Siput Samudra Biru, Sang Bidadari Lautan yang Mematikan



Siput samudra biru yang sedang mengapung di air dangkal. (nudibranch.com.au)

Salah satu hewan paling unik yang belum banyak diketahui orang adalah siput samudra biru (blue ocean slug; Glaucus atlanticus). Ada sejumlah hal yang menyebabkan kenapa hewan yang masih termasuk sebagai anggota ordo Nudibrachia (siput laut tak bercangkang) ini bisa dikatakan unik.

Hal pertama jelas bisa dilihat dari bentuknya yang tidak biasa. Hewan yang rata-ratanya berukuran antara 5 - 8 cm ini memiliki bentuk yang jika dilihat bisa dibilang mirip... kadal berkaki enam, mungkin? Bentuknya yang unik juga yang membuat hewan ini sempat dikira sebagai serangga laut & bahkan fase larva dari suatu spesies hiu.

Siput samudra biru / samudera biru banyak ditemukan di perairan hangat di seluruh dunia, terutama di perairan sekitar Eropa & Afrika bagian selatan. Di bagian perutnya terdapat semacam gelembung udara yang membantunya mengapung & melayang-layang di lautan.

Kemampuannya itu pulalah yang menyebabkan hewan ini diberi nama genus "Glaucus", nama dewa laut dari mitologi Yunani yang dalam kisahnya dipaksa hidup terombang-ambing selamanya di laut. Hal yang masih diperdebatkan adalah mengenai apakah siput samudra biru hanya melayang di air mengikuti arus laut, ataukah dia bisa bergerak sendiri.

Siput samudra biru di atas tangan manusia.

Layaknya siput telanjang lain, siput samudra biru juga memiliki pewarnaan mencolok tersendiri. Bagian perutnya berwarna biru terang, sementara bagian punggungnya berwarna perak keabuan gelap. Pewarnaan tersebut bukan tanpa alasan. Warna perutnya menyerupai warna terang cahaya matahari dari atas permukaan laut jika dilihat dari bawah, sementara jika dilihat dari atas warnanya seperti warna biru samudra.

Hal tersebut lantas membuat siput samudra biru sulit dilihat dari jauh & membantu melindunginya dari predator yang mengandalkan penglihatan untuk mencari mangsanya semisal burung laut. Teknik pewarnaan untuk kepentingan perlindungan tersebut dikenal sebagai "countershading".

Hal paling menarik sekaligus mencengangkan adalah jika kita menelusuri perilaku makan dari siput samudra biru. Siput samudra biru adalah hewan karnivora yang hidup dengan memakan hewan-hewan hydrozoa (ubur-ubur & kerabatnya) yang beracun.

Salah satu hewan yang menjadi mangsa dari siput samudra biru adalah kapal perang Portugis (Portuguese man-o-war) yang panjang tentakelnya bisa mencapai 13 m! Untuk makan, siput samudra biru memakai semacam gigi kecil yang membantunya berpegangan & kemudian merobek bagian tubuh mangsanya. Siput samudra biru juga diketahui memiliki sikap kanibalisme alias saling makan antar sesama spesiesnya.

Kapal perang Portugis, mangsa utama siput samudra biru. (nationalgeographic.com)

Keunikan siput samudra biru belum sampai disitu. Siput samudra biru tidak hanya kebal terhadap racun dari hewan-hewan mangsanya. Ia juga diketahui bisa menyerap racun dari hewan yang dimakannya tersebut & kemudian menyimpannya dalam anggota tubuh cerata yang bentuknya mirip jari-jari.

Racun yang disimpannya tersebut lalu digunakan sebagai alat pertahanan bagi dirinya sendiri sehingga bisa dikatakan, siput samudra biru menjadi beracun dengan menyerap racun dari hewan lain. Karena bisa menimbun racun yang diserap dari mangsanya, siput samudra biru bisa memiliki kadar racun lebih tinggi dari mangsa-mangsanya sekalipun - yang sebenarnya sudah cukup beracun bagi manusia!

Siput samudra biru adalah hewan hermafrodit alias berkelamin ganda. Saat melakukan perkawinan, siput samudra biru akan saling menempelkan perutnya & kemudian melakukan kopulasi. Sesudah melakukan perkawinan, kedua pasangan kawin tersebut akan menghasilkan telurnya sendiri-sendiri.

Telur-telur yang dikeluarkan oleh siput samudra biru dibungkus semacam lapisan berlendir yang membantu melindungi & saling merekatkan telur-telur tersebut. Telur-telur tersebut biasanya dilepaskan begitu saja sehingga melayang bebas di air. Alternatifnya, siput samudra biru akan menaruh telur-telurnya dalam potongan tubuh dari mangsa yang dirobeknya.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Nudibranchia
Subordo : Aeolidinia
Famili : Glaucidae
Genus : Glaucus
Spesies : Glaucus atlanticus (Forster, 1777)



REFERENSI

C. Scocchi & J.B. Wood. "Blue Ocean Slug (Glaucus atlanticus)".
(www.thecephalopodpage.org/MarineInvertebrateZoology/Glaucusatlanticus.html)

Wikipedia. "Glaucus atlanticus".
(en.wikipedia.org/wiki/Glaucus_atlanticus)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.