebut akan langsung terpantul kembali ke arah telinga kelelawar. Dengan menganalisa suara pantulan tersebut, kelelawar bisa mengetahui jenis & lokasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Termasuk lokasi serangga malam yang menjadi mangsanya.

Di sinilah ekor pada sayap ngengat menunjukkan fungsinya. Karena ekor ngengat berukuran amat panjang, ekor tersebut nampak tidak ada bedanya dengan badan ngengat saat terpapar oleh suara kelelawar. Begitu suara kelelawar mengenai ekor sayap ngengat, kelelawar akan langsung menyerang ekor tersebut.

Ngengat yang ekornya diserang spontan akan langsung tahu kalau ada kelelawar yang mencoba membunuhnya. Supaya selamat, ngengat tersebut akan langsung terbang menjauhi kelelawar.

Ekor pada sayap ngengat memang bakal mengalami kerusakan akibat serangan kelelawar tadi. Namun bagi sang ngengat, lebih baik kehilangan ekor daripada kehilangan badan / kepalanya.

Kelelawar bukanlah satu-satunya hewan yang menjadi musuh ngengat. Pada siang hari, ngengat bulan Sulawesi juga rentan dimakan oleh burung. Untuk mengatasinya, ngengat bulan Sulawesi memiliki sayap berwarna cokelat / kuning supaya sulit dibedakan dari daun tanaman saat dilihat.

Ngengat bulan Sulawesi betina & jantan di atas tangan manusia. (breedingbutterflies.com)

Bicara soal warna, ngengat bulan jantan & betina bisa dibedakan dengan melihat warna sayapnya. Jika ngengat jantan memiliki sayap berwarna kombinasi cokelat & kuning, maka betina memiliki sayap berwarna dominan kuning.

Ngengat jantan juga memiliki ekor sayap yang bentuknya lebih panjang & ramping dibandingkan dengan ekor sayap betina. Pasalnya ngengat jantan lebih sering terbang dibandingkan betina, sehingga pejantan memerlukan ekor yang panjang untuk melindunginya dari ancaman kelelawar.



BERKELANA DEMI PASANGAN KAWIN

Saat waktunya untuk kawin sudah tiba, ngengat bulan Sulawesi betina akan berdiam sambil mengeluarkan feromon / zat berbau. Begitu ngengat jantan mencium bau feromon tersebut, ngengat jantan akan langsung terbang menuju sumber bau untuk menemukan ngengat betina.

Jika ngengat jantan berhasil tiba di lokasi ngengat betina dengan selamat, keduanya sesudah itu akan melakukan perkawinan. Betina sesudah itu akan menaruh telur-telurnya pada daun tanaman, di mana pohon kayu putih & sweetgum menjadi tanaman favorit ngengat ini untuk menaruh telur-telurnya.

Telur ngengat bulan Sulawesi membutuhkan waktu antara 10 - 18 hari untuk menetas menjadi ulat. Ulat yang baru menetas pada awalnya nampak berbulu & berwarna gelap. Namun sesudah berganti kulit, ulat tersebut akan memiliki tubuh berwarna hijau terang.

Ulat ngengat bulan Sulawesi yang baru menetas. (silkmothsandmore.com)

Ulat ngengat bulan Sulawesi sesudah pergantian kulit keempat. (Robin Allen / wikipedia.org)

Tugas dari ulat adalah makan sebanyak mungkin supaya bisa tumbuh & menyimpan cadangan makanan sebanyak-banyaknya. Setiap kali sudah mencapai ukuran tertentu, ulat akan mengalami pergantian kulit.

Saat ulat sudah berusia 6 - 7 minggu, ulat akan berubah menjadi kepompong yang warnanya gelap & dilindungi oleh cangkang sutra (kokon) yang berwarna terang. Fase kepompong berlangsung selama sekitar 3 minggu. Sesudah itu, kepompong akan pecah & ngengat dewasa akan keluar dari dalamnya.

Sepasang kepompong ngengat bulan Sulawesi. Benda menyerupai serat berwarna putih di bawah kepompong adalah cangkang sutranya. (Robin Allen / wikipedia.org)

Ngengat bulan Sulawesi dewasa hanya memiliki usia maksimum beberapa hari karena ngengat dewasa tidak memiliki mulut & tidak bisa makan. Sebagai gantinya, ngengat ini mengandalkan cadangan makanan yang dikumpulkannya dari fase larva / ulat sebagai sumber energi.

Ngengat bulan Sulawesi tidak memiliki mulut karena tugas dari ngengat dewasa hanyalah kawin & berkembang biak. Jika ia sudah selesai melakukan reproduksi, maka sudah selesai pulalah tugasnya di dunia. Supaya ngengat dewasa senantiasa memiliki energi yang cukup untuk terbang & berkembang biak, ngengat dewasa amat jarang terbang & lebih banyak menghabiskan waktunya bertengger pada tanaman.

Di luar Indonesia, ngengat bulan Sulawesi merupakan hewan yang cukup populer bagi mereka yang memiliki hobi memelihara ngengat. Pasalnya selain memiliki penampilan yang terkesan cantik, ngengat bulan Sulawesi juga memiliki metode pemeliharaan yang cukup mudah.

Ulat ngengat bulan Sulawesi bisa tumbuh secara optimal jika ditempatkan dalam wadah bersuhu hangat & dilengkapi dengan tanaman makanannya. Jika ulatnya sudah berubah menjadi ngengat dewasa, ngengat tersebut juga bisa menghasilkan keturunan baru jika ditempatkan bersama dengan lawan jenisnya.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Saturniidae
Genus : Actias
Spesies : Actias isis (Sonthonnax, 1899)



REFERENSI

Coppens, B.. "Actias isis — “Sulawesi moon moth”.
(breedingbutterflies.com/actias-isis-sulawesi-moon-moth/)

Mindat.org. "Actias isis".
(www.mindat.org/taxon-10576609.html)

Silkmoths and More. "Actias isis".
(www.silkmothsandmore.com/species/saturniidae/actias/actias-isis?ep[74629370][page]=0)

Yong, E.. 2015. "Why Do Luna Moths Have Such Absurdly Long Tails?".
(www.nationalgeographic.com/science/article/why-do-luna-moths-have-such-absurdly-long-tails)
  






COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.