Restorasi Kenmu, Tumbangnya Keshogunan Pertama Jepang



Lukisan berisi ilustrasi pasukan samurai. (insidekyoto.com)

Jika membicarakan kata "restorasi" dalam sejarah Jepang, maka orang pada umumnya hanya mengenal Restorasi Meiji. Wajar saja karena restorasi yang berlangsung pada abad ke-19 tersebut menjadi titik awal berubahnya Jepang dari yang awalnya kolot & terbelakang berubah menjadi negara maju seperti sekarang.

Namun sebenarnya selain Restorasi Meiji, masih ada peristiwa penting lain yang juga menggunakan istilah "restorasi". Peristiwa tersebut adalah Restorasi Kenmu yang berlangsung beberapa abad sebelum terjadinya Restorasi Meiji.

Restorasi Kenmu (Kenmu no Shinsei) adalah sebutan untuk periode sesudah tumbangnya Keshogunan Kamakura di tahun 1333 hingga terusirnya Kaisar Go-Daigo dari Kyoto pada tahun 1336. Restorasi ini terjadi setelah pasukan pendukung Kaisar Go-Daigo berhasil mengalahkan pasukan keshogunan di akhir Perang Genko.

Istilah "restorasi" digunakan karena peristiwa ini berawal dari upaya Kaisar Go-Daigo untuk memulihkan / merestorasi kekuasaannya yang selama berada di bawah bayang-bayang pemerintahan shogu.



LATAR BELAKANG

Jepang merupakan negara dengan bentuk pemerintahan kekaisaran yang berarti posisi pemerintahan tertinggi dipegang oleh kaisar. Namun dalam praktiknya, kaisar hanya memiliki wewenang yang terbatas karena ia menyerahkan urusan pemerintahan & keamanan kepada keluarga-keluarga bangsawan bawahannya.

Tahun 1185, keluarga bangsawan / klan Minamoto beserta sekutunya menjadi aliansi klan terkuat di Jepang setelah berhasil mengalahkan klan rivalnya yang bernama Taiwa di akhir Perang Genpei.

Minamoto Yoritomo lalu mengangkat dirinya sebagai shogun (semacam gelar panglima militer tertinggi) & mendirikan pemerintahan berbasis militer yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah "bakufu" (keshogunan). Karena keshogunan bentukan klan Minamoto menjadikan kota Kamakura di Jepang timur sebagai pusat pemerintahannya, keshogunan itupun dikenal juga sebagai Keshogunan Kamakura.

Peta lokasi Kamakura. (web-japan.org)

Pasca wafatnya Yoritomo di tahun 1199, posisi shogun masih dipegang oleh anggota klan Minamoto. Namun mereka dalam praktiknya disetir oleh anggota klan Hojo yang menempati jabatan "shikken" (semacam wali untuk shogun).

Kuatnya dominasi keshogunan sebagai penguasa de facto Jepang tidak lepas dari konflik internal di lingkungan kekaisaran sendiri. Tokoh-tokoh yang masih memiliki hubungan darah dengan kaisar-kaisar sebelumnya kerap terlibat perselisihan mengenai siapa yang pantas menjadi kaisar berikutnya.

Saking rumitnya konflik tersebut, pihak keshogunan pun memutuskan untuk turun tangan. Hasilnya, sejak tahun 1272 keshogunan membagi keluarga kekaisaran menjadi 2 faksi : faksi senior (jimyoin) & faksi junior (daikakuji). Perjanjian juga dibuat untuk menentukan dari faksi manakah kaisar berikutnya kelak bisa diambil.

Ujian lain bagi kelangsungan bakufu datang dari luar Jepang menyusul invasi pasukan Mongol di tahun 1274. Untung bagi bakufu, badai datang & memporak-porandakan armada Mongol sehingga invasi tersebut berakhir dengan kegagalan.

Pasukan Mongol kembali datang menyerbu di tahun 1281. Namun karena armada mereka kembali diterjang badai & pasukan Jepang berada dalam kondisi yang jauh lebih siap, invasi tersebut berhasil digagalkan & Mongol gagal menjadikan Jepang sebagai negara taklukannya.

Kendati berakhir dengan kemenangan pihak Jepang, invasi pasukan Mongol tetap membawa konsekuensi negatif. Selama ini keshogunan mengandalkan harta jarahan & tanah hasil taklukan untuk membayar para samurainya. Namun karena pasukan Mongol datang dari luar Jepang, pihak keshogunan pun tidak bisa menyediakan imbalan kepada para samurainya.

Selain para samurai, para pemuka agama Jepang juga meminta bayaran karena mereka merasa gagalnya invasi Yuan akibat badai merupakan bukti kalau doa mereka dikabulkan oleh dewa.

Kaisar Go-Daigo. (nippon.com)

Merosotnya pamor bakufu di mata para samurainya lantas coba dimanfaatkan oleh Go-Daigo - kaisar Jepang dari faksi junior yang bertahta sejak tahun 1288 - untuk menumbangkan Keshogunan Kamakura & memastikan agar kaisar bisa memerintah tanpa gangguan dari para panglima militernya.

Alasan lain mengapa Go-Daigo ingin menumbangkan keshogunan adalah karena dirinya ingin menunjuk putra kandungnya sendiri sebagai penerusnya kelak. Namun pihak keshogunan lebih tertarik menjadikan keturunan bekas kaisar Go-Fushimi dari faksi senior sebagai kaisar berikutnya.



KONFLIK MENUJU RESTORASI

Go-Daigo sadar kalau dia memerlukan pasukan untuk menumbangkan keshogunan secara paksa. Maka, dengan dibantu oleh tokoh-tokoh di lingkungan istana seperti Hino Suketomo & Hino Toshimoto, ia pun secara diam-diam mulai mengumpulkan prajurit untuk melakukan pemberontakan di tahun 1324.

Sial bagi mereka, rencana tersebut berhasil terendus lebih dulu oleh perwakilan shogun yang ditempatkan di Kyoto. Namun Go-Daigo masih bisa menghirup napas lega karena pihak keshogunan mempercayai pembelaannya kalau dirinya tidak terlibat dalam rencana pemberontakan tersebut.

Go-Daigo masih belum jera & kembali melanjutkan rencana awalnya untuk melakukan pemberontakan. Namun kesialan kembali menimpa Go-Daigo karena ia dikhianati oleh penasihatnya yang bernama Fujiwara Sadufusa di tahun 1331.

Patung Pangeran Morinaga. (Urashimataro / wikipedia.org)

Go-Daigo mencoba melarikan diri ke luar Kyoto dengan dibantu oleh putranya yang bernama Pangeran Morinaga. Namun pasukan keshogunan berhasil menangkap Go-Daigo di Kasagi pada bulan November. Go-Daigo kemudian dibuang ke Pulau Oki yang terletak di sebelah barat kepulauan utama Jepang. Pangeran Kazuhito dari faksi senior lantas dilantik menjadi kaisar baru dengan gelar Kaisar Kogon.

Dibuangnya Go-Daigo tidak mengakhiri ancaman terhadap keshogunan karena Morinaga berhasil melarikan diri ke Yoshino yang terletak 50 mil di sebelah selatan Kyoto. Di sana, ia mulai mengumpulkan pasukan untuk menggulingkan keshogunan & membebaskan ayahnya.

Di saat Morinaga tengah sibuk membangun kekuatan, pasukan yang dipimpin oleh Kusunoki Masashige - bekas prajurit keshogunan yang bersimpati pada Go-Daigo - berhasil menaklukkan wilayah Osaka & sekitarnya di sepanjang tahun 1332. Pemberontakan juga pecah di sebelah barat Kyoto dengan dipimpin oleh Akamatsu Norimura.

Tanggal 8 Mei 1333, Go-Daigo berhasil melarikan diri keluar Pulau Oki dengan menyamar menjadi wanita hamil. Begitu kabar mengenai kaburnya Go-Daigo tersebar, gelombang perlawanan terhadap keshogunan kian menghebat.

Pihak keshogunan di lain pihak sadar kalau pasukan pendukung Go-Daigo berniat menyerang Kyoto karena di kota itulah istana kekaisaran berada. Maka, pihak keshogunan pun mengirimkan tambahan pasukan ke Kyoto dengan Ashikagi Takauji bertindak sebagai pemimpinnya.

Tindakan tersebut ternyata malah menjadi senjata makan tuan karena pasukan pimpinan Takauji malah berbalik menyerang pasukan keshogunan yang ditempatkan di Kyoto. Ia kemudian mengumumkan kalau dirinya tidak lagi berpihak pada keshogunan & membiarkan Go-Daigo memasuki Kyoto di bulan Juli.

Peta lokasi Kyoto. (worldatlas.com)

Takauji berharap jika Keshogunan Kamakura pada akhirnya berhasil ditumbangkan, Kaisar Go-Daigo akan memberikan jabatan tinggi & imbalan besar kepada para anggota klannya. Membelotnya Takauji lalu diikuti dengan membelotnya panglima-panglima militer keshogunan yang lain seperti Nitta Yoshihada & Kusunoki Masashige.

Yoshihada sekaligus menjadi tokoh kunci yang mengakhiri riwayat keshogunan. Setelah berpura-pura sakit supaya mendapatkan izin dari keshogunan untuk kembali ke kampung halamannya, Yoshihada mengumpulkan pasukan baru di Jepang tengah & kemudian membawanya ke kota Kamakura.

Ketika pasukan pimpinan Yoshihada berhasil memasuki Provinsi Musashi di sebelah utara Kamakura pada tanggal 21 Juni, pasukannya dilaporkan memiliki 200 ribu prajurit. Pihak keshogunan mencoba menghentikan pasukan pimpinan Yoshida melintasi Sungai Iruma dengan cara mengirimkan pasukan berkekuatan 110 ribu prajurit yang menyerang dari 2 arah. Namun upaya tersebut gagal membendung laju Yoshihada & pasukannya.

Tanggal 30 Juni, pasukan pimpinan Yoshihada akhirnya tiba di luar kota Kamakura. Pertempuran yang menentukan hidup mati Keshogunan Kamakura pun meletus. Dengan memanfaatkan bentang alam di sekitar Kamakura, pasukan keshogunan berhasil mencegah pasukan Yoshihada memasuki kota. Namun pasukan bawahan Yoshihada akhirnya berhasil menerobos masuk setelah menyusuri sisi barat kota & masuk dari arah selatan yang pertahanannya lebih lemah.

Sadar kalau runtuhnya keshogunan sudah di ambang mata, Hojo Takatoki selaku shikken Kamakura lantas mencabut nyawanya sendiri. Perang pun berakhir pada bulan Juli dengan kemenangan kubu pendukung Go-Daigo & direstorasinya kekuasaan kaisar.



BERAKHIRNYA RESTORASI

Sebagai balas jasa atas kesediaan mereka membantu menumbangkan Keshogunan Kamakura, Go-Daigo memberikan jabatan tinggi & imbalan tanah kepada Takauji & Yoshihada. Namun ketidakpuasan kepada Go-Daigo menyembul dari golongan samurai kelas menengah ke bawah yang merasa tidak menerima imbalan berjumlah setimpal.

Penolakan para samurai kepada Go-Daigo kian menjadi-jadi setelah Go-Daigo menambah pajak yang dipungut dari golongan samurai supaya bisa membangun istana baru untuk dirinya.

Go-Daigo sendiri tidak menghapuskan posisi shogun di masa pemerintahannya & memberikan posisi tersebut kepada Morinaga. Hal tersebut ganti menuai rasa tidak suka dari Ashikagi Takauji yang berharap bisa menjadi shogun baru seusai tumbangnya Keshogunan Kamakura.

Ashikaga Takauji. (jref.com)

Takauji lantas menuduh Morinaga memiliki rencana terselubung atas dirinya & mengurungnya di Kamakura pada tahun 1334. Setahun kemudian, Morinaga tewas dieksekusi & Takauji mengangkat dirinya sendiri sebagai shogun.

Pihak istana menuduh klan Ashikaga melakukan pembangkangan sehingga terjadilah perang antara kekaisaran & Keshogunan Ashikaga. Dengan bantuan para samurai yang tidak menyukai kepemimpinan Go-Daigo, Takauji & pasukannya berhasil menaklukkan Kyoto pada tahun 1336 & kemudian mengangkat kembali Kogon sebagai kaisar.

Go-Daigo sendiri berhasil melarikan diri dari Kyoto dengan selamat & kemudian mendirikan kekaisaran tandingan di Yoshino. Periode kekaisaran kembar ini terus berlangsung hingga lebih dari 50 tahun kemudian.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



REFERENSI

Asakawa, K.. 1907. "The History of Nations : Japan".
(www.gutenberg.org/files/45645/45645-h/45645-h.htm)

G. C. Hurst III & F. G. Notehelfer. 2008. "Japan". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

Japan Reference. 2016. "Kemmu Restoration".
(jref.com/articles/kemmu-restoration.277/)

Rickard, J.. 2012. "Genko War, 1331-33".
(www.historyofwar.org/articles/wars_genko.html)

Szczepanski, K.. "The Mongol Invasions of Japan".
(www.thoughtco.com/the-mongol-invasions-of-japan-195559)

Shinoda, M.. 2008. "Daigo, Go-". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

The Samurai Archives. "Kamakura Period".
(www.samurai-archives.com/time.html)
    





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



7 komentar:

  1. Min tolong angkat artikel tentang pertempuran sekigahara, thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada di novel Taiko, novel Musashi jg dikit nyinggung

      Hapus
  2. MIN...REQUEST SEJARAH TENTANG NEGARA KANADA YA.

    BalasHapus
  3. Klu begitu tolong tulis artikel ttg restorasi shogun yg terakhir, shogun Tokugawa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah ada kok, di artikel saya yang membahas soal Restorasi Meiji.

      Hapus
  4. shogun sendiri sebetulnya kalau di Indonesia seperti Bupati jaman kerajaan. Punya kuasa pada wilayah tertentu dan menyatakan setia pada raja tertentu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih tepatnya, bupati itu lebih mirip daimyo, karena ruang lingkup kekuasaannya hanya terbatas pada daerahnya sendiri & tidak mencakup seluruh wilayah kerajaan.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.