Kelabang Pemakan Kelelawar dari Amerika Selatan



Seekor kelabang raksasa Brazil. (leandromoraes / inaturalist.org)

Kelelawar adalah hewan terbang, sementara kelabang adalah hewan darat. Dengan melihat kedua hal tersebut, rasanya sulit membayangkan kalau kelelawar bisa dimangsa oleh kelabang / lipan. Faktanya, kelelawar ternyata benar-benar bisa dimangsa oleh kelabang. Kelabang raksasa Brazil adalah kelabang yang diketahui memiliki kemampuan unik tersebut.

Kelabang raksasa Brazil (Brazilian giant centipede; Scolopendra viridicornis) adalah spesies kelabang yang berasal dari Brazil. Habitat utama mereka adalah kawasan hutan Amazon, namun mereka kadang-kadang juga ditemukan berada di dalam bangunan. Nama "raksasa" pada kelabang ini diberikan karena panjang tubuhnya bisa mencapai 15 cm lebih.

Selain dengan nama kelabang raksasa Brazil, kelabang ini juga dikenal dengan nama "kelabang raksasa Amazon" (Amazonian giant centipede). Namun perlu diperhatikan kalau nama tersebut juga digunakan untuk menyebut kelabang dari spesies Scolopendra gigantea, salah satu spesies kelabang terbesar di dunia yang panjang tubuhnya bisa mencapai 30 cm.

Layaknya spesies kelabang lainnya, kelabang raksasa Brazil memiliki tubuh yang panjang & beruas-ruas. Pada masing-masing ruas, terdapat 1 pasang kaki di kedua sisi tubuhnya. Kepalanya memiliki sepasang antena yang panjang & lentur, sementara ujung ekornya dilengkapi dengan sepasang kaki panjang. Warna kelabang ini bervariasi, namun kelabang raksasa Brazil umumnya memiliki tubuh berwarna cokelat atau merah dengan kaki berwarna jingga.

Kelabang raksasa Brazil juga memiliki racun, di mana racun tersebut dihasilkan oleh sepasang organ menyerupai taring yang bernama "forcipule". Forcipule aslinya adalah kaki depan kelabang yang bentuknya lebih besar dibandingkan kaki-kaki kelabang lainnya. Karena forcipule memiliki ujung yang tajam & ukuran yang besar, forcipule bisa digunakan oleh kelabang untuk memegangi mangsa sambil menyuntikkan racunnya.


Kelabang raksasa Brazil yang sedang memakan tikus. (Sofia Villalpando / twitter.com)


PEMANGSA HEWAN TERBANG

Sekarang mari kita bicara soal perilaku makan kelabang ini. Kelabang raksasa Brazil adalah hewan karnivora yang pada dasarnya mau memakan hewan apapun selama hewan tersebut ukurannya tidak berbeda jauh darinya. Menariknya, kelelawar yang notabene merupakan hewan terbang ternyata juga menjadi mangsa dari kelabang ini.

Saat kelelawar sedang tidur, kelabang raksasa Brazil akan memanjat ke lokasi tempat bertenggernya kelelawar ini. Ketika ia sudah berada dalam jangkauan serangnya, kelabang raksasa Brazil secara tiba-tiba akan menyergap kelelawar tadi. Ia kemudian menyuntikkan racun ke bagian leher kelelawar supaya mangsanya tersebut segera lumpuh.

Supaya kelelawar semakin sulit melepaskan diri, kelabang raksasa Brazil akan melilitkan badannya pada kelelawar sambil terus menyuntikkan racunnya. Saat kelelawar sudah tidak lagi meronta-ronta, barulah kelabang ini menggeregoti daging kelelawar.

Hebatnya lagi, selain bisa menyergap kelelawar yang sedang bertengger, kelabang raksasa Brazil juga bisa menangkap kelelawar yang sedang terbang. Untuk melakukannya, kelabang akan memanjat hingga berada di langit-langit gua. Sesudah itu, kelabang akan mengangkat bagian depan tubuhnya hingga terjuntai bebas di udara.

Saat gerombolan kelelawar beterbangan melalui terowongan gua, akan ada kelelawar yang tanpa sengaja bertabrakan dengan kelabang. Saat hal itu terjadi, kelabang akan langsung menyergap kelelawar tadi & kemudian melumpuhkannya dengan memakai racunnya.


Kelabang raksasa Brazil yang sedang memakan kelelawar di langit-langit rumah. (scielo.br)


HEWAN BERACUN YANG MANJUR

Tidak diketahui siklus hidup dari kelabang ini. Namun kalau melihat siklus hidup spesies kelabang lain yang berasal dari genus Scolopendra, kelabang raksasa Brazil diperkirakan memiliki perilaku mengasuh anak saat berkembang biak.

Seusai bertelur, kelabang betina akan mengerami telurnya dengan cara melingkarkan badannya di sekeliling telur. Kelabang betina juga membersihkan telur-telurnya secara berkala memakai mulutnya supaya telurnya bebas dari jamur. Saat telurnya menetas, kelabang betina akan tetap mengerami anak-anaknya hingga mereka sudah cukup kuat untuk mencari makan sendiri.

Racun kelabang raksasa Brazil bisa menewaskan hewan sebesar tikus hanya dalam waktu kurang dari 1 menit. Kalau untuk manusia, racun kelabang raksasa Brazil tidak bersifat mematikan. Namun racun kelabang ini tetap tidak bisa dipandang sebelah mata karena orang yang tergigit bisa mengalami demam.

Menariknya, meskipun kelabang raksasa Brazil merupakan hewan yang berbahaya, kelabang ini banyak dicari-cari oleh penduduk tradisional di pedalaman Brazil. Pasalnya kelabang ini bisa diolah menjadi obat tradisional untuk menghilangkan rasa sakit. Ilmuwan sekarang juga tengah menjajaki kemungkinan untuk memanfaatkan kelabang ini sebagai senyawa penangkal bakteri.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Chilopoda
Ordo : Scolopendromorpha
Famili : Scolopendridae
Genus : Scolopendra
Spesies : Scolopendra viridicornis



REFERENSI

A.C. Srbek-Araujo, dkk.. 2012. "Predation by the centipede Scolopendra viridicornis (Scolopendromorpha, Scolopendridae) on roof-roosting bats in the Atlantic Forest of southeastern Brazil".

B. Rates, dkk.. 2007. "Venomic analyses of Scolopendra viridicornis nigra and Scolopendra angulata (Centipede, Scolopendromorpha)".

E. Chaparo & P. I. Junior. 2016. "Lacrain: the first antimicrobial peptide from the body extract of the Brazilian centipede Scolopendra viridicornis".

J. Noronha, dkk.. 2015. "Predation of bat (Molossus molossus: Molossidae) by the centipede Scolopendra viridicornis (Scolopendridae) in Southern Amazonia".
(www.scielo.br/j/aa/a/STMFwkJSXsStL8zD5fBNsdJ/?lang=en)

Meshew, C.. 2001. "Scolopendra gigantea".
(animaldiversity.org/accounts/Scolopendra_gigantea/)

P. Myers, dkk.. 2021. "Scolopendra viridicornis".
(animaldiversity.org/accounts/Scolopendra_viridicornis/classification/)

Uniprot. " Taxonomy - Scolopendra viridicornis nigra (Brazilian giant centipede)".
(www.uniprot.org/taxonomy/486497)

 






COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.