Konflik Hongaria versus Rumania di Penghujung Perang Dunia I



Hongaria & Rumania seperti yang terlihat pada peta.

Rumania / Romania adalah nama dari sebuah negara yang terletak di Semenanjung Balkan, Eropa Timur. Negara berbendera 3 warna ini berbatasan dengan Laut Hitam di sebelah timur, Bulgaria di selatan, Hongaria & Serbia di sebelah barat, serta Ukraina & Moldova di sebelah utara.

Rumania juga terkenal dengan sebutan "Tanah Drakula" karena dari negara inilah, terdapat sosok bangsawan terkenal bernama Vlad III yang terlibat dalam konflik melawan pasukan Ottoman di abad ke-15 & kemudian menjadi sumber inspirasi dari tokoh drakula penghisap darah dalam novel karangan Bram Stoker yang diterbitkan pada tahun 1897.

Negara Rumania awalnya terbentuk ketika daerah Moldavia & Wallachia mengalami penyatuan pada tahun 1859, namun Rumania sendiri pada waktu itu masih berstatus sebagai negara bawahan / vassal Ottoman. Baru sesudah Ottoman mengalami kekalahan dalam perang melawan Rusia di tahun 1878, Rumania berhasil memperoleh kemerdekaannya secara total.

Peta Moldavia & Wallachia sebelum penyatuan.

Wilayah Rumania ketika pertama kali berdiri masih belum sebesar sekarang karena pada waktu itu wilayah Transylvania yang terletak di sebelah barat Rumania & berpenduduk dominan etnis Romani masih menjadi bagian dari Austria-Hongaria.

Austria-Hongaria merupakan entitas politik yang unik karena walaupun sama-sama mengakui raja Austria sebagai kepala negaranya, daerah Austria & Hongaria memiliki institusi pemerintahan berikut perdana menterinya sendiri-sendiri.

Jika pemerintahan Austria didominasi oleh etnis Jerman, maka pemerintah Hongaria didominasi oleh etnis Hongaria / Magyar. Hal itulah yang mendorong orang-orang Romani di Transylvania untuk mengusahakan otonomi atas daerahnya sendiri.

Alih-alih menuruti keinginan orang-orang Romani setempat, pemerintah Hongaria selaku pemilik Transylavnia justru berupaya mengaburkan identitas etnis Romani di Transylvania secara perlahan dengan cara melarang penggunaan bahasa Romani dalam kegiatan belajar mengajar & membatasi kewenangan yang dimiliki institusi gereja setempat.

Di luar Hongaria, walaupun Rumania memang memiliki ambisi untuk menjadikan Transylvania sebagai bagian dari wilayahnya, Rumania tidak bertindak berlebihan untuk mewujudkan ambisinya tersebut karena Austria-Hongaria merupakan salah satu negara terbesar & terkuat di Eropa pada masanya.

Ambisi Rumania yang awalnya terlihat mustahil tersebut nampak mulai bisa diwujudkan menyusul timbulnya Perang Dunia I (PDI) di tahun 1914 antara Blok Sekutu / Entente melawan Blok Sentral yang salah satu anggotanya adalah Austria-Hongaria.

Rumania awalnya mengambil sikap netral ketika PDI pertama kali meletus. Namun setelah negara-negara anggota Entente memberikan dukungan kepada klaim Rumania atas Transylvania, pada bulan Agustus 1916 Rumania pun menyatakan perang kepada Austria-Hongaria.



RUMANIA VERSUS AUSTRIA-HONGARIA (1916 - 1918)

Invasi pertama pasukan Rumania ke wilayah Austria-Hongaria terjadi pada tanggal 27 Agustus. Dalam invasi tersebut, Rumania memecah pasukannya menjadi 2. Sebagian digerakkan ke sebelah barat untuk membuka jalur menuju Budapest, ibukota Hongaria. Sementara pasukan lainnya digerakkan ke Carpathia timur yang terletak di sebelah barat Moldavia, Rumania utara.

Rumania berharap, pasukan Jerman & Austria-Hongaria jadi tidak bisa terkonsentrasi di 1 titik & pasukan Rumania bisa terus mendapatkan tambahan logistik serta personil dari penduduk etnis Romani setempat selama berlangsungnya perang.

Rencana Rumania tersebut nyatanya tidak berjalan sesuai harapan. Sebabnya adalah pasukan Rumania yang sebelum ini jarang terlibat perang berskala besar merasa kewalahan karena harus bertempur di medan yang bergunung-gunung melawan pasukan Jerman & Austria-Hongaria yang jauh lebih terampil & berpengalaman.

Pasukan Jerman di Bukares, ibukota Rumania. (romaniadacia.wordpress.com)

Rumania juga tidak menduga kalau di sebelah selatan, mereka mendapat serbuan dari pasukan gabungan Jerman, Ottoman, & Bulgaria. Sebagai akibatnya, pasukan Rumania terpaksa mundur & kini negara-negara Blok Sentral berbalik menjadi pihak penyerbu. Puncaknya adalah ketika pada bulan Desember 1916, ibukota Bukares yang terletak di Rumania selatan berhasil ditaklukkan oleh pasukan Blok Sentral sehingga pemerintah Rumania terpaksa mengungsi ke Iasi, Rumania utara.

Rumania pasca jatuhnya Bukares kini wilayahnya terbagi menjadi 2 : zona utara yang masih merdeka & zona selatan yang kini dikuasai oleh Blok Sentral. Situasi makin runyam bagi Rumania setelah Rusia selaku sekutu utama Rumania menarik diri dari PDI pasca munculnya revolusi kaum kiri di negaranya sendiri pada bulan Oktober 1917, sehingga Rumania kini harus berjuang sendirian melawan pasukan banyak negara.

Merasa tidak sanggup lagi bertahan dengan kekuatan yang makin menipis, pemerintah Rumania pun terpaksa mengibarkan bendera putih pada bulan Mei 1918. Namun menyusul timbulnya kekacauan internal di Jerman & Austria-Hongaria, Rumania kembali menyatakan perang kepada Blok Sentral pada bulan November 1918 sehingga di akhir PDI, Rumania berhasil mendapatkan wilayah Transylvania seperti yang awalnya sudah dijanjikan oleh Blok Entente.



RUMANIA VERSUS HONGARIA (1919 - 1920)

Berakhirnya PDI diikuti dengan bubarnya Austria-Hongaria & munculnya Hongaria sebagai negara republik yang baru merdeka. Terhitung sejak bulan Maret 1919, Hongaria dipimpin oleh Bela Kun yang menganut ideologi komunis. Supaya bisa menarik simpati rakyat Hongaria, Kun berjanji kalau rezimnya akan memulihkan kembali wilayah-wilayah Hongaria yang lenyap seusai PDI.

Kun merasa percaya diri akan janjinya tersebut karena dia yakin kalau Uni Soviet akan membantu Hongaria begitu perang melawan Rumania meletus karena baik Hongaria maupun Soviet kini sama-sama dikuasai oleh rezim komunis.

Bela Kun saat berpidato di hadapan pengikutnya. (Bildboy / wikipedia.org)

Naiknya kubu komunis ke pemerintahan Hongaria ganti mengundang rasa tidak suka dari Rumania. Maka, pada tanggal 15 April pasukan Rumania pun melakukan serangan ke balik perbatasan kedua negara. Karena pasukan Rumania memiliki keunggulan dalam hal jumlah personil & kualitas persenjataan, pasukan Rumania berhasil melaju jauh ke dalam wilayah Bulgaria dalam waktu singkat.

Tanggal 23 April misalnya, pasukan Rumania sudah berhasil mencapai kota Debrecen, Hongaria timur. Sementara itu di luar Hongaria, Uni Soviet yang awalnya diharapkan bakal memberi bantuan ternyata tidak melakukannya karena pasukan Soviet sendiri sedang sibuk dengan perang saudara di negaranya.

Pada awal bulan Mei, pasukan Rumania sudah berhasil mencapai sisi timur Sungai Tisza. Sesudah itu, perang sempat terhenti & proses perundingan damai yang juga melibatkan negara-negara adidaya Eropa menyusul. Rumania mengajukan usul kalau mereka bakal mundur jika semua wilayah Hongaria di sisi timur Sungai Tisza diserahkan ke pihak Rumania, namun pihak Hongaria menolaknya.

Di saat perundingan damai menemui jalan buntu inilah, pada tanggal 20 Juli pasukan Hongaria nekat menyerang pasukan Rumania. Serangan tersebut berhasil dibendung pasukan Rumania & sesudah itu, Rumania kembali bertindak sebagai pihak penyerbu.

Tanggal 30 Juli, pasukan Rumania menyeberang ke sisi barat Sungai Tisza. Kurang dari seminggu kemudian atau tepatnya pada tanggal 4 Agustus, pasukan Rumania tiba di Budapest. Namun sebelum pasukan Rumania sampai di Budapest, Bela Kun berhasil melarikan diri terlebih dahulu ke Wina, Austria.

Pasukan artileri Rumania. (forum.nationstates.net)

Perang pun berakhir dengan kemenangan pasukan Rumania & Hongaria sejak itu berada di bawah kendali Rumania. Penjarahan timbul di mana-mana sebagai wujud balas dendam atas pendudukan pasukan Austria-Hongaria & sekutunya di Rumania semasa PDI. Ketika Rumania menarik mundur seluruh pasukannya pada bulan Maret 1920, pasukan Rumania kembali ke negaranya sambil membawa sejumlah besar peralatan pabrik & kendaraan berat.

Pasca konflik antara keduanya, kondisi antara Rumania & Hongaria bagaikan bumi & langit. Jika Rumania berhasil menambah luas wilayahnya & mengumpulkan harta jarahan dari Hongaria, maka kondisi sebaliknya harus dialami oleh Hongaria. Selain kehilangan Carpathia barat & Transylvania di sebelah timur, Hongaria juga harus kehilangan wilayah Slovakia di sebelah barat & Kroasia di sebelah selatan.

Bukan hanya itu, sebagai bagian dari perjanjian damai PDI, Hongaria juga diharuskan mencicil biaya ganti rugi perang & membatasi jumlah personil militernya. Walaupun Hongaria & Rumania tidak pernah lagi terlibat perang sesudah tahun 1920, konflik antara keduanya di penghujung PDI tak pelak meninggalkan noda tersendiri dalam hubungan bilateral kedua negara.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



RINGKASAN PERANG

Waktu & Lokasi Pertempuran
-  Waktu : 1916 - 1919
-  Lokasi : Hongaria, Rumania

Pihak yang Bertempur
(Negara)  -  Austria-Hongaria*, Jerman*, Ottoman*, Bulgaria*, Hongaria (1919)
         melawan
(Negara)  -  Rumania, Perancis*, Rusia (1916 - 1917)

Hasil Akhir
-  Kemenangan pihak Rumania
-  Pasukan Rumania menduduki ibukota Hongaria hingga tahun 1920
-  Wilayah Rumania di sebelah barat bertambah luas

Korban Jiwa
Tidak jelas

Keterangan :
*  = 1916 - 1918



REFERENSI

Bachman, R.D.. 1989. "Greater Romania and the Occupation of Budapest".
(countrystudies.us/romania/19.htm)

Bachman, R.D.. 1989. "Romania Under Charles of Hohenzollern-Sigmaringen".
(countrystudies.us/romania/17.htm)

H. Heppner & R. Graf. 2014. "Romania".
(encyclopedia.1914-1918-online.net/article/romania)

Hitchins, K. A.. 2008. "Romania". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

Szasz, Z.. 2002. "History of Transylvania, vol. III".
(mek.oszk.hu/03400/03407/html/440.html)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



7 komentar:

  1. etnis romani di paragraf kedua merujuk pada "romanian people" atau "romani people" ya? soalnya romani lebih merujuk ke bangsa gypsy

    BalasHapus
  2. wahh sangat berguna sekali bagi presentasiku besok...terima kasih infonya :)

    BalasHapus
  3. Baru tahu sejarah sengketa wilayah Romania-hongaria ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada sebuah ironi, pasca Perang Dunia I kedua negara saling berperang karena sengketa wilayah. Namun, di masa Perang Dunia II, kedua negara justru saling bersekutu dengan NAZI Jerman dan Italia memerangi Uni Soviet. Pasca Perang Dunia II, kedua negara menjadi negara komunis dan menjadi anggota Pakta Warsawa hingga berakhirnya Perang Dingin tahun 1990.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.