Seladang, Lembu Raksasa dari Selatan Asia



Seekor seladang jantan. (nationalgeographic.com)

Lembu (bovine) adalah sebutan untuk sejenis hewan mamalia dengan ciri-ciri khusus seperti tanduk berjumlah sepasang, tubuh gemuk serta memanjang, & lambung yang terbagi ke dalam 4 bagian. Lembu terdiri dari beragam spesies yang semuanya dikategorikan dalam subfamili Bovinae.

Bagi manusia, lembu bukanlah hewan yang asing karena sejumlah spesies hewan ini sudah diternakkan untuk diambil daging & susunya. Fisik lembu yang kekar juga membuat hewan ini kerap diberdayakan sebagai hewan angkut & pembajak sawah.

Dari sekian banyak spesies lembu yang sudah diketahui oleh manusia, tidak ada lembu lain yang ukurannya lebih besar dibandingkan seladang (Bos gaurus). Pasalnya hewan yang satu ini bisa tumbuh hingga sepanjang 3,3 m, setinggi 2,2 m, & seberat 1.000 kg. Seladang jantan normalnya berukuran 25 persen lebih besar dibandingkan betina. Baik seladang jantan maupun betina sama-sama memiliki tanduk berwarna putih yang bentuknya melengkung, di mana tanduk tersebut panjangnya bisa mencapai 1,1 meter.

Selain ukurannya yang besar, seladang bisa dibedakan dari spesies lembu lainnya dengan melihat tubuhnya yang berwarna cokelat kehitaman & kaki bawahnya yang berwarna putih. Habitat asli gaur terletak di Asia Selatan & Tenggara, tepatnya mulai dari India Selatan, Nepal, hingga Malaysia.

Kawasan padang rumput & hutan di perbukitan dengan ketinggian maksimum 1.800 m menjadi kawasan di mana seladang lazimnya bisa ditemukan. Karena penampilannya yang besar layaknya bison Amerika, seladang oleh orang-orang Barat juga dikenal dengan nama lain "bison India" (Indian bison). Kalau di India sendiri, hewan yang bersangkutan lebih dikenal dengan nama "gaur".

Seladanr adalah hewan herbivora alias pemakan tumbuhan. Makanan favoritnya adalah rumput hijau. Namun jika makanan macam itu sedang sulit ditemukan, seladang juga mau memakan rumput kering, buah, & daun.

Seladang normalnya adalah hewan diurnal alias aktif pada siang hari. Namun di tempat-tempat yang sudah dihuni oleh manusia, seladang mengubah pola hidupnya menjadi hewan malam (nokturnal). Seladang hidup membentuk kelompok kecil yang jumlahnya bisa mencapai 40 ekor, kendati kelompok berjumlah 8 - 11 ekor lebih sering ditemukan.

Seladang betina beserta anak-anaknya. (vietnamnet.vn)

Berdasarkan susunan anggotanya, kelompok seladang bisa dibedakan menjadi 2 macam. Kelompok pertama terdiri dari seekor gaul jantan yang bertindak sebagai pemimpin, beberapa ekor seladang betina dewasa, & anak-anak seladang.

Dalam kelompok kedua, seluruh anggotanya terdiri dari seladang jantan yang belum memiliki pasangan kawin. Seladang jantan yang belum kawin juga bisa hidup menyendiri hingga ia menemukan kelompok yang cocok. Seladang jantan jarang terlibat perkelahian karena seladang yang ukurannya lebih kecil biasanya akan mundur dengan sendirinya.



GEMAR MERAUNG & MENJILAT

Seladang memiliki 2 metode komunikasi, yaitu metode suara & jilatan. Ketika seladang merasakan adanya sesuatu, seladang akan mengeluarkan suara lenguhan untuk memperingatkan anggota kelompoknya yang lain. Seladang jantan juga kerap mengeluarkan sura meraung ketika sudah waktunya kawin, di mana suara raungan yang ia buat bisa terdengar hingga sejauh 1,6 km.

Metode jilatan - sesuai namanya - dilakukan oleh seladang dengan cara menjilati seladang lain memakai lidahnya. Metode ini utamanya dilakukan oleh seladang betina kepada anaknya untuk menunjukkan rasa kasih sayang.

Seladang tidak memiliki musim kawin yang spesifik & pada dasarnya bisa melakukan perkawinan kapan saja. Sesudah melakukan perkawinan, seladang betina akan memasuki periode kehamilan selama 10 bulan. Seekor seladang betina normalnya hanya bisa mengandung 1 ekor bayi seladang.

Bayi seladang yang baru lahir bobotnya bisa mencapai 23 kg & hidup dari air susu induknya hingga usia 9 bulan. Seladang mencapai usia kematangan seksual pada usia 3 tahun & bisa hidup hingga usia 26 tahun di dalam penangkaran.

Seladang bukanlah hewan yang agresif & lebih memilih untuk menghidar jika berpapasan dengan makhluk lain yang dianggapnya sebagai ancaman. Namun jika merasa panik atau terpojok, seladang juga bisa melawan dengan ganas.

Seekor harimau yang sedang memakan seladang. (animalsversesanimals.yuku.com)

Ukuran seladang yang besar & tanduknya yang tajam menyebabkan hewan ini bisa membunuh makhluk lain yang mengganggunya. Sudah ada beberapa laporan yang beredar mengenai kasus tewasnya manusia akibat berada terlalu dekat dengan seladang. Selain oleh manusia, seladang juga diburu oleh harimau.

Seperti spesies lembu lainnya, seladang juga dijinakkan oleh manusia. seladang yang sudah dijinakkan oleh manusia dikenal dengan nama "gayal" & memiliki ukuran yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan seladang.

Di habitat liarnya sendiri, seladang tengah menghadapi ancaman kepunahan karena populasinya tinggal tersisa 1.000 ekor. Perburuan gelap oleh manusia, penyempitan habitat, & wabah penyakit dari hewan ternak menjadi penyebab utama menurunnya populasi hewan ini. Untuk mencegah seladang benar-benar punah, hewan ini sudah ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi di negara-negara yang menjadi lokasi habitat aslinya.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Cetartiodactyla
Famili : Bovidae
Subfamili : Bovinae
Genus : Bos
Spesies : Bos gaurus / Bos frontalis



REFERENSI

ARKive. "Gaur (Bos gaurus)".
(www.arkive.org/gaur/bos-gaurus/)

B. Lundrigan & T. Zachariah. 2000. "Bos frontalis".
(animaldiversity.org/accounts/Bos_frontalis/)

J.W. Duckworth, dkk.. 2016. "Gaur".
(www.iucnredlist.org/species/2891/46363646)

Wikipedia. "Gayal".
(en.wikipedia.org/wiki/Gayal)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.