Imerina, Kerajaan Terakhir di Pulau Madagaskar



Makam raja Radama I & ratu Rasoaherina di ibukota Antananarivo. (Lemurbaby / wikimedia.org)

Madagaskar adalah nama dari sebuah pulau yang terletak di seberang timur Afrika. Berkat lokasinya yang terpisah dari daratan utama Afrika, pulau ini pun memiliki banyak flora & fauna eksotik yang tidak dapat dijumpai di tempat lain.

Bagi penduduk Indonesia, Madagaskar bisa dianggap sebagai "saudara jauh" karena nenek moyang penduduk pulau ini diperkirakan berasal dari Indonesia. Dasarnya adalah berdasarkan hasil studi DNA & etnolinguistik, penduduk Madagaskar memiliki kekerabatan lebih dekat dengan penduduk Nusantara ketimbang Afrika.

Seiring dengan semakin banyaknya populasi manusia yang menghuni Madagaskar, kerajaan-kerajaan pun mulai bermunculan di pulau ini. Satu dari sekian banyak kerajaan tersebut didirikan oleh etnis Merina, di mana kerajaan yang mereka dirikan dikenal dengan nama "Imerina" (tanahnya orang-orang Merina).

Dalam perkembangannya, Kerajaan Imerina nantinya berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan tetangganya hingga nyaris menguasai seluruh Pulau Madagaskar. Namun kejayaan tersebut akhirnya sirna setelah Perancis berhasil mengalahkan Imerina di abad ke-19 & menjadikan Madagaskar sebagai wilayah jajahan barunya.



AWAL MULA

Etnis Merina / Hova pada awalnya hidup di pinggiran Pulau Madagaskar. Namun sejak abad ke-15, mereka bermigrasi ke bagian tengah pulau untuk menghindari konflik yang banyak terjadi di kawasan pantai.

Mereka awalnya hidup sebagai bagian dari kerajaan yang dipimpin oleh etnis Vazimba. Namun semuanya berubah setelah pada tahun 1540, Andriamanelo yang berasal dari etnis Merina dinobatkan sebagai raja baru kerajaan tersebut.

Naiknya Andriamanelo kerap disebut-sebut sebagai peristiwa yang menandai berdirinya Kerajaan Merina. Supaya kerajaan yang dipimpinnya terbebas dari bayang-bayang etnis Vazimba, Andriamanelo pun melancarkan invasi ke wilayah barat yang banyak dihuni oleh etnis Vazimba.

Selama berlangsungnya perang melawan Vazimba, teknologi-teknologi baru digunakan oleh prajurit Imerina. Tombak bermata besi digunakan untuk pertama kalinya di Pulau Madagaskar. Lalu di sekitar Alasora (ibukota Kerajaan Imerina), bangunan-bangunan seperti parit & gerbang batu raksasa didirikan agar Alasora lebih sulit untuk ditaklukkan.

Andriamanelo juga mempelopori praktik menguras rawa & mengubahnya menjadi sawah untuk ditanami padi supaya penduduk Imerina bisa mencukupi kebutuhan hidupnya kendati hidup jauh dari laut. Di masa kini, praktik menanam padi dianggap sebagai ciri khas penduduk dataran tinggi Madagaskar.

Peta lokasi Pulau Madagaskar. (un.org)

Tahun 1575, Ralambo naik menjadi raja baru Imerina. Di bawah pemerintahannya, nama "Imerina" pertama kali digunakan secara resmi sebagai nama dari kerajaan yang dihuni oleh etnis Merina. Di bawah kepemimpinan Ralambo pulalah, Imerina semakin sering melancarkan invasi ke kerajaan-kerajaan tetangganya.

Ralambo juga dikenang karena sejak masa pemerintahannya, penduduk Imerina mulai mengenal zebu (sejenis sapi) & kemudian membudidayakannya secara luas. Sekarang, penduduk dataran tinggi Madagaskar memiliki festival tahunan bernama "fandroana" untuk merayakan pentingnya peran zebu bagi kehidupan penduduk setempat.

Tahun 1612, putra Ralambo yang bernama Andrianjaka dilantik menjadi raja baru Imerina. Di bawah kepemimpinannya, Imerina akhirnya berhasil mengalahkan Vazimba seutuhnya. Ia kemudian mendirikan desa Antananarivo di atas bukit Analamanga.

Dalam bahasa Merina, "Antananarivo" berarti "kota seribu" karena saat pasukan Imerina berhasil mengalahkan Vazimba & menduduki bukit Analamanga, ada sekitar 1.000 prajurit yang terlibat dalam pendudukan ini. Antananarivo sendiri baru dijadikan ibukota Imerina yang baru pada abad ke-19 di mana peran tersebut terus berlanjut bahkan sesudah Imerina runtuh.

Namun layaknya laju rollercoaster yang terkadang ada di atas & terkadang ada di bawah, Imerina pada akhirnya bakal mengalami masa-masa sulit. Semuanya bermula ketika pada tahun 1675, Andriamasinavalona naik menjadi raja baru Imerina. Di bawah kepemimpinannya, Imerina untuk pertama kalinya memiliki meriamnya sendiri setelah menjalin kontak dengan pedagang Inggris.

Namun di luar dugaan Andriamasinavalona, ancaman utama bagi Imerina ternyata tidak datang dari luar kerajaan, melainkan dari dalam. Untuk memuaskan para keturunannya yang terlibat perselisihan, pada tahun 1710 Andriamasinavalona terpaksa membagi Imerina menjadi 4 kerajaan yang diperintah oleh anak-anaknya.

Masa kebangkitan kembali Imerina baru tiba di tahun 1787 saat Andrianampoinimerina naik menjadi raja baru Imerina. Ia lantas mencetuskan rencananya untuk menjadikan seluruh Pulau Madagaskar berada di bawah 1 kekuasaan.

Satu demi satu, kerajaan-kerajaan di Madagaskar berhasil dilebur ke dalam wilayah Imerina, baik melalui jalur militer ataupun diplomasi. Saat  Andrianampoinimerina akhirnya meninggal di tahun 1810, ia sempat berpesan kepada putranya Radama I supaya seluruh wilayah Imerina berbatasan langsung dengan laut.


Raja Andrianampoinimerina. (Nagualdesign / wikipedia.org)


DIMULAINYA PENYATUAN MADAGASKAR

Langkah pertama Radama I begitu mulai berkuasa adalah menjadikan Antananarivo sebagai ibukota Imerina yang baru. Untuk mewujudkan keinginan terakhir mendiang ayahnya, pada tahun 1816 Radama I menjalin persekutuan dengan Sir Robert Farquhar, gubernur jenderal Inggris di Pulau Maurutius yang terletak di sebelah timur Madagaskar.

Farquhar setuju untuk menjual senapan, meriam, & seragam militer Inggris ke Imeria. Sebagai gantinya, Imeria setuju untuk menghapuskan perbudakan, melindungi misionaris Inggris, & menghentikan aktivitas dagang Perancis di kota Tamatave (sekarang bernama Toamasina & berlokasi di pantai timur Madagaskar).

Di bawah kepemimpinan Radama I, laju ekspansi Imerina di Madagaskar ibarat tak terbendung. Tahun 1817, ia berhasil menaklukkan Tamatave tanpa pertumpahan darah setelah penduduk kota tersebut didatangi oleh pasukan berkekuatan 35.000 personil. Di sebelah selatan Antananarivo, Imerina berhasil menaklukkan kerajaan milik etnis Betsileo.

Di sebelah barat daya, Sakalva yang selama ini menjadi kekuatan regional setempat juga dipaksa melepas kendalinya atas wilayah sekitar. Wilayah ujung selatan Pulau Madagaskar relatif tidak tersentuh oleh gelombang invasi Imerina karena wilayah tersebut sulit diakses lewat jalur darat.

Radama I bukan hanya berjasa dalam memperluas wilayah Imerina. Berkat hubungan dekatnya dengan Inggris, arus modernisasi mulai menjalar masuk ke Imerina. Sebanyak lebih dari 100 sekolah didirikan di Madagaskar. Misionaris & instruktur asing direkrut untuk membantu menularkan ilmunya di sektor pendidikan & militer.

Praktik komunikasi tertulis dengan memakai bahasa Malagasi & aksara Latin digalakkan. Sejumlah pemuda Imerina yang dianggap memiliki bakat dikirim ke Mauritius & bahkan Inggris untuk menimba ilmunya di sana. Sayang, sebelum berhasil melihat hasil modernisasinya secara penuh, Radama I keburu meninggal di tahun 1828 saat baru berusia 36 tahun.

Karena Radama I hanya meninggalkan satu orang anak perempuan yang baru berusia 14 tahun, istrinya yang bernama Ranavalona kemudian menjadi pemimpin baru Imerina. Jika dibandingkan dengan gaya pemerintaha suaminya, gaya pemerintahan Ranavalona ibarat bumi & langit. Ia menghentikan hubungan diplomatik dengan Inggris, melarang penyebaran agama Kristen, & memaksa warga kelas bawah untuk bekerja layaknya budak.

Demi memperkuat kedudukannya, Ranavalona tidak segan-segan menangkap & menghukum mati orang-orang di pemerintahan yang tidak sejalan dengannya. Ia juga menggalakkan kembali sistem peradilan tradisional "tangena". Dalam sistem peradilan ini, terdakwa diharuskan meminum racun dari kacang tangena & dianggap tidak bersalah jika ia tidak sampai terbunuh oleh racun.

Peta evolusi wilayah Imerina. Tulisan "Independent" (Merdeka) menunjukkan wilayah yang tidak pernah berada di bawah kekuasaan Imerina.

Gaya pemerintahan tangan besi yang dijalankan oleh Ranavalona turut membuat putranya yang bernama Radama II merasa gelisah. Maka, pada tahun 1854 ia pun menulis surat kepada pemerintah Perancis supaya Perancis segera menginvasi Madagaskar.

Pada tahun 1855, Radama II menandatangani kesepakatan bernama "Piagam Lambert" yang memberikan hak monopoli SDA kepada Joseph-Francois Lambert - sahabat Radama II asal Perancis yang berprofesi sebagai pebisnis - jika Ranavalona berhasil digulingkan. Dengan bermodalkan kesepakatan tersebut, Lambert kemudian berkunjung ke sejumlah negara Eropa untuk mencari bantuan militer.

Upaya Lambert sayangnya bak jauh panggang dari api karena tidak ada negara Eropa yang bersedia mengirimkan bantuan. Alih-alih patah semangat, Lambert & Radama II kemudian nekat melakukan upaya kudeta pada tahun 1857. Namun sial bagi mereka, Ranavalona berhasil mencium upaya kudeta tersebut sehingga ia pun kemudian memerintahkan supaya seluruh warga asing di Imerina segera ditangkap & dibunuh. Dengan susah payah, Lambert terpaksa melarikan diri ke Mauritius.

Rezim teror Ranavalona baru berakhir setelah dirinya meninggal pada tahun 1861. Di akhir masa kepemimpinannya, Madagaskar yang awalnya berpenduduk 5 juta jiwa menyusut hingga tinggal separuhnya. Pasca wafatnya Ranavalona, putranya yang bernama Radama II kemudian naik menjadi raja baru Imerina.

Di bawah kepemimpinannya, Imerina yang awalnya terisolasi dari dunia luar kembali membuka hubungan dengan negara-negara Eropa, khususnya Perancis. Namun naas bagi Radama II. Karena golongan bangsawan Imerina tidak menyukai hubungannya yang terlampau dekat dengan Perancis, mereka kemudian melancarkan kudeta & sukses membunuh Radama II di tahun 1863.



DATANGNYA MAUT DARI EROPA

Istri Radama II yang bernama Rasoaherina kemudian naik tahta menggantikan suaminya. Begitu mulai berkuasa, ia membatalkan traktat persahabatan dengan Perancis yang sempat diresmikan oleh suaminya. Sebagai gantinya, pada tahun 1865 ia menandatangani traktat persahabatan dengan Inggris. Ia kemudian menandatangani traktat serupa dengan AS pada tahun 1867. Saat dirinya meninggal di tahun 1868, ia kemudian digantikan oleh sepupunya yang bernama Ranavalona II.

Karena Ranavalona II tumbuh di bawah didikan misionaris Inggris, Imerina di bawah pemerintahannya memberikan toleransi luas kepada kaum misionaris asing. Sementara itu nun jauh di Eropa, Perancis mencoba menancapkan kembali pengaruhnya di Madagaskar karena Perancis merasa tergiur akan kandungan SDA & lokasi strategis Madagaskar sebagai bagian dari jalur dagang yang menghubungkan India dengan Eropa.

Supaya Perancis memiliki alasan kuat untuk menginvasi Madagaskar, Perancis pun menghidupkan kembali klaimnya atas Piagam Lambert & meminta agar Imerina mematuhinya. Perancis juga menuding kalau pemerintah Imerina gagal melindungi keselamatan warga negara Perancis di Madagaskar. Kombinasi dari hal-hal tadi lantas berujung pada dimulainya invasi militer ke Madagaskar pada bulan Desember 1883.

Ilustrasi tentara Imerina di tahun 1896. (World Imaging / wikipedia.org)

Sadar kalau pasukannya tidak sekuat pasukan Perancis, pihak Imerina pun mengaku kalah & terpaksa menandatangani kesepakatan damai di Tamatave pada bulan Januari 1887. Berdasarkan kesepakatan ini, Imerina harus membayar ganti rugi 560.000 franc emas, menyerahkan kota Antsiranana di Madagaskar utara kepada Perancis, & membiarkan Perancis ikut campur dalam hubungan luar negeri Imerina.

Perancis awalnya tidak berniat menjadikan Madagaskar sebagai koloninya, tapi sebatas ingin mengamankan hak ekonominya di Madagaskar. Namun semua itu berubah setelah pada tahun 1890, Inggris & Perancis terlibat kesepakatan.

Inggris sepakat untuk membiarkan Perancis memiliki kendali penuh atas Madagaskar. Sebagai gantinya, Perancis mengakui kekuasaan Inggris di Pulau Zanzibar, Tanzania. Pasca dicapainya kesepakatan ini, Perancis kembali mengerahkan pasukannya untuk menyerbu Madagaskar demi mengamankan perjanjian tertulis yang baru dengan pihak Imerina.

Bulan Desember 1894, pasukan laut Perancis yang dibantu oleh artileri berhasil menguasai kota pelabuhan Tamatave. Setahun kemudian, Perancis mencoba mengecoh pasukan Madagaskar dengan cara menyerang dari arah utara & menyiagakan kapal-kapalnya di sebelah barat. Siasat tersebut berhasil karena pasukan Imerina kemudian membiarkan sisi timur jadi lebih terbuka.

Bulan September 1895, pasukan Perancis akhirnya berhasil memasuki ibukota Antananarivo. Di sana, ratu Ranavalona III yang sudah bertahta sejak tahun 1883 kemudian dipaksa mengakui status Madagaskar sebagai daerah bawahan / protektorat Perancis. Pasca masuknya pasukan Perancis ke Antananarivo, timbul pemberontakan oleh penduduk Imerina di luar ibukota. Namun pemberontakan tersebut berhasil ditumpas oleh pasukan Perancis.

Bulan Agustus 1896, Perancis akhirnya memutuskan untuk membubarkan Kerajaan Imerina & mengasingkan Ranavalona III ke Pulau Reunion yang terletak di tengah-tengah Samudera Hindia. Dengan keluarnya keputusan ini, berakhir pulalah riwayat Kerajaan Imerina yang sudah berdiri di Pulau Madagaskar selama berabad-abad.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



BIODATA

Nama resmi : Fanjakan Imerina (Kerajaan Imerina)
Tahun aktif :1540 - 1897
Ibukota : Antananarivo (sejak 1810)
Bentuk pemerintahan : monarki
Luas wilayah : bervariasi
Bahasa nasional : Malagasi



REFERENSI

H. J. Deschamps & R.K. Kent. 2008. "Madagascar". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

GlobalSecurity.org. "Imerina Kingdom".
(www.globalsecurity.org/military/world/africa/ma-imerina.htm)

Sipa, M.. "Andrianampoinimerina, Madagascar’s most famous king".
(www.madamagazine.com/en/andrianampoinimerina-der-beruehmteste-koenig-madagaskars/)

Sipa, M.. "Development and division of the Merina kingdom".
(www.madamagazine.com/en/aufbau-und-teilung-des-koenigreiches-der-merina/)

Sipa, M.. "Ranavalona’s I. reign of terror".
(www.madamagazine.com/en/die-schreckensherrschaft-ranavalonas-i/)

Sipa, M.. "The beginning of the Merina kingdom".
(www.madamagazine.com/en/die-anfaenge-des-koenigreichs-der-merina/)

Sipa, M.. "The Franco-Hova wars".
(www.madamagazine.com/en/die-franco-hova-kriege-der-beginn-der-kolonialherrschaft/)

Sipa, M.. "The last kings of the Merina people".
(www.madamagazine.com/en/die-letzten-koenige-der-merina/)

Welsh, J.. 2012. "30 Indonesian Women (Accidentally) Founded Madagascar".
(www.livescience.com/19188-indonesian-women-founded-madagascar.html)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



2 komentar:

  1. Bolehkah saya memberi saran walahpu
    Bertentangan dengan judul laman ? Saya menyukai laman ini karna mengulas sejarah dengan baik dan dari sudut yang netral. Kalau boleh saya memberi saran, mohon selain kisah sejarah asing, kisah sejarah kita juga diulas. Sejarah asli bangsa indonesia. Apapun itu peristiwanya saya rasa patut dicoba ulas oleh admin. Ada dwikora trikora dan lain lain yg masih butuh banyak penjelasan dari banyak sudut pandang. Semoga saran saya diterima :)

    BalasHapus
  2. Saya paling suka dengan sejarah,artikel ini menurut saya sangat bagus dan berkualitas,lengkap sekali.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.