Anglerfish, Predator Pembawa Cahaya Kematian



Anglerfish dari spesies Linophryne arborifera. (alchetron.com)

Anglerfish / ikan pemancing adalah sebutan untuk sejenis ikan yang memperoleh nama demikian berkat perilaku makannya yang khas. Ya, ikan ini memang mendapatkan makanannya dengan cara "memancing" hewan mangsanya.

Jika manusia memancing ikan dengan cara memasang hewan kecil / tiruan umpan pada bagian ujung tali pancingnya, maka anglerfish memancing mangsanya dengan memakai organ bercahaya. Mengenai cara makannya tersebut akan dibahas di bagian lain artikel ini.

Ada sekitar 200 spesies anglerfish yang sudah diketahui oleh manusia. Dalam taksonomi / klasifikasi ilmiah, mereka semua digolongkan dalam ordo Lophiiformes. Hanya anglerfish dari famili Ogcocephalidae (ikan kelelawar) & Antennariidae (ikan kodok) yang habitatnya berada di laut dangkal. Sementara anglerfish dari famili-famili lainnya hidup di kawasan laut dalam yang lokasinya berada lebih dari 1.000 m di bawah permukaan laut.

Meskipun anglerfish laut dalam memiliki penampilan yang terkesan menyeramkan, mereka bukanlah ikan yang berbahaya bagi manusia. Alasannya adalah karena mereka tidak memiliki racun & hanya hidup di habitat yang nyaris tidak pernah dijamah oleh manusia.

Karena anglerfish terdiri dari banyak spesies, anglerfish pun memiliki wujud & ukuran yang amat beragam. Mulai dari yang panjangnya hanya sekitar 20 cm, hingga yang panjangnya mencapai 1 m. Mulai dari yang bentuknya memanjang layaknya ikan normal, hingga yang bentuknya agak bulat & hampir terlihat seperti bola.

Berkat bentuknya tersebut, anglerfish pun bisa bertahan di kawasan laut dalam yang bertekanan tinggi. Sebagai bentuk adaptasi lebih lanjut terhadap tingginya tekanan di laut dalam, anglerfish memiliki kerangka yang rapuh & otot yang kenyal.

Meskipun anglerfish memiliki penampilan fisik yang beragam, semua anglerfish (khususnya yang berjenis kelamin betina) pada dasarnya memiliki ciri khas berupa mulut yang lebar & penuh dengan gigi tajam, serta adanya sungut berbentuk menyerupai cambuk di atas tubuhnya.

Sungut itu sendiri berfungsi sebagai alat untuk memancing korbannya & aslinya merupakan sirip punggung yang sudah termodifikasi. Pada banyak spesies, ujung sungut anglerfish dilengkapi dengan organ yang memancarkan cahaya.

Anglerfish dari spesies Thaumatichthys axeli. (animalworld.com.ua)

Cahaya yang ada pada sungut anglerfish berasal dari bakteri bercahaya yang memiliki hubungan hubungan simbiosis mutualisme dengan anglerfish. Bakteri tersebut hidup dari menghisap darah anglerfish. Sebagai gantinya, bakteri tadi memancarkan cahaya yang bisa menarik perhatian hewan-hewan kecil makanan anglerfish.

Saat ada hewan kecil yang melihat cahaya tadi, hewan tersebut akan mendatanginya karena mengira cahaya tersebut dihasilkan oleh plankton bercahaya. Begitu hewan tersebut sudah berada begitu dekat dengan anglerfish, anglerfish akan langsung membuka mulutnya lebar-lebar & mencaplok hewan tadi. Dengan cara ini, anglerfish bisa mendapatkan makanan tanpa harus bersusah payah berenang ke sana kemari.

Karena mulut anglerfish dilengkapi dengan gigi-gigi yang tajam & rahang yang fleksibel, hewan yang sudah tertangkap nyaris mustahil untuk melarikan diri. Anglerfish juga memiliki perut yang amat elastis & bisa mengembang supaya ia bisa menelan mangsa yang berukuran besar.

Selain bentuk tubuhnya, anglerfish juga memiliki sungut yang wujudnya tidak kalah beragam. Ada anglerfish yang sungutnya berbentuk menyerupai cambuk tipis. Ada juga anglerfish yang bagian ujung sungutnya dilengkapi dengan struktur menyerupai bulu (misalnya spesies Bufoceratias shaoi).

Ada pula anglerfish yang memiliki organ bercahaya di bagian atas & bawah rahangnya (misalnya genus Linophryne). Pada spesies Thaumatichthys axeli, organ cahayanya tidak terletak di atas tubuh, melainkan tergantung di langit-langit mulut.

Hanya anglerfish betina yang memiliki sungut & organ cahaya. Pejantan tidak memiliki organ bercahaya & badannya berukuran jauh lebih kecil dibandingkan betina. Seekor pejantan bisa berukuran 10 kali lebih kecil dibandingkan beinanya.

Saat pejantan sudah berusia dewasa, pejantan tidak bisa lagi mencari makan secara mandiri karena sistem pencernaannya berhenti bekerja. Untuk mengatasinya, pejantan pun harus segera menemukan betina pasangannya dengan cara melacak bau yang dilepaskan oleh ikan betina di lautan.

Begitu pejantan sudah berhasil menemukan betina yang dimaksud, pejantan kemudian akan menggigit betina & menghisap darahnya. Seiring berjalannya waktu, gigi pejantan akan menempel secara permanen pada kulit betina sehingga sejak itu pejantan hidup sebagai parasit bagi betina. Seekor anglerfish betina bisa memiliki 6 ekor pejantan sekaligus yang menempel pada tubuhnya.

Anglerfish jantan (dilingkari). (Edith Widder / bioweb.uwlax.edu)

Walaupun terlihat merugikan, ada manfaat lain yang bisa didapat anglerfish betina dari pola hidup macam ini. Saat betina ingin berkembang biak, betina tidak perlu bersusah payah mencari pasangan kawin karena pasangan kawinnya sudah ada di dekatnya setiap saat.

Anglerfish mengalami pembuahan eksternal yang berarti proses penggabungan sel telur & sperma berlangsung di luar tubuh. Saat sudah waktunya berkembang biak, anglerfish betina akan melepaskan telur-telurnya ke laut lepas. Di saat yang sama, ia juga melepaskan hormon khusus supaya pejantan ikut melepaskan spermanya.

Karena telur anglerfish dilengkapi dengan semacam minyak, telur-telur tersebut selanjutnya akan melayang ke atas menuju permukaan laut. Bayi anglerfish yang sudah menetas kemudian akan hidup sebagai bagian dari plankton sebelum kemudian menuju lautan yang lebih dalam saat sudah mencapai tahap pertumbuhan tertentu.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Lophiiformes



REFERENSI

Deep Sea Creatures. "Anglerfish".
(deepseacreatures.org/anglerfish)

National Geographic. "Anglerfish".
(www.nationalgeographic.com/animals/fish/facts/anglerfish)

Zubi, T.. 2018. "The Deep Sea Anglerfish".
(www.frogfish.ch/deepsea-anglerfish.html)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.