CARI

Anelosimus eximius, Laba-Laba yang Membangun Koloni



Anelosimus eximius saat mengerubungi mangsa. (bbc.com)

Jika bicara soal laba-laba, maka seketika orang akan langsung membayangkan hewan berkaki 8 yang memiliki kebiasaan hidup sendirian di sarang jaring yang dibuatnya. Bayangan tersebut tidak sepenuhnya salah karena memang seperti itulah pola hidup laba-laba pada umumnya. Namun selain hidup sendirian, ternyata ada juga laba-laba yang memiliki pola hidup sosial.

Anelosimus eximius adalah nama ilmiah dari spesies laba-laba tersebut. Laba-laba ini dapat dikenali dengan melihat tubuhnya yang berwarna kemerahan dengan kaki-kaki panjang berwarna hitam. A. eximius tergolong sebagai laba-laba yang berukuran kecil karena laba-laba ini hanya memiliki panjang maksimum 6 mm, di mana betina berukuran sedikit lebih besar dibandingkan pejantan.

Karena ukurannya yang kecil & habitatnya yang berada jauh di pelosok hutan, laba-laba ini pun kerap luput dari pantauan manusia. Namun sekali ditemukan, orang yang melihatnya bakal langsung disuguhi pemandangan berupa jaring raksasa yang penuh dengan laba-laba di dalamnya. Tidak tanggung-tanggung, jumlah laba-laba yang menghuni satu jaring bisa mencapai 50.000 ekor!

Karena satu jaring bisa ditempati oleh begitu banyak laba-laba, jaring yang dibangun oleh A. eximius pun memiliki ukuran yang spektakuler. Jaring yang dibangun oleh laba-laba ini bisa memiliki panjang hingga 7,6 meter & lebar mencapai 1,5 meter. A. eximius bukanlah satu-satunya spesies laba-laba yang memiliki pola hidup sosial, namun A. eximius merupakan laba-laba dengan sarang jaring terbesar di dunia.

Laba-laba A. eximius hanya dapat ditemukan di Amerika Tengah & Selatan. Tepatnya mulai dari Panama hingga Peru, Suriname, & Brazil selatan. Habitat favoritnya adalah hutan hujan di dataran rendah. Sarang laba-laba ini paling sering ditemukan di sekitar lokasi bekas pohon tumbang karena lokasi tersebut menyediakan ruang terbuka yang cukup bagi laba-laba ini untuk membangun sarangnya.

Sarang laba-laba Anelosimus eximius. (Helmy oved / wikimedia.org)

Lokasi dari habitat A. eximius berada di ketinggian antara 30 meter hingga 880 meter di atas permukaan laut. Semakin tinggi lokasi habitat yang ditinggali oleh A. eximius, maka sarang yang dibangun oleh laba-laba ini cenderung semakin kecil karena jaring laba-laba ini cenderung lebih mudah rusak di dataran tinggi.

Pola hidup sosial yang dijalankan oleh A. eximius diperkirakan muncul sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi keras di habitatnya. Seperti yang kita tahu, jaring laba-laba mudah mengalami kerusakan jika terpapar oleh hujan deras ataupun terhantam oleh ranting jatuh. Jika laba-laba ini hidup menggerombol, maka jaring yang mengalami kerusakan tentunya bisa diperbaiki secara lebih cepat. Pola hidup menggerombol juga membuat laba-laba mungil ini lebih aman dari ancaman hewan pemangsa.



BERSAMA MEMBANGUN KOLONI

Seperti laba-laba lain yang membuat sarang jaring, laba-laba A. eximius juga berburu secara pasif. Saat ada hewan kecil yang tidak sengaja menabrak jaring, hewan tersebut bakal langsung diserang oleh laba-laba penghuni sarang. Dan karena jaring tersebut dihuni oleh laba-laba dalam jumlah besar, laba-laba ini pun bisa melumpuhkan mangsa yang ukurannya lebih besar. Ukuran sarang jaring yang besar juga membantu meningkatkan peluang laba-laba A. eximius dalam mendapatkan mangsanya.

Jika dibandingkan dengan serangga-serangga sosial seperti semut atau rayap, struktur sosial yang dimiliki oleh koloni A. eximius tergolong lebih sederhana. Pasalnya laba-laba ini tidak memiliki sistem pengkastaan yang kaku & semua laba-laba sama-sama terlibat dalam aktivitas sarang. Mulai dari membangun sarang, menangkap mangsa, merawat bayi laba-laba, hingga berkembang biak.

Koloni yang dibangun oleh A. eximius juga cenderung lebih fleksibel. Saat ada 2 koloni atau lebih yang posisinya berdekatan, koloni-koloni tersebut bisa melebur menjadi satu saat sarang masing-masing koloni terhubung satu sama lain. Kondisi sebaliknya juga bisa terjadi ketika ada musibah tertentu yang membuat sarang mereka terbelah menjadi 2, misalnya akibat ada pohon besar yang tumbang di tengah-tengah jaring.

Laba-laba Anelosimus eximius dilihat dari dekat. (Helmy oved / wikipedia.org)

Jika hal itu sampai terjadi, maka secara otomatis kawanan laba-laba yang menghuni sarang tadi kini berada dalam lokasi yang terpisah 1 sama lain. Kalau sudah begitu, maka kawanan laba-laba tadi akan melanjutkan hidup mereka sebagai 2 koloni yang masing-masingnya beroperasi secara mandiri. Ilmuwan menduga kalau koloni-koloni A. eximius yang lokasinya saling berdekatan tercipta melalui cara ini.

Koloni A. eximius dihuni oleh laba-laba jantan maupun betina, namun betina selalu menjadi jenis kelamin dengan tingkat populasi yang paling dominan dalam suatu sarang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 1980-an, jumlah laba-laba A. eximius jantan dalam suatu sarang hanya berkisar antara 5% hingga 22%. Kendati laba-laba jantan & betina sama-sama terlibat dalam pekerjaan rumah tangga sarang, urusan mengasuh bayi laba-laba hanya dilakukan oleh betina.



SIKLUS HIDUP & MUSUH ALAMIAH

Laba-laba A. eximius tidak memiliki musim kawin yang spesifik & bisa berkembang biak kapan saja. Jika hendak melakukan perkawinan, pejantan akan menarik perhatian betina dengan cara menggetarkan jaring, mengeluarkan zat berbau (feromon), atau melakukan keduanya sekaligus. Namun jika betina enggan meninggalkan sarangnya, pejantanlah yang akan mendatangi betina.

Sesudah melakukan perkawinan, betina selanjutnya akan mengeluarkan telur yang berjumlah antara 17 - 53 butir. Telur-telur tersebut memerlukan waktu antara 20 - 30 hari untuk menetas. Bayi laba-laba yang sudah menetas selanjutnya akan diberi makan oleh laba-laba betina yang melakukannya dengan cara memuntahkan makanan yang tersimpan di perutnya.

Bayi A. eximius melakukan pergantian kulit sebanyak 5 kali (jantan) atau 6 kali (betina) sebelum mencapai fase dewasa. Pada pergantian kulit ke-3, laba-laba A. eximius sudah mulai ikut serta dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan sarang. Karena A. eximius berukuran kecil, A. eximius pun memiliki rentang usia yang pendek. A. eximius diketahui mencapai kematangan seksual pada usia 2 bulan & hanya memiliki usia maksimum kurang lebih 71 hari.

Tawon parasit yang sedang menaruh telurnya pada laba-laba. (Jeanloujustine / wikimedia.org)

Sebagai akibat dari kebiasaannya untuk hidup menggerombol dalam jaring raksasa, A. eximius tidak memiliki banyak musuh alamiah. Satu dari sedikit hewan yang diketahui menjadi musuh utama laba-laba ini adalah tawon parasit dari genus Zatypota yang menaruh telurnya pada abdomen laba-laba ini. Saat telur tawon tadi menetas, larvanya akan menghisap hemolymph - sejenis cairan yang fungsinya menyerupai darah - dari laba-laba inangnya.

Setelah larva tadi sudah tumbuh cukup besar, larva tersebut kemudian memanipulasi inangnya untuk pergi menjauh dari koloninya & membuat jaring yang bentuknya tidak lazim. Larva kemudian memanfaatkan jaring tersebut sebagai tempat berlindung untuk berubah menjadi kepompong, sementara laba-laba yang menjadi inangnya tadi bakal mati.

Selain ancaman dari tawon parasit, laba-laba A. eximius juga mendapat gangguan dari spesies laba-laba lain, tepatnya dari laba-laba Argyrodes ululans. Alasan kenapa A. ululans dianggap sebagai gangguan adalah karena A. ululans memiliki kebiasaan untuk mencuri makanan yang tertangkap pada jaring A. eximius. Jika tindakan laba-laba pengutil tadi sampai dibiarkan, persediaan makanan yang dimiliki oleh A. eximius bisa berkurang hingga 25 persen.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Araneae
Famili : Theridiidae
Genus : Anelosimus
Spesies : Anelosimus eximius



REFERENSI

Carrell, S.. 2016. "Anelosimus eximius".
(animaldiversity.org/accounts/Anelosimus_eximius/)

Goldman, J.G.. "Meet the spiders that have formed armies 50,000 strong".
(www.bbc.com/earth/story/20160122-meet-the-spiders-that-have-formed-armies-50000-strong)

Sci-News.com. 2018. "New Species of Parasitoid Wasp from Ecuador Turns Social Spiders into Zombies".
(www.sci-news.com/biology/zatypota-parasitoid-wasp-social-spiders-zombies-06654.html)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.