![]() |
Koloni cacing tabung raksasa di depan cerobong bawah laut. (Sumber) |
Cacing tabung raksasa (giant tube worm; Riftia pachyptila) adalah nama dari sejenis cacing laut yang memperoleh nama demikian sebagai akibat dari penampilan fisiknya yang memang tidak biasa. Hewan ini hidup dalam tabung / pipa berwarna putih yang terbuat dari kitin (bahan yang juga menyusun cangkang udang) di mana tabung tersebut tingginya bisa mencapai 3 m. Tabung tersebut menempel secara permanen di dasar laut sehingga cacing tabung raksasa pun memiliki pola hidup menetap alias tidak pernah bergerak ke mana-mana (sesil).
Cacing tabung raksasa memiliki tubuh berwarna transparan, namun tubuh bagian depannya memiliki warna merah mencolok & berbentuk mengerucut. Warna merah itu sendiri ada karena bagian tersebut dipenuhi oleh hemoglobin, zat yang bisa dijumpai dalam sel darah merah manusia & berfungsi mengikat partikel oksigen. Bagian tubuh itulah yang digunakan oleh cacing tabung raksasa untuk bernapas dengan cara menyerap oksigen yang terdapat dalam air laut. Jika merasa terancam, cacing tabung raksasa akan menarik bagian tubuh yang berwarna kemerahan tersebut ke dalam tabungnya & baru menyembulkannya kembali jika merasa kondisi sudah aman.
![]() |
(Kiri-kanan) Cacing tabung dengan tabung & tanpa tabung sarangnya. |
Cacing tabung raksasa tidak memiliki mulut, mata, & rongga perut. Lantas, bagaimana caranya hewan ini memperoleh makanan & zat gizi yang dibutuhkannya supaya bisa tetap hidup? Jawabannya adalah, cacing tabung raksasa mendapatkan makanan dengan cara melakukan simbiosis mutualisme dengan bakteri. Di bagian dalam tubuh cacing tabung raksasa, terdapat organ bernama "trofosom" (trophosome) yang mengandung banyak bakteri. Simbiosis bermula ketika cacing tabung raksasa menyerap zat-zat kimia yang terdapat dari air laut di sekitar cerobong, misalnya hidrogen sulfida.
Bakteri-bakteri yang tinggal dalam tubuh cacing tabung raksasa lalu merombak zat kimia tersebut menjadi material organik yang bergizi. Bakteri mengkonsumsi sebagian kecil material organik tersebut sebagai makanan bagi dirinya sendiri, sementara sisanya diserap oleh cacing tabung raksasa. Dengan cara inilah, cacing tabung raksasa bisa mendapatkan makanan yang dibutuhkannya. Proses yang dilakukan oleh bakteri tersebut dikenal dengan istilah "kemosintesis" (chemosynthesis). Proses yang sama juga terjadi pada tumbuhan berklorofil. Namun bedanya, tumbuhan menggunakan cahaya matahari, air, & zat hara dalam tanah sebagai bahan baku untuk memproduksi material organik makanannya.
![]() |
Cerobong bawah laut. (Sumber) |
Cacing tabung raksasa tidak memiliki hewan musuh / predator akibat kondisi habitatnya yang memang tidak bisa ditempati sembarang hewan. Ancaman justru datang dari perilaku cerobong bawah laut yang notabene sulit diprediksi. Bergantung dari kondisi magma & dasar samudra di sekitarnya, cerobong bawah laut bisa tersumbat dengan sendirinya atau bahkan menghasilkan letusan besar. Jika hal-hal tersebut sampai terjadi, maka koloni cacing tabung raksasa di sekitarnya bakal ikut musnah. Namun, populasi cacing tabung raksasa nampaknya akan selalu stabil karena jika suatu cerobong bawah laut menghilang, maka akan muncul cerobong bawah laut di tempat lain yang kemudian akan diikuti dengan munculnya koloni cacing tabung raksasa yang baru. - © Rep. Eusosialis Tawon
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Pogonophora
Ordo : Riftiida
Famili : Riftiidae
Genus : Riftia
Spesies : Riftia pachyptila
REFERENSI
Animal Diversity Web - Riftia pachyptila : Information
ARKive - Giant tube worm videos, photos, and facts
NMNH - Giant Tube Worm : Riftia pachyptila
COBA JUGA HINGGAP KE SINI...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar