Unta Dromedari, Sahabat Manusia di Gurun Pasir



Kawanan unta dromedari di tengah padang pasir. (funkman.org)

Gurun pasir adalah sebutan untuk daratan kering yang permukaannya dipenuhi oleh pasir & hanya memiliki sedikit tumbuhan. Sebagai akibat dari karakteristik gurun pasir yang gersang, tidak banyak hewan yang bisa bertahan hidup di kawasan tersebut. Satu dari sedikit hewan yang sukses bertahan hidup di gurun pasir adalah unta dromedari (dromedary camel; Camelus dromedarius).

Nama "dromedari" pada hewan ini berasal dari bahasa Yunani "dromas" yang berarti pelari. Selain dengan nama unta dromedari, unta ini juga dikenal dengan nama "unta Arab" (Arabian camel) karena mereka memang banyak ditemukan di Jazirah Arab. Unta dromedari tidak cuma ditemukan di Jazirah Arab. Mereka juga bisa ditemukan di Gurun Sahara (Afrika bagian utara), Iran, Afganistan, & Pakistan bagian barat.

Sejak permulaan abad ke-19, unta dromedari juga bisa ditemukan di Australia setelah para imigran yang menetap di sana mendatangkan unta dromedari dalam jumlah besar untuk keperluan transportasi & pengangkutan di daerah padang pasir Australia. Selain populasi yang mendiami Australia, unta dromedari tidak lagi dianggap sebagai hewan liar karena semua populasi unta dromedari di alam bebas pada dasarnya adalah hewan ternak yang oleh pemiliknya dibiarkan mencari makan secara mandiri.



AHLINYA MENJELAJAH GURUN PASIR

Ciri khas dari unta dromedari adalah adanya punuk atau tonjolan pada punggungnya. Punuk tersebut sebenarnya adalah organ lemak yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan (bukan air) sehingga unta dromedari bisa hidup tanpa makanan dalam jangka waktu yang lama. Saat cadangan makanannya menipis, maka punuk dari unta yang bersangkutan juga akan menyusut.

Adapun selain unta dromedari, spesies unta lain yang juga memiliki punuk adalah unta baktria (bactrian camel; Camelus bactrianus). Bedanya, jika unta dromedari hanya memiliki 1 buah punuk, maka unta baktria memiliki 2 buah punuk.

Punuk bukanlah satu-satunya "perlengkapan" yang dimiliki unta dromedari untuk bisa bertahan hidup di tengah kerasnya suasana padang gurun. Bagian bawah telapak kaki unta dromedari berbentuk lebar & datar sehingga unta dromedari bisa berjalan di atas timbunan pasir dengan lancar.

Untuk mengurangi resiko terbenam dalam pasir, unta dromedari juga memiliki metode berjalan yang unik karena ia akan menggerakkan salah satu sisi kakinya bersama-sama. Sebagai contoh, jika kaki kiri depan unta maju ke depan, maka kaki kiri belakangnya juga maju ke depan. Sementara kedua kaki kanannya tetap berada dalam posisi diam.

Anak unta yang sedang menghisap puting susu induknya. (Hohum / wikimedia.org)

Unta dromedari memiliki 2 baris bulu mata sehingga permukaan bola matanya terlindung dari butiran pasir yang tertiup angin. Jika angin bertiup sangat kencang & menimbulkan badai pasir, unta dromedari juga bisa menutup lubang hidungnya. Untuk mengurangi jumlah air yang terbuang keluar tubuh, unta dromedari bisa mengubah-ubah suhu tubuhnya pada kisaran antara 34 derajat Celcius (C) hingga 41 derajat C.

Dengan begitu, unta dromedari tidak perlu berkeringat ketika suhu lingkungannya meningkat. Unta dromedari juga memiliki ginjal yang termodifikasi sehingga jumlah air yang terbuang lewat aktivitas kencing jadi tidak terlampau banyak. Berkat metode adaptasi tersebut, unta dromedari bisa hidup tanpa air selama seminggu lebih!

Makanan dari unta dromedari mencakup hampir semua jenis tumbuhan yang bisa ditemukan di padang gurun. Entah itu rumput, pohon kecil, & bahkan semak berduri. Bibirnya yang tebal membuatnya bisa memetik & mengunyah tanaman berduri tanpa khawatir akan terluka.

Karena unta dromedari adalah hewan pemamah biak layaknya lembu, maka makanan yang masuk lambungnya akan disalurkan kembali ke mulut untuk dikunyah ulang sebelum kemudian ditelan kembali. Sementara untuk urusan minum, unta dromedari sanggup meminum 100 liter air hanya dalam waktu 10 menit! Jika tidak ada air tawar di sekitarnya, unta dromedari juga mau meminum air asin.



JINAK SAAT BIASA, BUAS SAAT MUSIM KAWIN

Unta dromedari jantan & betina memiliki penampilan yang serupa, namun keduanya masih bisa dibedakan. Unta dromedari jantan berukuran sedikit lebih besar daripada unta betina. Berat maksimal dari unta dromedari sendiri adalah 690 kg, sementara tinggi bahu maksimalnya adalah 2 m.

Perbedaan lainnya, unta dromedari jantan memiliki dulla, semacam organ berwarna merah jambu yang terletak di tenggorokan & dapat digelembungkan. Karena dulla menyembul keluar saat digelembungkan, orang awam kerap mengkelirukan dulla sebagai lidah. Alasan kenapa unta dromedari jantan menggelembungkan dulla miliknya adalah untuk menarik perhatian betina.

Unta dromedari adalah hewan sosial & hidup membentuk kelompok kecil yang jumlah anggotanya bisa mencapai 20 ekor. 1 kelompok unta biasanya terdiri dari seekor pejantan dewasa & beberapa betina serta anak-anak. Ada pula kelompok unta yang semua anggotanya adalah unta jantan yang belum memiliki pasangan kawin.

Dulla unta dromedari jantan yang tersembul keluar. (scienceblogs.com)

Walaupun membentuk kelompok sendiri-sendiri, unta dromedari adalah hewan yang toleran & bisa membaur bersama kelompok unta lainnya dengan mudah. Namun saat musim kawin tiba, unta jantan menjadi lebih agresif & kadang-kadang terlibat perkelahian untuk memperebutkan betina. Saat berkelahi, unta jantan akan mencoba menjatuhkan lawannya dengan cara menggigit kaki & kepala lawannya.

Musim kawin dari unta dromedari biasanya berlangsung pada musim penghujan waktu setempat. Unta dromedari betina yang sudah melakukan hubungan seksual dengan pejantan pasangannya akan memasuki periode kehamilan selama 15 bulan. Sesudah itu, unta dromedari betina akan melahirkan bayinya yang biasanya hanya berjumlah seekor.

Hanya sehari sesudah dilahirkan, bayi unta dromedari sudah bisa berjalan, namun ia tetap tinggal bersama induknya hingga usia 1 - 2 tahun. Unta dromedari jantan mengalami kematangan seksual pada usia 6 tahun, sementara betina pada usia 3 tahun. Seekor unta dromedari bisa hidup hingga usia 50 tahun dalam penangkaran.



UNTA DROMEDARI & MANUSIA

Sebagai akibat dari kemampuannya untuk bertahan di kawasan sekeras gurun, manusia yang tinggal di kawasan gurun pun sudah sejak lama memanfaatkan unta dromedari untuk memenuhi kebutuhannya. Kegunaan terbesar unta dromedari bagi manusia adalah sebagai hewan tumpangan & pengangkut barang. Sementara untuk keperluan hiburan, manusia menggelar atraksi balap unta & gulat unta.

Bagian-bagian tubuh dari unta dromedari juga bisa dimanfaatkan oleh manusia. Bulu atau rambutnya bisa dijadikan bahan pakaian. Dagingnya bisa diolah menjadi hidangan yang lezat. Susunya bisa diminum atau diolah terlebih dahulu menjadi bahan makanan yang lain semisal keju.

Kompetisi balap unta di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. (shotgunbagsy.com)

Dalam suasana perang yang terjadi sebelum era modern, unta dromedari kerap digunakan sebagai hewan tunggangan militer (kavaleri). Taktik yang umum digunakan oleh pasukan kavaleri unta adalah menyerang suatu target, lalu melarikan diri dengan cepat ke kawasan gurun yang tidak bisa dijangkau oleh kavaleri kuda.

Kavaleri unta juga menjadi lawan yang dibenci oleh kavaleri kuda karena bau menyengat dari unta membuat kuda menjadi gelisah & sulit dikendalikan oleh penunggangnya. Di masa kini, unta kadang-kadang masih dijadikan hewan tunggangan prajurit karena unta tidak memerlukan bahan bakar fosil & posisi punuk unta yang tinggi memberikan sudut pandang yang luas bagi penunggangnya.

Unta dromedari diperkirakan sudah mulai dijinakkan manusia sejak 4.000 tahun yang lalu. Seiring berjalannya waktu, populasi unta dromedari di alam liar secara berangsur-angsur menghilang & digantikan oleh populasi unta dromedari hasil penjinakan manusia yang dibiarkan beraktivitas secara bebas oleh pemiliknya.

Berkat manusia pula, populasi unta dromedari sempat menyebar hingga ke Australia & Amerika Serikat (AS) karena penduduk setempat sengaja mengimpor unta dromedari dalam jumlah besar untuk membantu membuka lahan di kawasan gersang.

Populasi unta dromedari di AS sudah menghilang sejak tahun 1905, namun populasi di Australia masih ada hingga sekarang & dikategorikan sebagai hewan liar yang invasif karena keberadaan mereka membahayakan ekosistem setempat.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Camelidae
Genus : Camelus
Spesies : Camelus dromedarius



REFERENSI

Australian Feral Camel Management Project. "FAQ".
(www.feralcamels.com.au/faq)

Daily Mail. 2011. "Duel of the dromedaries: Afghan camels in wrestling showdowns to celebrate Persian New Year".
(www.dailymail.co.uk/news/article-1371992/Duel-dromedaries-Afghan-camels-wrestling-showdowns-celebrate-Persian-New-Year.html)

Lendering, J.. 2010. "Camels and dromedaries".
(www.livius.org/caa-can/camel/camel.html)

National Gepgraphic. "Arabian (Dromedary) Camel".
(www.nationalgeographic.com/animals/mammals/facts/arabian-camel)

Naumann, R.. 1999. "Camelus dromedarius".
(animaldiversity.org/accounts/Camelus_dromedarius/)

San Diego Zoo Animals & Plants. "Camel".
(animals.sandiegozoo.org/animals/camel)

Wikipedia. "Camel racing".
(en.wikipedia.org/wiki/Camel_racing)

Wikipedia. "Dromedary".
(en.wikipedia.org/wiki/Dromedary)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.