Makna Lirik Lagu Muse - Compliance



Cuplikan video klip "Compliance" yang menampilkan sesosok pria bertopeng di samping kobaran api. (Muse / youtube.com)

Muse adalah grup band beraliran rock & elektronik yang berasal dari Inggris. Band ini terkenal kerap menyisipkan hal-hal bertema sosial politik dalam sejumlah lagunya. Lagu "Compliance" yang dirilis belum lama ini adalah contoh terbaru mengenai lagu Muse yang mengangkat tema demikian.

Lagu "Compliance" (Kepatuhan) pertama kali dirilis oleh Muse pada tanggal 17 Maret 2022 sebagai bagian dari album berjudul "Will of the People" (Kehendak Rakyat). Lagu ini merupakan hasil ciptaan Mark Bellamy, personil Muse yang berposisi sebagai vokalis merangkap gitaris.

Menurut pengakuan Muse melalui akun Twitter resminya, lagu ini bercerita mengenai sosok misterius yang berusaha memanipulasi orang-orang dengan cara menebar janji-janji palsu. Sumber inspirasi dari lagu ini berasal dari hal-hal di dunia nyata seperti propaganda pemerintah, algoritme media sosial, perebutan pengaruh antar geng, & lain sebagainya.

Meskipun tema lagu ini terbilang gelap, lagu ini memiliki melodi yang terkesan riang untuk memberikan kesan kalau tokoh utama dalam lagu ini sedang berupaya memanipulasi para pendengarnya. Supaya pengunjung sekalian bisa memahami makna lagu ini dengan lebih jelas, pihak Republik dalam kesempatan kali ini akan membahas makna yang dikandung oleh lagu "Compliance".



ANALISA LIRIK

Reffrain I

Compliance
We just need your compliance
You will feel no pain anymore
And no more defiance

We just need your compliance
Just give us your compliance
We won't let you feel lost anymore
No more self-reliance


Bagian ini menceritakan sang pelantun lagu beserta rekan-rekannya yang sedang berbicara langsung kepada para pendengarnya. Itulah sebabnya sang pelantun lagu menyebut dirinya dengan kata "kami" (we). Ia mengajak sang pendengar supaya bersedia menjadi pengikut barunya.

Sang pelantun lagu meminta supaya lawan bicaranya bersedia mematuhi apapun keinginan sang pelantun lagu (we just need your compliance, just give us your compliance). Tanpa membantah / mempertanyakan niat asli dari sang pelantu lagu & rekan-rekannya (no more defiance).

Kelompok asal sang pelantun lagu digambarkan sebagai kelompok yang amat kuat. Sementara sang pendengar diceritakan sebagai orang yang lemah & memiliki masalah dengan kehidupannya yang sekarang.

Oleh karena itulah, sang pelantun lagu berani menawarkan iming-iming kepada sang pendengar kalau sang pendengar tidak akan merasa sakit & menderita lagi (you will feel no pain anymore). Ia tidak akan merasa terkucilkan lagi karena sang pelantun lagu siap menerimanya dengan tangan terbuka (we won't let you feel lost anymore).

Bergantung dari latar belakang sang pelantun lagu, iming-iming yang ditawarkan oleh sang pelantun lagu bisa berupa narkoba, judi, game, media sosial, keanggotaan dalam geng, pekerjaan dengan bayaran tinggi, & lain sebagainya.

Namun iming-iming tersebut juga mengandung bahaya terselubung. Pasalnya jika sang pendengar sampai bersedia menerima tawaran sang pelantun lagu, maka ia tidak bisa lagi hidup mandiri (no more self-reliance) karena hidupnya kini menjadi bergantung pada kelompok sang pelantun lagu. Ia kini menjadi kecanduan akan komoditas yang dibawa oleh sang pelantun lagu.

Mungkin kelompok sang pelantun lagu aslinya adalah semacam geng kriminal yang kerap mengedarkan narkoba & benda-benda terlarang. Atau mungkin sang pelantun lagu adalah pemimpin semacam aliran sesat yang mengaku bisa membuat para pengikutnya masuk surga dengan mudah.

Kemungkinan lain, sang pelantun lagu aslinya adalah pengusaha merangkap politikus yang kerap menggunakan jalur ilegal untuk mendapatkan kekuasaan & harta melimpah. Sebagai akibatnya, sang pendengar kini ikut terjebak dalam praktik kotor sang pelantun lagu. Jika ia tidak ingin berakhir di penjara, ia terpaksa menuruti apapun keinginan sang pelantun lagu.

Apapun identitas asli dari sang pelantun lagu & kelompoknya, sang pendengar kini menjadi tidak bisa lagi menjalani hidupnya tanpa bantuan sang pelantun lagu. Dampaknya, sang pendengar kini bersedia menuruti apapun keinginan sang pelantun lagu demi mempertahankan gaya hidupnya yang sekarang.


Para personil band Muse. (radiox.co.uk)


Bagian I

Fall into line, you will do as you’re told
No choice fatigue, your blood is running cold
We lose control, the world will fall apart
Love of your life will mend your broken heart


Dalam bagian ini, sang pelantun lagu bercerita kalau sang pendengar bukanlah satu-satunya orang yang tertarik untuk bergabung dengan kelompok milik sang pelantun lagu. Saat sang pendengar & rekan-rekan barunya berkumpul di hadapan sang pelantun lagu, mereka kini nampak seperti tentara yang berbaris (fall into line) sambil menunggu aba-aba dari komandannya (you will do as you’re told).

Karena para pengikut sang pelantun lagu kini diinstruksikan untuk mematuhi setiap perintah atasannya, para pengikut tersebut kini tidak perlu lagi bersusah payah untuk berpikir & memilih keputusan (no choice fatigue). Karena jika mereka sampai berani membangkang atasannya & berpikir panjang untuk mengambil keputusannya sendiri, mereka bisa mendapatkan hukuman & konsekuensi negatif yang berat.

Sebagai contoh, jika kebetulan para pengikut tersebut kebetulan berstatus sebagai anggota geng, mereka bakal kehilangan rasa aman yang mereka miliki selama ini. Pasalnya mereka kini bukan hanya terancam diburu oleh geng milik sang pelantun lagu, tetapi juga oleh geng saingan, & anggota polisi.

Dengan membayangkannya saja, para pengikut tersebut sudah merasa takut duluan (your blood is running cold). Mereka enggan meninggalkan kehidupannya yang sekarang karena mereka sudah terlanjur merasa nyaman & menyukainya (love of your life).

Sebelum menjadi pengikut sang pelantun lagu, sang pendengar merasa bimbang & patah hati dengan hidupnya selama ini (broken heart). Entah karena ia selama ini hidup miskin, dikucilkan oleh lingkungan sekitarnya, atau karena sebab-sebab lainnya.

Namun sejak menjadi pengikut sang pelantun lagu, ia berhasil mendapatkan kepuasan baru & merasa kembali mendapatkan tujuan hidup. Ia merasa kalau sang pelantun lagu sudah berjasa dengan memperbaiki kembali hatinya yang rusak (mend your broken heart).

Saat para pengikutnya sudah merasa begitu berhutang budi dengan sang pelantun lagu, sang pelantun lagu kemudian meminta bukti kesetiaan penuh kepada para pengikutnya. Ia sampai menakut-nakuti mereka kalau dunia akan berubah menjadi tempat yang kacau balau jika kelompok sang pelantun lagu sampai kehilangan kekuasaannya (we lose control, the world will fall apart).

Dunia yang dimaksud di sini bukan hanya soal Bumi & penghuninya secara umum, tapi juga mengenai kehidupan makmur yang selama ini dimiliki oleh para pengikut sang pelantun lagu. Jadi supaya kehidupan mapan sang pelantun lagu & pengikutnya tetap berlanjut, sang pelantun lagu pun meminta kepada para pengikutnya untuk selalu mengikuti setiap perintahnya.


Life lived in fear, you need protection
You're all alone, too much rejection
We have what you need, just reach out and touch
We can save you (save you)


Di bagian ini, sang pelantun lagu ingin supaya para pengikutnya mengingat kembali kondisinya masing-masing saat mereka masih belum direkrut oleh sang pelantun lagu. Para pengikutnya tersebut pada awalnya diceritakan berada dalam kondisi lemah & sendirian (you're all alone) akibat dikucilkan oleh lingkungan sekitarnya (too much rejection).

Karena mereka hidup sendirian, mereka pun cenderung rentan menjadi korban penindasan di lingkungan tempat mereka tinggal. Akibatnya, mereka senantiasa hidup dalam ketakutan (life lived in fear) karena mereka acap kali tidak cukup kuat untuk melindungi diri mereka sendiri.

Dalam kondisi seperti itulah, sang pelantun lagu menawarkan diri untuk melindungi pendengarnya (you need protection). Ia merasa bisa membantu menyelamatkan pendengarnya & membuat hidupnya lebih baik (we can save you).

Selain menawarkan perlindungan, sang pelantun lagu juga mengklaim kalau dirinya tahu apa yang dibutuhkan oleh sang pendengar & bisa menyediakannya (we have what you need). Namun layaknya pepatah "tidak ada makan siang gratis", jika pendengarnya tersebut benar-benar tertarik dengan tawaran sang pelantun lagu, ia diminta untuk menjadi pengikut sang pelantun lagu (just reach out and touch).


Reffrain II

We just need your compliance
We just need your compliance
You will feel no pain anymore
No more defiance
Just give us your compliance


Bagian ini secara umum memiliki makna yang sama dengan bagian Reffrain I. Di bagian ini, sang pelantun lagu intinya ingin menawarkan simbiosis mutualisme dengan pendengar lagunya.

Jika pendengarnya bersedia menjadi pengikut sang pelantun lagu & mematuhi setiap perintahnya (your compliance, no more defiance), sang pelantun lagu berjanji akan membantu melindungi pendengarnya dari rasa sakit & segala macam penderitaan di dunia (you will feel no pain anymore).


Cuplikan video klip "Compliance" yang menampilkan sejumlah orang yang berbaris sambil berjalan mundur. (Muse / youtube.com)


Bagian II

Cover your tracks, we know what's best for you
You’ve bitten off much more than you can chew
You're running scared, you'll run into our arms
Come join our clique, we'll keep you safe from harm


Di bagian ini, sang pendengar diceritakan terbujuk akan tawaran sang pelantun lagu. Ia kemudian meminta kepada pendengarnya tersebut untuk meninggalkan sepenuhnya kehidupan yang lama (cover your tracks). Sang pelantun lagu juga memberikan iming-iming kalau kehidupan baru yang ditawarkannya adalah bakal menjadi pilihan terbaik bagi pendengarnya tersebut (we know what's best for you).

Jika dilihat sepintas, mudah saja bagi kita untuk berpikir kalau sang pelantun lagu memiliki niat mulia. Namun jika dilihat dengan lebih seksama, instruksi dari sang pelantun lagu tersebut juga mengandung bahaya terselubung. Karena ia diminta untuk membuang masa lalunya (termasuk memutus kontak dengan keluarga & teman-temannya yang lama), ia kini menjadi bergantung sepenuhnya pada belas kasihan sang pelantun lagu.

Namun karena sang pendengar sudah terlanjur merasa muak dengan hidupnya yang sekarang & keburu terbuai dengan janji manis yang ditawarkan oleh sang pelantun lagu, sang pendengar mau-mau saja menuruti perintah dari sang pelantun lagu.

Sang pendengar makin terbuai ketika sang pelantun lagu berkata kalau sang pendengar mendapatkan beban hidup yang terlampau besar untuk ditanggungnya seorang diri. Sang pelantun lagu lantas membuat perumpaan kalau nasib pendengarnya tersebut ibarat seseorang yang mulutnya kemasukan terlalu banyak makanan. Padahal kapasitas mulutnya sendiri tidak sebesar itu (you’ve bitten off much more than you can chew).

Ia kemudian melanjutkan kalau sang pendengar selama ini hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Karena tidak bisa melawan balik, maka yang bisa dilakukan oleh pendengar tersebut hanyalah berlari melanjutkan hidup sambil berharap kalau ia pada akhirnya tidak menyerah akibat tekanan hidupnya tersebut (you're running scared).

Pada tahap inilah, sang pelantun lagu menawarkan diri untuk menjadi juru selamat pendengarnya. Saat tidak ada orang yang bersedia membantu sang pendengar tadi, sang pelantun lagu justru bersiap menyambut pendengarnya tersebut dengan tangan terbuka (you'll run into our arms).

Sang pelantun lagu berjanji akan membantu melindungi sang pendengar dari bahaya tekanan hidupnya (we'll keep you safe from harm) jika sang pendengar tersebut bersedia menjadi pengikut baru sang pelantun lagu (come join our clique).


Our toy soldier, you'll do the dirty work
Stay loyal to us, we'll take away the hurt
We have what you need, just reach out and touch
We can save you (save you)


Di bagian inilah, sang pelantun lagu membeberkan niat aslinya. Di matanya, para pengikutnya tersebut statusnya tidak lebih sebagai tentara mainan (our toy soldier) yang bakal menuruti apapun perintah pemiliknya. Termasuk untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kotor (you'll do the dirty work) yang enggan dilakukan oleh sang pelantun lagu. Khususnya jika pekerjaan tersebut merupakan hal yang sifatnya kontroversial & melanggar hukum.

Karena sang pelantun lagu memandang pengikutnya sendiri sebagai tentara mainan, sang pelantun lagu tidak peduli dengan nasib mereka jika ada di antara mereka yang mengalami musibah atau bahkan tewas saat menjalankan tugasnya. Jika ada di antara mereka yang gugur, ia tinggal mengerahkan pengikutnya yang lain.

Tokoh utama dalam lagu "Compliance" diceritakan memandang anak buahnya sendiri layaknya pion catur yang harus selalu patuh & bisa ditumbalkan. (masterclass.com)

Dengan melihat hal tersebut, maka mungkin ada di antara kita yang terheran-heran. Jika sang pelantun lagu memandang pengikutnya sendiri dengan begitu rendah, mengapa mereka masih ngotot menjadi pengikutnya? Jawabannya adalah karena sang pelantun lagu bukanlah orang sembarangan.

Sebagai balasan atas kesetiaan para pengikutnya (stay loyal to us), sang pelantun lagu bersedia memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar & kepuasan batin yang diperlukan oleh pengikutnya (we have what you need). Entah itu bayaran yang tinggi, rasa aman dari lingkungan sekitar (we'll take away the hurt), iming-iming bakal masuk surga, & lain sebagainya.

Karena alasan tadi, sekontroversial apapun reputasi yang dimiliki oleh sang pelantun lagu, para pengikutnya selalu siap untuk menjadi tameng sekaligus ujung tombaknya. Mereka bersedia membela pemimpinnya habis-habisan karena merasa sudah diselamatkan olehnya (we can save you).

Contoh paling mudah dari fenomena macam itu bisa dilihat pada geng & kelompok preman di dunia nyata. Dalam banyak kasus, geng awalnya dibentuk oleh orang-orang miskin di kawasan setempat supaya anggota geng tersebut bisa saling melindungi saat diganggu oleh orang-orang lain yang tidak menyukai keberadaan mereka.

Supaya bisa mendapatkan pemasukan untuk bertahan hidup, para anggota geng akan bekerja sama & saling berbagi tugas. Tidak jarang profesi yang dijalankan oleh anggota geng merupakan profesi yang melanggar hukum & beresiko tinggi. Misalnya mengedarkan narkoba, meminta uang secara paksa, mempreteli kendaraan milik orang lain, & lain sebagainya.

Meskipun mereka tahu kalau pekerjaan yang mereka jalani bukanlah pekerjaan yang terpuji, mereka tetap melakukannya akibat tuntutan untuk bertahan hidup. Karena sebab-sebab itulah, para anggota geng pun memiliki rasa kompak & kesetiaan yang tinggi. Pasalnya di saat tidak ada orang yang bersedia membantu mereka, geng tersebut bersedia memberikan makanan, tempat tinggal, rasa aman, & lain sebagainya.

Di bidang politik, fenomena demikian juga dapat dijumpai dalam kasus hubungan antara politikus & para pendukungnya. Karena politikus tersebut bersedia memberikan aneka macam imbalan kepada para pendukungnya (uang, jabatan, & lain sebagainya), para pendukungnya merasa berhutang budi terhadap politikus tersebut.

Saat politikus tersebut terjerat skandal, para pendukungnya tetap berupaya membela politikus tersebut habis-habisan. Jika kebetulan politikus tersebut kebetulan menjabat sebagai pemimpin negara otoriter, semakin mudahlah politikus tersebut untuk mencuci otak & memobilisasi para pendukungnya untuk membungkam pihak-pihak yang tidak sejalan.

Kemajuan teknologi menyebabkan fenomena demikian bukan hanya dapat dijumpai di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya alias internet. Saat idola / golongannya dikritik oleh pihak luar, para pendukungnya akan beramai-ramai akan menghujat & mengintimidasi sang pembuat kritik. Tanpa peduli apakah kritikan yang dilontarkannya tersebut tidak bermaksud untuk menghina / merendahkan.

Dalam jangka panjang, fenomena demikian bakal berdampak pada suburnya fanatisme golongan & mudahnya penyebaran propaganda serta informasi palsu (hoax). Karena mereka sudah terbutakan oleh fanatismenya sendiri, mereka tidak merasa bersalah saat menyebarkan hoax selama isinya sesuai dengan kepentingan golongannya. Jika ada pihak luar yang mencoba membantah hoax tersebut, ia bakal langsung dikeroyok oleh para anggota golongan tadi.


Reffrain II
Reffrain I


(lihat kembali bagian-bagian yang berjudul serupa)


Bagian III

Ooh, fear is controlling you
It's time to give it up
And give in to us
Give us your compliance


Di bagian ini, sang pelantun lagu menunjukkan bagaimana ia bisa mendapatkan kesetiaan dari pengikutnya. Sebelum menjadi pengikut sang pelantun lagu, calon pengikut tersebut diketahui senantiasa hidup dalam ketakutan (fear is controlling you).

Takut karena ia khawatir tidak akan ada yang membantunya saat terjebak masalah. Takut kalau ia bakal masuk neraka setelah hidup terlunta-lunta di dunia. Takut kalau ia tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk memenuhi cita-citanya. Dan lain sebagainya.

Dalam kondisi seperti itulah, sang pelantun lagu meminta orang tadi untuk menjadi pengikutnya yang patuh (give us your compliance). Ia meminta supaya calon pengikutnya tersebut segera menyerah saja dalam memperjuangkan hidupnya sendirian (it's time to give it up). Sang pelantun lagu beralasan, lebih baik hidup makmur di bawah kendali orang lain, daripada hidup mandiri tapi menderita.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



SUMBER-SUMBER YANG MEMBANTU

Muse (Twitter). 2022. "#COMPLIANCE March 17th".
(twitter.com/muse/status/1502298309368631296?t=y_bYhSI1n-ACWG9c1-n0Xg&s=19)

Genius Lyrics. 2022. "Compliance".
(genius.com/Muse-compliance-lyrics)



TAUTAN EKSTERNAL

Lirik lagu Muse - Compliance

Video klip Muse - Compliance
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.