CARI

Pertempuran Delhi (1398), Saat Gajah Dikalahkan Unta



Seekor gajah perang yang sedang dikepung oleh kavaleri pemanah. (Angus McBride)

Gajah adalah hewan darat terbesar di dunia. Berkat ukurannya yang besar, hewan ini pun memiliki tenaga yang juga tidak kalah besar. Oleh karena itulah hewan tersebut lantas dijinakkan oleh manusia untuk beragam keperluan, termasuk untuk keperluan perang. Tenaganya yang perkasa menyebabkan hewan ini bisa dengan mudah mengobrak-abrik pasukan musuh. Bahkan pasukan berkuda pun merasa gentar saat berhadapan dengan gajah karena kuda menjadi gelisah & sulit dikendalikan saat mencium bau gajah.

Kendati terlihat menakutkan, gajah bukanlah hewan yang tidak memiliki kelemahan sama sekali. Pertempuran Delhi yang terjadi di tahun 1398 bisa menjadi contoh bagus mengenai bagaimana cara mengalahkan gajah di medan perang.

Pertempuran itu sendiri membenturkan pasukan Kesultanan Delhi yang diperkuat oleh gajah, melawan pasukan Dinasti Timur yang terkenal dengan keterampilan pasukan berkudanya. Di India sendiri, pertempuran ini dikenang sebagai salah satu peristiwa tersuram dalam sejarah mereka akibat adanya peristiwa pembantaian massal yang berlangsung sebelum & sesudah terjadinya pertempuran.



LATAR BELAKANG

Di abad ke-13, sebagian besar wilayah Asia berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Mongol. Namun konflik perebutan tahta menyebabkan Kekaisaran Mongol secara berangsur-angsur melemah & akhirnya terpecah belah menjadi negara-negara kecil.

Kendati Kekaisaran Mongol pada akhirnya mengalami keruntuhan, kelompok-kelompok suku Mongol sudah terlanjur menyebar & menetap di bekas wilayah kekaisaran. Satu dari sekian banyak kelompok suku tersebut adalah kelompok suku Barlas, di mana mereka menetap di wilayah Asia Tengah. Di wilayah itulah, Timur Lenk / Tamerlane lahir ke dunia pada tahun 1370.

Saat dirinya sudah beranjak dewasa, Timur memiliki ambisi untuk menghidupkan kembali Kekaisaran Mongol. Untuk mewujudkan hal tersebut, Timur pun membangun aliansi dengan iming-iming pembagian harta rampasan perang & melakukan penaklukan ke kawasan Persia / Iran. Berkat kelihaiannya sebagai ahli strategi & seringnya pasukan yang dipimpinnya melakukan pembantaian kepada warga sipil, kerajaan yang didirikannya sukses berkembang dengan cepat.

Patung Timur Lenk di Shahrisabz, Uzbekistan. (ladaria.livejournal.com)

Sukses memantapkan kedudukannya di Asia Barat, Timur kemudian mengalihkan fokusnya ke arah timur. Awalnya Timur memiliki niat menginvasi Cina karena di masa silam, wilayah Cina termasuk dalam wilayah Kekaisaran Mongol.

Namun karena lokasi Cina yang berjarak cukup jauh dari kerajaan yang dikuasainya (Dinasti Timur), ia pun memutuskan untuk melakukan invasi terlebih dahulu ke India yang terkenal dengan kekayaannya yang melimpah. Tepatnya ke Kesultanan Delhi yang saat itu tengah menguasai wilayah India utara & kondisi internalnya sedang melemah akibat perang saudara.

Timur kemudian mengumpulkan para pangeran & panglima bawahannya untuk meminta pendapat mereka terkait rencana menginvasi Delhi. Awalnya sebagian besar dari mereka menyatakan penolakannya karena baik Dinasti Timur maupun Kesultanan Delhi sama-sama merupakan kerajaan Islam. Mereka juga merasa gentar karena bangsa India terkenal akan pasukan gajahnya yang perkasa & wilayahnya penuh dengan bentang alam yang sulit seperti pegunungan, sungai, hingga padang pasir.

Beruntung bagi Timur, tidak semua bawahannya menolak wacananya tersebut. Salah seorang pangeran bawahan Timur yang bernama Muhammad Sultan berpendapat kalau Delhi tetap pantas diserbu. Pasalnya kendati kesultanan tersebut dipimpin oleh orang Islam, pemimpin Delhi dianggap bersikap terlalu lunak kepada penganut Hindu di wilayahnya, sehingga wilayah yang bersangkutan tetap penuh dengan orang-orang yang menganut agama selain Islam. Putra Timur yang bernama Shahrukh Mirza turut menimpali dengan menyatakan kalau siapapun yang berhasil menaklukkan India bakal menjadi penguasa dunia.

Sukses meyakinkan para pangeran & panglima bawahannya untuk menginvasi Delhi, Timur kemudian mulai menyiapkan pasukannya untuk keperluan penyerbuan. Tidak diketahui secara pasti jumlah prajurit yang dikerahkan oleh Timur untuk menginvasi India. Namun jumlahnya diperkirakan berkisar antara 40.000- 100.000 personil, di mana hampir semuanya adalah pasukan berkuda. Bulan Maret 1398, pasukan Timur mulai bertolak ke India & menjarah desa-desa di sepanjang rute yang dilewatinya.



BERJALANNYA PERTEMPURAN

Bulan Desember 1398, pasukan Timur sudah berjarak tidak jauh dari ibukota Delhi. Karena pasukannya melakukan penjarahan tanpa henti di sepanjang perjalanan, pasukan Timur berada dalam kondisi penuh dengan harta jarahan & budak yang jumlahnya mencapai 100.000 orang karena.

Khawatir kalau budak-budak tersebut mungkin bakal memberontak di saat pertempuran melawan pasukan Delhi tengah berlangsung, Timur kemudian memerintahkan supaya semua budak tersebut dibunuh. Ia juga mengancam bakal menghukum mati siapapun yang menolak melaksanakan perintahnya.

Peta lokasi Dinasti Timur (Timurid Empire) serta Kesultanan Delhi. (historycollection.co)

Tanggal 17 Desember, pertempuran yang dinanti-nantikan akhirnya tiba. Sisi kanan formasi pasukan Timur dipimpin oleh cucunya yang bernama Pir Muhammad. Sementara sisi kirinya dipimpin oleh Pangeran Sultan Hussein & Khalil Sultan. Timur sendiri memimpin pasukan yang berada di bagian tengah.

Di sisi yang berseberangan, pasukan Delhi dipimpin langsung oleh sultannya yang bernama Mahmud Tughluk. Selain diperkuat oleh pasukan gajah berbaju zirah yang jumlahnya mencapai 125 ekor, pasukan Delhi juga diperkuat oleh 40.000 infantri & 10.000 kavaleri / pasukan berkuda.

Timur sadar kalau pasukannya berada dalam kondisi cemas mengingat sebelum ini mereka belum pernah berhadapan dengan pasukan gajah. Untuk mengakalinya, Timur kemudian menggunakan elemen yang juga merupakan titik lemah gajah : api.

Menurut salah satu sumber, pasukan Timur mengikat jerami kering pada tubuh unta, kemudian membakar jerami tersebut & menghalau unta-unta tadi ke arah pasukan gajah. Mereka juga menggunakan ketapel raksasa yang melontarkan wadah berisi cairan berapi. Hasilnya manjur. Diserbu oleh kobaran api, gajah-gajah tersebut menjadi panik & kemudian malah berbalik menginjak-injak sesama prajurit Delhi.

Masalah gajah sukses diatasi, Timur kemudian memerintahkan pasukannya untuk menyerbu formasi pasukan Delhi. Di sisi kanan, pasukan Timur menghujani pasukan Delhi dengan anak panah sehingga pasukan Delhi di sisi tersebut merasa tertekan & terpaksa melarikan diri. Sementara di sisi kiri, pasukan Timur sempat terlibat pertarungan jarak dekat sebelum kemudian berhasil mendesak mundur pasukan Delhi.

Di sisi tengah, pasukan Delhi yang dilengkapi dengan gajah mencoba membalikkan situasi dengan cara menyerbu formasi pasukan Timur. Namun dengan cerdik, pasukan Timur melukai belalai gajah supaya sang gajah meronta-ronta kesakitan & tidak bisa dikendalikan.

Kewalahan karena harus menjaga keseimbangannya sendiri di atas punggung gajah, konsentrasi sang  penunggang gajah menjadi terganggu sehingga ia menjadi lebih mudah untuk dipanah. Sadar kalau pihaknya tidak mungkin lagi memenangkan pertempuran, Sultan Mahmud pun memilih untuk melarikan diri dari medan tempur, sehingga Pertempuran Delhi berakhir dengan kemenangan gemilang pasukan Timur.


Lukisan mengenai pasukan Timur saat mengalahkan pasukan gajah Delhi. (Stuntelaar~commonswiki / wikipedia.org)


KONDISI PASCA PERTEMPURAN

Keberhasilan mengalahkan pasukan Delhi sekaligus membuat upaya pasukan Timur untuk menggapai ibukota menjadi tak terbendung. Saat mereka akhirnya tiba di ibukota Delhi, warga lokal Delhi sempat mencoba memberikan perlawanan terakhir. Namun karena mereka bukan tandingan bagi pasukan Timur, yang terjadi kemudian adalah pembantaian & penjarahan besar-besaran.

Sejumlah keluarga Hindu setempat dilaporkan sampai nekat membakar rumah & diri mereka sendiri. Ketika Timur akhirnya meninggalkan Delhi 2 minggu berselang, kota tersebut sudah berada dalam kondisi porak poranda & penuh dengan lautan mayat.

Seusai meninggalkan Delhi, Timur & pasukannya sempat melakukan penaklukan ke daerah-daerah lain di India utara. Saat mereka akhirnya pergi meninggalkan India di tahun 1399, mereka kembali ke negaranya sambil membawa ribuan budak, 90 ekor gajah, & timbunan logam mulia yang jumlahnya tak terhitung.

Gajah-gajah tersebut nantinya bakal kembali merasakan alotnya peperangan - kali ini sebagai bagian dari pasukan Timur - saat pasukan Timur terlibat pertempuran melawan pasukan Ottoman di Ankara pada tahun 1402. Timur juga memanfaatkan jasa para ahli bangunan yang dibawanya dari India untuk membantu membangun Samarkand, ibukota Dinasti Timur.

Kampanye militer yang dilakukan oleh Timur membawa dampak yang sangat serius bagi wilayah India utara. Bencana kelaparan & wabah penyakit menimpa penduduk di sekitar kota Delhi akibat timbunan mayat yang ditinggalkan oleh pasukan Timur.

Kesultanan Delhi sendiri tetap berdiri seusai pertempuran ini, namun kali ini kesultanan tersebut berada dalam kondisi yang jauh lebih lemah. Butuh waktu hingga seabad bagi kota Delhi untuk memulihkan diri hingga bisa kembali makmur seperti sebelum pertempuran. Sementara di pihak yang berseberangan, konflik perebutan tahta langsung melanda Dinasti Timur setelah Timur meninggal di tahun 1405.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



RINGKASAN PERTEMPURAN

Waktu & Lokasi Pertempuran
- Waktu : 17 Desember 1398
- Lokasi : dekat kota Delhi (India utara)

Pihak yang Bertempur
(Negara)  -  Dinasti Timur
        melawan
(Negara)  -  Kesultanan Delhi

Hasil Akhir
Kemenangan pasukan Timur

Korban Jiwa
Tidak jelas (lebih dari 1 juta jiwa)



REFERENSI

Lahanas, M.. "War Elephant".
(www.hellenicaworld.com/Greece/LX/en/WarElephant.html)

Maps of India. 2015. "Timur invades India".
(www.mapsofindia.com/history/battles/timur-invades-india.html)

Phillips, C.. "Battle of Delhi".
(www.britannica.com/event/Battle-of-Delhi-1398)

Rea, C.. 2017. "Tamerlane’s Invasion of India—Part I".
(www.camrea.org/2017/07/11/tamerlanes-invasion-of-india-part-i/)

Rea, C.. 2017. "Tamerlane’s Invasion of India—Part II".
(https://www.camrea.org/2017/07/18/tamerlanes-invasion-of-india-part-ii/)

Rickard, J.. 2010. "Battle of Angora or Ankara, 28 July 1402".
(www.historyofwar.org/articles/battles_ankara.html)

Wikipedia. "Timur".
(en.wikipedia.org/wiki/Timur)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



4 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.