CARI

Nyamuk Gajah, Nyamuk Raksasa Penghasil Larva Kanibal



Toxorhynchites rutilus jantan. (Colin Hutton / bugguide.net)

Nyamuk gajah (elephant mosquito) adalah nama dari sejenis nyamuk yang mendapatkan nama demikian sebagai akibat dari ukurannya yang besar untuk ukuran nyamuk. Ada setidaknya 17 spesies nyamuk gajah yang sudah teridentifikasi & semuanya termasuk ke dalam genus Toxorhynchites.

Masing-masing spesies Toxorhynchites memiliki ukuran maksimum & habitat yang bervariasi. Sebagai contoh, spesies Toxorhynchites brevipalpis yang berasal dari kawasan tropis Afrika rentang sayapnya bisa mencapai 2,5 cm.

Spesies T. splendens di lain pihak memiliki ukuran yang sedikit lebih kecil dibandingkan T. brevipalpis. Panjang tubuhnya "hanya" mencapai 0,7 cm dengan rentang sayap maksimum 1,2 cm. Habitatnya tersebar mulai dari wilayah Sri Lanka hingga Kepulauan Fiji di Pasifik.

Spesies T. rutilus memiliki ukuran yang serupa dengan T. splendens. Bedanya adalah jika T. splendens habitat liarnya berada di kawasan tropis Asia & Oseania, maka spesies T. rutilus habitat aslinya berada di wilayah timur AS yang beriklim 4 musim.

Nyamuk gajah secara garis besar memiliki siklus hidup yang serupa dengan spesies-spesies nyamuk lainnya. Mereka menjalani metamorfosis sempurna yang terdiri dari fase telur, larva jentik-jentik, kepompong, & nyamuk dewasa.

Nyamuk betina menaruh telurnya secara terapung di permukaan air. Tempat-tempat yang digunakan oleh nyamuk betina untuk menaruh telurnya adalah perairan berarus tenang, misalnya di genangan air yang terdapat di cekungan pohon & ban mobil bekas. Telur tersebut selanjutnya menetas menjadi jentik-jentik yang pandai berenang dengan cara mengibas-ngibaskan tubuhnya.

Jentik-jentik nyamuk gajah tidak bisa bernapas di dalam air & harus menghirup oksigen dari udara luar secara berkala dengan memakai tabung pernapasan di ujung ekornya. Seperti nyamuk dewasa yang berukuran besar, jentik-jentik nyamuk gajah juga memiliki ukuran yang besar. Instar / fase pertumbuhan terakhir jentik-jentik ini bisa tumbuh hingga sepanjang 2 cm.

Jentik-jentik nyamuk gajah (atas) saat memakan jentik-jentik lain. (Omar Fahmy / bugguide.net)

Keunikan jentik-jentik nyamuk gajah belum sampai di sana. Pada umumnya jentik-jentik hidup dari memakan plankton & partikel kecil yang ada di air. Namun jentik-jentik nyamuk gajah justru hidup dari memakan serangga air kecil & jentik-jentik nyamuk lainnya.

Seekor jentik-jentik nyamuk gajah bisa memakan setidaknya 400 ekor jentik-jentik sebelum berubah menjadi kepompong. Jika perairan tempatnya hidup terlalu sempit, tidak jarang jentik-jentik nyamuk gajah memakan jentik-jentik nyamuk gajah lain yang ukurannya lebih kecil.

Jika sudah mencapai instar ke-4, jentik-jentik nyamuk gajah akan berubah menjadi kepompong. Karena kepompong nyamuk gajah dilengkapi dengan ekor, kepompong nyamuk gajah bisa berenang menuju perairan yang lebih dalam jika dirinya merasakan getaran di dekatnya. Kepompong tersebut selanjutnya akan merekah di permukaan air & memunculkan nyamuk dewasa.

Baik nyamuk jantan maupun betina sama-sama tidak pernah mengkonsumsi darah & hanya hidup dari memakan nektar bunga serta embun madu. Nyamuk jantan memiliki antena yang rambutnya lebih tebal untuk membantunya mencium bau zat feromon yang dilepaskan oleh nyamuk betina.

Nyamuk betina di luar genus Toxorhynchites perlu menghisap darah makhluk lain supaya bisa mendapatkan cukup protein untuk mematangkan telur-telurnya. Namun hal demikian tidak berlaku pada nyamuk gajah.

Fenomena ini mungkin ada kaitannya dengan siklus hidup nyamuk gajah itu sendiri. Karena larvanya sudah menimbun makanan dalam jumlah besar usai memakan larva serangga air lainnya, nyamuk betina dewasa sudah memiliki cadangan protein yang diperlukan untuk mematangkan telur-telurnya.

Perbandingan ukuran nyamuk gajah dengan jari manusia. (Al Denelsbeck / wading-in.net)

Karena nyamuk gajah tidak pernah menyerang manusia & jentik-jentik nyamuk ini memiliki sifat kanibal terhadap jentik-jentik nyamuk lain, nyamuk gajah pun mulai dimanfaatkan sebagai insektisida alamiah untuk membasmi nyamuk penyebar penyakit di suatu wilayah.

Di daerah Subang, Malaysia, nyamuk gajah mulai dilepaskan sejak bulan Oktober 2011 untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah. Hasilnya cukup positif karena kawasan Subang yang awalnya sempat terkena wabah demam berdarah tidak pernah lagi terkena wabah hingga pertengahan tahun 2013.

Penggunaan nyamuk gajah untuk membasmi nyamuk penyebab penyakit sendiri bukanlah tanpa kendala. Jumlah jentik-jentik yang dihasilkan oleh nyamuk gajah masih kalah banyak dibandingkan jumlah jentik-jentik yang dihasilkan oleh nyamuk penyebar penyakit.

Sebagai akibatnya, nyamuk gajah harus dilepaskan dalam jumlah besar di area yang sama supaya bisa menekan populasi nyamuk penyebar penyakit secara optimal. Hal tersebut pada gilirannya berdampak pada tingginya biaya yang diperlukan untuk membiakkan & mendistribusikan nyamuk gajah supaya bisa menjadi pembasmi nyamuk alamiah yang efektif.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Genus : Toxorhynchites



REFERENSI

B.J. Goettle & P.H. Adler. "Elephant (or Treehole) Predatory mosquito".
(www.dnr.sc.gov/cwcs/pdf/Predmosquit)

Cotinis, dkk.. 2004. "Species Toxorhynchites rutilus - Elephant Mosquito".
(bugguide.net/node/view/8120)

ITIS. "Toxorhynchites".
(www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=125932#null/)

L.E. Collins & A. Blackwell. 2000. "The biology of Toxorhynchites mosquitoes and their potential as biocontrol agents".
(www.cabi.org/bni/FullTextPDF/2000/20003030873.pdf)

Megacatch. "Mosquito Life Cycle".
(megacatch.com/mosquito-lifecycle-faqs/)

ScienceMag. "Toxorhynchites brevipalpis".
(www.sciencemag.org/site/feature/data/mosquito/mtm/t_brevi.html)

Sen, T.E.. 2014. "Usage of 'elephant mosquitoes' shows positive results in reducing aedes".
(www.astroawani.com/berita-malaysia/usage-elephant-mosquitoes-shows-positive-results-reducing-aedes-31234)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.