CARI

GLA, Kelompok Rahasia Anti Imperialisme Dunia



(Sumber)

Bagi para penggemar game-game strategi (RTS), harusnya tahu dong game yang bernama "Command & Conquer : Generals". Game tersebut adalah game sempalan (spin-off) dari seri populer Command & Conquer (C&C) buatan Electronic Arts (EA) di mana sebelum Generals dirilis, game-game seri C&C selalu dibuat oleh Westwood Studio.

Sejak dirilis ke pasaran, game Generals langsung menjadi fenomena tersendiri bagi para penggemar game strategi karena metode permainannya yang menarik & terkesan realistik - walaupun di lain pihak game ini juga dikritik karena konsep ceritanya yang terkesan mengandung muatan propaganda. Nah, artikel kali ini akan membahas soal GLA, salah satu kubu / faksi yang bisa dimainkan dalam game Generals.

GLA (Global Liberation Army; Tentara Pembebasan Dunia) adalah kelompok bersenjata fiktif yang ditampilkan memiliki obsesi untuk menguasai dunia & menyingkirkan pihak-pihak yang tidak sejalan dengan mereka. Obsesi GLA itu pula yang membuat kelompok tersebut pada akhirnya terlibat konflik terbuka dengan AS & Cina selaku 2 negara raksasa dunia.

Jika dibandingkan dengan kedua negara lawannya tadi, GLA bisa dikatakan sebagai pihak yang inferior akibat kurang majunya teknologi persenjataan yang mereka miliki. Namun GLA bisa menutupi kelemahan tersebut dengan mengoperasikan banyak unit berharga murah & sistem perbentengan yang rumit serta tidak memerlukan pembangkit tenaga listrik.



SEJARAH

Tahun 2003, Westwood selaku studio pengembang seri game C&C dibubarkan oleh perusahaan induknya yang bernama Electronic Arts (EA). EA lalu melanjutkan pembuatan seri game C&C dengan memproduksi game terbaru yang bernama "Command & Conquer : Generals" (biasa disingkat Generals). Dibandingkan game-game C&C sebelumnya, game Generals terbilang revolusioner karena dalam game ini, EA melakukan banyak perubahan.

Perubahan-perubahan yang dimaksud di sini adalah tidak adanya unit MCV sebagai pusat markas, pemakaian unit pekerja untuk melakukan semua aktivitas produksi serta pembangunan markas, & berpindahnya posisi panel menu pemain ke bagian bawah layar - dari yang awalnya terletak di bagian samping layar (sidebar). Banyak fans lama C&C yang mengeluhkan perubahan tersebut, namun tak sedikit pula yang menyambut baik perubahan tersebut beserta fitur-fitur baru yang ditawarkan di dalamnya.

Tampilan dari game Generals (atas) & Tiberian Sun. (Sumber 1) (2)

Metode bermain dari game Generals pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan game-game strategi lain. Pemain mengumpulkan uang, lalu membangun markas & pasukan untuk mengalahkan pemain lain. Game Generals sendiri mengambil setting di masa depan di mana negara Amerika Serikat (AS) & Cina sebagai pihak adidaya (superpower) terlibat konflik melawan kelompok bernama Global Liberation Army (GLA) sambil bersaing secara tidak langsung untuk menjadi pihak adidaya paling dominan di dunia.

Di dalam game, kubu GLA selaku pihak antagonis utama diperlihatkan sebagai kelompok teroris internasional yang terobsesi untuk mengubah tatanan dunia internasional yang selama ini didominasi oleh AS & Cina. Karena setting ceritanya & waktu perilisannya yang berdekatan dengan Perang Irak pada tahun 2003, banyak yang mencibir game Generals sebagai game yang eksploitatif & tidak orisinal karena membonceng isu "perang melawan terorisme" yang saat itu sedang hangat-hangatnya.

Bahkan tidak sedikit pula yang menuduh game ini mengandung muatan propaganda untuk membenarkan kebijakan pemerintah AS menginvasi negara lain & mendiskreditkan kelompok agama / etnis tertentu. EA sendiri selaku pengembang game Generals berdalih bahwa game yang dikembangkannya murni fiksi belaka & tidak ada kaitannya dengan kejadian apapun di dunia nyata, termasuk isu "War on Terror".

Kendati EA menyangkal adanya kaitan antara game Generals dengan unsur-unsur di dunia nyata, game Generals tetap dicekal di sejumlah negara dengan berbagai alasan. Di Jerman misalnya, game ini oleh badan sensor setempat dilarang dijual kepada orang yang belum dewasa dengan alasan game tersebut "mengagung-agungkan kekerasan".

Versi terbaru dengan nama "Command & Conquers : Generale" akhirnya dirilis EA di Jerman di mana dalam versi baru tersebut, pihak-pihak dalam game digantikan oleh sosok robot. Cina juga mencekal game yang bersangkutan, namun dengan alasan game ini memberi keleluasaan bagi pemainnya untuk memakai metode kekerasan (perang) & senjata nuklir dalam menggapai tujuannya.

Lambang dari GLA. (Sumber)

Supaya lebih mencerahkan, ada baiknya kita lihat GLA lebih dekat & membandingkannya dengan hal-hal di dunia nyata. Alur cerita dari Generals pada intinya adalah seputar AS (beserta Cina) yang melakukan operasi militer di wilayah Timur Tengah untuk memberantas aktivitas teror GLA.

Dalam peristiwa di dunia nyata, pasukan koalisi pimpinan AS melakukan operasi militer di Afganistan, Timteng, dengan dalih memberantas kelompok teroris internasional & milisi lokal yang bersembunyi di sana. Nama untuk mode single player campaign kubu AS (USA) di game Generals adalah "Operation : Enduring Freedom", nama yang sama untuk kode sandi operasi militer pasukan koalisi pimpinan AS saat menyerbu Irak.

Tema "baik vs jahat" juga cukup kentara di dalam game. AS digambarkan sebagai pihak yang berkeinginan menciptakan perdamaian dunia & tidak pernah memakai senjata kimia, sementara GLA sebagai pihak antagonis diperlihatkan tidak segan-segan mengorbankan penduduk sipil & memakai senjata kimia yang mematikan.

Lebih lanjut, GLA memiliki banyak sentuhan berbau Timteng seperti arsitektur yang didominasi kubah, orang-orang dengan aksen & penampilan yang mirip masyarakat Timteng pada umumnya, & pemakaian pedang serta belati Arab pada lambang kubu GLA. Dengan melihat perbandingan-perbandingan tersebut, rasanya bukan hal yang tak berdasar jika lantas ada yang memandang miring muatan-muatan dalam game Generals.



ALUR CERITA (GAME)

- Command & Conquer : Generals

Tahun 2020, GLA menyerang & meledakkan sebuah truk bermuatan nuklir di tengah-tengah parade militer pasukan Cina di ibukota Beijing. Insiden tersebut jelas menampar Cina yang kemudian memutuskan untuk memusnahkan GLA dari daratan Cina. Keinginan tersebut terwujud setelah Cina mengerahkan kekuatan militer daratnya yang superior.

Kendati berhasil melenyapkan keberadaan GLA di daratan Cina, Cina belum puas & merasa bahwa melenyapkan markas utama GLA di Asia Tengah adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri ancaman GLA ke Cina selama-lamanya. Cina pun kemudian mengirimkan pasukannya ke kota-kota penting di Asia Tengah yang selama ini diduduki GLA. Pertempuran berjalan sengit. Pasukan GLA sempat melawan sekuat tenaga, namun gagal sehingga satu per satu kota-kota di Asia tengah yang sebelumnya diduduki GLA berhasil direbut oleh Cina.

Tanpa disadari Cina, serangan besar-besaran yang mereka lakukan menyebabkan pangkalan militer mereka menjadi rentan diserang. GLA tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut & berhasil menenggelamkan pangkalan militer milik Cina dengan menghancurkan bendungan yang ada di dekatnya. GLA lantas mulai memperkuat diri mereka kembali dengan cara merampas suplai-suplai logistik milik PBB & merekrut milisi-milisi lokal di Asia Tengah.

Pasukan GLA saat meluncurkan roket dari fasilitas Baikonur. (Sumber)

Cina sempat berusaha melemahkan GLA dari dalam dengan cara mengirimkan senjata nuklir kepada pihak-pihak pembelot di tubuh GLA, namun gagal setelah GLA berhasil mencegat kendaraan pengangkut senjata nuklir tersebut & memakainya untuk menghancurkan kelompok-kelompok pembelot di kubu mereka. Tak lama kemudian, GLA berhasil menduduki fasilitas peluncuran roket Baikonour dari tangan pasukan gabungan AS-Cina & memakainya untuk meluncurkan roket bermuatan senjata biologis ke suatu kota.

Melihat semakin besarnya ancaman GLA terhadap keamanan dunia, AS pun memutuskan untuk mengirimkan pasukan ke Timur Tengah (Timteng) & Asia Tengah. GLA yang terdesak oleh aksi-aksi pasukan AS sempat setuju untuk berunding dengan PBB, namun negosiasi itu berakhir dengan kegagalan setelah perwakilan dari PBB terbunuh oleh sebuah aksi bom bunuh diri dari pasukan GLA.

Dalam perkembangannya, GLA juga berhasil mengajak seorang jenderal pasukan Cina untuk bergabung dengan mereka, namun pasukan gabungan keduanya berhasil dikalahkan oleh AS dengan bantuan Meriam Partikel (Patricle Cannon) - senjata yang memancarkan sinar laser raksasa dari langit. Pasukan AS yang dibantu oleh pasukan Cina akhirnya berhasil menghancurkan markas besar GLA di Akmola, Kazakstan, & secara efektif mengakhiri aktivitas GLA - untuk sementara waktu.


- Command & Conquer : Generals Zero Hour

Meskipun markas besar milik mereka di Akmola berhasil dihancurkan, GLA masih menguasai fasilitas peluncuran roket Baikonour & kemudian  memakainya untuk meluncurkan sebuah roket ke pangkalan militer AS di Eropa utara. AS bertindak sigap & berhasil menghancurkan fasilitas peluncuran roket tersebut lewat serangan udara. Tak lama kemudian, AS mendapatkan informasi seputar Dr. Thrax, pemimpin GLA yang juga berprofesi sebagai pengembang senjata kimia.

Setelah melalui sejumlah pertempuran, AS berhasil menemukan markas Dr. Thrax & roket-roket bermuatan senjata biologis miliknya yang siap diluncurkan ke berbagai penjuru dunia. Berkat bantuan kelompok-kelompok pembelot GLA yang khawatir Dr. Thrax akan membunuh banyak orang dengan senjata biologisnya, AS berhasil mengamankan roket-roket tersebut & membunuh Dr. Thrax.

Usai terbunuhnya Dr. Thrax, muncul perebutan kekuasaan dalam tubuh GLA antara Jenderal Mohmar "Deathstrike" dengan Pangeran Kassad. Konflik internal di tubuh GLA itu akhirnya dimenangkan oleh Jenderal Mohmar setelah pasukannya berhasil menghancurkan markas Pangeran Kassad di Mesir. Di bawah pimpinan Jenderal Mohmar, GLA pun mulai melakukan sejumlah aktivitas penyusupan ke pangkalan militer AS di Eropa.

Upaya penyusupan itu berbuah manis. Pasukan GLA berhasil menduduki fasilitas Meriam Partikel milik AS & memakainya untuk menghancurkan sebuah kapal induk AS. AS yang terkejut memutuskan untuk menarik mundur seluruh pasukannya ke AS karena khawatir akan ancaman GLA di tanah AS. GLA tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut & dengan bantuan persenjataan yang mereka curi dari militer Cina, pasukan GLA berhasil menduduki tanah Eropa & mendirikan suatu rezim baru.

Kapal induk AS saat diserang GLA dengan Meriam Partikel. (Sumber)

Di tengah gegap gempita pasukan GLA usai keberhasilan mereka menguasai Eropa, sebuah roket nuklir dari Cina tiba-tiba menghantam markas GLA. Cina melakukan hal tersebut sebagai balasan atas tindakan GLA yang mencuri persenjataan dari Cina & memakainya untuk menguasai Eropa. GLA sempat melakukan serangan balik ke wilayah Cina, namun serangan tersebut berhasil dipatahkan.

Tak lama kemudian, Cina mendapat permohonan dari para pemimpin Eropa untuk mengusir GLA dari tanah Eropa. Cina menyanggupi permohonan tersebut & melalui sejumlah serangan terkoordinir ke kota-kota di Jerman, Cina berhasil meraih dukungan internasional & mengakhiri kekuasaan GLA di Eropa. Sejak saat itu, Cina muncul sebagai negara adidaya yang baru menggantikan AS, sementara anggota-anggota GLA yang tertangkap disidang oleh pengadilan internasional.



KARAKTERISTIK

Struktur Sosial

Sebagai kelompok bawah tanah dengan jangkauan global, GLA memiliki struktur organisasi yang rumit. Tokoh-tokoh penting GLA tersebar di berbagai belahan dunia di mana masing-masing dari mereka memiliki wilayah kekuasaan & pasukan perangnya sendiri-sendiri. Sebagai akibat dari struktur organisasinya, GLA begitu sulit dihancurkan secara permanen karena begitu suatu kelompok GLA berhasil ditaklukkan, kelompok GLA yang bermukim di wilayah lain bisa tetap melakukan aktivitasnya tanpa ketahuan & bahkan melanjutkan aktivitas dari kelompok GLA yang sudah dihancurkan lebih dulu.

Struktur organisasi GLA yang rumit di sisi lain bisa menjadi bumerang karena hal tersebut bisa menimbulkan perpecahan di dalam tubuh GLA sendiri ketika tokoh-tokoh penting dalam tubuh GLA sama-sama terobsesi untuk menjadi pemimpin tertinggi GLA. Contoh paling mudah bisa dilihat di mana seusai kematian Dr. Thrax selaku pemimpin tertinggi GLA saat itu, Jenderal Mohmar & Pangeran Kassad terlibat konflik untuk menjadi pemimpin tertinggi GLA yang berikutnya. Tidak jarang pula kelompok-kelompok dalam tubuh GLA membelot ke pihak-pihak luar ketika merasa tidak puas dengan aktivitas organisasi atau pemimpin mereka.

Ada banyak tokoh penting dalam kubu GLA, namun dari sekian banyak tersebut ada 4 tokoh yang paling terkenal di mana masing-masing dari keempatnya memiliki metode perang favorit & spesialisasinya sendiri-sendiri. Berikut adalah nama-nama & spesialisasi mereka di medan perang :

- Jenderal Mohmar "Deathstrike" (spesialisasi : tidak diketahui)
- Dr. Thrax (spesialisasi : senjata biologis / toxin)
- Jenderal Rodall "Demo" Juhziz (spesialisasi : bahan peledak / demolition)
- Pangeran Kassad (spesialisasi : perang gerilya & kamuflase / stealth)


(Searah jarum jam dari pojok kiri atas) Pangeran Kassad, Jenderal Mohmar, Jenderal Juhziz, & Dr. Thrax


Taktik Militer & Teknologi

GLA sebagai suatu kelompok rahasia yang memiliki jangkauan global memiliki cita-cita untuk menciptakan tatanan dunia baru yang bebas dari imperialisme. Hal tersebut yang menyebabkan organisasi tersebut selalu memusuhi & dimusuhi AS & Cina selaku pihak-pihak adikuasa (superpower).

Di lain pihak, cita-cita GLA tersebut berhasil menarik simpati kelompok masyarakat kelas bawah yang mendiami negara-negara dunia ketiga di kawasan Afrika & Asia sehingga GLA bisa merekrut banyak simpatisan sebagai anggota kelompok mereka. Untuk membantu menyebarkan pengaruh & opininya, GLA juga memiliki stasiun televisi sendiri yang bernama ARC News.

Kemampuan GLA merekrut banyak orang dengan cepat pada akhirnya membuat GLA bisa menerjunkan sejumlah besar pasukan ke medan perang dalam waktu singkat untuk mengeroyok musuhnya. Contoh paling mudah bisa dilihat pada pasukan Angry Mob yang sebenarnya hanya merupakan sekumpulan penduduk sipil yang dipersenjatai senjata api & bom molotov.

Lebih lanjut, GLA juga tidak segan-segan mengirimkan prajuritnya untuk menjadi pasukan bunuh diri dengan cara menyuruh mereka meledakkan diri ketika berada di dekat pasukan musuh. Prajurit GLA tidak hanya ahli dalam pertempuran frontal. Beberapa unit infantri mereka juga terlatih untuk misi-misi sabotase semisal membajak kendaraan darat, memasang perangkap bom, & melumpuhkan bangunan penting milik musuh.

Menerjunkan pasukan dalam jumlah besar bukanlah masalah bagi GLA. (Sumber)

GLA juga menerjunkan kendaraan tempur (vehicle) di mana banyak dari kendaraan tempur utamanya merupakan kendaraan tempur generasi lawas alias sudah usang. Untuk mengantisipasinya, GLA memodifikasi kendaraan-kendaraan tersebut & bahkan memakai kendaraan biasa yang dipasangi senjata sebagai tambahan armada kendaraan tempurnya.

Beberapa contoh kendaraan tempur hasil modifikasi milik GLA adalah tank bermeriam kecil yang dipasangi peluncur roket (Scorpion), truk yang dilengkapi dengan meriam anti udara (Quad Cannon), hingga traktor dengan penyembur racun di bagian atasnya (Toxin Tractor). Secara keseluruhan, kendaraan tempur milik GLA tidak terlalu kuat, namun sangat fleksibel karena mayoritasnya bisa bergerak cepat & memperkuat dirinya sendiri dengan cara memungut sisa-sisa rongsokan dari kendaraan lain yang sudah hancur.

Tidak seperti AS maupun Cina, GLA tidak memiliki pasukan udara sama sekali - selain pesawat kargo yang mereka gunakan untuk menjatuhkan bom. Lantas, apakah hal tersebut menjadi kelemahan besar bagi GLA? Nyatanya tidak. GLA memang tidak memiliki pasukan udara, namun mereka memiliki solusi alternatif yang sangat efektif : Jaringan Terowongan (Tunnel Network).

Dengan membangun beberapa terowongan di sejumlah titik penting, pasukan GLA bisa berpindah tempat dengan cepat. Lebih lanjut, GLA juga bisa membangun beberapa pintu terowongan di sekitar markas musuh sebagai cara untuk melakukan serangan mendadak ke markas musuh & melarikan diri dengan cepat. Selain untuk berpindah tempat, GLA juga memakai jaringan terowongan bawah tanah untuk mengangkut persenjataan & menyembuhkan pasukan mereka.

Senjata pamungkas GLA : SCUD Storm. (Sumber)

GLA sangat menyadari bahwa memiliki markas militer yang kuat adalah kunci untuk memenangkan pertempuran. Karena itulah GLA mengembangkan begitu banyak cara untuk melindungi markas mereka. Selain dengan menempatkan beberapa tentara peluncur roket di sejumlah barikade pertahanan (Stinger Site), GLA juga membangun tong-tong berisi bahan peledak (Demo Trap) di sekitar markas mereka.

GLA juga bisa mendirikan bangunan palsu (Fake Building) yang akan meledak bila ada musuh yang berusaha merebutnya. Kalaupun musuh berhasil menghancurkan satu atau lebih bangunan penting milik GLA, GLA bisa membangun kembali bangunan yang hancur tanpa biaya tambahan selama lubang persembunyian pada pondasinya (GLA Hole) tidak hancur.

Kendati GLA memiliki teknologi yang tidak semaju teknologi milik kubu AS maupun Cina, GLA tidak benar-benar primitif karena mereka masih memiliki sejumlah teknologi efektif untuk membantu mereka di medan perang. Beberapa di antaranya adalah teknologi radar pengintai, kamuflase optik, senjata biologis antraks, & roket dengan daya jelajah tinggi.

Dari sekian banyak persenjataan milik GLA, senjata pamungkas milik GLA yang paling ditakuti adalah SCUD Storm yang bisa menembakkan 8 buah roket raksasa dengan daya jelajah & daya rusak amat tinggi. Dikombinasikan dengan kemampuan GLA mengoperasikan markas tanpa memerlukan pembangkit energi (power plant) & mengumpulkan dana serta tambahan persenjataan dari pasar gelap (Black Market), GLA pun menjadi kelompok yang selalu siap menebar ancaman bagi pihak-pihak yang berseberangan dengan mereka.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



REFERENSI

BBC News - German anger at 'violent' Iraqi game
Command & Conquer Wiki - Global Liberation Army (Generals)
Command & Conquer Wiki - GLA War
GameFAQs - Command & Conquer : Generals FAQ / Walkthrough....
GameReplays.org - The History of RTS : Command and Conquer : Generals
GameSpot - Command & Conquer : Generals Updated Preview
Wikipedia - Command & Conquer : Generals
Wikipedia - Command & Conquer : Generals Zero Hour
(Video Game) 2003. "Command & Conquer : Generals". EA Games, AS.
(Video Game) 2003. "Command & Conquer : Generals Zero Hour". EA Games, AS.

  




COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



23 komentar:

  1. kalau main gengerals,paling demen jadi GLA.emang sih,dalam game ini terkesan banget politisnya(makanya aku plg demen pakai GLA,soalnya anti sama USA) tapi whateverlah.overall,keren bgt game ini.

    BalasHapus
  2. wah game kyk gini yg bikin saya takut nnti ketagihan main,,hehe

    BalasHapus
  3. Aaaaargh! Saya gak maen C&C General! >.<'

    BalasHapus
  4. ane demen main game ini dulu, tapi sekarang enggak lagi karena dulu mainnya keseringan

    BalasHapus
  5. GLA gacoan ane tuh klo maen comand conquare

    BalasHapus
  6. GLA keren tuh, punya terowongan sakti ama gak usah bikin power plant. gacoan ane dah

    BalasHapus
  7. Hidup GLA, ada black market nya... unlimited money... yes sir, okok i'm work

    BalasHapus
  8. hagaga jagoan ane GLA...terserah GLA apa aja...agak susah kalo musuhnya pake USA super weapon...aurora bombernya sialan...wkwkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba aja pake quad cannon banyakin ato pakek GPS scrambler

      Hapus
  9. ini game favorit saya,serasa kayak ikut perang,GLA idolaku,sampek kapanpun game generals ini tetap ku mainkan tanpa pernah bosan...,salam kota pacitan,semarang,dan mranggen

    BalasHapus
  10. ada yang sdh punya game generals 2 nggk? ksh link download nya dong?
    ku tunggu. salam gamer..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak ada. Soalnya proses pembuatan Generals 2 dibatalkan.

      Hapus
    2. Sangat disayangkan :'(
      ane juga denger berita tuh beberapa bulan yg lalu dari forum kaskus (kayaknya)

      -dari inspirasimuda.tk

      Hapus
  11. Ada yang tau cara instal general di win 7 32bit ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba anda install seperti biasa. Lalu klik kanan icon gamenya > pilih Properties > Compability > centang opsi Run program > pilih sistem operasi Windows yang dirilis sebelum Windows 7 (misalnya XP).

      Hapus
  12. bagi link donwloadnya gan, please....

    BalasHapus
  13. Tulisan yg sangat bagus. Gan tau seri terbaru dari c&c g ? bukan yg 2 ya. Ane lagi kangen nih, dan skrg lagi main yg c&c shockwave meskipun cuma main skrimish-an tapi kan keren jendralnya banyak :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maksud anda yang versi mod Shockwave ya? Sayangnya saya jarang mencoba yang versi mod. Tapi saran saya, coba anda cari link downloadnya lewat Google. Di YouTube kalau tidak salah juga ada yang menyediakan langkah-langkah untuk menginstall gamenya.

      Hapus
  14. bro tuh di vidionya kan ad bermain di laut. nah cara bermain di laut cemana ya gan... tolong balas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau maksud anda memakai pasukan laut di mode Skirmish, jawabannya adalah tidak bisa. Tapi di mode campaign Zero Hour, ada beberapa mission milik USA & GLA di mana anda bisa menggunakan pasukan laut.

      Hapus
  15. kalo sekarang refleksi GLA ini adalah ISIS maka kini...

    BalasHapus
  16. aku juga senang memainkan group GLA dalam permainan RTS yang di ciptakan EA .sebagai pecinta GLA bagaimana kita bisa merubah refleksi GLA ini hilang dari bau teroris .karena ini juga sebagai salah satu perkembangan dalam update game C&C generals dan berpartisipasin di Mod DB

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.