Capung, Serangga Penguasa Langit & Bawah Air



Seekor capung yang sedang terbang. (businessinsider.com)

Capung pastinya bukanlah serangga yang asing bagi para pengunjung sekalian. Ya, itulah nama dari serangga berbentuk panjang yang terkenal berkat kelihaiannya terbang cepat. Jika anda cukup cermat, anda mungkin bakal menyadari kalau capung kerap terlihat beterbangan di atas kolam. Ternyata kebiasaan capung tersebut ada hubungannya dengan siklus hidup mereka. Mengenai siklus hidup capung tersebut akan dibahas pada bagian lain artikel ini.

Capung secara garis besar dapat dikenali dengan melihat perut / abdomennya yang berbentuk panjang & sayapnya yang berjumlah 2 pasang. Oleh karena bentuknya itulah, capung di negara-negara berbahasa Inggris dikenal dengan nama "dragonfly" (lalat naga). Ada lebih dari 6.000 spesies capung yang sudah diketahui oleh manusia & mereka semua digolongkan dalam ordo Odonata.

Capung sendiri bisa dibedakan lagi menjadi 2 macam : capung biasa (dragonfly) yang termasuk dalam subordo Anisoptera & capung jarum (damselfy) yang digolongkan dalam subordo Zygoptera. Ada beberapa perbedaan penting antara capung biasa & capung jarum.

Perbedaan pertama adalah jika capung biasa memiliki sepasang mata berukuran besar yang bagian atasnya saling bersentuhan, maka capung jarum memiliki mata yang posisinya terpisah jauh & berada di kedua sisi kepalanya. Perbedaan kedua, capung biasa akan membiarkan sayapnya dalam posisi terentang ketika sedang hinggap & beristirahat. Capung jarum di lain pihak akan melipat sayapnya ketika sedang beristirahat.

Capung biasa & capung jarum. (jezebel.com) (birdandhike.com)

Perbedaan ketiga, capung biasa memiliki tubuh yang terlihat berisi, sementara capung jarum tubuhnya terlihat lebih kurus. Perbedaan terakhir ada pada wujud nimfa masing-masing capung. Jika nimfa capung biasa bertubuh agak gemuk & tidak memiliki organ tambahan apa-apa di ujung ekornya, maka nimfa capung jarum memiliki tubuh yang lebih ramping & organ menyerupai bulu di ujung ekornya (lihat foto). Organ mirip bulu itu sendiri aslinya adalah insang. Nimfa capung biasa tidak memiliki organ serupa karena insangnya berada di dalam tubuh.

Karena capung terdiri dari begitu banyak spesies, capung pun memiliki warna & ukuran yang amat bervariasi. Capung terbesar yang sudah diketahui oleh manusia adalah capung jarum dari spesies Megaloprepus coerulatus yang habitatnya berada di Amerika Tengah & rentang sayapnya mencapai hampir 20 cm. Capung dari genus Agriocnemis di lain pihak merupakan jenis capung terkecil karena rentang sayapnya hanya mencapai 1,8 cm.

Capung dapat ditemukan di seluruh dunia, kecuali di tempat yang bersuhu terlalu dingin semisal di kawasan kutub. Berkat tubuhnya yang aerodinamis & 2 pasang sayapnya yang bisa mengepak cepat hingga 30 kali per detik, capung pun menjadi hewan yang sangat lincah di udara. Mereka bisa terbang cepat, berhenti mendadak, & mengubah arahnya dengan mudah.

Capung merupakan salah satu serangga tercepat di dunia karena mereka diketahui bisa terbang hingga kecepatan 60 km/jam. Capung yang berukuran besar normalnya bisa terbang lebih cepat dibandingkan capung yang ukurannya lebih kecil.

Capung adalah hewan karnivora alias pemakan daging. Makannya terdiri dari serangga-serangga terbang seperti lalat, nyamuk, & bahkan kupu-kupu. Mereka menemukan mangsanya dengan menggunakan matanya yang sangat peka terhadap gerakan & terdiri dari 30.000 lensa kecil.

Karena mata capung terdiri dari banyak lensa, mata capung pun dikenal dengan sebutan "mata majemuk" (compound eyes). Capung menangkap mangsanya dengan cara terbang ke arah serangga mangsanya sambil merentangkan kaki-kakinya. Mangsa yang sudah tertangkap sambil terbang kemudian akan dikunyah dengan memakai rahangnya yang kuat.


Seekor nimfa capung yang sedang memakan ikan. (bmidragonfly.blogspot.com)


MENCARI PASANGAN DI ATAS AIR

Capung jantan memiliki perilaku teritorial yang berarti mereka memiliki kebiasaan menjadikan wilayah tertentu sebagai wilayah kekuasaannya. Jika yang masuk ke wilayahnya adalah capung jantan lain, ia akan langsung mengejar & mengusirnya. Namun jika yang masuk ke dalam wilayah kekuasaannya adalah betina, maka pejantan akan membiarkannya.

Capung jantan biasanya menjadikan kawasan perairan tawar seperti sungai, danau, & kolam sebagai wilayah kekuasaannya. Alasannya adalah karena nimfa / anak capung memerlukan air sebagai tempat hidupnya. Itulah sebabnya capung kerap terlihat beterbangan di atas air. Jika capung betina menyukai wilayah pejantan, keduanya akan kawin & terbang bersama-sama.

Untuk mencegah betina direbut oleh pejantan lain, pejantan yang menguasai wilayah tersebut akan merekatkan ujung ekornya ke belakang kepala betina. Capung betina memiliki 3 macam cara untuk menaruh telur-telurnya : menaruh telurnya dalam batang tanaman (endophytic), menaruh telurnya pada permukaan tanaman (epiphytic), atau menaruh telurnya begitu saja di dalam air (exophytic).  Telur yang ditaruh dalam tanaman umumnya berbentuk lebih panjang dibandingkan telur yang ditaruh dengan memakai metode lain.

Jumlah telur yang dihasilkan oleh betina bisa mencapai 1.500 butir. Telur-telur tersebut biasanya akan menetas seminggu sesudah pertama kali dikeluarkan. Namun jika kebetulan kondisi lingkungannya sedang tidak mendukung, waktu menetasnya telur-telur tersebut bisa diundur hingga 80 hari kemudian.

Sepasang capung yang sedang kawin. (Shutterstock / livescience.com)

Capung menjalani metamorfosis tidak sempurna yang berarti capung menjalani 3 tahapan dalam siklus hidupnya : tahapan telur, nimfa, & capung dewasa. Namun tidak seperti serangga lain yang menjalani metamorfosis tidak sempurna, nimfa capung memiliki penampilan & pola hidup yang berbeda jauh dibandingkan serangga dewasanya.

Jika capung dewasa memiliki tubuh yang ramping & hidup di darat, maka nimfa capung memiliki tubuh yang agak gemuk & hidup di dalam air. Makanan nimfa capung terdiri dari hewan-hewan air yang berukuran kecil seperti jentik-jentik, kutu air, berudu, hingga ikan kecil. Nimfa capung berburu dengan cara diam tak bergerak di dasar perairan.

Begitu ada hewan mangsanya yang melintas, nimfa capung akan menangkap mangsanya tersebut dengan cara menjulurkan lipatan yang ada di bawah kepalanya. Ketika mangsanya sudah berhasil ditangkap, nimfa capung akan menekuk lipatan tersebut & kemudian menelan mangsanya bulat-bulat.

Nimfa capung akan berganti kulit sebanyak 9 hingga 17 kali sebelum kemudian bermetamorfosis menjadi serangga dewasa. Ketika nimfa capung hendak menjalani pergantian kulit terakhirnya, ia akan memanjat keluar air untuk bertengger di tempat yang tinggi semisal di atas tanaman. Sesudah itu, punggung nimfa capung akan terbelah & capung dewasa keluar dari dalamnya.

Capung dewasa yang baru keluar sayapnya masih kecil & tubuhnya masih lunak. Oleh karena itulah, capung yang baru keluar dari kulit nimfanya akan bergelantungan terlebih dahulu dengan posisi kepala menghadap ke bawah supaya cairan tubuhnya mengalir ke bagian kepala & dada. Jika capung tadi sudah merasa cukup kuat, ia akan menekuk badannya & kemudian menarik keluar abdomennya.

Capung dewasa yang baru saja keluar dari kulit nimfanya. (british-dragonflies.org.uk)

Pada tahapan ini, capung akan bertengger dengan posisi kepala menghadap ke atas hingga sayapnya membesar & mengering. Sesudah itu, barulah capung tersebut bisa terbang secara bebas & melanjutkan hidupnya sebagai capung dewasa. Capung dewasa pada umumnya hanya memiliki usia maksimum 1 bulan. Namun capung dewasa dari spesies tertentu diketahui bisa hidup hingga usia 1 tahun lebih.

Capung adalah hewan yang bermanfaat bagi manusia karena capung memiliki kebiasaan memakan serangga-serangga hama. Seekor capung diketahui bisa menghabiskan 30 - 100 ekor nyamuk per harinya. Walaupun capung terbukti memiliki peran penting dalam menekan populasi serangga hama, nasib mereka di alam liar ternyata tidak begitu menggembirakan.

Pencemaran air & pengeringan lahan untuk pembangunan menyebabkan habitat air yang bisa digunakan oleh capung untuk berkembang biak menjadi semakin sedikit. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, dikhawatirkan capung tidak akan bisa lagi ditemukan di habitat aslinya.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Euarthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata



REFERENSI

Britton, D.. 2019. "Dragonflies and damselflies - Order Odonata".
(australian.museum/learn/animals/insects/dragonflies-and-damselflies-order-odonata/)

Bybee, S.. 2005. "Common name: dragonflies and damselflies".
(entnemdept.ufl.edu/creatures/misc/odonata/odonata.htm)

Dragonfly. "Dragonfly FAQ".
(dragonflywebsite.com/dragonfly-facts.cfm)

ITIS. 2013. "Odonata  Fabricius, 1793".
(www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=101593#null)

Missaouri Department of Conservation. "Damselfly Larvae".
(mdc.mo.gov/discover-nature/field-guide/damselfly-larvae)

White, S.P.J.. "Dragonflies - Some Interesting Facts on These Beautiful Insects".
(dragonflywebsite.com/dragonfly-facts2.cfm)

Zielinski, S.. 2011. "14 Fun Facts About Dragonflies".
(www.smithsonianmag.com/science-nature/14-fun-facts-about-dragonflies-96882693/)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.