Cacing Kepala Martil, Monster Tanah yang Merambah Dunia



Cacing kepala martil dari spesies Bipalium kewense. (ulasan Heirloom / youtube.com)

Cacing kepala martil (hammerhead worm) adalah nama dari sejenis hewan tak bertulang belakang yang diberi nama demikian berkat wujudnya yang unik & lain daripada yang lain. Hewan ini memiliki tubuh yang panjang layaknya cacing, namun dengan kepala yang bentuknya lebar & setengah lingkaran layaknya ujung martil atau sekop.

Ada beberapa spesies cacing kepala martil yang sudah diketahui. Mereka semua digolongkan dalam genus Bipalium. Karena cacing kepala martil memiliki tubuh yang pipih, hewan ini pun dikategorikan dalam filum Platyhelminthes, filum yang beranggotakan cacing pipih (flatworm). Mereka juga dikenal dengan sebutan "planaria darat" (land planaria) karena mereka memiliki banyak kemiripan dengan cacing pipih planaria yang hidup di air.

Karena cacing kepala martil terdiri dari beragam spesies, mereka pun memiliki warna & ukuran yang bervariasi. Spesies Bipalium adventitium adalah spesies cacing kepala martil terkecil karena panjang maksimumnya hanya mencapai 5 cm. Spesies B. kewense di lain pihak merupakan spesies cacing kepala martil terbesar karena cacing spesies ini bisa tumbuh hingga sepanjang 20 cm lebih.

Cacing kepala martil memiliki tubuh yang senantiasa dipenuhi lendir. Di bagian bawah tubuhnya, cacing ini juga memiliki bulu-bulu yang berukuran amat kecil. Cacing kepala martil bergerak dengan cara mengeluarkan lendirnya ke atas permukaan tanah, lalu menggerakkan bulu-bulu kecil tadi untuk memanjat lapisan lendir.

Cacing kepala martil dilihat dari depan. (J. Justine, dkk. / scientificamerican.com)

Supaya cacing kepala martil tidak mudah mengalami dehidrasi akibat mengeluarkan terlalu banyak lendir, hewan ini pun memiliki pola hidup nokturnal alias hanya aktif pada malam hari. Pada siang hari, hewan ini lebih suka bersembunyi di bawah batu & tempat-tempat gelap. Cacing kepala martil juga kerap menampakkan diri saat hujan turun.

Cacing kepala martil pada awalnya hanya dapat ditemukan di Asia. Namun sekarang, mereka dapat ditemukan di kawasan tropis & subtropis seluruh dunia. Cacing ini menyebar secara tidak sengaja melalui media tanah yang digunakan pada tanaman ekspor. Karena cacing kepala martil membutuhkan kelembaban tinggi supaya bisa hidup, mereka tidak bisa ditemukan di kawasan yang terlalu kering semisal di kawasan gurun.



CACING YANG MEMAKAN CACING

Cacing kepala martil adalah hewan pemakan daging (karnivora) dengan perilaku berburu yang ganas. Mereka pada dasarnya mau menyantap hewan apapun selama hewan tersebut berukuran kecil, bertubuh lunak, & hidup di tanah. Makanan hewan ini terdiri dari cacing tanah, larva serangga, siput tak bercangkang, & bahkan cacing kepala martil lainnya.

Cacing kepala martil melacak keberadaan mangsanya dengan memakai pendeteksi zat kimia (kemoreseptor) yang terletak di bawah kepalanya. Begitu menemukan mangsanya, cacing kepala martil akan melilit mangsanya sambil mengeluarkan lendir supaya mangsanya tidak bisa melarikan diri.

Cacing kepala martil (kanan) saat memakan cacing tanah. (J. Justine, dkk. / thoughtco.com)

Cacing kepala martil sesudah itu akan mengeluarkan kerongkongannya melalui mulut & menyuntikkan enzim pencerna pada tubuh mangsanya. Mulut hewan ini tidak terletak di kepala, melainkan di bagian tengah tubuhnya. Hal berikutnya yang perlu dilakukan oleh cacing kepala martil adalah menghisap daging mangsanya yang kini sudah berwujud cair. Cacing kepala martil tidak memiliki anus & mengeluarkan kotorannya melalui mulut.  

Jika makanan di habitatnya sedang langka, cacing kepala martil bisa berhenti makan untuk sementara waktu. Hewan bertubuh panjang ini diketahui bisa hidup selama berminggu-minggu tanpa makanan. Selama berpuasa, tubuh cacing kepala martil akan nampak sedikit mengecil. Bukan hanya itu, cacing kepala martil juga bisa menyerap sel-sel tubuhnya sendiri sebagai sumber makanan darurat.

Seperti halnya cacing planaria yang hidup di air, cacing kepala martil juga bisa berkembang biak melalui fragmentasi / memutus bagian tubuhnya sendiri. Setiap bulannya, cacing ini akan memutus ujung ekornya sendiri untuk berkembang biak. Potongan ekor tersebut kemudian akan menumbuhkan kepala baru dalam rentang waktu seminggu & kemudian berkembang menjadi individu cacing baru.

Cacing kepala martil juga bisa berkembang biak dengan cara bertelur. Tidak diketahui apakah cacing ini bisa mengeluarkan telur secara mandiri / harus kawin terlebih dahulu dengan cacing lain. Cacing kepala martil mengeluarkan telur-telurnya dalam semacam kantong telur / kokon. Telur-telur tersebut memerlukan waktu 3 minggu untuk menetas.


Cacing kepala martil dengan tubuh berwarna belang. (speedywho / pinterest.com)


PREDATOR YANG MENGINVASI DUNIA

Cacing kepala martil bukanlah hewan yang berbahaya bagi manusia. Di alam liar, hewan ini diperkirakan tidak memiliki musuh alamiah & hanya dimakan oleh sesama cacing kepala martil. Pasalnya cacing ini menghasilkan racun saraf (neurotoxin) yang bersifat mematikan jika sampai termakan. Racun cacing ini memiliki kemiripan dengan racun yang dihasilkan oleh ikan buntal, salah satu ikan paling beracun di dunia.

Bagi mereka yang gemar berkebun, cacing kepala martil membawa dampak positif sekaligus negatif. Positif karena hewan ini membantu memakan hewan hama semisal siput. Negatif karena hewan ini juga kerap memakan cacing tanah, hewan yang notabene memiliki peran amat penting bagi kesuburan tanah. Sebagai akibatnya, di Amerika Utara hewan ini dikategorikan sebagai hewan invasif yang membahayakan fauna asli setempat.

Karena cacing kepala martil memiliki dampak negatif bagi kesuburan tanah, tidak jarang ada orang yang mencoba membasmi cacing ini saat mereka menampakkan diri. Cacing kepala martil sendiri pada dasarnya merupakan hewan yang mudah dibunuh. Mereka bisa dibasmi dengan cara ditaburi memakai garam atau cuka. Mereka juga bisa mati jika disemprot memakai minyak sitrus.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Rhabditophora
Ordo : Tricladida
Famili : Geoplanidae
Genus : Bipalium



REFERENSI

Helmenstine, A.M.. 2019. "Horrifying Hammerhead Worms".
(www.thoughtco.com/hammerhead-worm-facts-4178101)

Marshall, L.. " How to Get Rid of Hammerhead Worms? [2 Simple Ways]".
(gardenerpick.com/how-to-get-rid-of-hammerhead-worms/)

P.M. Choate & R.A. Dunn. 1998. "Land Planarians".
(entnemdept.ufl.edu/creatures/misc/land_planarians.htm)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.